Pasar Rusia
Ekonomi Rusia adalah ekonomi terbesar kesepuluh di dunia mengikut nilai ukuran
dasar dan keenam terbesar mengikut pariti kuasa beli (PBK). Rusia mempunyai kelimpahan gas
alam, minyak, arang batu, dan logam mulia. Hal ini juga kaya dalam pertanian.
Rusia telah mengalami perubahan ketara sejak runtuhnyaKesatuan Soviet, bergerak dari sebuah pusat ekonomi dirancang untuk lebih berasaskan pasaran dan global bersepadu ekonomi. Reformasi ekonomi pada 1990-an
industri yang paling penswastaan, dengan pengecualian pada tenaga dan sektor
pertahanan-berkaitan. Meskipun demikian, proses cepat penswastaan, termasuk
banyak dikritik "pinjaman-untuk-saham" skim yang diserahkan BUMN
besar untuk politik-menyambung "oligarki", telah meninggalkan
pemilikan sangat tertumpu. Pada 2011, ibu negara Rusia,Moscow, sekarang mempunyai penduduk
miliarder tertinggi dari setiap kota di dunia.
Pada akhir 2008 dan awal 2009, Russia
mengalami kemelesetan pertama selepas 10 tahun ekonomi meningkat, sampai
pertumbuhan stabil dilanjutkan pada akhir 2009 dan 2010. Walaupun kemelesetan
dalam, tapi singkat, ekonomi tidak seperti yang serius dipengaruhi oleh krisis keuangan global berbanding dengan sebahagian besar Eropah, terutama kerana integrasi dasar
makroekonomi jangka pendek yang membantu ekonomi bertahan hidup.
Rusia sebenarnya pasar potensial bagi produk-produk Indonesia. Ini
karena lebih dari 60 persen produk consumer good dan produk manufaktur
di negara ini masih harus diimpor. Sebagai negara kapitalis, Rusia sebenarnya
baru lahir pada 1991. Sebelumnya selama 70 tahun lebih pasar mereka dikontrol
ketat oleh negara. Sejak 1991 itulah Rusia mendatangkan produk-produk konsumsi
dari luar negeri. Saat ini misalnya, produk luar negeri menguasai 60 persen
pasar consumer good dan produk manufaktur lainnya.
Posisi neraca perdagangan Indonesia-Rusia berdasarkan data 2002
sebenarnya surplus. Tapi itu lebih diakibatkan minimnya produk Rusia yang masuk
ke Indonesia. Kendati surplus Indonesia hanya bermain pada angka 0,3 persen
dari keseluruhan neraca ekspor produk dunia ke Rusia.
Pola lain yang mendukung produk Indonesia masuk Rusia adalah imbal
dagang. Pembelian Sukhoi dan helikopter misalnya dapat membuka peluang terhadap
masuknya 30 komoditas Indonesia ke pasar Rusia. Karena dalam imbal dagang pihak
Rusia-lah yang menentukan produk yang mereka butuhkan senilai harga pesawat dan
peralatan tempur yang dibutuhkan Indonesia.
Pola imbal dagang bukan hal yang baru bagi Rusia. Untuk memenuhi 30
persen kebutuhan barang konsumen dalan negeri mereka Rusia menyediakannya
dengan imbal dagang. Bahkan imbal dagang ini menjadi motor penggerak ekonomi
ketika Rusia masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
No comments:
Post a Comment