ANALISA
KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL
PEMALANG
BATANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Evaluasi
Proyek
Evaluasi
proyek merupakan metode pengevaluasian alternatif-alternatif dengan cara yang
mudah dan dapat dipahami. Evaluasi proyek merupakan suatu sistem analisis yang
membandingkan biaya-biaya dan manfaat-manfaat sebagai alat untuk menilai
kewajaran dari usulan proyek. Tujuan evaluasi proyek pada dasarnya adalah untuk
mengetahui atau menilai kelayakan dari suatu, apakah 6 menguntungkan atau tidak
bila dilaksanakan. Perencanaan dan penganalisaan proyek agar efektif perlu
mempertimbangkan banyak hal secara bersama-sama untuk menentukan keuntungan
yang diperoleh dari suatu penanaman investasi. Aspek-aspek dalam evaluasi
proyek yang harus diperhatikan antara lain adalah aspek pasar, teknis,
keuangan, hukum, dan ekonomi Negara (Husnan dan Suwarsono, 2000). Dalam
penelitian ini yang akan dibahas adalah analisis proyek terhadap aspek pasar,
aspek teknis, dan aspek finansial.
1.2 Jenis – Jenis
Evaluasi Proyek
Evaluasi
proyek terdiri atas beberepa jenis, meliputi :
a)
Evaluasi
terhadap usulan proyek yang akan didirikan.
b)
Evaluasi
terhadap proyek yang sedang dibangun
c)
Evaluasi
terhadap proyek yang telah dioperasionalisasikan.
d)
Evaluasi
terhadap proyek yang telah berakhir.
1.3 Tujuan Evaluasi
Proyek
Evaluasi proyek dilakukan untuk mengetahui apakah
suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari
keterlanjuran investasi modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata
tidak menguntungkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Jalan Pantai
Utara atau sering disebut Pantura merupakan jalan nasional yang letaknya
disepanjang bagian utara pulang Jawa. Seiring dengan pertumbuhan lalu lintas
yang semakin meningkat akan menyebabkan beban yang diterima oleh jalan Pantura
semakin besar. Oleh sebab itu, perlu alternatif jalan lain berupa jalan tol
sehingga beban yang diterima jalan Pantura menjadi berkurang. Jalan tol
Pemalang – Batang direncanakan akan dibangun sepanjang 39.2 km. Namun melihat perkembangannya
mengenai sulitnya pembebasan lahan hingga saat ini rasanya perlu dilakukan
kajian terhadap kelayakan pembangunan tol ruas Pemalang–Batang ini.
2. 1 Analisa Lalu
Lintas Yang Teralihkan Ke Jalan Tol
Besarnya
volume lalu lintas yang teralihkan ke jalan tol dianalisis dengan menggunakan
kurva pengalihan (diversion curve) yang menggambarkan hubungan dari dua
alternative pemilihan rute yaitu jalan tol dan jalan non tol. Ada 3 macam kurva
diversi yang digunakan, yaitu :
1. Kurva Rasio Waktu Perjalanan
2. Kurva Pengalihan Waktu
Perjalanan dan Jarak yang Dihemat
3. Kurva Diversi Selisih Biaya
Jalan
2.2
Biaya Operasional Kendaraan
Biaya operasional
adalah persamaan yang memperkirakan biaya kecepatan kendaraan, bahan bakar,
roda kendaraan, pemakaian onderdil dan biaya operasi lainnya pada kondisi dan
karakteristik jalan. BOK terdiri atas beberapa komponen, yaitu :
1. Biaya tidak tetap (Running cost)
2. Biaya tetap (Fix cost)
Metode yang digunakan untuk
perhitungan merupakan rumus dari PCI Model.
2.3
Nilai Waktu
Nilai waktu
didefenisikan sebagai jumlah uang yang besedia dikeluarkan oleh seseorang untuk
menghemat waktu perjalanan (Henser, 1989). Perhitungan nilai waktu menggunakan
teori Herbert Mohring.
2.4
Analisa Kelayakan Ekonomi
Kelayakan ekonomi pada
pengembangan suatu jaringan jalan dipandang dari sisi Pemerintah harus tetap
memberikan sisi manfaat kepada masyarakat. Aspek-aspek yang mempengaruhi dalam
menganalisa kelayakan ekonomi adalah manfaat proyek, seperti: penghematan BOK,
penghematan nilai waktu, dan penghematan biaya kecelakaan.
2.5
Analisa Kelayakan Finansial
Aspek finansial adalah
salah satu aspek yang digunakan dalam menilai rencana investasi suatu proyek
komersial. Aspek-aspek yang mempengaruhi dalam menganalisa kelayakan finansial
adalah:
1. Biaya-biaya proyek
2. Tarif tol
3. Biaya operational-maintenance
Metode yang digunakan untuk
menentukan kelayakan finansial ada 3 yaitu:
1. Benefit Cost Ratio (BCR)
2. Net Present Value (NPV)
3. Internal Rate of Return (IRR) 4.
Payback Period (PP)
2.6
Analisa Sensitivitas
Analisis kepekaan dilakukan dengan
meninjau perubahan terhadap prakiraan nilai komponen-komponen berikut:
a. Suku bunga diskonto (discount
rate)
b. Lalu lintas harian rata-rata
(LHR)
c. Pertumbuhan lalu lintas (traffic
growth rates)
d. Biaya pembangunan (construction
cost)
e. Dengan dan tanpa biaya pengadaan
tanah
f. Komponen lainnya sesuai dengan
kebutuhan proyek
3.1
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Evaluasi Kinerja Jalan Eksisting
Perhitungan
LHR tahun rencana
LHR0 = 65544,8 smp/hari (LHR tahun
2014)
i = 4,688%
n = 30 tahun
LHRn = LHR0 (1+i)n
dimana :
LHRn = LHR tahun ke-n
LHR0 = LHR awal tahun rencana
n = Umur rencana
i = Faktor pertumbuhan lalu lintas
LHRn = 65544,8 (1+4,688/100) 30
LHRn = 259076,605 smp/hari
Kapasitas
Jalan
C = C0 x FCw x FCSP x FCSF
dimana :
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = faktor penyesuaian lebar
jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisahan
arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan
samping dan bahu jalan
C = 7600 x 1,03 x 1,00 x 0,93
C = 7280,04 smp/jam
Derajat
Kejenuhan
DS =
dimana :
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
DS = 1,483
Dari hasil perhitungan derajat
kejenuhan di atas didapatkan bahwa DS = 1,483 > 0,75 sehingga dapat
disimpulkan bahwa jalan sudah tidak mampu melayani kendaraan yang melewatinya
pada tahun 2044.
B.
Analisa Pra-FS
Konversi nilai rupiah pada Pra-FS
dihitung dengan menggunakan kalkulator kurs Bank Indonesia pada alamat
http://www.bi.go.id/id/moneter/kalkulator-kurs/Default.aspx. Konversi Pra-FS ke
nilai sekarang dilakukan pada beberapa komponen, yaitu:
1.
Biaya-biaya
proyek
Konversi nilai rupiah biaya-biaya
proyek ditunjukkan oleh Tabel 1.
Uraian
|
Nilai Tahun 2010
|
Nilai Tahun 2015
|
Tanah
|
180.168.000.000
|
261.399.399.573
|
Desain
|
29.506.000.000
|
42.809.215.149
|
Konstruksi
|
2.269.661.000.000
|
3.292.971.130.277
|
Peralatan Tol
|
34.046.000.000
|
49.396.141.140
|
Supervisi
|
38.584.000.000
|
55.980.165.367
|
Eskalasi
|
559.429.000.000
|
811.655.814.051
|
Kontingensi
|
115.185.000.000
|
167.117.855.828
|
PPN 10%
|
304.641.000.000
|
441.992.887.027
|
Overhead
|
58.834.000.000
|
85.360.176.437
|
Financial
Cost
|
68.967.000.000
|
100.061.788.892
|
IDC
|
418.173.000.000
|
606.712.463.415
|
Jumlah
|
4.077.195.000.000
|
5.915.457.037.156
|
2.
Tarif
tol Konversi nilai rupiah tarif tol ditunjukkan oleh Tabel 2.
Golongan
|
Tarif Tol / km
|
|
|
Tahun 2010
|
Tahun 2015
|
|
|
|
|
||
Golongan I
|
839
|
1.197
|
|
Golongan II
|
1.259
|
1.863
|
|
Golongan III
|
1.678
|
2.395
|
|
Golongan IV
|
2.098
|
3.060
|
|
Golongan V
|
2.517
|
3.725
|
|
3.
Biaya
Operational – Maintenance (OM) Konversi nilai rupiah tarif tol ditunjukkan oleh
Tabel 3.
|
Tahun
|
Biaya OM
|
Tahun
|
Biaya OM
|
||
|
ke-
|
Tahun 2010
|
Tahun 2015
|
ke-
|
Tahun 2010
|
Tahun 2015
|
|
1
|
80.156.000.000
|
116.811.769.674
|
14
|
312.189.000.000
|
454.954.707.845
|
|
2
|
168.659.000.000
|
245.787.667.306
|
15
|
325.388.000.000
|
474.189.681.458
|
|
3
|
174.520.000.000
|
254.328.934.036
|
16
|
339.511.000.000
|
494.771.205.223
|
|
4
|
180.790.000.000
|
263.466.238.764
|
17
|
365.326.000.000
|
534.489.666.295
|
|
5
|
188.795.000.000
|
275.131.968.382
|
18
|
381.496.000.000
|
558.147.160.923
|
|
6
|
195.975.000.000
|
285.595.420.883
|
19
|
398.797.000.000
|
583.459.363.446
|
|
7
|
221.666.000.000
|
323.035.053.283
|
20
|
417.966.000.000
|
611.504.540.659
|
|
8
|
230.177.000.000
|
335.438.179.423
|
21
|
568.116.000.000
|
831.181.277.103
|
|
9
|
238.972.000.000
|
348.255.180.146
|
22
|
603.572.000.000
|
883.055.125.596
|
|
10
|
248.728.000.000
|
362.472.651.411
|
23
|
637.411.000.000
|
932.563.224.679
|
|
11
|
259.155.000.000
|
377.667.974.567
|
24
|
661.677.000.000
|
968.065.560.341
|
|
12
|
277.179.000.000
|
403.934.446.667
|
25
|
687.642.000.000
|
1.006.053.615.308
|
|
13
|
299.415.000.000
|
436.339.088.986
|
26
|
716.409.000.000
|
1.048.141.132.310
|
Konversi nilai rupiah
di atas selanjutnya akan digunakan pada perhitungan analisa kelayakan ekonomi,
analisa kelayakan finansial, dan analisa sensitivitas.
C.
Analisa Lalu Lintas
Kecepatan
Kendaraan
Dari hasil survai
kecepatan didapatkan kecepatan kendaraan untuk masing-masing golongan sebagai
berikut :
1. Gol I : 43,915
km/jam
2. Gol IIA : 33, 535
km/jam
3. Gol IIB : 27,267
km/jam
Perhitungan
BOK
Dari perhitungan BOK
dengan menggunakan rumus PCI Model didapatkan hasil yang ditunjukkan oleh Tabel
4 sebagai berikut :
Golongan Kendaraan
|
Jalan Tol
|
Jalan Non Tol
|
Gol I
|
Rp
40.898,77
|
Rp
40.922,26
|
Gol
IIA
|
Rp
130.847,95
|
Rp
170.084,66
|
Gol IIB
|
Rp
163.418,03
|
Rp
215.936,93
|
Perhitungan
Nilai Waktu
Dari hasil perhitungan
nilai waktu didapatkan hasil yang ditunjukkan oleh Tabel 5 sebagai berikut :
Golongan
|
Nilai Waktu (Rupiah/kendaraan)
|
Selisih Nilai
Waktu
|
|
|
Jalan Tol
|
Jalan Non Tol
|
(Rupiah/ kendaraan)
|
|
|
|
|
|||
Gol IA
|
6020,63
|
11751,23
|
5730,60
|
|
Gol IIA
|
9081,66
|
23212,48
|
14130,82
|
|
Gol IIB
|
6746,32
|
21206,92
|
14460,60
|
|
D.
Analisa Lalu Lintas Yang Teralihkan Ke Jalan Tol
Analisa lalu lintas
yang teralihkan ke jalan tol ditentukan dengan menggunakan kurva disversi. Ada
3 macam kurva diversi yang digunakan, yaitu :
1.
Kurva diversi rasio waktu perjalanan
2.
Kurva diversi waktu dan jarak yang dihemat
3.
Kurva diversi selisih biaya perjalanan
Dari ketiga perhitungan kurva
diversi tersebut diambil nilai yang paling kecil karena mempunyai resiko yang
paling besar yang ditunjukkan Tabel 6.
Golongan
|
Lalu Lintas Teralihkan (%)
|
Gol I
|
55
|
Gol IIA
|
86,67
|
Gol IIB
|
91,67
|
E.
Analisa Kelayakan Ekonomi
Penghematan
biaya operasional kendaraan
Berikut ini adalah hasil analisa dari
penghematan BOK yang ditunjukkan oleh Tabel 7.
Golongan Kendaraan
|
Selisih BOK
|
Gol I
|
Rp 23,49
|
Gol IIA
|
Rp 39.237,66
|
Gol IIB
|
Rp 52.518,90
|
Penghematan
nilai waktu
Berikut ini adalah hasil analisa
dari penghematan nilai waktu yang ditunjukkan oleh Tabel 8.
Golongan
|
Selisih Nilai Waktu
|
Saving Time
|
|
|
(Rupiah)
|
(Jam)
|
(Menit)
|
|
|
|
|
|||
Gol
IA
|
5730,60
|
0,512
|
27,984
|
|
Gol
IIA
|
14130,82
|
0,391
|
45,746
|
|
Gol IIB
|
14460,60
|
0,318
|
63,018
|
|
Penghematan
biaya kecelakaan
Data kecelekaan yang dipakai adalah
data kecelakaan dari jalan Pantura Kanci–Pejagan karena dianggap mempunyai
karakteristik yang hampir mirip dengan jalan Pantura Pemalang–Batang. Hasil
penghematan biaya kecelakaan ditunjukkan oleh Tabel 9.
|
|
|
|
Rata-rata
Biaya
|
Tahun
|
Posisi
|
Total Biaya Kecelakaan
|
Kecelakaan
per Tahun
|
|
|
|
|
|
(Rp/th/km)
|
2005
|
|
23.916.145.314
|
|
|
2006
|
Sebelum
|
24.896.023.924
|
|
|
2007
|
Operasional
|
27.990.387.210
|
141.231.023.993
|
807.034.423
|
2008
|
Tol
|
33.888.741.718
|
|
|
2009
|
|
30.539.725.826
|
|
|
2010
|
|
18.538.209.033
|
|
|
2011
|
Setelah
|
25.088.727.058
|
|
|
2012
|
Operasional
|
20.329.188.665
|
133.642.495.483
|
763.671.403
|
2013
|
Tol
|
38.850.890.455
|
|
|
2014
|
|
30.835.480.272
|
|
|
Dari ketiga parameter yaitu BOK,
nilai waktu, dan biaya kecelakaan dapat disimpulkan bahwa terjadi penghematan
pada masing-masing parameter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jalan tol
Pemalang – Batang layak secara ekonomi.
F.
Analisa kelayakan finansial
Dari perhitungan cash flow antara
pendapatan dan pengeluaran yang didapat selama umur rencana jalan tol Pemalang
– Batang diperoleh hasil yang ditunjukkan Tabel 10 sebagai berikut.
|
Parameter
|
Hasil
|
Syarat
|
|
NPV
|
Rp4.301.297.387.339,00
|
+
|
|
BCR
|
1,787
|
>1
|
|
IRR
|
23,23%
|
>faktor diskonto = 15,50 %
|
|
PP
|
8 tahun 7 bulan 16 hari
|
<umur rencana = 30 tahun
|
|
NPV = 0
|
13 tahun 7 bulan 23 hari
|
<umur rencana = 30 tahun
|
Dari Tabel 10 diketahui bahwa semua
parameter memenuhi syarat sehingga dapat dikatakan jalan tol Pemalang – Batang
layak secara finansial.
G.
Analisa Sensitivitas
Perubahan
Penurunan Pendapatan
Pada analisa sensitivitas ini
diasumsikan proyek mengalami penurunan pendapatan. Besarnya penurunan
pendapatan diperoleh dengan cara trial error. Dari Gambar 6 diperoleh batasan
penurunan pendapatan yaitu 44,032 %.
Perubahan
Suku Bunga Tarif Tol
Pada analisa
sensitivitas ini diasumsikan proyek mengalami perubahan suku bunga pada tarif
tol. Besarnya perubahan suku bunga diperoleh dengan cara trial error. Gambar 7
diperoleh bahwa perubahan suku bunga tarif tol tidak mempengaruhi kelayakan tol
selama umur rencana.
Perubahan
Tahun Pemasukan Pendapatan
Pada analisa sensitivitas ini
diasumsikan proyek mengalami perubahan tahun pemasukan pendapatan diakibatkan
oleh lamanya pembebasan lahan. Besarnya perubahan diperoleh dengan cara trial
error. Dari Gambar 8 diperoleh bahwa batas awal tahun pemasukan pendapatan
adalah pada tahun ke-21.
Perubahan
Terhadap Kenaikan Biaya Investasi
Pada analisa sensitivitas ini
diasumsikan proyek mengalami kenaikan biaya investasi. Besarnya perubahan diperoleh
dengan cara trial error. Dari Gambar 9 diperoleh bahwa batas kenaikan biaya
investasi adalah pada 78,673 %.
BAB
III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan
analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan hasil
perhitungan pada saat ini jalan Pantura ruas Pemalang-Batang dengan menggunakan
tingkat pertumbuhan 4,688%, jalan Pantura sudah tidak mampu menampung beban
arus lalu lintas pada tahun 2030 dengan DS sebesar 0,781.
2.
Rincian kelayakan ekonomi
jalan tol Pemalang – Batang adalah sebagai berikut :
a.
Terjadi penghematan biaya operasional kendaraan sebesar Rp 23,49 untuk Gol I,
Rp 39.237,66 untuk Gol IIA dan Rp52.518,90 untuk golongan IIB.
b.
Terjadi penghematan waktu tempuh kendaraan dengan sebesar 27,98 menit untuk
Golongan I, 45,745 untuk golongan IIA dan sebesar 63,02 menit untuk golongan
IIB.
c.
Terjadi penurunan biaya kecelakaan sebesar Rp 43.363.019,00/tahun/km pada jalan
Pantura dimana sebelum adanya tol sebesar Rp 807.034.423,00/tahun/km, sedangkan
setelah adanya tol sebesar 763.671.404,00/tahun/km.
Dengan
demikian jalan tol Pemalang – Batang secara ekonomi layak untuk dibangun.
3.
Rincian kelayakan
finansial jalan tol Pemalang – Batang adalah sebagai berikut :
a.
Berdasarkan perhitungan Net Present Value didapatkan nilai positif sebesar Rp
4.301.297.387.339,00
b.
Berdasarkan perhitungan Benefit-Cost Ratio didapatkan nilai >1 yaitu sebesar
1,787
c.
Berdasarkan perhitungan Internal Rate of Return (IRR) didapatkan nilai
>15,50% yaitu sebesar 23,226%
d.
Berdasarkan perhitungan payback period didapatkan pengembalian terjadi dalam
waktu 8 tahun 7 bulan 16 hari yang masih berada dalam umur rencana 30 tahun
e.
Berdasarkan perhitungan NPV didapatkan NPV=0 pada waktu 13 tahun 7 bulan 23
hari yang masih berada dalam umur rencana 30 tahun
Dengan
demikian jalan tol Pemalang – Batang secara finansial layak untuk dibangun.
4.
Hasil dari analisa
sensitivitas adalah sebagai berikut :
a.
Batas persentase penurunan pendapatan adalah sebesar 44,032%
b.
Tidak Batang layak walaupun tidak ada kenaikan tarif tol selama umur rencana
c.
Batas tahun awal pemasukan pendapatan adalah tahun ke-21 dari umur rencana
d.
Ada batas perubahan suku bunga tarif tol sehingga jalan tol Pemalang.
e.
Batas kenaikan biaya investasi adalah sebesar 78,673%
5.
Berdasarkan perhitungan
nilai waktu didapatkan penghematan nilai waktu antara jalan tol dan jalan
Pantura yaitu :
Rp
5.730,60 (27,98 menit) untuk Golongan I
Rp
14.130,82 (45,745 menit) untuk golongan IIA
Rp
14.460,60 (63,02 menit) untuk golongan IIB.
SARAN
Berdasarkan
hasil analisis, maka penulis dapat menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pembangunan
jalan tol Pemalang-Batang harus segera dimulai pembangunannya melihat proyeksi
arus lalu lintas di jalan Pantura yang semakin tinggi.
2. Pemerintah
dapat segera menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan.
3. Pemilik
investasi harus benar-benar melakukan perhitungan yang sangat teliti dan
memperhatikan batasan parameter finansial yang ada agar tidak mangalami
kerugian.
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL KARYA TEKNIK
SIPIL, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 11 – 24 Online diakses pada
tanggal 24 Mei 2019 di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts