KLIK gambar untuk menutup Iklan

Thursday, March 12, 2015

MSDM - Evaluasi Program Pelatihan

Evaluasi Program Pelatihan

Setelah peserta pelatihan menyelesaikan pelatihan mereka, program pelatihan tersebut dapat dievaluasi untuk melihat seberapa baiknya sasaran itu dapat dicapai. Sebagai contoh, jika para perakit mampu melas sebuah sambungan dalam 30 detik, atau seorang teknisi Xerox memperbaiki sebuah mesin dalam 30 menit, maka efektivitas program bisa diukur berdasarkan pada apakah tujuan-tujuan ini tercapai.
Secara keseluruhan ada sedikit keraguan bahwa pelatihan dan pengembangan bisa menjadi efektif. Misalnya, banyak perusahaan yang banyak melakukan investasi dalam pelatihan di tempat kerja yang telah sangat memperbaiki posisi mereka. Telaah formal tentang program pelatihan juga menekankan dampak positif dari program-program tersebut. Sebuah telaah yang dilakukan pada awal 1990-an menyimpulkan bahwa perusahaan yang membangun program pendidikan ditempat kerja dan mereorganisasi kerja melaporkan perbaikan yang menonjol  dalam kemampuan karyawan mereka serta mutu produk mereka. Telaah lain mengemukakan bahwa bisnis yang beroperasi dibawah level produktivitas tenaga kerja yang mereka harapkan mendapatkan peningkatan yang berarti dalam pertumbuhan produktivitas sesudah mengimplementasikan program-program pelatihan karyawan baru.

Terdapat dua masalah dasar yang harus dikemukakan bila mengevaluasi sebuah program pelatihan. Pertama adalah rancangan dari telaah evaluasi dan, terutama apakah eksperimentasi terkendali akan digunakan. Yang kedua adalah efek pelatihan yang dapat diukur. Eksperimentasi terkendali (controlled experimentation) adalah metode terbaik untuk untuk digunakan dalam mengevaluasi sebuah program pelatihan. Dalam sebuah eksperimen terkendali, baik kelompok pelatihan maupun kelompok kendali (yang tidak menerima pelatihan) sama-sama digunakan. Data (misalnya, tentang kuantitas produksi atau kualitas  dari sambungan yang dilas) hendaknya diperoleh baik sebelum maupun sesudah usaha pelatihan dalam kelompok yang dieksposkan untuk pelatihan dan sebelum serta sesudah periode kerja yang berhubungan dalam kelompok kendali. Dengan cara ini, mungkin untuk menetapkan sejauh mana ada perubahan kinerja dalam kelompok pelatihanyang dihasilkan dari pelatihan itu sendiri dan bukannya dari suatu perubahan di seluruh di seluruh organisasi seperti naiknya gaji. Kami beanggapan bahwa kenaikan gaji akan mempengaruhi karyawan adalam kedua kelompok secara sama. Akan tetapi, dari segi praktik terbaru, sebuah survey menemukan bahwa kurang dari sepuluh perusahaan yang memberikan tanggapan berusaha untuk mendapatkan ukuran sebelum dan sesudah pelatihan dari peserta peatihan, jumlah anggota yang menggunakan kelompok kendali adalah tidak seberapa. Seorang ahli mengusulkan supaya sekurang-kurangnya menggunakan satu formulir evaluasi.


ARTIKEL EKONOMI TERKAIT LAINNYA KLIK DISINI!!!

No comments:

Post a Comment