Tata Ruang Bisnis Ritel
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk
merancang suatu tata ruang toko yang baik, maka para perancang toko harus
menyeimbangkan beberapa sasaran-sasaran yang sering kali konflik. Pertama, tata
ruang toko hendaknya menggoda para pelanggan disekitar toko untuk membeli lebih
banyak barang-barang perdagangan daripada yang sebenarnya telah mereka
rencanakan. Salah satu metode adalah untuk mengungkapkan kepada pelanggan
dengan suatu tata ruang toko yang memfasilitasi suatu pola lalu lintas yang
spesifik. Metode yang lainnya untuk membantu para pelanggan bergerak melalui
toko adalah dengan menyediakan variasi. Toko seharusnya dipenuhi dengan sedikit
tempat kesenangan dan cela-celah yang menggoda para pembelanja untuk
berkeliling-keliling disekitarnya. Seorang perancang toko tidak perlu dipenuhi
dengan ruang setapak yang dipenuhi dengan lorong panjang diantara rak-rak dan
papan rak.
Berbagai
tingkatan dan jalan yang landai akan menambahkan variasi. Jika lantai harus
rata, paling tidak display yang tinggi dapat divariasikan guna menghindari
suatu penyajian yang monoton. Suatu sasaran yang kedua dari suatu tata ruang
toko yang baik adalah dengan menyediakan suatu keseimbangan diantara memberikan
kepada pelanggan dengan ruang yang memadai dimana untuk berbelanja dan secara
produktif dengan cara menggunakan sumber daya yang mahal, sering kali sumber
daya yang langka ini untuk barang-barang perdagangan. Suatu toko dengan banyak
orang yang menciptakan suatu rasa keceriaan dan dengan penuh harapan,
meningkatkan pembelian. Akan tetapi suatu toko dengan terlalu banyak rak dan
display dapat menyebabkan para pelanggan menjadi bingung atau bahkan tersesat.
Para peritel harus mencoba untuk membuat toko mereka fleksibel sehingga
pengaturan dapat menjadi mudah untuk menciptakan tata ruang toko.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
tujuan perancangan toko?
2. Seperti
apa tata ruang dan rancangan toko?
3. Apa
saja yang termasuk dalam area khusus?
4. Apa
saja teknik penyajian barang dagangan?
5. Bagaimana
cara penciptaan suasana belanja?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tujuan perancangan toko,
tata ruang dan rancangan toko, area khusus, teknik penyajian barang dagangan
dan penciptaan suasana belanja sehingga kita dapat memahaminya dengan baik dan
benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tujuan Perancangan Toko
Bila
sedang merancang atau merancang kembali toko, para manajer memenuhi 4 (empat)
tujuan:
1. Rancangan
harus sesuai dengan kesan dan strategi
Untuk memenuhi tujuan
pertama, para manajer ritel harus menentukan pelanggan target dan kemudian
merancang toko yang melengkapi kebutuhan pelanggan. Contohnya, warehouse store club memiliki atap
tinggi dengan kisi-kisi logam dan lantai beton, bukan menggunakan ubin atau
keramik. Mereka menggunakan itu untuk mempertahankan suatu kesan.
2. Rancangan
harus mempengaruhi perilaku konsumen secara positif
Untuk memenuhi tujuan
kedua dalam mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli, para peritel
terfokus pada masalah rancangan toko dan perencanaan ruangan. Bayangkan toko
pangan yang dirancang seperti toko khusus wanita atau galeri seni yang terlihat
seperti toko ban. Toko pangan diatur untuk memudahkan pelanggan mencari bahan
makanan yang diperlukan. Tiap butik dirancang dalam rancangan bebas agar
pelanggan bisa melihat-lihat barang dagangan dengan leluasa dan nyaman.
Perilaku membeli ini juga dipengaruhi oleh lingkungan toko. Tanda-tanda
tertentu dirancang untuk menarik perhatian. Misalnya toko Bread Talk menarik
perhatian konsumen karena bau kue abonnya.
3. Rancangan
harus mempertimbangkan biaya-biaya dan nilai
Beberapa toko pangan
menempatkan produk mereka dekat pintu masuk toko karena memiliki kesempatan
lebih besar untuk dibeli daripada kategori-kategori barang lain dan menciptakan
suasana yang nyaman. Ritel mengembangkan peta yang disebut planogram yang menjelaskan lokasi barang berdasarkan keuntungan dan
faktor-faktor lain. Bila mempertimbangkan masalah suasana rancangan toko, para
peritel harus menimbang biaya-biaya untuk strategi tersebut dan masalah-masalah
ketertarikan pelanggan.
4. Rancangan
harus fleksibel
Fleksibilitas bisa memiliki dua
bentuk, kemampuan untuk memindahkan komponen toko secara fisik dan kemudahan
pada komponen yang bisa dimodifikasi. Saat ini, sebagian besar toko dirancang
dengan fleksibilitas untuk pikiran. Contohnya, toko buku Gramedia menggunakan
konsep baru yang inovatif dengan pengaturan barang yang bagus dan fleksibilitas
rancangan.
2.2
Tata Ruang dan Rancangan Toko
Untuk
mengembangkan tata ruang toko yang bagus, perancangan toko harus menyeimbangkan
beberapa tujuan yang seringkali menjadi konflik. Contohnya, tata ruang toko
harus memungkinkan pelanggan untuk memutari toko dan membeli lebih banyak
barang daripada yang direncanakan. Namun, jika tata ruang terlalu rumit,
pelanggan bisa kesulitan untuk mendapatkan barang yang mereka cari dan
memutuskan untuk tidak berlangganan di toko itu. Terdapat beberapa rancangan
toko antara lain:
Ø Kisi-Kisi
Tata letak kisi-kisi (grid lay out) biasanya digunakan pada toko obat dan sebagian besar
toko pangan. Kisi-kisi terdiri dari gondola panjang untuk barang-barang dan
lorong-lorong dengan pola berulang. Kisi-kisi bukanlah susunan yang bagus
secara estetika, tapi bagus sekali untuk perjalanan belanja dimana konsumen
perlu mengitari keseluruhan toko dengan mudah mencari produk yang ingin mereka
beli.
Ø Arena
Lomba
Tata
letak arena lomba (racetrack)
memudahkan tujuan untuk membuat pelanggan mengunjungi berbagai departemen. Tata
letak arena lomba juga dikenal sebagai Loop,
adalah jenis rancangan toko yang memberikan lorong utama untuk memudahkan
jalannya pelanggan dengan akses ke pintu masuk toko. Lorong ini memutar melalui
toko dengan memberi akses ke semua departemen.
Ø Bentuk
Bebas
Tata
letak bentuk bebas (free form layout)
juga dikenal sebagai tata ruang butik, menyusun perlengkapan tetap dan lorong
secara simetris. Ini biasanya digunakan pada toko khusus kecil atau pada
departemen-departemen di toko besar. Di lingkungan yang relaks atau santai ini,
pelanggan merasa seperti ada di rumah seseorang yang memudahkan belanja dengan
jalan-jalan. Suasana yang nyaman seperti itu tidaklah murah. Toko ini
mengorbankan beberapa ruang penyimpanan dan etalase untuk menciptakan
lingkungan yang lebih luas. Namun, jika tata letak bentuk bebas dirancang
dengan teliti, biaya yag tinggi bisa diimbangi dengan penjualan dan keuntungan
yang tinggi karena pelanggan merasakan suasana santai selayaknya mereka berada
di rumah.
2.3
Area Khusus
Selain
area dimana sebagian besar barang-barang dipamerkan dan disimpan, ada juga toko
yang menyiapkan area-area khusus yaitu area di dalam toko yang dirancang untuk
mendapatkan perhatian pelanggan. Area-area ini meliputi:
·
Etalase Ujung
Etalase ujung (end cop) adalah etalase yang terletak
di ujung lorong yang dirancang untuk menarik perhatian konsumen. Namun,
penggunaan etalase ujung tidak selalu diperlukan tergantung pada kebutuhan dan
kesinambungan dengan program-program promosi yang dijalankan oleh toko.
·
Lorong Promosi
Lorong promosi (promotional aisle) adalah lorong yang
digunakan untuk memamerkan barang-barang yang sudah dipromosikan. Contohnya,
Indeks menggunakan lorong promosi untuk menjual barang-barang musiman, seperti
halaman berumput dan kebun di musim panas dan dekorasi Natal di musim gugur.
·
Perlengkapan Tetap yang Berdiri Bebas
dan Patung Model
Perlengkapan ini
diletakkan di lorong, dirancang untuk mendapatkan perhatian pelanggan dan
membawanya ke departemen atau bagian yang memajang barang dagangan tersebut.
·
Jendela
Meskipun jendela adalah
benda eksternal pada toko, jendela bisa menjadi komponen penting dari tata
ruang toko. Bila digunakan dengan tepat, etalase jendela bisa membantu menarik
pelanggan untuk masuk ke dalam toko.
·
Area Utama Penjualan
Area utama penjualan (point of sale area) adalah tempat di
dalam toko dimana pelanggan bisa membeli barang-barang. Area ini bisa menjadi
bagian yang paling berharga dari toko, karena pelanggan sering menunggu di sana
sampai transaksi selesai. Saat menunggu antrean kasir di toko, perhatikan
bagaimana orang-orang mengambil barang-barang seperti baterai, permen, silet
dan majalah. Apakah mereka membutuhkan barang-barang ini? Tidak juga, tapi
menunggu membuat mereka bosan, sehingga mereka menghabiskan waktu untuk
belanja.
·
Dinding
Mengingat ruangan ritel seringkali
langka dan mahal, beberapa ritel telah berhasil meningkatkan kemampuan mereka
untuk menyimpan stok tambahan, memamerkan barang-barang dan memberikan pesan
kreatif dengan memanfaatkan ruangan dinding. Barang-barang bisa digabungkan
dengan etalase, foto atau gambar yang memperlihatkan barangnya.
2.4
Teknik Penyajian Barang Dagangan
Terdapat
beberapa metode bagi ritel untuk menyajikan barang secara efektif bagi
pelanggan. Untuk memutuskan apa yang terbaik untuk situasi khusus, para
perencana toko harus memperhatikan empat masalah: pertama dan mungkin yang
paling penting, barang harus dipamerkan dengan cara sedemikian rupa sesuai
dengan kesan toko. Kedua, para perencana toko harus memperhatikan sifat produk.
Ketiga, kemasan seringkali menentukan bagaimana produk dipamerkan. Contohnya,
toko diskon menjual mur dan baut dalam kemasan kecil, sedangkan toko perangkat
keras masih menjual secara ritel. Meskipun harga per unit lebih tinggi untuk
produk yang dijual dalam kemasan, namun karena tidak memiliki tenaga penjual
yang cukup untuk menimbang dan membungkus barang-barang tersebut dijual dalam
kemasan. Keempat, kemungkinan keuntungan produk yang akan diterima peritel akan
mempengaruhi keputusan untuk memamerkan barang dagangan. Barang dagangan dengan
kemungkinan keuntungan besar akan dipajang di tempat yang strategis.
Ø Penyajian
yang Terorientasi pada Pemikiran
Beberapa ritel
menggunakan penyajian yang terorientasi pada pemikiran suatu metode yang
menyajikan barang-barang berdasarkan pada ide khusus atau kesan toko.
Contohnya, pakaian wanita seringkali dipajang untuk memberi kesan atau
pemikiran keseluruhan.
Ø Penyajian
Gaya atau Jenis Barang
Mungkin teknik
pengaturan stok yang paling umum adalah dengan gaya atau barang. Toko diskon,
toko makanan, toko perangkat keras dan toko obat menggunakan metode ini untuk
hampir setiap kategori barang. Banyak ritel pakaian menggunakan teknik ini.
Bila pelanggan mencari jenis barang khusus. Seperti sweater, mereka berharap menemukan semua barang di lokasi yang
sama.
Ø Penyajian
Warna
Teknik penyajian yang
berani adalah dengan warna. Contohnya di bulan-bulan musim dingin, toko pakaian
wanita bisa memamerkan semua pakaian dengan warna putih untuk memberitahu
pelanggan bahwa toko itu adalah “tempat” untuk membeli baju untuk liburan musim
dingin.
Ø Penentuan
Harga
Strategi ini membantu
pelanggan mencari barang dengan mudah pada harga yang ingin mereka bayar.
Contohnya, kemeja laki-laki bisa diatur menjadi tiga grup penjualan yaitu
dengan harga paling mahal, menengah dan murah.
Ø Pengaturan
Barang secara Vertikal
Cara umum lain untuk
mengatur barang adalah dengan pengaturan barang secara vertikal. Barang
disajikan secara vertikal dengan menggunakan dinding dan gondola yang tinggi.
Pelanggan banyak belanja seperti mereka membaca koran dari kiri ke kanan,
menuruni tiap kolom atas ke bawah. Toko bisa mengatur toko secara efektif untuk
mengikuti gerakan alami mata.
Ø Pengaturan
Barang Tonasi
Teknik ini adalah
teknik memamerkan barang dimana banyak barang dipamerkan bersama. Teknik ini
digunakan untuk meningkatkan kesan harga toko. Ritel berharap para pelanggan
akan memperhatikan barang itu dan tertarik.
Ø Penyajian
di Bagian Depan
Metode ini adalah
metode dengan memamerkan barang dimana ritel menunjukkan bagian produk agar
bisa menarik para pelanggan. Para ritel membuat cover buku di billboard
agar bisa diperhatikan pelanggan.
Ø Perlengakapan
Tetap
1. Rak
lurus, terdiri dari pipa panjang yang diberi penyangga ke lantai. Meskipun rak
lurus bisa menampung banyak pakaian, sangatlah sulit bagi pelanggan untuk
menentukan gaya atau warna khusus.
2. Gantungan
melingkar, adalah tempat gantungan melingkar yang memiliki tumpuan di bawah.
Meskipun lebih kecil dari rak lurus, tapi dirancang untuk bisa memuat jumlah
barang maksimum. Karena mudah digerakkan dan efisien, alat ini ditemukan di
sebagian besar jenis toko pakaian.
3. Gantungan
empat arah, memiliki dua gantungan menyilang yang tegak lurus dengan yang lain
pada suatu tumpuan. Saat ini memuat banyaj barang dan pelanggan bisa melihat
pakaian secara keseluruhan. Namun, alat ini jarang digunakan. Semua barang pada
satu deret gantungan harus mempunyai gaya dan warna yang sama dan pelanggan
bisa bingung.
4. Gondola,
alat ini serbaguna. Gondola bisa digunakan di toko makanan dan untuk memamerkan
handuk, sprei dan alat-alat rumah tangga di departement store. Pakaian terlipat
juga bisa ditaruh di gondola.
2.5
Penciptaan Suasana Belanja
Penciptaan
suasana berarti rancangan lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan,
warna, music dan wangi-wangian untuk merancang respons emosional dan perseptual
pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang.
·
Komunikasi Visual
Komunikasi visual yang
terdiri dari grafik, papan tanda, efek panggung baik di toko dan di jendela
akan membantu meningkatkan penjualan dengan memberikan informasi tentang produk
dan menyarankan pembeli barang.
1. Menggabungkan
papan tanda dan grafik dengan kesan toko. Papan tanda dan grafik harus
bertindak sebagai jembatan antara barang dan pasar sasaran. Warna dan nadanya
harus saling melengkapi. Warna yang tidak menyenangkan secara keseluruhan
secara visual akan merusak etalase yang bagus dan mengurangi daya tarik
terhadap barang.
2. Memberikan
informasi pelanggan. Papan tanda dan grafik yang bersifat informatif membuat
barang lebih diinginkan. Contohnya, Atthelete’s Foot menggunakan cetakan
berdiri untuk menjelaskan lima langkah proses pengepasan. Proses dimulai dari
men-scanner kaki, memastikan dan
pengepasan kaki setiap pelanggan. Setelah menganalisis tingkat kegiatan
pelanggan, staf penjualan membantu mereka memilih sepatu yang tepat dan
menentukan cara terbaik untuk manalikan sepatu agar pas di kaki.
3. Menggunakan
papan tanda dan grafik sebagai penyaji. Ini adalah cara yang bagus untuk
menggabungkan tema dan barang untuk penyajian keseluruhan yang menarik.
Pertahankan papan agar papan tanda dan grafik tetap cerah. Terlupakan kabur
atau samar-samar dan penuh dengan percikan air akan lebih meremehkan kesan toko
daripada menjual barang.
4. Batasi
penggunaan salinan papan tanda. Penggunaan lambang yang tepat sangatlah penting
untuk keberhasilan papan tanda. Lambang yang berbeda memberi pesan dan juga
suasana hati yang berbeda. Ciptakan efek teater dan panggung. Bagian dari
teater adalah efek khusus yang menggabungkan unsur-unsur lain. Untuk
meningkatkan ketertarikan toko dan kesan toko, ritel mengambil ide dari teater,
contohnya dengan menggunakan kain warna, poster atau foto grafik yang memiliki
corak berani.
·
Pencahayaan
1. Soroti
barang dagangan
Sistem
pencahayaan yang bagus membantu menciptakan ketertarikan pada toko. Pada saat
yang sama, pencahayaan harus memberikan pembawaan warna yang tepat untuk
barang. Pemusatan barang sebaiknya dilakukan dengan memberikan cahaya khusus
untuk bagian atau barang tertentu. Penggunaan pencahayaan ini bisa menarik
perhatian pelanggan.
2. Buat
suasana tenang dan pertahankan kesan
Biasanya
departement store dan toko-toko di Indonesia menggunakan lampu pijar untuk
memberikan kesan hangat dan menyenangkan. Sumber cahaya menarik perhatian
terhadap barang dan etalase. Rancangan pencahayaan yang biasa digunakan pada
toko-toko di Eropa cenderung lebih terang, dingin dan minimal daripada di Amerika,
yang menciptakan suasana dan kesan yang sangat berbeda daripada pencahayaan
lampu pijar yang lebih lembut.
3. Sembunyikan
kekurangan
Pencahayaan
bisa menyembunyikan kesalahan dan rancangan toko yang kurang bagus. Di Sogo
pencahayaan produk sangat tinggi dibandingkan dengan toko-toko lain.
·
Warna
Penggunaan
warna yang kreatif bisa meningkatkan kesan ritel dan membantu menciptakan
suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa warna-warna hangat (merah dan
kuning) menghasilkan efek psikologis dan fisiologis yang berlawanan dari
warna-warna dingin (biru dan hijau), yang berlawanan pada spectrum warna. Warna
hijau dan biru adalah warna tenang, damai dan menyenangkan. Warna-warna dingin
paling efektif bagi ritel dalam menjual produk-produk dengan harga yang mahal
atau jasa seperti yang ada pada kantor dokter gigi.
Warna
adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi barang dagangan. Warna juga
menciptakan daya tarik dan sangat dapat melahirkan penjualan. Warna dipakai
untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat dan
merangsang setiap orang untuk bertindak. Warna memiliki tenaga dan dapat
berdampak pada mood atau rasa setiap
orang.
Warna
dapat memberikan beberapa makna misalnya merah: hidup dan bergerak, impresi
kedekatan, emosi yang kuat. Oranye: hangat, impresi kedekatan, waktu menuai,
vitalitas, membuat makanan dan interior yang lebih menarik. Kuning: hangat,
impresi kedekatan, berkesan matahari tenggelam, menarik untuk dilihat. Biru:
adem, kalem, impresi jarak, menginspirasikan kesegaran alam. Hijau: adem,
seimbang, harmoni, impresi jarak, menginspirasikan kesegaran alam. Merah muda:
mungil. Meran marun: kekayaan. Ungu: misteri, berhubungan dengan loyalitas dan
keseriusan.
·
Musik
Banyak
keputusan untuk membeli berdasarkan emosi dan bau memiliki dampak yang besar
pada emosi kita. Bau, lebih dari indera yang lainnya adalah penentu perasaan
gembira, kelaparan, menjijikkan dan nostalgia. Penelitian menunjukkan bahwa
wangi-wangian memiliki dampak positif pada pembelian dan kepuasan pelanggan.
Penelitian lain menyatakan bahwa meskipun ada tidaknya wangi-wangian dapat
mempengaruhi penilaian dan perilaku konsumen tentang toko. Sifat wangi-wangian
tersebut tidak menjadi hal yang penting. Toko-toko yang menggunakan
wangi-wangian bisa meningkatkan pengalaman berbelanja subjektif pelanggan
dengan membuat mereka merasa bahwa mereka menghabiskan sedikit waktu untuk
melihat barang atau menunggu tenaga penjualan atau antrean di kasir.
·
Aroma
Aroma,
bau atau wangi-wangian merupakan salah satu dari elemen atmosfer toko yang
secara sengaja dihadirkan dalam lingkungan restoran sebagai salah satu daya
tarik bagi pengunjung. Di dalam sistem panca indera, aroma dianggap sebagai
sesuatu yang paling lekat berkaitan dengan respons emosional. Persepsi dan
interpretasi aroma merupakan peristiwa kompleks yang melibatkan perpaduan
respons biologis, psikologis dan ingatan (Wilkie, 1995 dalam, Michon dan
Chebat, 2003). Hal ini menyebabkan aroma di dalam lingkungan ritel menjadi
suatu variabel yang penting untuk dipelajari, sebab tingkat keharumannya
dipercaya memungkinkan untuk memancing suatu reaksi emosional tertentu dari
konsumen.
Banyak
keputusan membeli yang didasarkan pada emosi dan bau memiliki dampak yang besar
pada emosi konsumen. Bau, lebih dari indera yang lainnya, adalah penentu
perasaan gembira, kelaparan, jijik dan nostalgia. Penelitian menunjukkan bahwa
wangi-wangian memiliki dampak positif pada pembelian dan kepuasan pelanggan.
Sedangkan penelitian lainnya menyatakan bahwa meskipun ada tidaknya wangi-wangian
mempengaruhi penilaian dan perilaku konsumen tentang toko, sifat wangi-wangian
tersebut tidak menjadi hal penting. Toko-toko yang menggunakan wangi-wangian
bisa meningkatkan pengalaman berbelanja subjektif pelanggan dengan membuat
mereka merasa menghabiskan sedikit waktu untuk melihat barang atau menunggu
tenaga penjualan atau antrean di kasir (Utami, 2006:241).
Beberapa
penelitian mengindikasikan bahwa lingkungan dengan aroma tertentu memiliki
pengaruh terhadap perilaku dan penilaian positif dari subjek penelitian, akan
tetapi sifat aroma tidak menjadi masalah dalam hal ini. Tetapi pemberian aroma
dapat gagal dalam memberikan pengaruh yang diinginkan jika aroma tersebut tidak
sesuai dengan pilihan atau harapan konsumen, sehingga ketika peritel tidak ingin
mengambil resiko maka pemilihan aroma harus melewati pertimbangan yang matang
sebelum peritel menerapkannya sebagai stimulus untuk lingkungan tokonya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Tata
ruang toko yang bagus membantu pelanggan mencari dan membeli barang. Terdapat
banyak jenis tata ruang yang biasanya digunakan oleh ritel. Gird design adalah yang terbaik untuk
toko dimana pelanggan diharapkan menjelajahi toko secara keseluruhan, seperti
toko makanan dan toko obat. Tata letak arena balap lebih umum digunakan di departement store. Tata letak bentuk
bebas biasanya ditemukan di toko khusus yang kecil dan dalam departement store yang besar. Area-area
khusus, banyaknya stok dan dinding memiliki tujuan yang unik tapi harus
digabungkan untuk menciptakan tema yang menyatu.
Lokasi
departement store harus ditentukan
oleh keuntungan keseluruhan dan tujuan hasil inventaris, jenis produk, perilaku
konsumen dalam membeli, hubungan dengan barang-barang di departement store lain dan karakteristik fisik pada barang
tersebut. Planogram digunakan untuk memperhitungkan alokasi ruangan dan
menentukan penggunaan ruangan yang palin produktif. Beberapa trik perdagangan
bisa membantu ritel menyajikan barang untuk memudahkan penjualan. Para ritel
harus memutuskan jenis perlengkapan toko yang tepat untuk digunakan dalam
tujuan tertentu. Para ritel memanfaatkan berbagai bentuk grafik, papan tanda
dan efek teater untuk memudahkan penjualan. Strategi-strategi mencakup pencahayaan,
warna, music dan wangi-wangian.
DAFTAR PUSTAKA
Widhya Utami, Christina. 2010. “Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel
Modern di Indonesia, Jilid 2”. Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤
ReplyDeleteDirect sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤
iY..