KLIK gambar untuk menutup Iklan

Wednesday, June 1, 2016

Metode Analisis Data



A.    Macam-Macam Metode Analisis Data
Ada dua metode secara umum yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu analisis data secara kualitatif yang digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pada analisis ini tidak menggunakan alat statistik, akan tetapi dilakukan dengan menbaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia kemudian melakukan uraian dan penafsiran.
Analisis data secara kuantitatif digunakan pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Pada pendekatan seperti ini menggunakan alat statistik. Bila pendekatan menggunakan alat statistik berarti analisis data dilakukan menurut dasar-dasar statistik. Ada dua macam alat statistik yang digunakan yaitu:
1)      Statistik deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Termasuk dalam statistic deskriptif adalah penyajian data melalui table, grafik, diagram lingkaran, pictogram, pengukuran tendensi sentral, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui rata-rata dan standar deviasi, perhitungan prosentase.
a)      Frekuensi, merupakan salah satu ukuran dalam statistik deskriptif yang menunjukkan nilai sidtribusi data penelitian yang memiliki kesatuan kategori. Frekuensi suatu distribusi data penelitian dinyatakan dengan ukuran absolut (f) atau proporsi (%).
b)      Tendensi Sentral, merupakan ukuran dalam statistik deskriptif yang menunjukkan nilai sentral dari distribusi data penelitian. Tendensi sentral dapat dinyatakan dalam tiga ukuran, yaitu rata-rata (mean), median, dan modus.
c)      Dispersi, mengukur variasi data yang diteliti dari angka rata-ratanya. Perbedaan antara nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya disebut dengan deviasi.
2)      Statistik inferensial
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel  dengan maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. statistik ini disebut sebagai statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersibat peluang (probability). Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.
a)      Statistik parametrik, digunakan untuk menguji parameter pupulasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Penggunaan statisktik parametrik jika data data penelitian diukur dengan skala interval dan skala rasio dan asumsi bahwa distribusi data populasi yang digunakan untuk memilih sampel adalah normal.
b)      Statistik nonparametrik, digunakan jika data penelitian diukur dengan skala nominal dan skala ordinal, sehingga tidak memerlukan asumsi data populasi yang distribusinya normal.
Jumlah variabel yang diteliti merupakan factor lain yang dipertimbangkan dalam pemilihan metode statistik. Jika dilihat dari jumlah variabel yang dianalisis ada 3 jenis analisis data yaitu:
1)      Analisis data univariate, terdiri atas metode-metode statistik deskriptif dan statistic inferensial yang digunakan untuk menganalisis data satu variabel penelitian. Tujuannya untuk mendeskripsikan distribusi satu variabel penelitian dan uji perbedaan antara data yang diteliti dengan ekspektasi atau hipotesis peneliti.
2)      Analisis data bivariate, terdiri atas metode-metode statistik deskriptif dan statistic inferensial yang digunakan untuk menganalisis data dua variabel penelitian. Tujuannya untuk mendeskripsikan distribusi data, menguji perbedaan dan mengukur hubungan antara dua variabel yang lain diteliti.
3)      Analisis data multivariate, terdiri atas metode-metode statistik deskriptif dan statistik inferensial yang digunakan untuk menganalisis data lebih dari dua variabel penelitian. Tujuannya, disamping untuk mendeskripsikan distribusi data, juga menguji dependensi dan interdependensi antar variabel yang diteliti.

B.     Pemilihan Metode Analisis Data
Pemilihan metode analisis data menggunakan pendekatan kualitatif atau kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitatif persyaratan pertama yang harus terpenuhi adalah alat uji statistik yang akan digunakan harus sesuai. Pertimbangan utama dalam memilih alat uji statistik ditentukan oleh pertanyaan untuk apa penelitian tersebut dilakukan dan ditentukan oleh tingkat/skala, distribusi dan penyebaran data. Pertimbangan kedua dalam memilih alat uji statistik ini adalah luasnya pengetahuan statistik yang dimiliki serta ketersediaan sumber-sumber dalam hubungannya dengan perhitungan dan penafsiran data.
Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif berbeda dengan pendekatan kuantitatif, dalam pendekatan kualitatif perhatian dipusatkan kepada prinsip umum yang mendasari perwujudan dan satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola yang ada. Analisis yang dilakukan adalah gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh pola yang berlaku, dan pola tersebut dianalisis dengan teori yang objektif.
Penelitian kualitatif mampu mengungkapkan gejala yang ada di masyarakat secara sistematis. Oleh karena itu urutan atau sistimatika yang ada dalam penelitian memberikan urutan serta pola berfikir secara sistematis dan komplek. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini mampu mengungkap gejala yang ada di masyarakat secara sistematis secara mampu mengungkapkan kejadian yang sebenarnya sehingga akan sulit ditolak kebenarannya.
Dalam memilih metode analisis perlu dipertimbangkan:
1)      Kecocokan/kesesuaian metode.
2)      Kehandalan/ketangguhan.
3)      Kepekaan.
4)      Kecepatan/kemudahan.
5)      Kepraktisan / fleksibel.
6)      Keamanan.
Cara menentukan metode analisis yang akan digunakan:
1)      Menetapkan tujuan.
2)      Jenis metode.
3)      Kemungkinan penggunaan metode.
4)      Macam atribut metode yang digunakan.
5)      Pemilihan metode alternatif.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode analisis adalah:
1)      Apakah analisis dilakukan untuk 1 sampel, jarang atau sering dengan contoh yang sama.
2)      Pereaksi apa saja yang harus tersedia.
3)      Berapa lama waktu yang diperlukan.
4)      Apa jenis matriks sampel yang dianalisis.
5)      Berapa tingkat ketelitian yang diharapkan.
6)      Apa ada zat pengganggu.
7)      Apa ada badan khusus atau persyaratan peraturan, batas tindakan, atau batas pelaporan.
8)      Apakah diperlukan prosedur yang mampu menseleksi,mendeteksi, dan identifikasi untuk campuran.
9)      Berapa biaya yang harus dibayar pelanggan.
Jika menggunakan metode yang dikembangkan sendiri harus:
1)      Merupakan kegiatan yang direncanakan.
2)      Ditugaskan kepada personil yang memenuhi persyaratan.
3)      Dilengkapi dengan sumber daya laboratorium yang memadai.
Apabila menggunakan metode non standar, maka harus :
1)      Mendapat persetujuan pemilik sampel.
2)      Memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pemilik sampel.
3)      Sesuai dengan tujuan analisis.

C.    Pemilihan Metode Statistik Menurut Skala Pengukuran
Pemilihan terhadap alat statistika dalam penelitian kuantitatif sangat tergantung pada skala pengukuran dari variabel yang digunakan. Dalam analisis nantinya apakah menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Bila dalam analisis kuantitatif tersebut dimana skala ukuran variabel adalah nominal atau ordinal umumnya menggunakan statistik non parametrik. Apabila skala ukuran variabel yang digunakan adalah interval atau rasio maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Walaupun demikian untuk skala interval atau rasio dapat juga menggunakan alat statistik non parametrik namun banyak sekali kehilangan informasi yang dimiliki oleh data dengan skala interval dan rasio tersebut.
Penggunaan statistik parametrik dan non parametrik untuk menganalisis data khususnya menguji hipotesis yang diajukan. Contoh statistik parametrik antara lain korelasi product moment, korelasi parsial, korelasi ganda, regresi, analisis varian dan sebagainya. Contoh statistik non parametrik adalah Chi kuadrat, Mann Whitney, Mc Memar, Cochran, Coefisien contingency, korelasi Rank Spearman, Kruskal Wallis, dan sebagainya.
Menurut sugiono (2003:147), hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametrik merupakan dugaan terhadap nilai dalam satu sampel dibandingkan dengan standar, sedangkan hipotesis deskriftif yang akan diuji dengan statistik non parametrik merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai antar kelompok dalam satu sampel. Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai 2 kelompok atau lebih. Hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variabel atau lebih.
Dibawah ini diberikan tabel yang berisi tentang penggunaan statistik parametrik dan non parametrik  untuk menguji hipotesis.
Macam data
Bentuk Hipotesis
Deskriptif (satu variabel atau satu sample)
Komparatif (2 sampel)
Komparatif (lebih dari dua sampel)
Asosiatif
Relatif
Independen
Relatif
Independen
Nominal
Binomial
X2 satu sampel
Mc Memar
Fisher Exact Probability
Xdua sampel
Cochran Q
Xuntuk k sampel
Contingency Coefficient
Ordinal
Run Test
Sign Test
Wilcoxon Matched Pairs
Median Test
Mann Whitney Test
Kormogorov Semmirnov
Wald Wolfowitz
Priedman Two Way
Anova
Median Extension
Kruskal Wallis one Way Anova
Spearman Rank Correlation
Kendall Tahu
Interval
Rasio
t-test
t-test of relative
t-test independent
One-Way Anova

Two-Way  Anova
One-Way Anova

Two-Way Anova
Korelasi product moment
Korelasi parsial
Korelasi ganda
Regresi sederhana dan ganda

Pemilihan metode statistik juga dipengaruhi oleh tipe skala pengukuran yang digunakan (skala nominal, skala ordinal, skala interval, skala rasio). Tipe skala pengukuran menjadi pertimbangan peneliti untuk menetukan pemilihan metode parametrik dan non parametrik dalam statistik inferensial. Jika suatu penelitian menggunakan skala interval dan skala rasio dengan ukuran sampel relative besar (n>30) statistik parametrik merupakan metode analisis data yang tepat, dengan asumsi bahwa distribusi populasi datanya normal. Jika peneliti tidak menggunakan asumsi normalitas, penggunaan statistik non parametrik merupakan metode analisis yang tepat.

D.    Interpretasi Hasil-Hasil Analisis Data
Untuk interpretasi yang didasarkan atas statistik deskriptif khususnya tabulasi silang ada ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan. Jika diasumsikan ada satu variabel yang bertindak sebagai variabel pengaruh dan satunya lagi sebagai variabel terpengaruh maka arah perhitungan untuk tabulasi silang selalu dihitung searah dengan variabel pengaruhnya. Dalam menginterpretasikan tabulasi silang tersebut dengan membandingkan angka persen pada sel tabel searah dengan variabel pengaruhnya.
Interpretasi hasil penelitian dilakukan untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Interpretasi hasil analisis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
1)      Interpretasi secara terbatas karena peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitiannya.
2)      Peneliti mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang telah didapatkannya dari analisis.
Interpretasi secara terbatas karena peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitiannya. Interpretasi ini dalam pengertian sempit tetapi paling sering dilakukan.
Pada waktu menganalisis data penelitian, secara otomatis peneliti membuat interpretasi dimana analisis dan interpretasi yang dilakukan sangat erat hubungannya karena keduanya dilakukan hampir bersamaan.
Apabila peneliti mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang telah didapatkannya dari analisis. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan cara membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan dengan menghubungkan kembali interpretasinya dengan teori. Tahap ini sangat penting dilakukan, namun sering tidak dilakukan oleh peneliti sosial.
Misalnya suatu penelitian menggunakan teknik korelasi untuk mencari hubungan dua variabel. Setelah dihitung diperoleh hasil koefisien  korelasi yang cukup tinggi (r = 0,85) dengan tingkat signifikansi 0,001, tahap inilah yang dinamakan analisa. Proses analisa kemudian dilanjutkan dengan menginterpretasikan koefisien korelasi yang diperoleh tersebut. Dalam proses interpretasi ada serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang peneliti yaitu sebagai berikut ini:
1)      Apakah arti koefisien korelasi 0,85 tersebut?
2)      Apakah arti yang lebih luas dari penemuan tersebut bila dibandingkan dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu?
Arti koefisien korelasi 0,85 ini adalah karena nilainya tinggi dan signifikan dapat dikatakan bahwa korelasi yang tinggi dapat disimpulkan bahwa hubungan yang tinggi antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya bukan terjadi secara kebetulan tetapi secara sistematis. Maka dapat dikatakan hipotesis tersebut didukung oleh observasi atau realitas, dengan demikian hasil ini dapat dikatakan mendukung teori dengan konsisten.
















Referensi :
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2013. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE
Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung : Pustaka Setia
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

No comments:

Post a Comment