KLIK gambar untuk menutup Iklan

Thursday, January 21, 2016

Dampak Pengumuman Stock Split Terhadap Return, Variabilitas tingkat Keuntungan Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham.

Dampak Pengumuman Stock Split Terhadap Return, Variabilitas tingkat Keuntungan Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham.


ISU    
         
          Keberadaan pasar modal Indonesia dirasakan sangat penting bagi kegiatan perekonomian di Indonesia. Dengan keberadaan pasar modal di Indonesia yang optimal diharapkan dapat menjembatani hubungan antara investor yang melibatkan masyarakat sebagai penyedia dana dan perusahaan emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana untuk membiayai operasional perusahaannya (Usman, 1997). Sehingga dapat dikatakan bahwa pasar modal Indonesia dapat menjadi salah satu sumber untuk mencukupi kebutuhan modal bagi perusahaan-perusahaan yang terus mengalami peningkatan
          Dewasa ini, pasar modal Indonesia mengalami guncangan akibat badai krisis ekonomi dan politik yang terjadi di Indonesia dan kawasan negara-negara ASEAN. Menurut Tjiptoherijanto (1999), krisis ekonomi di Indonesia dapat dilihat dari dua perspektif, yang pertama pengaruh berhubungan dengan krisis nilai tukar yang terjadi di Thailand pada bulan Mei 1997. Yang kedua adalah kombinasi dari krisis ekonomi dan politik di dalam negeri. Selanjutnya belum dapat diperkirakan sampai kapan krisis tersebut berlangsung.
          Dengan adanya badai krisis tersebut maka perekonomian menjadi kurang bergairah dan berefek pada kelesuan transaksi di pasar modal Indonesia. Berbagai langkah pro aktif terus dilakukan emiten untuk menyiasati kondisi bursa yang sedang lesu tersebut, salah satunya yang marak dilakukan dewasa ini adalah melalui stock split (Bisnis Indonesia, 1999).
          Tujuan utama dilakukannya stock split adalah untuk menempatkansaham dalam kisaran perdagangan yang lebih populer (popular trading range), dimana melibatkan banyak pembeli (Block dan Hirt, 1992). Dengan harga saham yang terjangkau oleh investor, maka akan mendorong investor untuk melakukan transaksi atas saham tersebut. Dengan banyaknya transaksi maka likuiditas saham perusahaan tersebut diharapkan juga akan meningkat, dengan demikian harapan untuk memperoleh keuntungan semakin besar.
          Salah satu informasi publik yang marak dilakukan di BEJ dewasa ini adalah stock split (Konrandus, 1999).Dari hasil kompilasi Sigma Research, menunjukkan bahwa gelombang stock splityang melanda BEJ tersebut merupakan terobosan baru untuk membangkitkan gairah investasi di bursa efek Jakarta dan merupakan strategi jangka pendek perusahaan publik untuk meningkatkan likuiditas sahamnya di lantai bursa. Tingginya tingkat likuiditas suatu saham yang dimiliki perusahaan emiten, akan mendorong investor untuk terus melakukan transaksi, karena investor mempercayai bahwa cash-flownya akan menjadi lebih baik (BisnisIndonesia, 18 Oktober 1999).
          Dari uraian yang telah dikemukakan tersebut, mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana sebenarnya dampak pengumuman stock splityang dilakukan dalam kurun waktu saat Indonesia sedang mengalami krisis, terhadap beberapa variabel yaitu return dan abnormal return yang bisa diperoleh pemegang saham (Peterson, 1989 dalam Hanafi, 1998), aktivitas volume perdagangan mengikuti informasi yang dipublikasikan (Hanafi, 1998), serta dari variabilitas tingkat keuntungan saham (Husnan dkk, 1996).
          Masalah penelitian dirumuskan sebagai:(1).Apakah terdapat perubahan yang signifikan pada return, abnormal return dan cumulative abnormal return saham sebelum, saat dan sesudah stock split?; (2) Apakah terdapat perubahan yang signifikan pada variabilitas tingkat keuntungan saham sebelum, saat dan sesudah stock split?; (3) Apakah terdapat perubahan yang signifikan pada aktivitas volume perdagangan saham sebelum, saat dan sesudah stock split?
              Dengan rumusan masalah penelitian seperti itu, penelitian dilakukan untuk menilai reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa stock split.Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk:(1) Mengetahui adanya perubahan terhadap return, abnormal return dan cumulative abnormal return saham sebelum, saat dan sesudah dilakukan stock split; (2) Mengetahui adanya perubahan terhadap variabilitas tingkat keuntungan saham sebelum, saat dan sesudah dilakukan stock split; (3) Mengetahui adanya perubahan aktivitas volume perdagangan sebelum, saat dan sesudah dilakukan stock split

KAJIAN TEORITIS
              Studi klasik pertama untuk menguji efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat, dengan menggunakan metode penelitian event study dilakukan oleh Fama et al.(1969) dalam Jogiyanto (1999). Penelitian ini mempelajari perilaku abnormal returnsaham secara kumulatif di seputar stock split, yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di NYSE antara Januari 1927 sampai bulan Desember 1959. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun ada ab-normal return 30 hari sebelum pengu-muman, tetapi abnormal return saham setelah pengumuman sangat stabil; hal ini mengindikasikan adanya dukungan ter-hadap efisiensi pasar NYSE dalam bentuk setengah kuat.
          Studi senada tentang stock splityang merupakan pengembangan dari studi yang dilakukan FFJR dilakukan oleh Charest. Charest (1978) dalam Dickman & Morse  (1986) menggunakan data harian dan juga mengamati pada hari ketika stock split diusulkan oleh manajemen. Dia mene-mukan bahwa abnormal return hanya ada pada hari setelah stock split di usulkan, tetapi secara keseluruhan pasar kelihatan efisien sebagai respon terhadap stock split Sedangkan Grinblatt, Masulis dan Titman (1984) dalam Jogiyanto (1998) menggu-nakan event stock split murni yang tidak disertai pengumuman lain. Hasil temuan mereka adalah bahwa ada reaksi yang signifikan dari pengumuman stock split. Hal tersebut diintepretasikan bahwa pengumuman stock split merupakan sinyal positif terhadap aliran kas masa yang akan datang.
          Hasil-hasil penelitian tentang pengaruh peristiwa stock split terhadap likuiditas perdagangan saham menunjuk-kan adanya penurunan secara tetap pada likuiditas saham mengikuti stock split. Argumentasi yang dikemukakan oleh peneliti untuk menjawab fenomena tersebut adalah bahwa benefit dapat diperoleh dari stock split yang seimbang dengan biaya likuiditas atau dapat mengurangi biaya likuiditas, sehingga stock split tetap dilakukan emiten. Argumentasi lain adalah stock split bisa memiliki nilai seperti pesan yang meramalkan antisipasi kenaikan dividen. Sedangkan studi tentang stock split yang dilakukan terhadap pasar modal di Indonesia (BEJ) antara lain dilakukan oleh Raharjo (1998) dan Kusumastuti (1989), yaitu menguji pengaruh event stock split terhadap harga saham di BEJ. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa pengu-muman stock split tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham dan keuntungan di atas normal. Hal tersebut  mengindikasikan bahwa informasi tentang stock split tersebar merata di bursa efek Jakarta, sehingga pasar tidak dapat meng-antisipasi lebih dahulu dengan adanya stock split.
          Beberapa penelitian terdahulu ter-sebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam menyusun hipotesis, me-milih variabel-variabel dan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti lebih lanjut tentang pengumuman stock split. Terdapat beberapa perbedaan pada penelitian ini jika dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya, dimana perbedaan tersebut dimaksudkan untuk melengkapi hasil analisis agar diperoleh temuan yang lebih baik, antara lain;
  1. Penelitian ini menggunakan event tock split murni, artinya emiten yang sahamnya diamati dalam penelitian ini hanya mempublikasikan pengumuman stock split saja sehingga tidak bersamaan dengan pengumuman lain dalam kurun waktu pengamatan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari bias karena kemungkinan terpengaruh oleh informasi lain yang diumumkan bersamaan dengan pengumuman stock split.

  1. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan memiliki karakteristik yang hampir sama yaitu perusahaan manufaktur. Dengan demikian diharapkantidak terjadi kesalahan spesifikasi yang timbul karena ketidakseragaman karakteristik sampel yang dipilih.

  1. Penelitian ini mencoba melengkapi variabel yang diamati, yaitu dengan mengamati variabilitas tingkat keuntungan. Dengan melihat variabilitas tingkat keuntungan maka dapat mengamati dampak dari informasi yang heterogen

  1. Penelitian ini menggunakan dua macam periode jendela, yaitu dalam jangka waktu 3 hari dan sepuluh hari di seputar pengumuman stock split. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengamati getaran peristiwa pengumuman stock split dalam jangka waktu yang cukup pendek dan membandingkannya dengan waktu pengamatan yang diperpanjang.’

Efisiensi Pasar
          Secara informasional, para ahli teori keuangan umumnya mendefinisikan tiga bentuk efisiensi pasar, yaitu EMH (efficient market hypotesis) bentuk lemah, setengan kuat dan kuat. EMH bentuk lemah (weak form) menyatakan bahwa semua informasi yang terkandung dalam pergerakan harga masa lalu sepenuhnya tercermin dalam harga pasar sekarang. EMH bentuk setengah kuat (semi strong form) menyatakan bahwa harga pasar yang sekarang mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi kalangan umum. Jika hal ini benar maka tidak ada keuntungan di atas normal yang bisa diperoleh dengan menganalisis saham. (Weston dan Brigham, 1996)
          Menurut Husnan (1996), pada umumnya berbagai pasar modal paling tidak memenuhi persyaratan efisiensi dalam bentuk lemah, banyak yang telah memenuhi syarat setengah kuat (meskipun banyak anomali), dan belum konklusif untuk efisiensi bentuk kuat. Pasar modal di Indonesia telah memenuhi persyaratan efisiensi bentuk lemah, selain itu beberapa penelitian membuktikan terpenuhinya beberapa persyaratan efisiensi bentuk setengah kuat meskipun banyak penyimpangan, tetapi ada juga penelitian yang memberikan hasil sebaliknya.

Stock Split
          Menurut Weston & Brigham (1996), definisi stock split adalah tindakan perusahaan untuk menaikkan jumlah saham yang beredar, seperti melipatduakan jumlah saham yang dengan menukar satu saham lama dengan saham baru yang nilainya setengah dari nilai saham lama. Jika ternyata kemudian harga saham bergerak mantap di atas harga waktu  dilakukan pemecahan maka kekayaan pemegang saham akan bertambah.
          Stock split tidak seperti kebanyakan pembayaran cash dividen, yaitu tidak mempengaruhi secara langsung cash flow dan struktur modal perusahaan (Finerty, 1989). Akan tetapi kebanyakan studi keuangan dapat membuktikan bahwa ada reaksi positif dari harga saham sebagai respon terhadap pengumuman-pengu-muman tersebut.

Informational Content dan Stock Split
          Stock split dapat berperan seperti sebuah pemberitaan pers, bahwa dengan stock split berarti kepercayaan manajemen lebih menguat tentang bagusnya prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dari berbagai studi keuangan (khususnya yang mengambil kesimpulan bahwa terjadi reaksi harga yang positif pada hari sekitar stock split) menunjukkan bahwa hasilnya konsisten dengan signalling effect, dimana saham tersebut setelah stock split menjadi undervalued dan seharusnya dihargai lebih tinggi. Tentunya, perusahaan akhirnya memberi tambahan earning jika sahamnya menjadi bernilai lebih tinggi.
         
METODEOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

          Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan metodologi studi peristiwa (event study). Penelitian dengan studi peristiwa berfokus untuk menguji kekuatan reaksi pasar terhadap suatu peristiwa atau kejadian tertentu dalam hal ini adalah stock split, dengan melihat perubahan harga saham dengan pendekatan return dan abnormal return (Peterson, 1989 dalam Hanafi, 1998), perubahan aktivitas volume perdagangan (Hanafi, 1998) dan variabilitas tingkat keuntungan (Husnan
dkk, 1996) di seputar peristiwa tersebut.





Populasi dan Sampel Penelitian
             
          Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan telah melakukan peme-cahan terhadap sahamnya.
          Cara penentuan sampel dalam pene litian ini akan dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan berdasarkan pada tujuan penelitian. Sampel tersebut diambil secara tidak acak (non random).
          Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusa haan manu-faktur yang melakukan stock split pada bulan Mei 1997 sampai akhir tahun 1999. Sesuai dengan kriteria yang dikehendaki dalam definisi variabel, sebagai sampel penelitian terdapat 41 perusahaan dari industri manufaktur yang melakukan stock split selama waktu pengamatan.

Teknik Pengumpulan Data
          Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sedangkan kriteria data yang dikehendaki adalah sebagai berikut:
  1. Perusahaan - perusahaan manufaktur yang listeddi BEJ dan melakukan stock split antara bulan Mei 1997 sampai 1999. Data ini diperoleh dari terbitan BEJ yaitu fact booktahun 1997 sampai 1999.
  2. Harga saham harian dan IHSG harian selama periode waktu pengujian. Data tersebut diperoleh dari BEJ, yaitu diakses dari media internet www.jsx.co.id.
  3. Volume perdagangan saham harian dan jumlah saham beredar selama periode waktu pengamatan. Sumber data sama dengan data harga saham dan IHSG harian, serta dari Indonesian Capital Market Directory.’

KESIMPULAN

          Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis dan analisis hasil yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa:
          Ada perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dengan return saham saat pengumuman stock split, dengan hasil yang senada antara periode jendela jangka 3 hari dan 10 hari di seputar pengumuman stock split. Juga dihasilkan kesimpulan yang sama untuk pasangan periode saat pengumuman stock split dengan sesudahnya. Sedangkan untuk return pada periode sebelum dibandingkan sesudah pengumuman stock split di peroleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara keduanya. Hasil penelitian tersebut menyiratkan bahwa informasi stock split sudah diserap dan diantisipasi sebelum pengumuman tersebut dipublikasikan karena informasi tersebar tidak merata di BEJ, kemudian informasi tersebut juga direaksi oleh pasar setelah tanggal pengumuman. Tetapi, dalam periode yang lebih panjang (sebelum sampai dengan sesudah pengumuman stock split) diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan return sebelum dengan sesudah stock split. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena pada waktu pengamatan yang lebih panjang (sebelum sampai sesudah pengumuman), pasar sudah dapat menyesuaikan dengan informasi, sehingga return yang diperoleh relatif tidak berbeda sebelum sampai dengan sesudah pengumuman stock split.
          Pengujian terhadap abnormal return menghasilkan kesimpulan senada untuk kedua periode jendela (3 hari dan 10 hari di seputar stock split), yaitu bahwa rata-rata abnormal return sebelum pengumuman berbeda dengan saat pengumuman stock split. Pada periode saat pengumuman dengan sesudah pengumuman diperoleh hasil yang sama yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return yang diperoleh. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa informasi stock splitsudah diantisipasi oleh pasar karena informasi tersebar tidak merata di BEJ, kemudian juga direaksi oleh pasar sesudah informasi dipublikasikan. Tetapi, dengan periode pengujian yang lebih panjang yaitu sebelum sampai dengan sesudah pengumuman menghasilkan kesimpulan yang berbeda, yaitu tidak terdapat perbedaan antara rata-rata abnormal return sebelum dengan sesudah stock split.Kondisi tersebut terjadi kemungkinan karena dalam waktu pengamatan yang lebih panjang (sebelum sampai dengan sesudah pengumuman), para pelaku pasar sudah dapat menyesuaikan dengan informasi asimetri yang semula tersebar di pasar.
          Secara kumulatif, pengujian terhadap rata-rata abnormal return menghasilkan kesimpulan senada dengan sebelumnya,  baik pada periode jendela jangka 3 hari maupun 10 hari sesudah pengumuman, yaitu bahwa rata-rata abnormal return yang diperoleh sebelum dan sesudah stock split tidak berbeda dengan nol. Hal tersebut mengantisipasi informasi stock split sebelum pengumuman tersebut dipublikasikan, dan tidak bereaksi sesudahnya. Meskipun demikikian, jika melihat pergerakan CAAR dapat diketahui adanya sedikit perbedaan; yaitu pada periode jendela 3 hari sebelum dan sesudah pengumuman ada respon positif dari pasar  (adanya abnormal return positif). Sedangkan pada periode jendela 10 hari sebelum pengumuman, respon pasar terhadap stock splittidak jelas karena nilai abnormal return yang diperoleh berfluktuasi (ada AR positif dan negatif). Temuan tersebut mengindikasikan bahwa semakin panjang waktu pengamatan, semakin besar kemungkinan terpengaruh oleh informasi lain yang berbedar di seputar peristiwa stock split sendiri (baik informasi yang relevan maupun tidak).
          Pengujian terhadap variabilitas keuntungan saham untuk periode jendela 10 hari di seputar stock split menghasilkan kesimpulan yang sama untuk ketiga pasangan periode, yaitu pada periode sebelum-saat, saat-sesudah maupun sebelum sesudah menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pada variabilitas tingkat keuntungan antara keduanya. Sedangkan untuk periode jendela jangka 3 hari di seputar stock split ada sedikit perbedaan, yaitu pada pasangan periode saat-sesudah pengumuman terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Hal tersebut terjadi lebih karena adanya  penyesuaian terhadap harga baru yang terjadi akibat pemecahan saham, sehingga distribusi return sesudah pengumuman dalam jangka pendek sedikit berubah.
          Sedangkan untuk pengujian terhadap aktivitas volume perdagangan untuk kedua periode jendela yaitu 3 hari dan 10 hari di seputar stock split dapat disimpulkan, bahwa baik pada pasangan periode pengujian sebelum-saat, saat-sesudah maupun sebelum-sesudah pengumuman stock split tidak terdapat perbedaan pada aktivitas volume perdagangan saham. Penemuan ini mengindikasikan bahwa  pengumuman stock split tidak membawa pengaruh terhadap likuiditas saham perusahaan yang bersangkutan. Temuan ini berbeda dengan tujuan perusahaan melakukan stock split, yaitu ingin meningkatkan likuiditas saham di pasar modal. Dari keseluruhan variabel yang di-amati dalam penelitian ini, maka diketahui bahwa pengumuman stock split membawa dampak yang berbeda-beda terhadap beberapa indikator reaksi pasar. Tetapi secara keseluruhan, dari hasil pengujian terhadap variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa pasar modal Indonesia (khususnya BEJ) belum dapat dikelompokkan sebagai pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat.

REFERENSI

Tiwwi Nurjananti Utami, 2009, Dampak Pengumuman Stock Split Terhadap Return, Variabilitas tingkat Keuntungan Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham.



No comments:

Post a Comment