KLIK gambar untuk menutup Iklan

Monday, March 17, 2014

PENGERTIAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

PENGERTIAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

APAKAH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN?
Akuntansi pertanggungjawaban digunakan untuk menggambarkan suatu rencana dari suatu sistem, pengukuran dan evaluasi kinerja organisasi dalam garis pertanggungjawaban. Pendapatan dan biaya dikumpulkan dan dilaporkan pada pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan jawaban dari akuntansi manajemen untuk pengetahuan bersama bahwa tugas bisnis dapat lebih efektif dengan mengontrol orang yang bertanggung jawab pada operasional. Salah satu alasannya adalah untuk menjamin semua individu di semua level dalam perusahaan dapat memberikan masukan yang memuaskan dan memperhatikan semua tujuan perusahaan.

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN VERSUS AKUNTANSI KONVENSIONAL
Akuntansi pertanggungjawaban tidak menggunakan prinsip akuntansi yang berterima umum. Ini yang membedakan  dari akuntansi konvensional dalam hal operasional yang direncanakan dan dalam hal klasifikasi dan akumulasi data akuntansi. Dalam akuntansi konvensional, data dikelompokkan berdasarkan sifat dan fungsi serta tidak menggambarkan tanggungjawab perorangan untuk kontrol dan terjadinya biaya. Oleh karena itu akuntansi konvensional memiliki nilai yang terbatas dalam mengawasi efisiensi aktivitas dari hari ke hari.
Akuntansi pertanggungjawaban tidak mengalokasikan biaya bersama kepada segmen yang terkait, tetapi membebankannya secara individual kepada segemen yang menjadi kontrol dan pemicu terjadinya biaya.

JARINGAN TANGGUNGJAWAB
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan pada premis bahwa semua biaya dapat dikendalikan dan masalahnya adalah menentukan titik kontrolnya.
Untuk masalah ini struktur organisasi perusahaan dipisahkan kedalam jaringan masing-masing pusat pertanggungjawaban, seperti yang didefinisikan oleh Ikatan Akuntan. Sebagian besar organisasi memiliki hirarki seperti pusat pertanggungjawaban. Untuk mmbuat jaringan struktur pertanggungjawaban yang efisien, masing-masing individu diberikan tanggungjawab untuk lingkup pekerjaannya, dari eksekutif bagian atas ke karyawan dibagian bawah, akan lebih logis dan mudah dipahami, sehingga tidak ada tumpang tindih tanggungjawab pada level hirarki yang berbeda.
JENIS-JENIS DARI PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban dikelompokkan menjadi empat kategori yang masing – masing merefleksikan kisaran dan diskresi atas pendapatan dan atau biaya dan peranan kontrol dari manajemen yang berwenang :
1.      Pusat biaya
Pusat biaya berkisar pada tanggungjawab apakah akan memprodukdi sendiri suatu produk atau menyewa jasa produksi. Manager di pusat biaya memiliki kontrol hanya pada penggunaan sumber daya dan jumlah yang digunakan untuk menyelesaikan tugasnya. Mereka tidak memiliki kontrol terhadap pendapatan, sejak fungsi penjulana bukan merupakan tanggungjawab mereka. Keputusan investasi seperti pembelian mesin tambahan atau meningkatkan persediaan bahan baku dan perlengkapan dibuat oleh manager level yang lebih tinggi.
2.      Pusat pendapatan
Manajer pada pusat pendapatan tidak memiliki kontrol terhadap investasi biaya atas barang atau jasa yang terjual. Mereka hanya memiliki kontrol pada penjualan langsung dan kinerja mereka akan diukur atas kemampuan mereka untuk mencapai target penjualan dengan batasan  biaya. Contoh pusat pendapatan termasuk departemen penjualan, pusat distribusi. Untuk lebih mengoptimalkan motivasi dan manfaat kontrol, manajer pusat pendapatan harus berpartisipasi dalam mendisain proses tujuan dan seharusnya menerima feedback atas hasil kinerja mereka.
3.      Pusat Laba
Bagian pusat laba memiliki kontrol terhadap pendapatan dan biaya, manajer mengevaluasi efisiensi gabungan anatara pendapatan dan biaya. Wewenang mereka termasuk mengendalikan biaya produksi dan jasa yang disewa. Tanggungjawab mereka lebih luas daripada pusat biaya dan pendapatan karena mereka bertanggungjawab pada fungsi distribusi dan produksi. Contoh pusat laba adalah divisi yang memproduksi sekaligus menjual produk mereka. Kinerja manajer pusat laba dievaluasi berdasarkan rencana pencapaian laba seperti tingkat pengembalian minimum yang diharapkan  dan jumlah hambatan untuk sisa penghasilan.
4.      Pusat investasi
Manajer pada pusat investasi bertanggungjawab pada investasi asset  sebagai control pendapatan dan biaya. Mereka bertanggungjawab untuk mencapai keuntungan tertentu dan tujuan laba untuk efisiensi dalam pemanfaatan asset.Mereka memperkirakan untuk mencapai keseimbangan antara keuntungan yang dicapai dengan investasi dumber daya yang digunakan. Kriteria yang digunakan untuk mengukur kinerja mereka adalah semua aspek operasional dan pusat investasi dievaluasi secara  yang sama oleh eksekutif puncak.
Hubungannya dengan Struktur Organisasi
Pendekatan yang digunakan dalam pusat pertanggungjawaban menggunakan desain sebagai berikut.
1.      Struktur Vertikal
Dimana organisasi dipisahkan dalam beberapa fungsi utama. Secara kesuluruhan tanggungjawab fungsi produksi, penjualan dan keuangan ditugaskan sekaligus menjadi wakil direktur yang mendelegasikan tugas ke hirarki dibawahnya.
2.      Struktur Horizontal
Jika tujuannya untuk menentukan tanggungjawab investasi dan laba kepada beberapa wakil direktur , masing-masing wakil direktur mengontrol pusat laba atau  investasi lebih banyak ketimbang pusat biaya dan pendapatan. Mereka bertanggungjawab pada produksi, penjualan dan keuangan.
Pemilihan Struktur Organisasi
Tidak ada jenis struktur yang lebih baik dari yang lainnya. Efisiensi tergantung pada faktor lingkungan yang mempengaruhi. Dalam perusahaan kecil, direktur mungkin dapat mengendalikan semua aktivitas dan mendelegasikan sebagian wewenang dan tanggungjawab berdasarkan fungsi-fungsi yang ada.  Perusahaan yang memperoduksi dan menjual produk yang berbeda lebih tinggi mungkin akan menggunakan struktur horizontal. Perusahaan yang memproduksi produk yang banyak dalam tiap departemennya juga akan menggunakan struktur horizontal.

Membenahi Pertanggungjawaban
Setelah memilih jenis struktur organisasi, hal berikutnya yang harus dilakukan dalam membangun sistem pertanggungjawaban yang efektif adalah memaparkan seberapa besar tanggung jawab yang dimiliki. Keterkaitan di antara berbagai divisi dalam suatu perusahaan sering menyebabkan pemaparan besarnya tanggung jawab menjadi sulit. Para manajer divisi yang telah memiliki suatu tanggung jawab tertentu mungkin tidak mampu mandiri dalam melaksanakan tugasnya sehingga saling ketergantungan antara manajer divisi satu dengan yang lainnya, dimana hal ini menyebabkan tumpang tindihnya tanggung jawab yang dimiliki.
Kerangka pertanggungjawaban yang seimbang sangat sulit untuk dibuat dan memerlukan kesepakatan dari seluruh pihak yang terdapat dalam perusahaan. Faktor yang paling penting dalam pemaparan seberapa besar tanggung jawab yang dimiliki adalah seberapa besar tingkat pengawasan sumber daya yang dimiliki. Dalam hal ini pengawasan berarti manajer memiliki kemampuan untuk mengubah secara signifikan jumlah dari sumber daya.
Oleh karena tanggung jawab manajer masih sering tumpang tindih, maka pada tahun 1956, American Accounting Association mengeluarkan sebuah petunjuk berkaitan dengan hal ini, namun harus diaplikasikan dengan benar, yaitu sebagai berikut.
1.      Seseorang yang memiliki kewenangan dalam hal akuisisi dan penggunaan barang atau jasa harus dibebankan dengan biaya.
2.      Seseorang yang secara signifikan mampu memengaruhi jumlah biaya melalui tindakannya dapat dibebankan biaya.
3.      Sekalipun seseorang tidak mampu memengaruhi jumlah biaya secara signifikan melalui tindakannya, namun manajemen dapat membebankannya dengan bagian yang dirasa dapat diawasi oleh orang tersebut sehingga orang tersebut akan membantu untuk memengaruhi pihak-pihak lain yang juga bertanggung jawab terhadap bagian tersebut.

Pemaparan tanggung jawab yang baik adalah harus seimbang dan disepakati oleh seluruh pihak yang terlibat.

1 comment: