KLIK gambar untuk menutup Iklan

Thursday, March 5, 2015

KETERKAITAN ANTARA WIRAUSAHA DAN POLA BERPIKIR

KETERKAITAN ANTARA WIRAUSAHA DAN POLA BERPIKIR 
Berbicara tentang kewirausahaan, mindset (pola pikir) dan methode (sistem kerja, langkah, prosedur, tehnik)  mengenai pola pikir wirausaha yang dikembangkan dari pemikiran Neal Thornberry. Menurut Neal Thornberry, keterkaitan antara pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut :
A. Memiliki Locus of Control internal
Locus of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh faktor-faktor diluar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar, peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit sekali punya kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan mengikuti kehendak di luar dirinya. Sebagai contoh “wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah pasti kita tidak bisa belajar dengan konsentrasi, habis hujan.” dan sebagainya. Intinya, hidup mereka dikendalikan oleh daya-daya diluar dirinya, dan mereka meyakini bahwa tidak banyak yang mampu dilakukan untuk mengatasinya. Sebaliknya kendali internal (internal locus of control) adalah pemikiran bahwa kita adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh untuk membuat hati kita sedih/senang karena adanya hujan tersebut. Seorang wirausaha, diyakini memiliki kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa dirinyalah pusat kendali, bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah dll.
B. Memiliki toleransi 
Seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap jarang dilakukan. Sebagai contoh, yang umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah sangat banyak contohnya dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil (jauh diatas gunung, di pulau, di tengah sawah, dll) justru diserbu oleh pelanggannya.
C. Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya
Seorang wirausaha sejati sangat mengenal dirinya, dan ia menyadari bahwa dirinya bukanlah dewa. Ia sangat sadar akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait hal-hal yang kurang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi pikiran dan wawasan, serta mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya. Sebagai contoh, beberapa orang mahasiswa yang membuka bisnis cuci motor, sangat sadar akan keterbatasannya dengan cairan kimia sabun. Oleh karena itu, mereka ikhlas bekerja sama dengan mahasiswa kimia/farmasi untuk menghasilkan formula sabun yang tidak panas ditangan, wangi dan tahan lama bersihnya. Satu hal penting bahwa, mereka tidak pernah takut tersaingi. Sebaliknya, mereka sangat sadar bahwa kerjasama akan menghasilkan jauh lebih banyak dari yang dapat dibayangkan. Kerjasama bukanlah satu ditambah satu sama dengan dua, namun satu ditambah satu bisa menjadi tiga, tujuh atau bahkan sebelas.
D. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal
Begitu seseorang berkecimpung dalam dunia wirausaha, maka ia harus siap berenang dalam kreativitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi, mengingat beberapa peluang bisnis, terutama pintu (entrance) untuk memulainya tidak sulit untuk dibuka (tidak butuh keterampilan khusus, tidak butuh modal besar dll), dimana akan sangat mudah dipenuhi oleh para pemula.
E. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Mata seorang wirausaha seperti mata elang. Mereka selalu awas terhadap peluang-peluang baru. Mereka dengan kemampuan yang dimiliki selalu ditempa agar mampu membaca trend zaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang dilakukan oleh Trans Corp dengan Proyek Trans Studionya. Mereka melihat kesempatan yang besar pada bisnis hiburan di Bandung Ibu kota Jawa Barat. Jumlah penduduk yang berjumlah kurang lebih 40 juta ditambah penghuni Jabodetabek yang sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mendirikan kawasan terpadu yang menjadi salah satu hiburan kelas dunia untuk keluarga. Inilah mata elang wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk menangkapnya.
F. Mengikuti perkembangan pasar
Para tokoh bisnis sering mengatakan bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena kompetitor begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita lihat trend pasar telepon selular. Inovasi yang terjadi disini dapat dikatakan hampir terjadi setiap hari. Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah ditemukan iklan yang mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular. Inilah bentuk dari perkembangan pasar yang sangat tinggi. Para pelaku alat telekomunikasi canggih tersebut sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti ancaman kebangkrutan.
GMemelihara ide
Mereka menjaga dan memelihara idenya untuk kemudian diwujudkan. Beberapa orang hanya berhenti pada level menemukan ide baru. Namun para wirausahawan sejati mereka memelihara, mengembangkan dan berusaha mewujudkan ide tersebut. Nurfitira Khoirunnisa adalah contoh yang baik untuk menjelaskan karakter ini. Ia memiliki ide untuk membuat penghapus elektrik gara-gara badannya yang kurang tinggi, sehingga tidak dapat menjangkau seluruh bagian papan tulis di sekolahnya. Berkaca dari situasi itu, ia dan rekannya kemudian berusaha menciptakan penghapus elektrik. Inilah contoh usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan mewujudkannya.
HKetahanan
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak ada satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan.
Namun, daya tahan ini akan mengembalikan kita kembali ke posisi semula. Sudah terlalu banyak para pelaku usaha mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak yang kemudian dapat kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
I. Optimis
Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri. Mungkin para pembaca mengenal sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama. Ia adalah contoh seorang wirausaha yang sangat optimis dan yakin dengan kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai institusi, dan perusahaan besar di Indonesia sudah menggunakan jasanya. Optimisnya antara lain dibuktikan dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia mengirimkan 500 eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi foto-foto hasil karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal pasti ada satu dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian terbukti, dan akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan jasanya.
J. Rasa humor tentang diri sendiri
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini adalah sebuah rasa untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang optimal. Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu melihat hal-hal belum maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri sendiri, juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisi-sisi yang belum tereksplorasi.
Pola pikir wirausaha (Entrepreneurial Mindset) sebagai berikut:
1. Mereka secara bersemangat selalu mencari peluang-peluang baru.
2. Mengeksplor berbagai kesempatan dengan pendekatan/disiplin yang tidak biasa
3. Mereka secara efektif hanya mengeksplor peluang terbaik dan menjauhi berlelah-lelah dengan mengejar setiap kesempatan
4. Mereka fokus pada eksekusi, terutama eksekusi yang adaptif.

No comments:

Post a Comment