KLIK gambar untuk menutup Iklan

Wednesday, January 27, 2016

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA DAN RETURN SAHAM

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA DAN RETURN SAHAM

ISU
            International Accounting standar Committee (IASC) mengatur bahwa setiap perusahaan perlu untuk menyediakan laporan cash flow dalam penyertaan laporan keuangan. Di Indonesia (IAI 1994) mengeluarkan PSAK no.2 merekomendasikan untuk memasukkan laporan arus kas sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Dijelaskan pada SFAC no. 1 bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi bagi investor dan kreditor maupun pemakai potensial lainnya dalam penaksiran mengenai jumlah, waktu dan ketidak pastian dari penerimaan laporan cash flow bersih (cash flow netto) prospektif. Kemampuan ini biasanya mempengaruhi harga pasar dan surat berharga perusahaan yang bersangkutan (FASB,1978). Adanya pernyataan tersebut maka pelaporan keuangan dirasa perlu untuk menyertakan laporan arus kas karena, tujuan pelaporan ini adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor maupun kreditor.dan pemakai lain dalam mengambil keputusan rasional mengenai investasi dan kredit dan menilai kinerja perusahaan.Teori sinyal mengatakan jika manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar modal, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal terhadap adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadI (Brigham.et al,1997:439)
            Serangkaian studi telah dilakukan untuk menguji reaksi pasar terhadap laporan perusahaan.. Ada ketidak samaan dalam penemuan, Peneliti Ball dan Brown mengatakan bahwa disamping ada hubungan antara laba dan abnoramal rate of return, laba juga memberikan potensi informasi, Bowen,dkk (1997) dari analisis dengan model regresi menyatakan bahwa data arus kas secara signifikan meningkatkan kemampuan dalam menjelaskan risiko pasar.. Barlev dan Livnat (1989) menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang lebih kuat antar kandungan informasi arus dana dengan harga saham jika dibandingkan dengan rasio neraca dan rugi laba, sedangkan peneliti Livnat dan Zarowin (1990) yang menguji komponen arus kas menunjukkan hasil bahwa komponen arus kas menunjukkan hubungan positif yang lebih kuat dengan abnormal return ,sedang hasil berlainan, penelitian Clubb (1995), menyatakan bahwa data arus kas diluar data laba akuntansi hanya memberikan dukungan yang lemah bagi investor. Bahkan peneliti Board dan Day (1989) tidak berhasil menolak hipotesa nol,artinya data arus kas tidak memiliki kandungan informasi jika dilihat pengaruh terhadap harga saham. Parawiyati dan Baridwan (1998) menunjukkan bahwa informasi laba mempunyai peran lebih besar dari pada arus kas dalam memperkirakan laba dan arus kas tahun mendatang. Sedangkan Triyono dan Yogiyanto(2000), hasil yang diperoleh penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model levels tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara total arus kas dan harga saham. Namun pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi dapat ditemukan hubungan yang signifikan dengan harga saham. Pada model return, peneliti tidak berhasil menolak hipotesa nol, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara total arus kas, maupun komponennya dengan return saham, dan Sri wahyuni (2002) yang menguji kandungan informasi arus kas dan earning/laba dalam kondisi good news dan bad news, menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara return saham dengan semua prediktornya ( laporan arus kas dan laba) untuk katego  good news. Sedangkan untuk kategori bad news, informasi arus kas dan laba, secara signifikan tidak berhubungan dengan penurunan return saham di seputar tanggal publikasi laporan keuangan.
            Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk kembali meneliti pengaruh kandungan arus kas, komponen arus kas, dan laba terhadap harga atau return saham, apalagi dengan adanya ketidak konsistenan hasil sejumlah penelitian, yakni dengan mereplikasi penelitian Triyono dan Yogiyanto (2000) yang berjudul “Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham” .dan penelitian Sri Wahyuni yang berjudul “ Analisis Kandungan Informasi Laporan Arus Kas di Bursa Efek Jakarta.” Alasan yang mendasari peneliti terdahulu dalam pengambilan sampel tidak random dan hanya memfokuskan pada satu jenis industri, yakni manufaktur. Selain itu, data laporan keuangan yang dipakai tahun 1995 dan 1996, yang dimungkinkan kurang relevan dalam menjelaskan dalam hubungannya dengan variabel dependen. Pelaporan arus kas tahun 1995 dan 1996 merupakan komponen relatif baru dalam pelaporan keuangan dimana menurut Kothari dan Zimmerman (1995) bahwa apabila komponen variabel independen mengandung variabel relatif baru maka kurang relevan menjelaskan variabel independen. Laporan arus kas baru berlaku 1 Januari 1995 menurut PSAK No. 2, sehingga kemungkinan laporan arus kas belum digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berinvestasi.
            Faktor lain dalam penelitian ini akan menggunakan saham-saham yang aktif yang konsisten masuk dalam perhitungan indeks LQ45 pada tahun penelitian 2005 dan 2006, guna menghindari pengambilan sampel yang berpotensi mengikutkan danya saham tidur dalam anlisis serta karena saham perusahaan yang masuk perhitungan indeks LQ45 merupakan saham-saham dengan kapitalisasi besar yang mencakup 75% kapitalisasi pasar sehingga dapat mewakili saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini mengambil laporan keuangan terkini dan datanya tersedia, yakni tahun 2005 dan 2006 Diharapkan laporan keuangan, tahun tersebut relevan dalam menjelaskan hubungan dengan variabel dependen, karena bukan lagi komponen yang relatif baru dalam pelaporan keuangan atau sudah berlangsung 10 tahun.
            Permasalahannya apakah pelaporan keuangan dalam hal ini pelaporan arus kas dan pelaporan laba rugi mempunyai kandungan informasi dan telah dimanfaatkan oleh calon investor sehingga dapat mempengaruhi harga atau return saham.
            Penelitian ini bertujuan untuk. mendapatkan dan memahami bukti empiric pakah informasi laporan arus kas total, laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan memiliki hubungan dengan harga saham dan return saham di Bursa Efek Jakarta.
            Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya memberikan kontribusi kepada investor, pelaku bisnis, pemerintah dan calon investor mengenai manfaat penggunaan laporan arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dan perubahannya sebagai salah satu pertimbangan penting dalam analisis investasinya.

KAJIAN TEORITIS
Teori Sinyal
            Manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar modal, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal terhadap adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi(Brigham.et al,1997:439)

Studi Peristiwa
            Studi Peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi(information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.

Pasar Efisien
            Pasar modal dikatakan efisien bila semua harga sekuritas atau sahamnya cepat merefleksikan semua informasi yang relevan yang tersedia. Semakin tinggi derajat efisiensinya, maka pasar modal akan segera mencerminkan informasi yang relevan. (suad Husnan,2001:264)
            Efisiensi pasar modal dapat dibagi menjadi tiga bentuk :a.Efisiensi Bentuk Lemah (Weak From efficiency) ,b Efisiensi Setengah Kuat (Semi-Strong Fromas Efficiency), c Efisiensi bentuk kuat (strong Form Efficiency)

Laba Akuntansi
            Laporan laba rugi ini merupakan laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang membantu mereka untuk meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Ramalan yang akurat atas arus kas masa depan menentukan profitabilitas dari pembayaran kembali klaimnya terhadap perusahaan. Perhitungan rugi laba membantu pemakai laporan keuangan meramalkan arus kas masa depan.

Arus Kas
            Laporan arus kas adalah sebuah laporan keuangan dasar yang melaporkan kas yang diterima, kas yang dibayarkan , dan perubahannya, dari kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari bisnis selama satu periode dalam sebuah format yang menyatakan saldo kas awal dan akhir.
            Arus kas mengekspresikan laba bersih ditambah depresiasi, yang secara aktual didistribusikan kepada investor, yakni setelah perusahaan menanamkan invesatasi di fixed assed dan modal kerjanya yang penting untuk kelanjutan operasi. Jadi nilai perusahaan berhubungan dengan kemampuannya menghasilkan arus kas. Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai perusahaan akan naik, yang selanjutnya juga akan menaikkan harga saham (Brigham et al,1997 :110).

Arus Kas Aktifitas Operasi
            Meliputi arus kas yang dihasilkan dan dikeluarkan (cash in dan cash out) dari transaksi yang masuk determinasi atau penentuan laba bersih(net income). Termasuk dalam aktivitas ini adalah segala perolehan dan penggunaan kas dalam transaksi beban penyusutan, amortisasi harta tak berwujud, keuntungan dari penjualan harta tetap, kenaikan dalam piutang dagang (bersih), penurunan dalam persediaan, dan penurunan dalam utang dagang.
            Model penilaian menunjukkan bahwa unexpected cash inflows or outflows dari operasi dari periode tertentu akan mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas, sehingga diharapkan komponen arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan retrurn saham (Livnat dan Zarowin,)(dalam Triyono,2000).

Arus Kas Aktifitas Investasi
            Meliputi pengadaan dan penerimaan utang serta perolehannya dan disposisi investasi (baik utang dan ekuitas), serta investasi pada asset jangka panjang yang produktif, seperti pabrik dan peralatan. Yakni pengunaaan dan perolehan kas untuk penjualan surat utang atau ekuitas dari kesatuan lain, penjualan dan pembelian harta tetap, penjualan dan pembelian pabrik,peralatan, tanah, dan sebagainya.
            Hubungan antara komponen arus kas investasi dengan return saham diuji oleh Miller dan Rock(1985). Hasil studi ini menemukan hubungan bahwa peningkatan arus kas masa yang akan datang mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumumam investasi baru. Juga disebutkan dalam Triyono (2000), hasil studi ini konsisten dengan hasil studi McConnell dan Muscarella (1986), namun tidak konsisten dengan hasil studi Livnat dan Zarowin (1990) yang menemukan bahwa arus kas investasi tidak berhubungan signifikan dengan return saham. Bentuk investasi mungkin mempunyai implikasi yang berbeda terhadap kepemilikan pemegang saham.

Arus kas Aktifitas Pendanaan
            Meliputi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik dan mencakup modal dari pemilik dan para kreditor, dan konpensasinya (deviden) kepada mereka, serta pengembalian atas investasi yang ditanamkan penggunaan dan perolehan kas yang diperuntukkan untuk pembayaran dividen tunai, penerbitan saham biasa, penarikan obligasi, penerbitan utang /obligasi.
            Signalling theory menjelaskan hubungan antara arus kas pendanaan dengan return saham. Berdasarkan asumsi informasi asimetris yang dimiliki antara manjemen dan investor atau pihak luar perusahaan, penerbitan utang merupakan  sinyal yang baik untuk menaksir arus kas karena pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya dari pada menerbitkan saham. Berdasar teori ini, pasar akan bereaksi positif terhadap pengumuman penerbitaan utang (Brigham et al,1997:439)

Indeks Harga Saham
            Indeks harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham individu dan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Return Saham
            Merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari investasi dalam instrumen investasi surat berharga saham. Return yang telah terjadi dinamakan actual return. Sedangkan rata-rata return yang diharapkan mampu dihasilkan oleh investor dimasa mendatang berdasarkan anlisis adalah expected return. Selisih atau perbedaan antara actual return dan expected return adalah abnormal return.

Abnormal Return
            Merupakan selisih antara actual return dan expected return. Penelitian untuk menghitung expected return didasarkan return pasar (market-adjusted model), yakni menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return sekuritas adalah return indeks pasar saat tersebut. Dengan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

KAJIAN EMPIRIS
            Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif/hubungan, populasi dari penelitian ini adalah seluruh saham biasa yang masuk dalam kelompok indeks LQ45 BEJ tahun 2005 dan tahun 2006, sampel diperoleh dengan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2001 : 78 ) Berdasarkan metode tersebut maka kriteria sampel untuk dapat masuk dalam pemilihan sebagai berikut :
1.Masuk dalam ranking top 45 dari total transaksi saham dalam pasar reguler.
2.Perangkingan didasarkan pada kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 24 bulan terakhir).
3.Selalu muncul dalam ranking top 45 selama 4 periode (tahun 2005 dan tahun
2006)
4.Melaporkan kondisi keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan,frekuensi dan jumlah transaksi pasar reguler dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Berdasarkan kriteria tersebut dari 45 sampel yang ada perusahaan yang memenuhi kriteria ada 29 perusahan.

Variebel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
a. Variabel yang digunakan adalah :
            1. Variabel independen adalah total arus kas (X1), laba akuntansi (X2), arus        kas aktivitas operasi (X3), arus kas aktivitas investasi (X4),dan arus kas        aktivitas          pendanaan (X5) Perubahan total arus kas (X6), perubahan laba            akuntansi (X7), perubahan arus kas aktivitas operasi (X8), perubahan arus kas    aktivitas investasi (X9),dan perubahan arus kas aktivitas pendanaan (X10).
            2. Variabel dependen yaitu Harga saham (Y1) untuk model levels dan      abnormal return saham (Y2) untuk model return

Definisi Operasional
1. Arus Kas
      Arus kas yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Total Arus kas yakni kas total yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun, yang merupakan penjumlahan dari arus kas pendanaan, arus kas investasi, dan arus kas operasi. Arus kas aktivitas operasi meliputi arus kas dari transaksi yang masuk dalam derminasi atau penentuan laba bersih (net income). Arus kas aktivitas investasi meliputi pengadaan dan penerimaan hutang serta perolehannya dan disposisi investasi (baik hutang dan ekuitas), serta investasi pada aset jangka panjang yang produktif, seperti pabrik dan peralatan.Arus kas aktivitas pendanaan meliputi pos-pos kewajiban dan equitas pemilik dan mencakup modal dari pemilik dan para kreditor, dan kompensasinya (deviden) kepada mereka, serta pengembalian atas investasi yang ditanamkan.

2. Laba
            Variabel laba yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Triyono dan Jogiyanto (2000), yakni laba bersih sebelum extraordinary items dan discountinued operations. Pengukuran ini mendasarkan pada penelitian Bowen, et al.(1986), Lipe (1986), dan Ali (1994). Alasan mengeluarkan kedua items tersebut adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin menyebabkan pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode yang tidak akan timbul dalam periode berikutnya. Keduanya juga bukan merupakan bagian dari kegiatan operasi utama berkelanjutan dari perusahaan.
3. Harga saham
            Harga saham adalah harga penutupan perdagangan (closing price) saham perusahaan pada hari tersebut selama pengamatan. Dalam penelitian ini akan digunakan harga saham harian.
4. Return Saham
            Yaitu selisih antar harga penutupan hari ini dengan harga penutupan hari sebelumnya, dibagi dengan harga penutupan hari sebelumnya.

Jenis dan Sumber Data
            Data yang dipergunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan LQ45 yang dipublikasikan tahun 2005 dan 2006. Sumber data berasal dari Indonesia capital market dan pusat referensi pasar modal di BEJ/ Indo-exchange files.Untuk data proxy indeks pasar digunakan indeks harga saham gabungan (IHSG) harian yang diperoleh dari JSX Index Statistic selama periode pengamatan, harga saham yang diamati merupakan harga saham harian yang diambil dari harga penutupan (closing price), Informasi arus kas dan laba yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dari laporan keuangan per 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2006.

Teknik Analisis Data
            Penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis data di antaranya : 1. Uji asumsi dasar klasik regresi, 2. Uji aotokorelasi, 3. Uji heteroskedastisitas.

Pengujian Hipotesis
            Setiap hipotesa variabel independen akan diterima atau ditolak ditentukan dari tanda positif/negatif dan signifikansi koefisien regresinya, setelah dilakukan pengujian terhadap model regresi . Untuk menguji signifikansi model digunakan alat uji ANOVA (F-test) dan untuk menguji signifikansi koefisien regresi digunakan alat uji t-test.

KESIMPULAN
            Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di bursa efek jakarta yang termasuk dalam LQ 45 periode tahun 2005 dan tahun 2006, dari 45 sampel yang ada perusahaan yang selalu muncul dalam ranking top 45 dan muncul berturut-turut dalam 4 periode dan melaporkan keuangan selama periode pengamatan ada 29 perusahaan.
            Dari hasil penelitian model levels dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Total Arus Kas (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham (Y). Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai t-hitung 2,060 > nilai t-tabel 1,706 dengan probabilitas tingkat kesalahan 5% dengan demikian Ha diterima
2. Laba Akuntansi (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y).Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai t-hitung 2.499 > nilai t-tabel 1,706 dengan probailitas tingkat kesalahan 2 % dengan demikian Ha diterima. Hasil penelitian ini makin memperkuat teori dan bukti empiris sejumlah penelitian, bahwa laba memiliki hubungan positif dengan harga saham. Perusahaan yang mempublikasikan laba positif yang tinggi, harga saham akan naik. Begitu sebaliknya, laba yang buruk akan menurunkan harga saham. Investor seharusnya mengabaikan perusahaan dengan catatan laba yang buruk karena berisiko kerugian terhadap investasi yang ditanamkan atau sulit mendapat pembagian dividen.
3. Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham
(Y), hal ini dapat dibuktikan dengan nilai t-hitung 2,754 > nilai t-tabel 1,708 dengan probailitas tingkat kesalahan 1% berarti menerima Ha artinya dugaan ada pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham (Y) dapat diterima atau menolak Ho.
4. Arus Kas investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham (Y), hal ini dapat dibuktikan nilai t-hitung 2,719 > nilai t-tabel 1,708dengan probailitas tingkat kesalahan 1% berarti menerima Ha
5. Arus Kas Pendanaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham (Y), hal ini dapat dibuktikan nilai t-hitung 4,284 > nilai t-tabel 1,708 dengan probabilitas tingkat kesalahan 0% berarti menerima Ha.

Dari hasil penelitian model return dapat disimpulkan :
1.Tidak ada pengaruh signifikan antara Perubahan Total Arus Kas (X6) dengan Abnormal Return Saham (Y), dari hasil perhitung diperoleh nilai t-hihmg (0,766) < nilai t-tabel (1,706) dengan probabilitas tingkat kesalahan 45,1% , berarti menerima Ho
2. Tidak ada pengaruh signifikan antara Perubahan Laba Akuntansi (X7) dengan Abnormal Return Saham (Y), dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung 0,134 < nilai t-tabel 1,706 dengan probabilitas tingkat kesalahan 89,4%, berarti menerima Ho
3. Ada pengaruh Perubahan Arus Kas Operasi (X8)dengan Abnormal Return Saham (Y), dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung 4,707 > nilai t- tabel 1,708 dengan probabilitas tingkat kesalahan 0% menolak Ho
4.Tidak ada pengaruh Perubahan Arus Kas Investasi (X9)dengan Abnormal Return Saham (Y),dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung 0,450 < nilai t-tabel 1,708 dengan probabilitas tingkat kesalahan 65,6% berarti menerima Ho
5.Tidak ada pengaruh Perubahan Arus Kas Pendanaan (X10) dengan Abnormal Return Saham (Y), dari hasil perhitungan diperoleh t-hitung 0,127 < nilai t-tabel 1,708 dengan probabilitas tingkat kesalahan 90% berarti menerima Ho.

REFERENSI
Tjiptowati Endang Irianti, 2008, PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA DAN RETURN SAHAM.


No comments:

Post a Comment