PENGARUH
KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP
HARGA DAN RETURN SAHAM
ISU
International Accounting standar
Committee (IASC) mengatur bahwa setiap perusahaan
perlu untuk menyediakan laporan cash flow dalam penyertaan laporan keuangan. Di Indonesia (IAI 1994) mengeluarkan
PSAK no.2 merekomendasikan untuk memasukkan laporan arus kas sebagai bagian
tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Dijelaskan pada SFAC no. 1 bahwa
tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi bagi investor dan
kreditor maupun pemakai potensial lainnya dalam penaksiran mengenai jumlah,
waktu dan ketidak pastian dari penerimaan laporan cash flow bersih (cash flow
netto) prospektif. Kemampuan ini biasanya mempengaruhi harga pasar dan surat
berharga perusahaan yang bersangkutan (FASB,1978). Adanya pernyataan tersebut
maka pelaporan keuangan dirasa perlu untuk menyertakan laporan arus kas karena,
tujuan pelaporan ini adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi
investor maupun kreditor.dan pemakai lain dalam mengambil keputusan rasional
mengenai investasi dan kredit dan menilai kinerja perusahaan.Teori sinyal
mengatakan jika manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar modal,
maka umumnya pasar akan merespon
informasi tersebut sebagai sinyal terhadap adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan
yang tercermin dari perubahan harga dan
volume perdagangan saham yang terjadI (Brigham.et al,1997:439)
Serangkaian studi telah dilakukan
untuk menguji reaksi pasar terhadap laporan perusahaan.. Ada ketidak samaan
dalam penemuan, Peneliti Ball dan Brown mengatakan bahwa disamping ada hubungan
antara laba dan abnoramal rate of return, laba juga memberikan potensi
informasi, Bowen,dkk (1997) dari analisis dengan model regresi menyatakan bahwa
data arus kas secara signifikan meningkatkan kemampuan dalam menjelaskan risiko
pasar.. Barlev dan Livnat (1989) menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
lebih kuat antar kandungan informasi arus dana dengan harga saham jika
dibandingkan dengan rasio neraca dan rugi laba, sedangkan peneliti Livnat dan
Zarowin (1990) yang menguji komponen arus kas menunjukkan hasil bahwa komponen
arus kas menunjukkan hubungan positif yang lebih kuat dengan abnormal return
,sedang hasil berlainan, penelitian Clubb (1995), menyatakan bahwa data arus
kas diluar data laba akuntansi hanya memberikan dukungan yang lemah bagi
investor. Bahkan peneliti Board dan Day (1989) tidak berhasil menolak hipotesa
nol,artinya data arus kas tidak memiliki kandungan informasi jika dilihat
pengaruh terhadap harga saham. Parawiyati dan Baridwan (1998) menunjukkan bahwa
informasi laba mempunyai peran lebih besar dari pada arus kas dalam
memperkirakan laba dan arus kas tahun mendatang. Sedangkan Triyono dan
Yogiyanto(2000), hasil yang diperoleh penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan model levels tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara
total arus kas dan harga saham. Namun pemisahan total arus kas ke dalam tiga
komponen, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi dapat
ditemukan hubungan yang signifikan dengan harga saham. Pada model return,
peneliti tidak berhasil menolak hipotesa nol, yang berarti bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara total arus kas, maupun komponennya dengan return
saham, dan Sri wahyuni (2002) yang menguji kandungan informasi arus kas dan
earning/laba dalam kondisi good news dan bad news, menyimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara return saham dengan semua prediktornya (
laporan arus kas dan laba) untuk katego
good news. Sedangkan untuk kategori bad news, informasi arus kas dan
laba, secara signifikan tidak berhubungan dengan penurunan return saham di
seputar tanggal publikasi laporan keuangan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik untuk kembali meneliti pengaruh kandungan arus kas, komponen arus kas,
dan laba terhadap harga atau return saham, apalagi dengan adanya ketidak
konsistenan hasil sejumlah penelitian, yakni dengan mereplikasi penelitian
Triyono dan Yogiyanto (2000) yang berjudul “Hubungan Kandungan Informasi Arus
Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham” .dan
penelitian Sri Wahyuni yang berjudul “ Analisis Kandungan Informasi Laporan
Arus Kas di Bursa Efek Jakarta.” Alasan yang mendasari peneliti terdahulu dalam
pengambilan sampel tidak random dan hanya memfokuskan pada satu jenis industri,
yakni manufaktur. Selain itu, data laporan keuangan yang dipakai tahun 1995 dan
1996, yang dimungkinkan kurang relevan dalam menjelaskan dalam hubungannya dengan
variabel dependen. Pelaporan arus kas tahun 1995 dan 1996 merupakan komponen
relatif baru dalam pelaporan keuangan dimana menurut Kothari dan Zimmerman
(1995) bahwa apabila komponen variabel independen mengandung variabel relatif
baru maka kurang relevan menjelaskan variabel independen. Laporan arus kas baru
berlaku 1 Januari 1995 menurut PSAK No. 2, sehingga kemungkinan laporan arus
kas belum digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berinvestasi.
Faktor lain dalam penelitian ini
akan menggunakan saham-saham yang aktif yang konsisten masuk dalam perhitungan
indeks LQ45 pada tahun penelitian 2005 dan 2006, guna menghindari pengambilan
sampel yang berpotensi mengikutkan danya saham tidur dalam anlisis serta karena
saham perusahaan yang masuk perhitungan indeks LQ45 merupakan saham-saham
dengan kapitalisasi besar yang mencakup 75% kapitalisasi pasar sehingga dapat
mewakili saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini
mengambil laporan keuangan terkini dan datanya tersedia, yakni tahun 2005 dan
2006 Diharapkan laporan keuangan, tahun tersebut relevan dalam menjelaskan
hubungan dengan variabel dependen, karena bukan lagi komponen yang relatif baru
dalam pelaporan keuangan atau sudah berlangsung 10 tahun.
Permasalahannya apakah pelaporan
keuangan dalam hal ini pelaporan arus kas dan pelaporan laba rugi mempunyai
kandungan informasi dan telah dimanfaatkan oleh calon investor sehingga dapat
mempengaruhi harga atau return saham.
Penelitian ini bertujuan untuk.
mendapatkan dan memahami bukti empiric pakah informasi laporan arus kas total,
laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan
memiliki hubungan dengan harga saham dan return saham di Bursa Efek Jakarta.
Manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini diantaranya memberikan kontribusi kepada investor, pelaku
bisnis, pemerintah dan calon investor mengenai manfaat penggunaan laporan arus
kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dan perubahannya sebagai salah satu
pertimbangan penting dalam analisis investasinya.
KAJIAN
TEORITIS
Teori
Sinyal
Manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar
modal, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal
terhadap adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang
tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang
terjadi(Brigham.et al,1997:439)
Studi
Peristiwa
Studi Peristiwa (event study) merupakan studi yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman Event study dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi(information content) dari suatu pengumuman dan
dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pasar
Efisien
Pasar modal dikatakan efisien bila
semua harga sekuritas atau sahamnya cepat merefleksikan semua informasi yang
relevan yang tersedia. Semakin tinggi derajat efisiensinya, maka pasar modal
akan segera mencerminkan informasi yang relevan. (suad Husnan,2001:264)
Efisiensi pasar modal dapat dibagi
menjadi tiga bentuk :a.Efisiensi Bentuk Lemah (Weak From efficiency) ,b
Efisiensi Setengah Kuat (Semi-Strong Fromas Efficiency), c Efisiensi bentuk
kuat (strong Form Efficiency)
Laba
Akuntansi
Laporan laba rugi ini merupakan
laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu
tertentu. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada
investor dan kreditor yang membantu mereka untuk meramalkan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian dari arus kas masa depan. Ramalan yang akurat atas arus kas masa
depan menentukan profitabilitas dari pembayaran kembali klaimnya terhadap
perusahaan. Perhitungan rugi laba membantu pemakai laporan keuangan meramalkan
arus kas masa depan.
Arus
Kas
Laporan arus kas adalah sebuah
laporan keuangan dasar yang melaporkan kas yang diterima, kas yang dibayarkan ,
dan perubahannya, dari kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan dari bisnis selama satu periode dalam sebuah format yang
menyatakan saldo kas awal dan akhir.
Arus kas mengekspresikan laba bersih
ditambah depresiasi, yang secara aktual didistribusikan kepada investor, yakni
setelah perusahaan menanamkan invesatasi di fixed assed dan modal kerjanya yang
penting untuk kelanjutan operasi. Jadi nilai perusahaan berhubungan dengan
kemampuannya menghasilkan arus kas. Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai
perusahaan akan naik, yang selanjutnya juga akan menaikkan harga saham (Brigham
et al,1997 :110).
Arus
Kas Aktifitas Operasi
Meliputi arus kas yang dihasilkan
dan dikeluarkan (cash in dan cash out) dari transaksi yang masuk determinasi
atau penentuan laba bersih(net income). Termasuk dalam aktivitas ini adalah
segala perolehan dan penggunaan kas dalam transaksi beban penyusutan,
amortisasi harta tak berwujud, keuntungan dari penjualan harta tetap, kenaikan
dalam piutang dagang (bersih), penurunan dalam persediaan, dan penurunan dalam
utang dagang.
Model penilaian menunjukkan bahwa
unexpected cash inflows or outflows dari operasi dari periode tertentu akan
mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas, sehingga diharapkan
komponen arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan
retrurn saham (Livnat dan Zarowin,)(dalam Triyono,2000).
Arus
Kas Aktifitas Investasi
Meliputi pengadaan dan penerimaan utang serta
perolehannya dan disposisi investasi (baik utang dan ekuitas), serta investasi
pada asset jangka panjang yang produktif, seperti pabrik dan peralatan. Yakni
pengunaaan dan perolehan kas untuk penjualan surat utang atau ekuitas dari
kesatuan lain, penjualan dan pembelian harta tetap, penjualan dan pembelian
pabrik,peralatan, tanah, dan sebagainya.
Hubungan antara komponen arus kas
investasi dengan return saham diuji oleh Miller dan Rock(1985). Hasil studi ini
menemukan hubungan bahwa peningkatan arus kas masa yang akan datang mempunyai
pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumumam investasi baru. Juga
disebutkan dalam Triyono (2000), hasil studi ini konsisten dengan hasil studi
McConnell dan Muscarella (1986), namun tidak konsisten dengan hasil studi
Livnat dan Zarowin (1990) yang menemukan bahwa arus kas investasi tidak
berhubungan signifikan dengan return saham. Bentuk investasi mungkin mempunyai
implikasi yang berbeda terhadap kepemilikan pemegang saham.
Arus
kas Aktifitas Pendanaan
Meliputi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik dan
mencakup modal dari pemilik dan para kreditor, dan konpensasinya (deviden)
kepada mereka, serta pengembalian atas investasi yang ditanamkan penggunaan dan
perolehan kas yang diperuntukkan untuk pembayaran dividen tunai, penerbitan
saham biasa, penarikan obligasi, penerbitan utang /obligasi.
Signalling theory menjelaskan
hubungan antara arus kas pendanaan dengan return saham. Berdasarkan asumsi
informasi asimetris yang dimiliki antara manjemen dan investor atau pihak luar
perusahaan, penerbitan utang merupakan
sinyal yang baik untuk menaksir arus kas karena pemilik dapat
mempertahankan proporsi kepemilikannya dari pada menerbitkan saham. Berdasar
teori ini, pasar akan bereaksi positif terhadap pengumuman penerbitaan utang
(Brigham et al,1997:439)
Indeks
Harga Saham
Indeks harga saham yang digunakan dalam penelitian
ini adalah indeks harga saham individu dan indeks harga saham gabungan (IHSG)
di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Return
Saham
Merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang
diperoleh dari investasi dalam instrumen investasi surat berharga saham. Return
yang telah terjadi dinamakan actual return. Sedangkan rata-rata return yang
diharapkan mampu dihasilkan oleh investor dimasa mendatang berdasarkan anlisis
adalah expected return. Selisih atau perbedaan antara actual return dan
expected return adalah abnormal return.
Abnormal
Return
Merupakan selisih antara actual return dan expected
return. Penelitian untuk menghitung expected return didasarkan return pasar
(market-adjusted model), yakni menganggap bahwa penduga terbaik untuk
mengestimasi return sekuritas adalah return indeks pasar saat tersebut. Dengan
model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model
estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return
indeks pasar.
KAJIAN
EMPIRIS
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
asosiatif/hubungan, populasi
dari penelitian ini adalah seluruh saham biasa yang masuk dalam kelompok indeks
LQ45 BEJ tahun 2005 dan tahun 2006, sampel diperoleh dengan metode purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2001 : 78 ) Berdasarkan metode tersebut maka kriteria sampel untuk dapat masuk
dalam pemilihan sebagai berikut :
1.Masuk dalam ranking
top 45 dari total transaksi saham dalam pasar reguler.
2.Perangkingan
didasarkan pada kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 24
bulan terakhir).
3.Selalu muncul dalam
ranking top 45 selama 4 periode (tahun 2005 dan tahun
2006)
4.Melaporkan kondisi
keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan,frekuensi dan jumlah transaksi
pasar reguler dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Berdasarkan
kriteria tersebut dari 45 sampel yang ada perusahaan yang memenuhi kriteria ada
29 perusahan.
Variebel
Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
a. Variabel yang
digunakan adalah :
1. Variabel independen adalah total
arus kas (X1), laba akuntansi (X2), arus kas
aktivitas operasi (X3), arus kas aktivitas investasi (X4),dan arus kas aktivitas pendanaan (X5) Perubahan total arus kas (X6), perubahan laba
akuntansi (X7), perubahan arus
kas aktivitas operasi (X8), perubahan arus kas aktivitas
investasi (X9),dan perubahan arus kas aktivitas pendanaan (X10).
2. Variabel dependen yaitu Harga
saham (Y1) untuk model levels dan abnormal
return saham (Y2) untuk model return
Definisi
Operasional
1.
Arus Kas
Arus kas yang dipakai dalam penelitian ini
adalah: Total Arus kas yakni kas total yang diperoleh perusahaan dalam satu
tahun, yang merupakan penjumlahan dari arus kas pendanaan, arus kas investasi,
dan arus kas operasi. Arus kas aktivitas operasi meliputi arus kas dari
transaksi yang masuk dalam derminasi atau penentuan laba bersih (net income).
Arus kas aktivitas investasi meliputi pengadaan dan penerimaan hutang serta
perolehannya dan disposisi investasi (baik hutang dan ekuitas), serta investasi
pada aset jangka panjang yang produktif, seperti pabrik dan peralatan.Arus kas
aktivitas pendanaan meliputi pos-pos kewajiban dan equitas pemilik dan mencakup
modal dari pemilik dan para kreditor, dan kompensasinya (deviden) kepada
mereka, serta pengembalian atas investasi yang ditanamkan.
2.
Laba
Variabel laba yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada penelitian Triyono dan Jogiyanto (2000), yakni laba
bersih sebelum extraordinary items dan discountinued operations. Pengukuran ini
mendasarkan pada penelitian Bowen, et al.(1986), Lipe (1986), dan Ali (1994).
Alasan mengeluarkan kedua items tersebut adalah untuk menghilangkan elemen yang
mungkin menyebabkan pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode yang tidak
akan timbul dalam periode berikutnya. Keduanya juga bukan merupakan bagian dari
kegiatan operasi utama berkelanjutan dari perusahaan.
3. Harga saham
Harga saham adalah harga penutupan
perdagangan (closing price) saham perusahaan pada hari tersebut selama
pengamatan. Dalam penelitian ini akan digunakan harga saham harian.
4. Return Saham
Yaitu selisih antar harga penutupan
hari ini dengan harga penutupan hari sebelumnya, dibagi dengan harga penutupan
hari sebelumnya.
Jenis
dan Sumber Data
Data yang dipergunakan adalah data sekunder berupa
laporan keuangan tahunan perusahaan LQ45 yang dipublikasikan tahun 2005 dan
2006. Sumber data berasal dari Indonesia capital market dan pusat referensi
pasar modal di BEJ/ Indo-exchange files.Untuk data proxy indeks pasar digunakan
indeks harga saham gabungan (IHSG) harian yang diperoleh dari JSX Index
Statistic selama periode pengamatan, harga saham yang diamati merupakan harga
saham harian yang diambil dari harga penutupan (closing price), Informasi arus
kas dan laba yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dari laporan keuangan
per 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2006.
Teknik
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis
data di antaranya : 1. Uji asumsi dasar klasik regresi, 2. Uji aotokorelasi, 3.
Uji heteroskedastisitas.
Pengujian
Hipotesis
Setiap hipotesa variabel independen akan diterima
atau ditolak ditentukan dari tanda positif/negatif dan signifikansi koefisien
regresinya, setelah dilakukan pengujian terhadap model regresi . Untuk menguji
signifikansi model digunakan alat uji ANOVA (F-test) dan untuk menguji
signifikansi koefisien regresi digunakan alat uji t-test.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba
akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah perusahaan yang listing di bursa efek jakarta yang termasuk dalam LQ
45 periode tahun 2005 dan tahun 2006, dari 45 sampel yang ada perusahaan yang
selalu muncul dalam ranking top 45 dan muncul berturut-turut dalam 4 periode
dan melaporkan keuangan selama periode pengamatan ada 29 perusahaan.
Dari hasil penelitian model levels
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Total Arus Kas
(X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham (Y). Hal ini dapat
dibuktikan dengan nilai t-hitung 2,060 > nilai t-tabel 1,706 dengan
probabilitas tingkat kesalahan 5% dengan demikian Ha diterima
2. Laba Akuntansi
(X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y).Hal ini dapat
dibuktikan dengan nilai t-hitung 2.499 > nilai t-tabel 1,706 dengan
probailitas tingkat kesalahan 2 % dengan demikian Ha diterima. Hasil penelitian
ini makin memperkuat teori dan bukti empiris sejumlah penelitian, bahwa laba
memiliki hubungan positif dengan harga saham. Perusahaan yang mempublikasikan
laba positif yang tinggi, harga saham akan naik. Begitu sebaliknya, laba yang
buruk akan menurunkan harga saham. Investor seharusnya mengabaikan perusahaan
dengan catatan laba yang buruk karena berisiko kerugian terhadap investasi yang
ditanamkan atau sulit mendapat pembagian dividen.
3. Arus Kas Operasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham
(Y), hal ini dapat
dibuktikan dengan nilai t-hitung 2,754 > nilai t-tabel 1,708 dengan
probailitas tingkat kesalahan 1% berarti menerima Ha artinya dugaan ada
pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham (Y) dapat diterima atau menolak
Ho.
4. Arus Kas investasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham (Y), hal ini dapat
dibuktikan nilai t-hitung 2,719 > nilai t-tabel 1,708dengan probailitas
tingkat kesalahan 1% berarti menerima Ha
5. Arus Kas Pendanaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham (Y), hal ini dapat
dibuktikan nilai t-hitung 4,284 > nilai t-tabel 1,708 dengan probabilitas
tingkat kesalahan 0% berarti menerima Ha.
Dari hasil penelitian
model return dapat disimpulkan :
1.Tidak ada pengaruh
signifikan antara Perubahan Total Arus Kas (X6) dengan Abnormal Return Saham
(Y), dari hasil perhitung diperoleh nilai t-hihmg (0,766) < nilai t-tabel
(1,706) dengan probabilitas tingkat kesalahan 45,1% , berarti menerima Ho
2. Tidak ada pengaruh
signifikan antara Perubahan Laba Akuntansi (X7) dengan Abnormal Return Saham
(Y), dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung 0,134 < nilai t-tabel
1,706 dengan probabilitas tingkat kesalahan 89,4%, berarti menerima Ho
3. Ada pengaruh
Perubahan Arus Kas Operasi (X8)dengan Abnormal Return Saham (Y), dari hasil
perhitungan diperoleh nilai t-hitung 4,707 > nilai t- tabel 1,708 dengan
probabilitas tingkat kesalahan 0% menolak Ho
4.Tidak ada pengaruh
Perubahan Arus Kas Investasi (X9)dengan Abnormal Return Saham (Y),dari hasil
perhitungan diperoleh nilai t-hitung 0,450 < nilai t-tabel 1,708 dengan
probabilitas tingkat kesalahan 65,6% berarti menerima Ho
5.Tidak ada pengaruh
Perubahan Arus Kas Pendanaan (X10) dengan Abnormal Return Saham (Y), dari hasil
perhitungan diperoleh t-hitung 0,127 < nilai t-tabel 1,708 dengan
probabilitas tingkat kesalahan 90% berarti menerima Ho.
REFERENSI
Tjiptowati
Endang Irianti, 2008, PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS,
DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA DAN RETURN SAHAM.
No comments:
Post a Comment