KLIK gambar untuk menutup Iklan

Tuesday, March 24, 2015

AKUNTANSI KEUANGAN - KERANGKA KERJA KONSEPTUAL YANG MENDASARI AKUNTANSI KEUANGAN

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL YANG MENDASARI AKUNTANSI KEUANGAN

KERANGKA DASAR
Sebelum membahas mengenai kerangka kerja konseptual, terlebih dahulu kita harus memahami apa itu kerangka dasar. Kerangka dasar yaitu sebagai suatu system pemahaman  tentang beberapa tujuan dan landasan terpadu yang mampu merintis standar yang konsisten, dan menjelaskan sifat, fungsi dan batasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan berisikan konep-konsep dasar yang melanmdasai penysuunan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Tujuan Dari laporan keuangan itu sendiri adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kineerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
A.   Posisi Keuangan. Pada suatu entitas posisi keuangan akan menggambarkan sumber daya yang dikuasainya pada suatu waktu tertentu.
B.    Kinerja. Yaitu menunjukkan seberapa efektif dan efisien entitas dalam mendayagunakan sumber daya entitas.
C.   Perubahan posisi keuangan. Diperlukan untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi entitas selama periode laporan
D.   Catatan atas laporan keuangan. Adalah komponen laporan keuangan yang menampung catatan, skedul tambahan, dan informasi lainnya yang dianggap relevan

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) serupa dengan konstitusi (constitution); suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi ladasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual

        Pertama, agar bermanfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Sekelompok standar dan aturan-aturan yang koheren harus dihasilkan. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antarlaporan keuangan perusahaan.
          Kedua, masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada. Sulot, atau bahlan tidak mungkin bagi FASB untuk langsung menentukan perlakuan akuntansi yang tepat dalam situasi semacam itu. Akan tetapi, melalui pertimbangan yang baik dan dengan bantuan kerangka kerja konseptual yang diterima secara universal, para akuntan praktisi diharapkan fokus pada perlakuan yang rasional dan dapat diterima.

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual
          Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi telh mengembangkan serta mempublikasikan kerangka kerja konseptualnya sendirin, tetapi tidak ada kernagka kerja yang diterima secara universal dan diandalkan dalam praktek. suatu tinjauan pada kerangka kerja konseptual menunjukkan pada timgkat pertama, tujuan (objectives) mengidentifikasikan tujuan dan sasaran dari akuntansi dan tingkat kedua disajikan karakteristik kualitatif.

Tingkat Pertama : Tujuan Dasar
          Tujuan pelaporan keuangan (objectives of reporting) adalah untuk menyediakan informasi  : 1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi secara kredit; 2) untuk membantu investor dan kreditor yang ada dan potensial serta pemakai lainnya dalam dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan 3) tentang suber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan di dalamnya.

Tingkat Kedua : Konsep-Konsep Fundamental

Karakteristik kualitatif dari Informasi Akuntansi
        Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus diungkapkan, serta format penyajiannya melibatkan penentuan alternatif mana yang menyediakan informasi paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan (decision usefullness). FASb telah mengidentifikasikan karakteridstik kualititatif (qualitative caharacteristic) dari informasi akuntansi yang membedakan infomasi yang lebih baik dengan informasi yang inferior.

Pengambil keputusan (pemakai) dan kemampuan memahami
          Agar informasi menjadi bermanfaat, harus ada hubungan antara pemakai informasi dengan keputusan yang mereka buat. Kaitan ini yaitu kemampuan memahami, adalah kualiats informasi yang memunginkan pemakai merasakan signifikansi dari laporan tersebut.

Kualitas Primer : Relevansi dan Reliabilitas
        Relevansi. Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mempengarruhi keptusaan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan dengan keputusan yang diambil. Kemudian memiliki ketepatan waktu, memiliki nilai prediktif atau nilai umpan balik dan disajikan secara tepat waktu.
          Reliabilitas. Informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverivikasi, disajikan secara tepat serat bebas dari kesalahan dan bias. Daya uji (verifiability) ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapat hasil yang serupa. Ketepatan penyajian (representational faithfullness) berarti bahwa angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang beetul-betul ada dan terjadi. Netralitas (neutrality) berarti informasi tidak berpihak pada kepentingan tertentu.

Kualitas Sekunder : Komparabilitas dan Konsistensi
          Komparabilitas. Memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam peristiwa ekonomi antar perusahaan. Konsistensi, apabila suatu entitas telah menerapkan metode yang sama dari periode ke periode makan entitas tersebut dianggap telah konsisten dalam menggunalan standar akuntansi.

Unsur-Unsur Dasar
        Salah satu aspek penting dalam pengembangan struktur teoritis adalah unsur-unsur dasar (basic elemens) atau definisi yang akan dimasukkan kedalam suatu struktur. Unsur-unsur tersebut adalah :
1.    Aktiva
2.    Kewajiban / pasiva
3.    Ekuitas/modal
4.    Investasi oleh pemilik
5.    Distribusi kepada pemilik
6.    Laba komprehensif
7.    Pendapatan
8.    Baban
9.    Keuntungan
10. Kerugian


Tingkat ketiga : konsep-Konsep Pengakuan dan Pengukuran
Asumsi-Asumsi Dasar
1.   Asumsi Entitas Ekonomi. Mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasikan dengan unit pertanggungjwaban tertentu.
2.   Asumsi Kelangsungan Hidup (going concern assumption). Meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang.
3.    Asumsi unit moneter (monetary unit assumption). Mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi.
4.    Asumsi periodisasi (periodicity assumption). Menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan kedalam periode waktu artifisial.
Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
1.   Prinsip Biaya Historis (historical cost principle). Adalah dimana aktiva dan kewajiban diberlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi sesuai yang diwajibkan oleh GAAP.
2.   Prinsip Pengakuan Pendapatan (revenue recognition principle). Dimana pendapatan pada umumnya diakui jika : 1) telah direalisasi atau dapat direalisasi dan 2) telah dihasilkan.
3.   Prinsip Penandingan (matching principle). Adalah prinsip yang menyatakan usaha (beban) ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan) sepanjang hal ini rasional dan dapat diterapkan.
4.   Prinsip Perngungkapan Penuh (full disclosure principle). Adalah prinsip yang mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian.


Kendala
1.   Hubungan Biaya Manfaat (cost-benefit relationship). Yang harus diperhitungkan adalah : biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian informasi tersebut.
2.   Materialitas (materiality). Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah pemakaian seorang pemakai laporan keuangan.
3.    Praktek industri (industry practice). Dalam industri utilitas publik, aktiva tidak lancar dilaporkan terlebih dahulu dalam neraca untuk menunjukkan karakteristik industri utilitas yang padat modal.

4.    Konservatisme (conservatism). Memiliki arti : jika ragu, maka pilihlah solusi yang s angat kecil kemungkinannya akan menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba.


ARTIKEL EKONOMI TERKAIT LAINNYA KLIK DISINI!!!

No comments:

Post a Comment