AKUNTANSI MANAJEMEN
Budgeting: Preparing Master Budget, Static Budget, and Flexible
Budget
Budget adalah ungkapan
kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode
tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan
terhadap rencana pelaksanaan. Budget biasanya
termasuk aspek finansial dan non finansial dari suatu rencana, dan membantu
sebagai blueprint bagi perusahaan untuk melakukan pekerjaan di masa depan.
Fainsial budget mengukur nilai
yang diharapkan oleh manajemen mengacu terhadap income, cash flow,
dan posisi finansial perusahaan. Laporan keuangan bukan hanya mempersiapkan
laporan periode yang telah lalu, tapi laporan keuangan juga bisa melakukan
persiapan untuk periode ke depan, sebagai contoh budget untuk laba rugi, budget
untuk laporan arus kas, dan budget
untuk neraca keuangan. Berdasarkan Cost Accounting, 12th Edition by Horngren 2005 (pg 171) yang
mendasari atas budget finansial
adalah budget non finansial,
seperti jumlah unit yan diproduksi atau terjual, jumlah karyawan, dan angka
dari produk baru yang sedang diluncurkan ke pasar.
Master budget adalah
ringkasan dari proyek finansial dari semua budget perusahaan, yang membantu manajemen menggambarkan rencana
operasi dan finansial perusahaan untuk periode tertentu dan ini sudah termasuk
semua bentuk laporan keuangan perusahaan. Master budget adalah suatu rencana yang telah ditandai oleh
perusahaan untuk diselesaikan pada periode budget tersebut.
Master budget dikembangkan
dari keputusan operasi dan finansial yang dibuat oleh manajer. Keputusan
operasi berhubungan dengan bagaimana menggunakan sumberdaya dari perusahaan
yang terbatas sebaik mungkin, sedangkan keputusan finansial berhubungan dengan
bagaimana mendapatkan sumber pendanaan untuk memperoleh sumberdaya yang
dibutuhkan.
Penyusunan
Induk Anggaran (Master Budget)
Induk
Anggaran (Master Budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan
keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode yang
mencakup satu tahun atau kurang.
Induk Anggaran terdiri atas dua komponen utama, yakni:
(1)
Anggaran operasi, dan
(2)
Anggaran keuangan
Anggaran
Operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk
mencapai hasil laba yang memuaskan.
Anggaran Keuangan memperlihatkan ekspektasi arus kas dan
posisi keuangan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang terencana.
Induk Anggaran untuk sebuah perusahaan pabrikasi akan
berisi anggaran berikut :
Induk
Anggaran
Anggaran Operasi
|
Anggaran Keuangan
|
Angg.
Penjualan
|
Anggaran
pengeluaran modal
|
Angg. Produksi
|
Anggaran Kas
|
Angg.
Bhn. Baku Langsung
|
Laporan Laba
Rugi dianggarkan
|
Angg. Tenaga
Kerja Lgs
|
Neraca
Dianggarkan.
|
Angg. Overhead
pabrikasi
|
|
Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.
|
|
Angg. Beban
Penjualan & Adm.
|
Operating
dan Financial Budget
Forecasting budget adalah budget yang berisi
taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu
tertentu yang akan datang, serta berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau
posisi financial perusahaan pada suatu saat yang akan datang.
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa forecasting budget terdiri dari dua
kelompok budget, yaitu :
- Operating
budgeting ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang.
- Financial
budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau
posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang.
OPERATING BUDGET
Operating budget merencanakan
tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang.
Pada dasarnya kegiata-kegaiatn perusahaan selama periode tertentu itu meliputi
dua sektor, yaitu:
1. Sektor penghasilan (revenues), ialah pertambahan
aktiva perusahaan yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tetapi bukan
karena penambahan setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula
merupakan pertambahan aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambah utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan
usaha utama perusahaan, penghasilan dapat dibedakan menjadi dua subsektor,
yaitu :
a)
Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating
Revenues), ialah penghasilan yang diterima perusahaan, yang berasal dan
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
b)
Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama
(Non-Operating Revenues), ialah penghasilan yang diterima perusahaan, yang
tidak berasal dan tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan,
melainkan dari usaha sampingan perusahaan.
2. Sektor Biaya (Expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan
yang mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan
(pengambilan) modal oleh para pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pengurangan aktiva perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan
usaha utama perushaan, biaya dapat dibedakan menjadi dua sub-sektor, yaitu :
a)
Sub-sektor Biaya Utama (Operating
Expenses), ialah biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan, yang
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
b)
Sub-sektor Biaya Bukan Utama
(Non-Operating Expenses), ialah biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan,
yang tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
Atas dasar kelengkapan isinya, Income Statement
Budget dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
- Master
Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah budget tentang
penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran secara
garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci,
seperti misalnya taksiran-taksiran sementara, taksiran-taksiran tahunan
dan sebagainya.
- Income
Statement Supporting Budget (Budget Penunjang Rugi-Laba), ialah budget
tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran
yang lebih terperinci.
Adapun budget-budget yang termasuk dalam Income
Statement Supporting Budget ini antara lain ialah :
a)
Budget Penjualan (Sales Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama
periode yang akan datang.
b)
Budget-budget Produksi yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di bidang
produksi.
c)
Budget biaya administrasi
(administration Expenses Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang biaya-biaya kantor administrasi selama periode yang akan datang.
d) Budget
biaya Penjualan (Selling Expenses Budget) yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang biaya-biaya bagian penjualan serta biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan selama periode yang akan datang.
e)
Budget Penghasilan Bukan Utama
(Non-Operating Revenues Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang penghasilan-penghasilan di luar usaha utama perusahaan selama periode
yang akan datang.
f)
Budget Biaya Bukan Utama (Non-Operating
Expenses Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya
yang tidak berhubungan dengan usaha utama perusahaan selama periode yang akan
datang.
FINANCIAL BUDGET
Financial budget merencanakan tentang
posisi finansial perusahaan pada suata saat tertentu yang akan datang. Atas
dasar kelengkapan isinya, Balance Sheet Budget dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a.
Master Balance Sheet Budget (Budget
Induk Neraca), ialah budget tentang posisi finansial perusahaan pada suatu saat
tertentu yang akan datang yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar
(global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci.
b.
Balance Sheet Supporting Budget (Budget
Penunjang Neraca), ialah budget tentang aktiva (harta), tentang utang dan
tentang modal sendiri, yang berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci.
TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN OPERATING BUDGET
(1) Alternatif
pertama, besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi. Ini berarti
bahwa berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan datang
ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksikan perusahaan selama
periode tersebut.
(2) Alternatif
kedua, besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan. Ini berarti
bahwa jumlah barang yang akan diproduksikan perusahaan selama periode yang akan
datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu dijual (dipasarkan) oleh
perusahaan selama periode tersebut.
Dari uraian tersebut dapatlah
disimpulkan bahwa apabila alternatif pertama yang terjadi, maka perusahaan
harus menyusun budget unit yang akan diproduksi lebih awal daripada budget
penjualan, sebab budget penjualan akan mengikuti apa yang direncanakan dalam
budget unit yang akan diproduksikan tersebut.
Sebaliknya, apabila alternatif kedua
terjadi, maka perusahaan harus menyusun budget penjualan lebih awal daripada
budget unit yang akan diproduksikan, sebab budget unit yang akan diproduksikan
akan mengikuti apa yang direncanakan dalam budget penjualan tersebut.
PENYUSUNAN FINANCIAL BUDGET
Dengan
demikian jelaslah bahwa bilamana perusahaan akan menyusun financial budget,
haruslah memperhatikan dan mempertimbangkan operating budgetnya. Atau dengan
kata lain perkataan, operating budget harus disusun lebih awal daripada
financial budget. Oleh sebab itu, Income Statement Supporting Budget harus
sudah selesai disusun sebelum menyusun Balance Sheet Supporting Budget berserta
Master Balance Sheet Budget perusahaan.
STATIC
BUDGET VS FLEXIBLE BUDGET
Static Budget
(anggaran statis) yaitu anggaran yang dibuat berdasarkan tingkat aktivitas yang
sudah ditentukan. Sebagai contoh:
Anggaran
Biaya Produksi
Unit
produksi
|
5.000
|
Biaya
bahan langsung
|
1.400.000
|
Biaya
TKL
|
1.250.000
|
Overhead:
|
|
Variabel :
Perlengkapan
TKTL
Listrik dan air
Tetap:
Penyusutan
Asuransi
Sewa
|
400.000
500.000
250.000
160.000
30.000
100.000
|
Tingkat aktivitas yang direncanakan di atas adalah
5.000 unit. Jika unit produksi yang aktual adalah 5.000 unit, maka anggaran di
atas layak digunakan untuk mengukut kinerja bagian produksi. Sebaliknya, jika
unit yang terealisasi adalah kurang atau melebihi 5.000 unit maka perbedaan
antara biaya aktual dengan aktual biaya tidak layak dipakai untuk mengukur
keberhasilan kegiatan produksi. Untuk lebih jelas Budget report produksi
dapat dilihat sebagai berikut:
Laporan
Kinerja (Budget Report) Biaya Produksi
Aktual
|
Anggaran
|
Varian
|
|
Unit
Produksi
|
5.000
|
4.800
|
200 F
|
Biaya
bahan langsung
|
Rp.
1.400.000
|
Rp.
1.340.000
|
60.000
U
|
Biaya
TKL
|
1.250.000
|
1.200.000
|
50.000
U
|
Overhead:
|
|||
Variabel :
Perlengkapan
TKTL
Listrik dan air
Tetap:
Penyusutan
Asuransi
Sewa
|
400.000
490.000
250.000
160.000
30.000
100.000
|
384.000
480.000
240.000
160.000
30.000
100.000
|
16.000
U
10.000
U
10.000
U
0
0
0
|
Mengamati data biaya diatas, kinerja
departemen produksi dinilai kurang karena menghasilkan U (unfavorable) sebesar
Rp 146.000 (60.000 + 50.000 + 16.000 + 10.000 + 10.000). Tetapi penilaian ini
kurang akurat karena dasar yang digunakan untuk mengevaluasi biaya-biaya
tersebut adalah untuk tingkat kegiatan 4.800 unit produksi, sedangkan aktual
produksi adalah 5.000 unit. Flexible budget (anggaran fleksibel)
adalah anggaran yang disusun berdasarkan rentang aktivitas.
Ini didasari oleh kenyataan bahwa pada tingkat aktivitas yang berbeda akan
menimbulkan biaya yang berbeda pula, khususnya pada biaya variabel. Adapun
biaya tetap tidak akan berubah selama aktivitas berada pada rentang aktivitas
yang sudah ditetapkan.
Anggaran
Biaya Produksi
Biaya
Produksi
|
Biaya
variabel per unit
|
Rentang
aktivitas (unit)
|
||
4.800
|
5.000
|
5.200
|
||
Variabel :
Biaya bahan langsung
|
280
|
1.344.000
|
1.400.000
|
1.456.000
|
Biaya TKL
|
250
|
1.200.000
|
1.250.000
|
1.300.000
|
Overhead variabel:
|
||||
Perlengkapan
TKTL
Listrik dan air
Overhead
Tetap:
Penyusutan
Asuransi
Sewa
|
80
100
50
Rp.760
|
384.000
480.000
240.000
3.648.000
160.000
30.000
100.000
290.000
3.938.000
|
400.000
500.000
250.000
3.800.000
160.000
30.000
100.000
290.000
4.090.000
|
416.000
520.000
260.000
3.952.000
160.000
30.000
100.000
290.000
4.242.000
|
Sebagai
alat pengendalian, anggaran fleksibel sangat berguna karena memungkinkan
manajer untuk menghitung biaya yang harus dikeluarkan pada berbagai tingkat
aktivitas. Anggaran fleksible dapat membantu pengguna untuk menilai
tingkat efisiensi manajer karena biaya aktual dan biaya yang direncanakan
dibandingkan pada tingkat aktivitas yang sama. Berikut ini dapat kita
aplikasi anggaran fleksibel pada penyusunan laporan kinerja (budget
report):
Aktual
|
Anggaran
|
Varian
|
|
Unit
Produksi
|
5.000
|
5.000
|
|
Biaya
bahan langsung
|
Rp.
1.400.000
|
Rp.
1.400.000
|
0
|
Biaya
TKL
|
1.250.000
|
1.250.000
|
0
|
Overhead:
|
|||
Variabel :
Perlengkapan
TKTL
Listrik dan air
Tetap:
Penyusutan
Asuransi
Sewa
|
400.000
490.000
250.000
160.000
30.000
100.000
|
400.000
500.000
250.000
160.000
30.000
100.000
|
0
10.000
F
0
0
0
0
|
Berbeda dengan hasil evaluasi pada anggaran statis,
anggaran fleksibel menunjukkan bahwa manajer telah sukses mengendalikan biaya
produksi. Pada tingkat aktivitas 5.000 unit, perusahaan dapat melakukan
penghematan biaya TKTL sebesar Rp 10.000,-
The Measure
of Activity
Dalam menyusun flexible budget, perlu ditetapkan activity base
yang mempengaruhi overhead cost. Dalam lingkungan
tradisional, perusahaan biasanya memilih unit produksi sebagai activity base
dari overhead cost, tetapi beberapa perusahaan seringkali memilih selain
dari unit produk (units of production) , seperti machine-hours (MH),
atau direct labor-hours (DLH) untuk merencanakan dan mengendalikan overhead
cost. Sedikitnya ada tiga faktor penting dipertimbangkan untuk
memilih activity base untuk overhead cost, yaitu:
- Harus ada
keterkaitan antara activity base dengan overhead cost.
- Activity
base tidak boleh diekspresikan dalam mata uang.
- Activity
base harus simple dan mudah dipahami.
Sumber :
Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2005. Management
Accounting. Cicinnati: South-Western College Publishing
ARTIKEL EKONOMI TERKAIT LAINNYA KLIK DISINI!!!
ARTIKEL EKONOMI TERKAIT LAINNYA KLIK DISINI!!!
No comments:
Post a Comment