Dampak
Pengumuman Stock Split Terhadap Return, Variabilitas tingkat Keuntungan Dan
Aktivitas Volume Perdagangan Saham.
ISU
Keberadaan
pasar modal Indonesia dirasakan sangat penting bagi kegiatan perekonomian di
Indonesia. Dengan keberadaan pasar modal di Indonesia yang optimal diharapkan
dapat menjembatani hubungan antara investor yang melibatkan masyarakat sebagai
penyedia dana dan perusahaan emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana untuk
membiayai operasional perusahaannya (Usman, 1997). Sehingga dapat dikatakan
bahwa pasar modal Indonesia dapat menjadi salah satu sumber untuk mencukupi
kebutuhan modal bagi perusahaan-perusahaan yang terus mengalami peningkatan
Dewasa
ini, pasar modal Indonesia mengalami guncangan akibat badai krisis ekonomi dan
politik yang terjadi di Indonesia dan kawasan negara-negara ASEAN. Menurut
Tjiptoherijanto (1999), krisis ekonomi di Indonesia dapat dilihat dari dua
perspektif, yang pertama pengaruh berhubungan dengan krisis nilai tukar yang
terjadi di Thailand pada bulan Mei 1997. Yang kedua adalah kombinasi dari
krisis ekonomi dan politik di dalam negeri. Selanjutnya belum dapat
diperkirakan sampai kapan krisis tersebut berlangsung.
Dengan
adanya badai krisis tersebut maka perekonomian menjadi kurang bergairah dan
berefek pada kelesuan transaksi di pasar modal Indonesia. Berbagai langkah pro
aktif terus dilakukan emiten untuk menyiasati kondisi bursa yang sedang lesu
tersebut, salah satunya yang marak dilakukan dewasa ini adalah melalui stock
split (Bisnis Indonesia, 1999).
Tujuan
utama dilakukannya stock split adalah untuk menempatkansaham dalam kisaran
perdagangan yang lebih populer (popular trading range), dimana melibatkan
banyak pembeli (Block dan Hirt, 1992). Dengan harga saham yang terjangkau oleh
investor, maka akan mendorong investor untuk melakukan transaksi atas saham
tersebut. Dengan banyaknya transaksi maka likuiditas saham perusahaan tersebut
diharapkan juga akan meningkat, dengan demikian harapan untuk memperoleh
keuntungan semakin besar.
Salah
satu informasi publik yang marak dilakukan di BEJ dewasa ini adalah stock split
(Konrandus, 1999).Dari hasil kompilasi Sigma Research, menunjukkan bahwa
gelombang stock splityang melanda BEJ tersebut merupakan terobosan baru untuk
membangkitkan gairah investasi di bursa efek Jakarta dan merupakan strategi
jangka pendek perusahaan publik untuk meningkatkan likuiditas sahamnya di
lantai bursa. Tingginya tingkat likuiditas suatu saham yang dimiliki perusahaan
emiten, akan mendorong investor untuk terus melakukan transaksi, karena
investor mempercayai bahwa cash-flownya akan menjadi lebih baik
(BisnisIndonesia, 18 Oktober 1999).
Dari
uraian yang telah dikemukakan tersebut, mendorong peneliti untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya dampak pengumuman stock splityang dilakukan dalam kurun
waktu saat Indonesia sedang mengalami krisis, terhadap beberapa variabel yaitu
return dan abnormal return yang bisa diperoleh pemegang saham (Peterson, 1989
dalam Hanafi, 1998), aktivitas volume perdagangan mengikuti informasi yang
dipublikasikan (Hanafi, 1998), serta dari variabilitas tingkat keuntungan saham
(Husnan dkk, 1996).
Masalah
penelitian dirumuskan sebagai:(1).Apakah terdapat perubahan yang signifikan
pada return, abnormal return dan cumulative abnormal return saham sebelum, saat
dan sesudah stock split?; (2) Apakah terdapat perubahan yang signifikan pada
variabilitas tingkat keuntungan saham sebelum, saat dan sesudah stock split?;
(3) Apakah terdapat perubahan yang signifikan pada aktivitas volume perdagangan
saham sebelum, saat dan sesudah stock split?
Dengan
rumusan masalah penelitian seperti itu, penelitian dilakukan untuk menilai
reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa stock split.Secara khusus
tujuan dari penelitian ini adalah untuk:(1) Mengetahui adanya perubahan terhadap
return, abnormal return dan cumulative abnormal return saham sebelum, saat dan
sesudah dilakukan stock split; (2) Mengetahui adanya perubahan terhadap
variabilitas tingkat keuntungan saham sebelum, saat dan sesudah dilakukan stock
split; (3) Mengetahui adanya perubahan aktivitas volume perdagangan sebelum,
saat dan sesudah dilakukan stock split
KAJIAN TEORITIS
Studi klasik pertama untuk menguji
efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat, dengan menggunakan metode
penelitian event study dilakukan oleh Fama et al.(1969) dalam Jogiyanto (1999).
Penelitian ini mempelajari perilaku abnormal returnsaham secara kumulatif di
seputar stock split, yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di NYSE antara
Januari 1927 sampai bulan Desember 1959. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun
ada ab-normal return 30 hari sebelum pengu-muman, tetapi abnormal return saham
setelah pengumuman sangat stabil; hal ini mengindikasikan adanya dukungan
ter-hadap efisiensi pasar NYSE dalam bentuk setengah kuat.
Studi
senada tentang stock splityang merupakan pengembangan dari studi yang dilakukan
FFJR dilakukan oleh Charest. Charest (1978) dalam Dickman & Morse (1986) menggunakan data harian dan juga mengamati
pada hari ketika stock split diusulkan oleh manajemen. Dia mene-mukan bahwa abnormal
return hanya ada pada hari setelah stock split di usulkan, tetapi secara
keseluruhan pasar kelihatan efisien sebagai respon terhadap stock split Sedangkan Grinblatt, Masulis dan Titman (1984) dalam Jogiyanto (1998)
menggu-nakan event stock split murni yang tidak disertai pengumuman lain. Hasil
temuan mereka adalah bahwa ada reaksi yang signifikan dari pengumuman stock
split. Hal tersebut diintepretasikan bahwa pengumuman stock split merupakan
sinyal positif terhadap aliran kas masa yang akan datang.
Hasil-hasil
penelitian tentang pengaruh peristiwa stock split terhadap likuiditas
perdagangan saham menunjuk-kan adanya penurunan secara tetap pada likuiditas
saham mengikuti stock split. Argumentasi yang dikemukakan oleh peneliti untuk
menjawab fenomena tersebut adalah bahwa benefit dapat diperoleh dari stock split
yang seimbang dengan biaya likuiditas atau dapat mengurangi biaya likuiditas,
sehingga stock split tetap dilakukan emiten. Argumentasi lain adalah stock
split bisa memiliki nilai seperti pesan yang meramalkan antisipasi kenaikan
dividen. Sedangkan studi tentang stock split yang dilakukan terhadap pasar
modal di Indonesia (BEJ) antara lain dilakukan oleh Raharjo (1998) dan
Kusumastuti (1989), yaitu menguji pengaruh event stock split terhadap harga
saham di BEJ. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa pengu-muman stock split
tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham dan keuntungan di atas normal.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa
informasi tentang stock split tersebar merata di bursa efek Jakarta, sehingga
pasar tidak dapat meng-antisipasi lebih dahulu dengan adanya stock split.
Beberapa
penelitian terdahulu ter-sebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam
menyusun hipotesis, me-milih variabel-variabel dan metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti lebih lanjut tentang pengumuman stock split. Terdapat beberapa
perbedaan pada penelitian ini jika dibandingkan dengan beberapa penelitian
sebelumnya, dimana perbedaan tersebut dimaksudkan untuk melengkapi hasil
analisis agar diperoleh temuan yang lebih baik, antara lain;
- Penelitian
ini menggunakan event tock split murni, artinya emiten yang sahamnya
diamati dalam penelitian ini hanya mempublikasikan pengumuman stock split
saja sehingga tidak bersamaan dengan pengumuman lain dalam kurun waktu
pengamatan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari bias karena
kemungkinan terpengaruh oleh informasi lain yang diumumkan bersamaan
dengan pengumuman stock split.
- Dalam
penelitian ini, sampel yang digunakan memiliki karakteristik yang hampir
sama yaitu perusahaan manufaktur. Dengan demikian diharapkantidak terjadi
kesalahan spesifikasi yang timbul karena ketidakseragaman karakteristik
sampel yang dipilih.
- Penelitian
ini mencoba melengkapi variabel yang diamati, yaitu dengan mengamati
variabilitas tingkat keuntungan. Dengan melihat variabilitas tingkat
keuntungan maka dapat mengamati dampak dari informasi yang heterogen
- Penelitian
ini menggunakan dua macam periode jendela, yaitu dalam jangka waktu 3 hari
dan sepuluh hari di seputar pengumuman stock split. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mengamati getaran peristiwa pengumuman stock split dalam
jangka waktu yang cukup pendek dan membandingkannya dengan waktu
pengamatan yang diperpanjang.’
Efisiensi
Pasar
Secara
informasional, para ahli teori keuangan umumnya mendefinisikan tiga bentuk
efisiensi pasar, yaitu EMH (efficient market hypotesis) bentuk lemah, setengan
kuat dan kuat. EMH bentuk lemah (weak form) menyatakan bahwa semua informasi
yang terkandung dalam pergerakan harga masa lalu sepenuhnya tercermin dalam
harga pasar sekarang. EMH bentuk setengah kuat (semi strong form) menyatakan
bahwa harga pasar yang sekarang mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi
kalangan umum. Jika hal ini benar maka tidak ada keuntungan di atas normal yang
bisa diperoleh dengan menganalisis saham. (Weston dan Brigham, 1996)
Menurut
Husnan (1996), pada umumnya berbagai pasar modal paling tidak memenuhi
persyaratan efisiensi dalam bentuk lemah, banyak yang telah memenuhi syarat
setengah kuat (meskipun banyak anomali), dan belum konklusif untuk efisiensi
bentuk kuat. Pasar modal di Indonesia telah memenuhi persyaratan efisiensi bentuk
lemah, selain itu beberapa penelitian membuktikan terpenuhinya beberapa
persyaratan efisiensi bentuk setengah kuat meskipun banyak penyimpangan, tetapi
ada juga penelitian yang memberikan hasil sebaliknya.
Stock
Split
Menurut Weston & Brigham (1996), definisi stock split
adalah tindakan perusahaan untuk menaikkan jumlah saham yang beredar, seperti
melipatduakan jumlah saham yang dengan menukar satu saham lama dengan saham
baru yang nilainya setengah dari nilai saham lama. Jika ternyata kemudian harga
saham bergerak mantap di atas harga waktu
dilakukan pemecahan maka kekayaan pemegang saham akan bertambah.
Stock
split tidak seperti kebanyakan pembayaran cash dividen, yaitu tidak
mempengaruhi secara langsung cash flow dan struktur modal perusahaan (Finerty,
1989). Akan tetapi kebanyakan studi keuangan dapat membuktikan bahwa ada reaksi
positif dari harga saham sebagai respon terhadap pengumuman-pengu-muman
tersebut.
Informational
Content dan Stock Split
Stock split dapat berperan seperti sebuah pemberitaan pers,
bahwa dengan stock split berarti kepercayaan manajemen lebih menguat tentang
bagusnya prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dari berbagai studi
keuangan (khususnya yang mengambil kesimpulan bahwa terjadi reaksi harga yang
positif pada hari sekitar stock split) menunjukkan bahwa hasilnya konsisten
dengan signalling effect, dimana saham tersebut setelah stock split menjadi
undervalued dan seharusnya dihargai lebih tinggi. Tentunya, perusahaan akhirnya
memberi tambahan earning jika sahamnya menjadi bernilai lebih tinggi.
METODEOGI
PENELITIAN
Jenis
Penelitian
Penelitian
ini termasuk penelitian yang menggunakan metodologi studi peristiwa (event
study). Penelitian dengan studi peristiwa berfokus untuk menguji kekuatan
reaksi pasar terhadap suatu peristiwa atau kejadian tertentu dalam hal ini adalah
stock split, dengan melihat perubahan harga saham dengan pendekatan return dan
abnormal return (Peterson, 1989 dalam Hanafi, 1998), perubahan aktivitas volume
perdagangan (Hanafi, 1998) dan variabilitas tingkat keuntungan (Husnan
dkk, 1996) di seputar peristiwa
tersebut.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia yang
telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan telah melakukan peme-cahan terhadap
sahamnya.
Cara
penentuan sampel dalam pene litian ini akan dilakukan dengan metode purposive
sampling, yaitu penentuan sampel dengan berdasarkan pada tujuan penelitian.
Sampel tersebut diambil secara tidak acak (non random).
Sampel
yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusa haan manu-faktur
yang melakukan stock split pada bulan Mei 1997 sampai akhir tahun 1999. Sesuai
dengan kriteria yang dikehendaki dalam definisi variabel, sebagai sampel
penelitian terdapat 41 perusahaan dari industri manufaktur yang melakukan stock
split selama waktu pengamatan.
Teknik
Pengumpulan Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Sedangkan kriteria data yang dikehendaki adalah sebagai berikut:
- Perusahaan
- perusahaan manufaktur yang listeddi BEJ dan melakukan stock split antara
bulan Mei 1997 sampai 1999. Data ini diperoleh dari terbitan BEJ yaitu
fact booktahun 1997 sampai 1999.
- Harga
saham harian dan IHSG harian selama periode waktu pengujian. Data tersebut
diperoleh dari BEJ, yaitu diakses dari media internet www.jsx.co.id.
- Volume
perdagangan saham harian dan jumlah saham beredar selama periode waktu
pengamatan. Sumber data sama dengan data harga saham dan IHSG harian,
serta dari Indonesian Capital Market Directory.’
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengujian terhadap hipotesis dan analisis hasil yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa:
Ada
perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dengan return saham saat
pengumuman stock split, dengan hasil yang senada antara periode jendela jangka
3 hari dan 10 hari di seputar pengumuman stock split. Juga dihasilkan
kesimpulan yang sama untuk pasangan periode saat pengumuman stock split dengan
sesudahnya. Sedangkan untuk return pada periode sebelum dibandingkan sesudah pengumuman
stock split di peroleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara
keduanya. Hasil penelitian tersebut menyiratkan bahwa informasi stock split
sudah diserap dan diantisipasi sebelum pengumuman tersebut dipublikasikan
karena informasi tersebar tidak merata di BEJ, kemudian informasi tersebut juga
direaksi oleh pasar setelah tanggal pengumuman. Tetapi, dalam periode yang
lebih panjang (sebelum sampai dengan sesudah pengumuman stock split) diperoleh
kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan return sebelum dengan sesudah stock split.
Hal tersebut terjadi kemungkinan karena pada waktu pengamatan yang lebih
panjang (sebelum sampai sesudah pengumuman), pasar sudah dapat menyesuaikan
dengan informasi, sehingga return yang diperoleh relatif tidak berbeda sebelum
sampai dengan sesudah pengumuman stock split.
Pengujian
terhadap abnormal return menghasilkan kesimpulan senada untuk kedua periode
jendela (3 hari dan 10 hari di seputar stock split), yaitu bahwa rata-rata
abnormal return sebelum pengumuman berbeda dengan saat pengumuman stock split.
Pada periode saat pengumuman dengan sesudah pengumuman diperoleh hasil yang
sama yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return
yang diperoleh. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa informasi stock splitsudah
diantisipasi oleh pasar karena informasi tersebar tidak merata di BEJ, kemudian
juga direaksi oleh pasar sesudah informasi dipublikasikan. Tetapi, dengan
periode pengujian yang lebih panjang yaitu sebelum sampai dengan sesudah pengumuman
menghasilkan kesimpulan yang berbeda, yaitu tidak terdapat perbedaan antara rata-rata
abnormal return sebelum dengan sesudah stock split.Kondisi tersebut terjadi
kemungkinan karena dalam waktu pengamatan yang lebih panjang (sebelum sampai
dengan sesudah pengumuman), para pelaku pasar sudah dapat menyesuaikan dengan
informasi asimetri yang semula tersebar di pasar.
Secara
kumulatif, pengujian terhadap rata-rata abnormal return menghasilkan kesimpulan
senada dengan sebelumnya, baik pada
periode jendela jangka 3 hari maupun 10 hari sesudah pengumuman, yaitu bahwa
rata-rata abnormal return yang diperoleh sebelum dan sesudah stock split tidak
berbeda dengan nol. Hal tersebut mengantisipasi informasi stock split sebelum
pengumuman tersebut dipublikasikan, dan tidak bereaksi sesudahnya. Meskipun
demikikian, jika melihat pergerakan CAAR dapat diketahui adanya sedikit
perbedaan; yaitu pada periode jendela 3 hari sebelum dan sesudah pengumuman ada
respon positif dari pasar (adanya
abnormal return positif). Sedangkan pada periode jendela 10 hari sebelum
pengumuman, respon pasar terhadap stock splittidak jelas karena nilai abnormal
return yang diperoleh berfluktuasi (ada AR positif dan negatif). Temuan
tersebut mengindikasikan bahwa semakin panjang waktu pengamatan, semakin besar
kemungkinan terpengaruh oleh informasi lain yang berbedar di seputar peristiwa
stock split sendiri (baik informasi yang relevan maupun tidak).
Pengujian
terhadap variabilitas keuntungan saham untuk periode jendela 10 hari di seputar
stock split menghasilkan kesimpulan yang sama untuk ketiga pasangan periode,
yaitu pada periode sebelum-saat, saat-sesudah maupun sebelum sesudah
menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pada variabilitas
tingkat keuntungan antara keduanya. Sedangkan untuk periode jendela jangka 3
hari di seputar stock split ada sedikit perbedaan, yaitu pada pasangan periode
saat-sesudah pengumuman terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya.
Hal tersebut terjadi lebih karena adanya
penyesuaian terhadap harga baru yang terjadi akibat pemecahan saham,
sehingga distribusi return sesudah pengumuman dalam jangka pendek sedikit
berubah.
Sedangkan
untuk pengujian terhadap aktivitas volume perdagangan untuk kedua periode
jendela yaitu 3 hari dan 10 hari di seputar stock split dapat disimpulkan,
bahwa baik pada pasangan periode pengujian sebelum-saat, saat-sesudah maupun
sebelum-sesudah pengumuman stock split tidak terdapat perbedaan pada aktivitas
volume perdagangan saham. Penemuan ini mengindikasikan bahwa pengumuman stock split tidak membawa pengaruh
terhadap likuiditas saham perusahaan yang bersangkutan. Temuan ini berbeda dengan
tujuan perusahaan melakukan stock split, yaitu ingin meningkatkan likuiditas
saham di pasar modal. Dari keseluruhan variabel yang di-amati dalam penelitian
ini, maka diketahui bahwa pengumuman stock split membawa dampak yang
berbeda-beda terhadap beberapa indikator reaksi pasar. Tetapi secara
keseluruhan, dari hasil pengujian terhadap variabel-variabel yang diamati dalam
penelitian ini mengindikasikan bahwa pasar modal Indonesia (khususnya BEJ)
belum dapat dikelompokkan sebagai pasar yang efisien dalam bentuk setengah
kuat.
REFERENSI
Tiwwi Nurjananti Utami, 2009, Dampak
Pengumuman Stock Split Terhadap Return, Variabilitas tingkat Keuntungan Dan
Aktivitas Volume Perdagangan Saham.
No comments:
Post a Comment