KONSEP INFLASI
2.1.1. Pengertian Inflasi
Jika mengamati harga-harga
barang atau jasa, tidak ada harga yang tetap atau konstan dari waktu ke waktu,
bahkan cenderung naik. hal tersebut diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara
arus uang dan arus barang. Dimana arus barang harus
mengalir dari hasil produksi perusahaan ke pasar barang dan bertemu
dengan arus yang berasal dari pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau
konsumen.
Pada keadaan seperti ini, harga akan tercipta. Jika
arus uang dan arus barang berada dalam keseimbangan, maka harga akan stabil,
jumlah penawaran sama dengan jumlah permintaan. Begitu pula jumlah uang yang
tersedia di masyarakat. Jika terjadi ketidakseimbangan antara penawaran dan
permintaan barang, serta arus uang dan arus barang saat itulah yang dinamakan
inflasi. Untuk lebih tepatnya,
pengertian inflasi adalah ”suatu proses atau
peristiwa dalam perekonomian yang
diakibatkan karena terganggunya keseimbangan antara
arus uang dan arus barang. ” Atau inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat
harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus.
Ada 3 unsur dalam pengertian inflasi :
1. Adanya
kenaikan harga secara umum
2. Terjadinya
kenaikan harga secara terus menerus
3. Kenaikan
harga berlangsung dalam jangka waktu lama.
Bila kenaikan yang terjadi hanya sekali, walaupun
persentasi yang cukup besar belum dapat dikatakan sebagai inflasi karena tidak
mempunyai pengaruh lanjutan. Sebagai contoh, kenaikan harga-harga menjelang
bulan Ramadan ataupun pada hari besar lainnya belum dapat dikatakan sebagai
inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lebih lanjut. Kejadian seperti contoh
diatas, diistilahkan
sebagai kenaikan tingkat harga dan setiap peristiwa yang cenderung mendorong
naiknya tingkat harga disebut sebagai gejolak inflasi. Sedangkan tingkat persentase kenaikan tingkat harga dan
beberapa indeks harga dari suatu periode ke periode lain disebut dengan laju
inflasi.
a.
Teori Inflasi
Teori
Keynes
Keynes melihat bahwa inflasi terjadi karena nafsu
berlebihan dari suatu golongan masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak
barang dan jasa yang tersedia.
Teori
Struktural
Teori ini menyorot penyebab inflasi dari segi
struktural ekonomi yang kaku. Produsen tidak dapat mengantisipasi dengan cepat
kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk.
Teori
Kuantitas
Harga akan naik jika ada penambahan uang yang beredar.
Jika barang yang ditawarkan tetap sedangkan jumlah uang yang beredar ditambah
dua kali lipat, maka cepat atau lambat harga akan naik menjadi dua kali lipat.
2.1.2. Penyebab Inflasi
Inflasi
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan)
produksi/distribusi (kurangnya produksi (product or service) atau juga termasuk
kurangnya distribusi).
Untuk
sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank
Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government)
seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi
permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan
total yang berlebihan di mana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di
pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat
harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan
terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan
harga faktor produksi meningkat.
Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu
perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment di
mana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas di pasar yang
berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor
selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran
jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi
yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi
desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi
nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, di mana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya
biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu : kenaikan harga, misalnya
bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan
mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Secara umum penyebab inflasi
adalah sebagai berikut ;
1.
Jumlah uang yang beredar
terlalu berlebihan sehingga melebihi keuntungan
2.
Tradisi masyarakat yang
bersifat konsumtif sering mengimpor barang
3.
Terjadinya bencana alam
4.
Terjadinya defisit pada APBN
5.
Terjadinya eksparsi kredit
6.
Terjadi pemberontakan
7.
Pengenaan pajak pada konsumen
8.
Kenaikan harga BBM
2.1.3. Jenis – jenis Inflasi
a)
Berdasarkan Sifatnya
:
1)
Inflasi Ringan (Creeping Inflation)
Inflasi
ini ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dai 10% per tahun).
Kenaikan harga berjalan sangat lambat dengan persentase yang kecil serta dalam
jangka yang relatif lama.
2)
Inflasi Sedang
Adalah inflasi yang
lajunya berada diantara 10% sampai dngan 30% pertahun
3)
Inflasi Berat
Adalah inflasi yamg lajunya
berada di antara 30%sampai dengan 100% pertahun
4)
Hiperinflasi
Inflasi yang terjadi di atas
100% pertahun, akibat yang terjadi jika inflasi di atas 100% adalah masyarakat
akan mengalalmi ketidakpercayaan terhadap pemakaian uang. akibat yang lebih
parah lagi adalah terjadinya kehancuran system ekonomi yamg dibangun (di alami
Indonesia pada decade tahun 1966, inflasi yang terjadi yaitu
650% pertahun).
b)
Berdasarkan Sebabnya :
1.
Inflasi Permintaan Agregat (Demand
Pull Inflation)
Penyebab pertama kali inflasi
jenis ini adalah adanya kenaikan permintaan total, (agregat demand) sedangkan
produksi berada pada keadaan kesempatan kerja penuh (pull employment). apabila
kesempatan kerja penuh tercapai, maka pertambahan permintaan hanya akan
menaikan harga, sedangkan kenaikan jumlah produksi tidak dapat diusahakan lagi.
inflasi jenis ini disebut inflasi jenis murni. apabila kenaikan permintaan
menyebabkan terjadinya keseimbangan, GNP berada diatas GNP pada kesempatan
kerja penuh, maka terjadilah inflationari gap yang pada
akhirnya akan menimbulkan inflasi.
Gambar
1. Karena permintaan masyarakat akan barang – barang
bertambah (misalnya karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai
dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang –
barang ekspor, bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang
murah), maka kurva agregate demand
bergeser dari D1 ke D2. Akibatnya tingkat harga
umum naik dari H1 ke H2.
2.
Inflasi Biaya (Cost Push
Inflation)
Inflasi biaya ini terjadi
karena adanya penurunan dalam penawaran total (agregat supply) karena adanya kenaikan biaya
produksi. kenaikan biaya produksi menyebabkan adanya kenaikan harga serta
produksi akan turun. jika berjalan terus-menerus maka akan terjadi cost
push inflation.
Gambar 2. Bila biaya produksi naik
(misalnya, karena kenaikan harga bahan bakar minyak), maka kurva penawaran
masyarakat (agregat supply) bergeser
dari S1 ke S2. Akibatnya tingkat harga umum naik H1
ke H2.
c)
Berdasarkan Asalnya :
1.
Inflasi yang berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Penyebab ; Anggaran belanja
dibiayai dengan pencetakan uang baru, kenaikan upah,
dan sebagainya.
2.
Inflasi yang berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi yang berasal dari
luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga di luar
negeri atau negara-negara mitra dagang.
2.1.4.
Dampak Inflasi Bagi Perekonomian
1.
Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara Umum.
a)
Mendorong penanaman modal
spekulatif
Pemilik modal lebih cenderung menanamkan modalnya dalam bentuk tanah atau emas
dari pada ditanamkan pada investasi yang produktif
b)
Tingkat bunga meningkat
Jika tingkat bunga meningkat karena terjadi inflasi
maka para pemilik modal akan cenderung menyimpan uangnya, akibatnya investasi akan berkurang.
c)
Adanya ketidakpastian keadaan
ekonomi dimasa yang akan datang
d)
Timbulnya masalah dalam neraca pembayaran
Hal tersebut diakibatkan karena
harga impor lebih mudah dari pada barang dalam negeri, akibatnya nilai ekspor lebih kecil dari
nilai impor. Hal ini akan menyebabkan neraca pembayaran defisit serta nilai rupiah makin turun.
e)
Daya beli masyarkat
turun dikarenakan nilai mata uang turun
2.
Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara khusus.
a)
Dampak inflasi terhadap
pendapatan (equity effect)
Efek
inflasi terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada yang mengalami kerugian
terutama mereka yang berpenghasilan tetap dan ada pula kelompok yang mengalami
keuntungan dengan adanya inflasi. Inflasi menguntungkan masyarakat yang
pendapatannya ikut naik dengan adanya kenaikan harga, tetapi merugikan golongan
masyarakat yang mempunyai pendapatan tetap. Hal ini disebabkan pada masa
inflasi harga barang-barang dan jasa-jasa naik yang berarti turunnya nilai uang.
Pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka
yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan persentase yang lebih besar dari
laju inflasi, atau mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang dimana nilainya
naik dengan persentase lebih besar dari laju inflasi.
·
Inflasi akan merugikan bagi mereka yang berpendapatan
tetap, seperti; pegawai negeri. Contoh, amir seorang pegawai negeri
memperoleh gaji Rp. 60.000.000 setahun dan laju inflasi
10%. Bila penghasilan Amir tidak mengalami perubahan,
maka ia akan mengalami penurunan pendapatan riil
sebesar 10% x Rp. 60.000.000 = Rp. 6.000.000.
·
Kerugian akan dialami bagi mereka yang menyimpan
kekayaan dalam bentuk uang tunai.
·
Kerugian akan dialami para kreditur, bila bunga
pinjaman yang diberikan lebih rendah dari inflasi.
·
Di lain pihak ada yang diuntungkan dengan adanya
inflasi:
§ Orang
yang persentase pendapatannya melebihi persentase kenaikan inflasi.
§ mereka
yang memiliki kekayaan bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi dalam bentuk barang
atau emas.
b)
Dampak inflasi terhadap efisiensi (efficiency effect)
Inflasi
dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat
terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian
dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu.
Dengan adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang
lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong kenaikan produksi barang
tersebut. Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya akan merubah pola
alokasi faktor produksi yang sudah ada.
§ Proses
produksi dalam penggunaan faktor-faktor produksi menjadi tidak efisien pada
saat terjadi inflasi.
§ Perubahan
daya beli masyarakat yang berdampak terhadap struktur permintaan masyarakat
terhadap beberapa jenis barang.
c)
Dampak inflasi terhadap output
(output effect)
Apabila laju inflasi sangat tinggi (hyper inflation)
dapat menyebabkan penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai
uang riil turun dengan drastis, masyarakat cenderung tidak menyukai uang
kas, transaksi mengarah ke barter, yang biasanya diikuti dengan turunnya
produksi barang.
§ Inflasi
bisa menyebabkan kenaikan produksi. Biasanya dalam keadaan inflasi kenaikan
harga barang akan mendahului kenaikan gaji, hal ini yang
menguntungkan produsen.
§ Bila
laju inflasi terlalu tinggi akan berakibat turunnya jumlah hasil produksi,
dikarenakan nilai riil uang akan turun dan masyarakat tidak senang
memiliki uang tunai, akibatnya pertukaran dilakukan antara barang
dengan barang.
2.1.5. Cara Mengatasi Inflasi
Dengan menggunakan persamaan Irving
Fisher MV = PT dapat dijelskan bahwa inflasi timbul karena MV naik lebih cepat
daripada T. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya inflasi maka salah satu
Variabel (M atau V) harus dikendalikan dan volume T ditingkatkan guna
mencegah/mengurangi inflasi. Cara mengatur variable M, V dan T dapat dilakukan
dengan menggunakan kebijaksanaan. Salah
satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposit). Bank sentral
dapat mengatur uang giral melalui penetapan cadangan minimum. Untuk menekan
inflasi cadangan minimum dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
What is a slot machine? - JTA Hub
ReplyDeleteSlot machines are the most popular form 부산광역 출장마사지 of gambling. They 광주광역 출장샵 are 부천 출장샵 found in casinos all over 경주 출장마사지 the world. These 구리 출장샵 casino machines use chips to win real money
joya shoes 769x7vptfs284 joyaskodanmark,joyaskonorge,joyaskorstockholm,joyacipo,zapatosjoya,joyaschoenen,scarpejoya,chaussuresjoya,joyaschuhewien,joyaschuhedeutschland joya shoes 493l7rqdxu302
ReplyDelete