KLIK gambar untuk menutup Iklan

Monday, June 10, 2019

ANALISA KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL PEMALANG BATANG


ANALISA KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL
PEMALANG BATANG



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Evaluasi Proyek
Evaluasi proyek merupakan metode pengevaluasian alternatif-alternatif dengan cara yang mudah dan dapat dipahami. Evaluasi proyek merupakan suatu sistem analisis yang membandingkan biaya-biaya dan manfaat-manfaat sebagai alat untuk menilai kewajaran dari usulan proyek. Tujuan evaluasi proyek pada dasarnya adalah untuk mengetahui atau menilai kelayakan dari suatu, apakah 6 menguntungkan atau tidak bila dilaksanakan. Perencanaan dan penganalisaan proyek agar efektif perlu mempertimbangkan banyak hal secara bersama-sama untuk menentukan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi. Aspek-aspek dalam evaluasi proyek yang harus diperhatikan antara lain adalah aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, dan ekonomi Negara (Husnan dan Suwarsono, 2000). Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah analisis proyek terhadap aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansial.
1.2 Jenis – Jenis Evaluasi Proyek
Evaluasi proyek terdiri atas beberepa jenis, meliputi :
a)      Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan.
b)      Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun
c)      Evaluasi terhadap proyek yang telah dioperasionalisasikan.
d)     Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir.

1.3 Tujuan Evaluasi Proyek
Evaluasi proyek dilakukan untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari keterlanjuran investasi modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.



BAB II
PEMBAHASAN
Jalan Pantai Utara atau sering disebut Pantura merupakan jalan nasional yang letaknya disepanjang bagian utara pulang Jawa. Seiring dengan pertumbuhan lalu lintas yang semakin meningkat akan menyebabkan beban yang diterima oleh jalan Pantura semakin besar. Oleh sebab itu, perlu alternatif jalan lain berupa jalan tol sehingga beban yang diterima jalan Pantura menjadi berkurang. Jalan tol Pemalang – Batang direncanakan akan dibangun sepanjang 39.2 km. Namun melihat perkembangannya mengenai sulitnya pembebasan lahan hingga saat ini rasanya perlu dilakukan kajian terhadap kelayakan pembangunan tol ruas Pemalang–Batang ini.





2. 1 Analisa Lalu Lintas Yang Teralihkan Ke Jalan Tol
Besarnya volume lalu lintas yang teralihkan ke jalan tol dianalisis dengan menggunakan kurva pengalihan (diversion curve) yang menggambarkan hubungan dari dua alternative pemilihan rute yaitu jalan tol dan jalan non tol. Ada 3 macam kurva diversi yang digunakan, yaitu :
1. Kurva Rasio Waktu Perjalanan
2. Kurva Pengalihan Waktu Perjalanan dan Jarak yang Dihemat
3. Kurva Diversi Selisih Biaya Jalan
2.2 Biaya Operasional Kendaraan
Biaya operasional adalah persamaan yang memperkirakan biaya kecepatan kendaraan, bahan bakar, roda kendaraan, pemakaian onderdil dan biaya operasi lainnya pada kondisi dan karakteristik jalan. BOK terdiri atas beberapa komponen, yaitu :
1. Biaya tidak tetap (Running cost)
2. Biaya tetap (Fix cost)
Metode yang digunakan untuk perhitungan merupakan rumus dari PCI Model.

2.3 Nilai Waktu
Nilai waktu didefenisikan sebagai jumlah uang yang besedia dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat waktu perjalanan (Henser, 1989). Perhitungan nilai waktu menggunakan teori Herbert Mohring.
2.4 Analisa Kelayakan Ekonomi
Kelayakan ekonomi pada pengembangan suatu jaringan jalan dipandang dari sisi Pemerintah harus tetap memberikan sisi manfaat kepada masyarakat. Aspek-aspek yang mempengaruhi dalam menganalisa kelayakan ekonomi adalah manfaat proyek, seperti: penghematan BOK, penghematan nilai waktu, dan penghematan biaya kecelakaan.

2.5 Analisa Kelayakan Finansial
Aspek finansial adalah salah satu aspek yang digunakan dalam menilai rencana investasi suatu proyek komersial. Aspek-aspek yang mempengaruhi dalam menganalisa kelayakan finansial adalah:
1. Biaya-biaya proyek
2. Tarif tol
3. Biaya operational-maintenance
Metode yang digunakan untuk menentukan kelayakan finansial ada 3 yaitu:
1. Benefit Cost Ratio (BCR)
2. Net Present Value (NPV)
3. Internal Rate of Return (IRR) 4. Payback Period (PP)

2.6 Analisa Sensitivitas
Analisis kepekaan dilakukan dengan meninjau perubahan terhadap prakiraan nilai komponen-komponen berikut:
a. Suku bunga diskonto (discount rate)
b. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
c. Pertumbuhan lalu lintas (traffic growth rates)
d. Biaya pembangunan (construction cost)
e. Dengan dan tanpa biaya pengadaan tanah
f. Komponen lainnya sesuai dengan kebutuhan proyek


3.1 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Evaluasi Kinerja Jalan Eksisting
Perhitungan LHR tahun rencana
LHR0 = 65544,8 smp/hari (LHR tahun 2014)
i = 4,688%
n = 30 tahun
LHRn = LHR0 (1+i)n
dimana :
LHRn = LHR tahun ke-n
LHR0 = LHR awal tahun rencana
n = Umur rencana
i = Faktor pertumbuhan lalu lintas
LHRn = 65544,8 (1+4,688/100) 30
LHRn = 259076,605 smp/hari

Kapasitas Jalan
C = C0 x FCw x FCSP x FCSF
dimana :
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
C = 7600 x 1,03 x 1,00 x 0,93
C = 7280,04 smp/jam

Derajat Kejenuhan
DS =
dimana :
 DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
DS  = 1,483
Dari hasil perhitungan derajat kejenuhan di atas didapatkan bahwa DS = 1,483 > 0,75 sehingga dapat disimpulkan bahwa jalan sudah tidak mampu melayani kendaraan yang melewatinya pada tahun 2044.

B. Analisa Pra-FS
Konversi nilai rupiah pada Pra-FS dihitung dengan menggunakan kalkulator kurs Bank Indonesia pada alamat http://www.bi.go.id/id/moneter/kalkulator-kurs/Default.aspx. Konversi Pra-FS ke nilai sekarang dilakukan pada beberapa komponen, yaitu:
1.    Biaya-biaya proyek
Konversi nilai rupiah biaya-biaya proyek ditunjukkan oleh Tabel 1.
Uraian
Nilai Tahun 2010
Nilai Tahun 2015
Tanah
180.168.000.000
261.399.399.573
Desain
29.506.000.000
42.809.215.149
Konstruksi
2.269.661.000.000
3.292.971.130.277
Peralatan Tol
34.046.000.000
49.396.141.140
Supervisi
38.584.000.000
55.980.165.367
Eskalasi
559.429.000.000
811.655.814.051
Kontingensi
115.185.000.000
167.117.855.828
PPN 10%
304.641.000.000
441.992.887.027
Overhead
58.834.000.000
85.360.176.437
Financial Cost
68.967.000.000
100.061.788.892
IDC
418.173.000.000
606.712.463.415
Jumlah
4.077.195.000.000
5.915.457.037.156

2.      Tarif tol Konversi nilai rupiah tarif tol ditunjukkan oleh Tabel 2.
Golongan
Tarif Tol / km

Tahun 2010
Tahun 2015



Golongan I
839
1.197

Golongan II
1.259
1.863

Golongan III
1.678
2.395

Golongan IV
2.098
3.060

Golongan V
2.517
3.725




3.      Biaya Operational – Maintenance (OM) Konversi nilai rupiah tarif tol ditunjukkan oleh Tabel 3.

Tahun
Biaya OM
Tahun
Biaya OM

ke-
Tahun 2010
Tahun 2015
ke-
Tahun 2010
Tahun 2015

1
80.156.000.000
116.811.769.674
14
312.189.000.000
454.954.707.845

2
168.659.000.000
245.787.667.306
15
325.388.000.000
474.189.681.458

3
174.520.000.000
254.328.934.036
16
339.511.000.000
494.771.205.223

4
180.790.000.000
263.466.238.764
17
365.326.000.000
534.489.666.295

5
188.795.000.000
275.131.968.382
18
381.496.000.000
558.147.160.923

6
195.975.000.000
285.595.420.883
19
398.797.000.000
583.459.363.446

7
221.666.000.000
323.035.053.283
20
417.966.000.000
611.504.540.659

8
230.177.000.000
335.438.179.423
21
568.116.000.000
831.181.277.103

9
238.972.000.000
348.255.180.146
22
603.572.000.000
883.055.125.596

10
248.728.000.000
362.472.651.411
23
637.411.000.000
932.563.224.679

11
259.155.000.000
377.667.974.567
24
661.677.000.000
968.065.560.341

12
277.179.000.000
403.934.446.667
25
687.642.000.000
1.006.053.615.308

13
299.415.000.000
436.339.088.986
26
716.409.000.000
1.048.141.132.310

Konversi nilai rupiah di atas selanjutnya akan digunakan pada perhitungan analisa kelayakan ekonomi, analisa kelayakan finansial, dan analisa sensitivitas.

C. Analisa Lalu Lintas
Kecepatan Kendaraan
Dari hasil survai kecepatan didapatkan kecepatan kendaraan untuk masing-masing golongan sebagai berikut :
1. Gol I : 43,915 km/jam
2. Gol IIA : 33, 535 km/jam
3. Gol IIB : 27,267 km/jam

Perhitungan BOK
Dari perhitungan BOK dengan menggunakan rumus PCI Model didapatkan hasil yang ditunjukkan oleh Tabel 4 sebagai berikut :
Golongan Kendaraan
Jalan Tol
Jalan Non Tol
Gol I
Rp 40.898,77
Rp 40.922,26
Gol IIA
Rp 130.847,95
Rp 170.084,66
Gol IIB
Rp 163.418,03
Rp 215.936,93

Perhitungan Nilai Waktu
Dari hasil perhitungan nilai waktu didapatkan hasil yang ditunjukkan oleh Tabel 5 sebagai berikut :
Golongan
Nilai Waktu (Rupiah/kendaraan)
Selisih Nilai Waktu

Jalan Tol
Jalan Non Tol
(Rupiah/ kendaraan)



Gol IA
6020,63
11751,23
5730,60

Gol IIA
9081,66
23212,48
14130,82

Gol IIB
6746,32
21206,92
14460,60


D. Analisa Lalu Lintas Yang Teralihkan Ke Jalan Tol
Analisa lalu lintas yang teralihkan ke jalan tol ditentukan dengan menggunakan kurva disversi. Ada 3 macam kurva diversi yang digunakan, yaitu :
1.      Kurva diversi rasio waktu perjalanan



















2.      Kurva diversi waktu dan jarak yang dihemat
















3.      Kurva diversi selisih biaya perjalanan















Dari ketiga perhitungan kurva diversi tersebut diambil nilai yang paling kecil karena mempunyai resiko yang paling besar yang ditunjukkan Tabel 6.
Golongan
Lalu Lintas Teralihkan (%)
Gol I
55
Gol IIA
86,67
Gol IIB
91,67

E. Analisa Kelayakan Ekonomi
Penghematan biaya operasional kendaraan
Berikut ini adalah hasil analisa dari penghematan BOK yang ditunjukkan oleh Tabel 7.
Golongan Kendaraan
Selisih BOK
Gol I
Rp 23,49
Gol IIA
Rp 39.237,66
Gol IIB
Rp 52.518,90

Penghematan nilai waktu
Berikut ini adalah hasil analisa dari penghematan nilai waktu yang ditunjukkan oleh Tabel 8.
Golongan
Selisih Nilai Waktu
Saving Time

(Rupiah)
(Jam)
(Menit)



Gol IA
5730,60
0,512
27,984

Gol IIA
14130,82
0,391
45,746

Gol IIB
14460,60
0,318
63,018


Penghematan biaya kecelakaan
Data kecelekaan yang dipakai adalah data kecelakaan dari jalan Pantura Kanci–Pejagan karena dianggap mempunyai karakteristik yang hampir mirip dengan jalan Pantura Pemalang–Batang. Hasil penghematan biaya kecelakaan ditunjukkan oleh Tabel 9.








Rata-rata Biaya
Tahun
Posisi
             Total Biaya Kecelakaan
Kecelakaan per Tahun




(Rp/th/km)
2005

23.916.145.314


2006
Sebelum
24.896.023.924


2007
Operasional
27.990.387.210
141.231.023.993
807.034.423
2008
Tol
33.888.741.718


2009

30.539.725.826


2010

18.538.209.033


2011
Setelah
25.088.727.058


2012
Operasional
20.329.188.665
133.642.495.483
763.671.403
2013
Tol
38.850.890.455


2014

30.835.480.272



Dari ketiga parameter yaitu BOK, nilai waktu, dan biaya kecelakaan dapat disimpulkan bahwa terjadi penghematan pada masing-masing parameter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jalan tol Pemalang – Batang layak secara ekonomi.

F. Analisa kelayakan finansial
Dari perhitungan cash flow antara pendapatan dan pengeluaran yang didapat selama umur rencana jalan tol Pemalang – Batang diperoleh hasil yang ditunjukkan Tabel 10 sebagai berikut.

Parameter
Hasil
Syarat

NPV
Rp4.301.297.387.339,00
+

BCR
1,787
>1

IRR
23,23%
>faktor diskonto = 15,50 %

PP
8 tahun 7 bulan 16 hari
<umur rencana = 30 tahun

NPV = 0
13 tahun 7 bulan 23 hari
<umur rencana = 30 tahun

Dari Tabel 10 diketahui bahwa semua parameter memenuhi syarat sehingga dapat dikatakan jalan tol Pemalang – Batang layak secara finansial.




G. Analisa Sensitivitas
Perubahan Penurunan Pendapatan
Pada analisa sensitivitas ini diasumsikan proyek mengalami penurunan pendapatan. Besarnya penurunan pendapatan diperoleh dengan cara trial error. Dari Gambar 6 diperoleh batasan penurunan pendapatan yaitu 44,032 %.








Perubahan Suku Bunga Tarif Tol
Pada analisa sensitivitas ini diasumsikan proyek mengalami perubahan suku bunga pada tarif tol. Besarnya perubahan suku bunga diperoleh dengan cara trial error. Gambar 7 diperoleh bahwa perubahan suku bunga tarif tol tidak mempengaruhi kelayakan tol selama umur rencana.










Perubahan Tahun Pemasukan Pendapatan
Pada analisa sensitivitas ini diasumsikan proyek mengalami perubahan tahun pemasukan pendapatan diakibatkan oleh lamanya pembebasan lahan. Besarnya perubahan diperoleh dengan cara trial error. Dari Gambar 8 diperoleh bahwa batas awal tahun pemasukan pendapatan adalah pada tahun ke-21.










Perubahan Terhadap Kenaikan Biaya Investasi
Pada analisa sensitivitas ini diasumsikan proyek mengalami kenaikan biaya investasi. Besarnya perubahan diperoleh dengan cara trial error. Dari Gambar 9 diperoleh bahwa batas kenaikan biaya investasi adalah pada 78,673 %.


















BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Berdasarkan hasil perhitungan pada saat ini jalan Pantura ruas Pemalang-Batang dengan menggunakan tingkat pertumbuhan 4,688%, jalan Pantura sudah tidak mampu menampung beban arus lalu lintas pada tahun 2030 dengan DS sebesar 0,781.
2.      Rincian kelayakan ekonomi jalan tol Pemalang – Batang adalah sebagai berikut :
a. Terjadi penghematan biaya operasional kendaraan sebesar Rp 23,49 untuk Gol I, Rp 39.237,66 untuk Gol IIA dan Rp52.518,90 untuk golongan IIB.
b. Terjadi penghematan waktu tempuh kendaraan dengan sebesar 27,98 menit untuk Golongan I, 45,745 untuk golongan IIA dan sebesar 63,02 menit untuk golongan IIB.
c. Terjadi penurunan biaya kecelakaan sebesar Rp 43.363.019,00/tahun/km pada jalan Pantura dimana sebelum adanya tol sebesar Rp 807.034.423,00/tahun/km, sedangkan setelah adanya tol sebesar 763.671.404,00/tahun/km.
Dengan demikian jalan tol Pemalang – Batang secara ekonomi layak untuk dibangun.
3.      Rincian kelayakan finansial jalan tol Pemalang – Batang adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan perhitungan Net Present Value didapatkan nilai positif sebesar Rp 4.301.297.387.339,00
b. Berdasarkan perhitungan Benefit-Cost Ratio didapatkan nilai >1 yaitu sebesar 1,787
c. Berdasarkan perhitungan Internal Rate of Return (IRR) didapatkan nilai >15,50% yaitu sebesar 23,226%
d. Berdasarkan perhitungan payback period didapatkan pengembalian terjadi dalam waktu 8 tahun 7 bulan 16 hari yang masih berada dalam umur rencana 30 tahun
e. Berdasarkan perhitungan NPV didapatkan NPV=0 pada waktu 13 tahun 7 bulan 23 hari yang masih berada dalam umur rencana 30 tahun
Dengan demikian jalan tol Pemalang – Batang secara finansial layak untuk dibangun.
4.      Hasil dari analisa sensitivitas adalah sebagai berikut :
a. Batas persentase penurunan pendapatan adalah sebesar 44,032%
b. Tidak Batang layak walaupun tidak ada kenaikan tarif tol selama umur rencana
c. Batas tahun awal pemasukan pendapatan adalah tahun ke-21 dari umur rencana
d. Ada batas perubahan suku bunga tarif tol sehingga jalan tol Pemalang.
e. Batas kenaikan biaya investasi adalah sebesar 78,673%
5.      Berdasarkan perhitungan nilai waktu didapatkan penghematan nilai waktu antara jalan tol dan jalan Pantura yaitu :
Rp 5.730,60 (27,98 menit) untuk Golongan I
Rp 14.130,82 (45,745 menit) untuk golongan IIA
Rp 14.460,60 (63,02 menit) untuk golongan IIB.

SARAN
Berdasarkan hasil analisis, maka penulis dapat menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Pembangunan jalan tol Pemalang-Batang harus segera dimulai pembangunannya melihat proyeksi arus lalu lintas di jalan Pantura yang semakin tinggi.
2.      Pemerintah dapat segera menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan.
3.      Pemilik investasi harus benar-benar melakukan perhitungan yang sangat teliti dan memperhatikan batasan parameter finansial yang ada agar tidak mangalami kerugian.


















DAFTAR PUSTAKA
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 11 – 24 Online diakses pada tanggal 24 Mei 2019 di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts