KLIK gambar untuk menutup Iklan

Tuesday, March 24, 2015

AKUNTANSI MANAJEMEN - Budgeting: Preparing Master Budget, Static Budget, and Flexible Budget

AKUNTANSI MANAJEMEN

Budgeting: Preparing Master Budget, Static Budget, and Flexible Budget  

Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan terhadap rencana pelaksanaan. Budget biasanya termasuk aspek finansial dan non finansial dari suatu rencana, dan membantu sebagai blueprint bagi perusahaan untuk melakukan pekerjaan di masa depan. Fainsial budget mengukur nilai yang diharapkan oleh manajemen mengacu terhadap income, cash flow, dan posisi finansial perusahaan. Laporan keuangan bukan hanya mempersiapkan laporan periode yang telah lalu, tapi laporan keuangan juga bisa melakukan persiapan untuk periode ke depan, sebagai contoh budget untuk laba rugi, budget untuk laporan arus kas, dan budget untuk neraca keuangan. Berdasarkan Cost Accounting, 12th Edition by Horngren 2005 (pg 171) yang mendasari atas budget finansial adalah budget non finansial, seperti jumlah unit yan diproduksi atau terjual, jumlah karyawan, dan angka dari produk baru yang sedang diluncurkan ke pasar. 
Master budget adalah ringkasan dari proyek finansial dari semua budget perusahaan, yang membantu manajemen menggambarkan rencana operasi dan finansial perusahaan untuk periode tertentu dan ini sudah termasuk semua bentuk laporan keuangan perusahaan. Master budget adalah suatu rencana yang telah ditandai oleh perusahaan untuk diselesaikan pada periode budget tersebut.
Master budget dikembangkan dari keputusan operasi dan finansial yang dibuat oleh manajer. Keputusan operasi berhubungan dengan bagaimana menggunakan sumberdaya dari perusahaan yang terbatas sebaik mungkin, sedangkan keputusan finansial berhubungan dengan bagaimana mendapatkan sumber pendanaan untuk memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan.

Penyusunan Induk Anggaran (Master Budget)
Induk Anggaran (Master Budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode yang mencakup satu tahun atau kurang.
Induk Anggaran terdiri atas dua komponen utama, yakni:
(1)               Anggaran operasi, dan
(2)               Anggaran keuangan
Anggaran Operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan.
Anggaran Keuangan memperlihatkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang terencana.
Induk Anggaran untuk sebuah perusahaan pabrikasi akan berisi anggaran berikut :
Induk Anggaran
Anggaran Operasi
Anggaran Keuangan
Angg. Penjualan
Anggaran pengeluaran modal
Angg. Produksi
Anggaran Kas
Angg. Bhn.  Baku Langsung
Laporan Laba Rugi dianggarkan
Angg. Tenaga Kerja Lgs
Neraca Dianggarkan.
Angg. Overhead pabrikasi

Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.

Angg. Beban Penjualan  & Adm.


Operating dan Financial Budget

Forecasting budget adalah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, serta berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu saat yang akan datang.

            Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa forecasting budget terdiri dari dua kelompok budget, yaitu :
  1. Operating budgeting ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang.
  2. Financial budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang.
OPERATING BUDGET
Operating  budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang. Pada dasarnya kegiata-kegaiatn perusahaan selama periode tertentu itu meliputi dua sektor, yaitu:
1. Sektor penghasilan (revenues), ialah pertambahan aktiva perusahaan yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tetapi bukan karena penambahan setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambah utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan, penghasilan dapat dibedakan menjadi dua subsektor, yaitu :
a)      Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating Revenues), ialah penghasilan yang diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
b)      Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues), ialah penghasilan yang diterima perusahaan, yang tidak berasal dan tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari usaha sampingan perusahaan.
2. Sektor Biaya (Expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan) modal oleh para pemiliknya, dan  bukan pula merupakan pengurangan aktiva perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perushaan, biaya dapat dibedakan menjadi dua sub-sektor, yaitu :
a)      Sub-sektor Biaya Utama (Operating Expenses), ialah biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan, yang berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
b)      Sub-sektor Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses), ialah biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
Atas dasar kelengkapan isinya, Income Statement Budget dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
  1. Master Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, seperti misalnya taksiran-taksiran sementara, taksiran-taksiran tahunan dan sebagainya.
  2. Income Statement Supporting Budget (Budget Penunjang Rugi-Laba), ialah budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci.
Adapun budget-budget yang termasuk dalam Income Statement Supporting Budget ini antara lain ialah :
a)      Budget Penjualan (Sales Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang.
b)      Budget-budget Produksi yang merencanakan secara lebih terperinci tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di bidang produksi.
c)      Budget biaya administrasi (administration Expenses Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya kantor administrasi selama periode yang akan datang.
d)     Budget biaya Penjualan (Selling Expenses Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya bagian penjualan serta biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan selama periode yang akan datang.
e)      Budget Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penghasilan-penghasilan di luar usaha utama perusahaan selama periode yang akan datang.
f)       Budget Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya yang tidak berhubungan dengan usaha utama perusahaan selama periode yang akan datang.

FINANCIAL BUDGET
Financial budget merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suata saat tertentu yang akan datang. Atas dasar kelengkapan isinya, Balance Sheet Budget dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a.       Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca), ialah budget tentang posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci.
b.      Balance Sheet Supporting Budget (Budget Penunjang Neraca), ialah budget tentang aktiva (harta), tentang utang dan tentang modal sendiri, yang berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci.

TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN OPERATING BUDGET
(1)   Alternatif pertama, besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi. Ini berarti bahwa berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksikan perusahaan selama periode tersebut.
(2)   Alternatif kedua, besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan. Ini berarti bahwa jumlah barang yang akan diproduksikan perusahaan selama periode yang akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu dijual (dipasarkan) oleh perusahaan selama periode tersebut.
Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa apabila alternatif pertama yang terjadi, maka perusahaan harus menyusun budget unit yang akan diproduksi lebih awal daripada budget penjualan, sebab budget penjualan akan mengikuti apa yang direncanakan dalam budget unit yang akan diproduksikan tersebut.
Sebaliknya, apabila alternatif kedua terjadi, maka perusahaan harus menyusun budget penjualan lebih awal daripada budget unit yang akan diproduksikan, sebab budget unit yang akan diproduksikan akan mengikuti apa yang direncanakan dalam budget penjualan tersebut.

PENYUSUNAN FINANCIAL BUDGET
Dengan demikian jelaslah bahwa bilamana perusahaan akan menyusun financial budget, haruslah memperhatikan dan mempertimbangkan operating budgetnya. Atau dengan kata lain perkataan, operating budget harus disusun lebih awal daripada financial budget. Oleh sebab itu, Income Statement Supporting Budget harus sudah selesai disusun sebelum menyusun Balance Sheet Supporting Budget berserta Master Balance Sheet Budget perusahaan.

STATIC BUDGET  VS  FLEXIBLE BUDGET
Static Budget (anggaran statis) yaitu anggaran yang dibuat berdasarkan tingkat aktivitas yang sudah ditentukan. Sebagai contoh:
Anggaran Biaya Produksi
Unit produksi
5.000
Biaya bahan langsung  
1.400.000
Biaya TKL  
1.250.000
Overhead:

         Variabel :
            Perlengkapan  
            TKTL                
            Listrik dan air   
         Tetap:
           Penyusutan
           Asuransi
           Sewa

400.000
500.000
250.000

160.000
  30.000
100.000

Tingkat aktivitas yang direncanakan di atas adalah 5.000 unit. Jika unit produksi yang aktual adalah 5.000 unit, maka anggaran di atas layak digunakan untuk mengukut kinerja bagian produksi. Sebaliknya, jika unit yang terealisasi adalah kurang atau melebihi 5.000 unit maka perbedaan antara biaya aktual dengan aktual biaya tidak layak dipakai untuk mengukur keberhasilan kegiatan produksi.  Untuk lebih jelas Budget report produksi dapat dilihat sebagai berikut:
Laporan Kinerja (Budget Report)  Biaya Produksi

Aktual
Anggaran
Varian
Unit Produksi
5.000
4.800
200      F
Biaya bahan langsung  
Rp.  1.400.000
Rp. 1.340.000
60.000  U
Biaya TKL  
1.250.000
1.200.000
50.000  U
Overhead:



         Variabel :
            Perlengkapan               TKTL                 
            Listrik dan air   
         Tetap:
           Penyusutan
           Asuransi
           Sewa

400.000
490.000
250.000

160.000
  30.000
100.000

384.000
480.000
240.000

160.000
  30.000
100.000

16.000  U
10.000  U
10.000  U

0
0
0
Mengamati data biaya diatas, kinerja departemen produksi dinilai kurang karena menghasilkan U (unfavorable) sebesar Rp 146.000 (60.000 + 50.000 + 16.000 + 10.000 + 10.000). Tetapi penilaian ini kurang akurat karena dasar yang digunakan untuk mengevaluasi biaya-biaya tersebut adalah untuk tingkat kegiatan 4.800 unit produksi, sedangkan aktual produksi adalah 5.000 unit. Flexible budget (anggaran fleksibel) adalah anggaran yang disusun berdasarkan rentang  aktivitas.   Ini didasari oleh kenyataan bahwa pada tingkat aktivitas yang berbeda akan menimbulkan biaya yang berbeda pula, khususnya pada biaya variabel. Adapun biaya tetap tidak akan berubah selama aktivitas berada pada rentang aktivitas yang sudah ditetapkan.

Anggaran Biaya Produksi
Biaya Produksi
Biaya variabel per unit
Rentang aktivitas (unit)
4.800
5.000
5.200
Variabel :
            Biaya bahan langsung

280

1.344.000

1.400.000

1.456.000
            Biaya TKL  
250
1.200.000
1.250.000
1.300.000
            Overhead variabel:




                     Perlengkapan  
TKTL                                                       Listrik dan air   

Overhead Tetap:
           Penyusutan
           Asuransi
           Sewa
 80
100
 50
Rp.760


384.000
480.000
240.000
     3.648.000

160.000
  30.000
100.000
290.000
3.938.000
400.000
500.000
250.000
3.800.000

160.000
  30.000
   100.000
290.000
4.090.000
416.000
520.000
260.000
3.952.000

160.000
  30.000
   100.000
290.000
4.242.000

Sebagai alat pengendalian, anggaran fleksibel sangat berguna karena memungkinkan manajer untuk menghitung biaya yang harus dikeluarkan pada berbagai tingkat aktivitas.  Anggaran fleksible dapat membantu pengguna untuk menilai tingkat efisiensi manajer karena biaya aktual dan biaya yang direncanakan dibandingkan pada tingkat aktivitas yang sama.  Berikut ini dapat kita aplikasi anggaran fleksibel pada penyusunan laporan kinerja  (budget report):


Aktual
Anggaran
Varian
Unit Produksi
5.000
5.000

Biaya bahan langsung  
Rp.  1.400.000
Rp. 1.400.000
0
Biaya TKL  
1.250.000
 1.250.000
0
Overhead:



         Variabel :
            Perlengkapan                                 TKTL                 
            Listrik dan air   
         Tetap:
           Penyusutan
           Asuransi
           Sewa

400.000
490.000
250.000

160.000
  30.000
100.000

400.000
500.000
250.000

160.000
  30.000
100.000

0
10.000  F
0

0
0
0

Berbeda dengan hasil evaluasi pada anggaran statis, anggaran fleksibel menunjukkan bahwa manajer telah sukses mengendalikan biaya produksi. Pada tingkat aktivitas 5.000 unit, perusahaan dapat melakukan penghematan biaya TKTL sebesar Rp 10.000,-

The Measure of Activity
            Dalam menyusun flexible budget,  perlu ditetapkan activity base yang mempengaruhi overhead cost.  Dalam  lingkungan tradisional, perusahaan biasanya memilih unit produksi sebagai activity base dari overhead cost, tetapi beberapa perusahaan seringkali memilih selain dari unit produk (units of production) , seperti machine-hours (MH), atau direct labor-hours (DLH) untuk merencanakan dan mengendalikan overhead cost.  Sedikitnya ada tiga faktor penting dipertimbangkan untuk memilih activity base untuk overhead cost, yaitu:
  1. Harus ada keterkaitan antara activity base dengan overhead cost.
  2. Activity base tidak boleh diekspresikan dalam mata uang.
  3. Activity base harus simple dan mudah dipahami.
Sumber :
Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2005. Management Accounting. Cicinnati: South-Western College Publishing 

ARTIKEL EKONOMI TERKAIT LAINNYA KLIK DISINI!!!

No comments:

Post a Comment