KLIK gambar untuk menutup Iklan

Tuesday, May 19, 2015

MSDM - Tantangan-tantangan Kompetitif MSDM

Tantangan-tantangan Kompetitif MSDM


A. Faktor Eksternal Organisasi



• Tantangan-tantangan teknologi
Dampak kemajuan teknologi pada manajemen personalia terjadi melalui dua cara. Cara 
pertama adalah melalui pengaruh teknologi yang mengubah industri secara 
keseluruhan. Sebagai contoh, kemajuan teknologi di bidang transpoortasi dan
komunikasi telah meningkatkan mobilitas angkatan kerja. Lebih lanjut, departemen
personalia perlu merancang kegiatan-kegiatan pengaturan dan pendayagunaan sumber 
daya manusia untuk mengikuti perkembangan operasi perusahaan akibat inovasi teknologi.

• Angkatan Kerja
Angkatan Kerja merupakan kelompok individu dari luar yang menjadi pekerja dalam 
organisasi. Kemampuan dari tenaga kerja organisasi menentukan seberapa besar 
dapat meraih misinya. Sejak tenaga kerja baru dipekerjakan dari luar organisasi
, angkatan kerja dipertimbangkan sebagai factor lingkungan eksternal. 
Angkatan kerja selalu berubah dan pergantian ini menimbulkan perubahan angkatan
kerja dalam organisasi. Perubahan ini meliputi ras, jenis
kelamin/gender, usia, nilai, dan norma budaya.



• Legal Consideration
Masalah signifikan lain yang mempengaruhi SDM berhubungan dengan undang-undang local
dan Negara bagian adalah tentang peluang kerja yang sama (equal employment opportunity).
Untuk menghindari masalah ras, warna kulit, agama, jenis kelamin atau negeri asal
maka dibentuk suatu badan/komisi untuk menangani masalah tersebut. Equal 
Employment Opportunity Comission merupakan komisi yang diberi kuasa unuk 
menyelidiki keluhan-keluhan diskriminasi pekerjaan dan menggugat atas nama pihak 
yang mengeluh. Masalah hukum, keputusan pengadilan dan tindakan afirmatif berakibat pada ktivitas SDM.



• Konsumen
Konsumen menukarkan sumber daya yang pada umumnya berbentuk uang dengan produk dan 
jasa organisasi . Konsumen bisa terdiri dari lembaga seperti sekolah, rumah 
sakit, atau kantor pemerintah, atau organisasi lain seperti kontraktor, distributor, pabrik atau individual.
Taktik menjual bervariasi menurut pelanggan dan situasi pasar. Biasanya dilakukan 
analisis pelanggan potensial dan kondisi pasar serta menentukan kampanye 
pemasaran berdasar analisis.



• Tantangan-tantangan ekonomi 
Berbagai tantangan siklus bisnis mempengaruhi kegiatan-kegiatan personsalia. Sejalan 
latihan tumbuh dan berkembang. Perkembangan-perkembangan ini selanjutnya 
memberikan tekanan pada peningkatan upah, penawaran “benefits” yang lebih baik,
dan perbaikan kondisi kerja.



• Keadaan politik dan pemerintah
Berbagai faktor politik telah menjadi pertimbangan yang semakin penting bagi 
pengambilan keputusan-keputusan dibidang personalia. Departemen personalia tidak
mungkin mengabaikan konsekuensi-konsekuensi atau dampak berbagai kegiatan
personalia terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Faktor 
stabilitas politik dan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan pemerintah 
merupakan pertimbangan utama bagi para manajer dalam pelaksanaan fungsi 
personalia. Sebagai contoh, keputusan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK)
tidak bisa diambil sewenang-wenang oleh perusahaan tanpa memperhatikan dampaknya 
terhadap stabilitas politik, program dan peraturan pemerintah. 



• Tantangan-tantangan demografis
Kondisi demografis menggambarkan komposisi angkatan kerja, seperti tingkat 
pendidikan, umur, persentase penduduk yang termasuk angkatan kerja dan 
karakteristik-karakteristik populasi lainnya. mesikpun perubahan-perubahan
demografis biasanya bisa diketahui sebelumnya, terjadi dengan lambat dan dapat 
diukur dengan baik, departemen personalia perlu mengantisipasi dampaknya
terhadap organisasi. Sebagai contoh, distribusi umur penduduk mengharuskan 
perusahaan untuk menyesuaikan tipe-tipe “fringe benefits” yang ditawarkan. 
Perubahan- perubahan demografis juga bisa mencerminkan pergeseran-pergeseran 
berbagai nilai budaya. 



• Kondisi geografis
Kondisi demografis menggambarkan komposisi angkatan kerja, seperti tingkat 
pendidikan, umur, persentase penduduk yang termasuk angkatan kerja dan 
karakteristik-karakteristik populasi lainnya. mesikpun perubahan-perubahan
demografis biasanya bisa diketahui sebelumnya, terjadi dengan lambat dan dapat 
diukur dengan baik, departemen personalia perlu mengantisipasi dampaknya 
terhadap organisasi. Sebagai contoh, distribusi umur penduduk mengharuskan 
perusahaan untuk menyesuaikan tipe-tipe “fringe benefits” yang ditawarkan.
Perubahan- perubahan demografis juga bisa mencerminkan pergeseran-pergeseran 
berbagai nilai budaya. 



• Kondisi sosial budaya
Kondisi sosial budaya merupakan pertimbangan penting bagi pengambilan keputusan 
personalia. Kondisi ini berkenaan dengan kepercayaan, nilai-nilai, sikap, 
pandangan dan pola atau gaya kehidupan yang berkembang dan terbentuk dari 
dinamika kebudayaan, ekologi, demografis, geografis, religius, pendidikan dan 
faktor-faktor etnis lainnya. Perubahan-perubahan kondisi atau nilai- nilai 
sosial budaya merupakan tantangan-tantangan bagi manajemen personalia. 
Peningkatan partisifasi wanita dalam pasar tenaga kerja adalah contoh pertama 
perubahan sosial yang mempunyai berbagai implikasi demografis. Perubahan ini 
telah banyak mempengaruhi kebijaksanaan-kebijaksanaan pengupahan dan kompensasi 
lainnya serta program-program latihan dan pengembangan.



• Pasar Tenaga Kerja
Kemampuan menarik dan mempertahankan karyawan yang cakap merupakan kebutuhan 
prasyarat bagi sukses perusahaan. Ada tiga faktor yang paling mempengaruhi 
kegiatan pemenuhan kebutuhan personalia perusahaan, yaitu reputasi perusahaan di
mata angkatan kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja, dan tersedianya 
tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan . ketiga 
kondisi ini sangat berpengaruh pada kegiatan-kegiatan penarikan, seleksi dan
administrasi personalia lainnya.



• Kegiatan-kegiatan para pesaing
Kasus pembajakan para manajer, yang diungkap banyak media masa beberapa waktu yang
lalu, adalah sebuah contoh yang gamblang mengenai pengaruh kegiatan pesaing
terhadap manajemen personalia perusahaan. Bila suatu bank menetapkan 
kenaikan gaji untuk tahun yang akan datng, bank-bank lain dapat diperkirakan 
akan mengikutinya. Diberbagai industri, seragam, jam kerja dan aturan-aturan
personalia adalah relatip standar dan perubahan-perubahan dalam hal-hal ini sering 
disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan personalia para pesaing. Memang hampir 
untuk semua bisnis, berbagai kebijaksanaan personalia adalah faktor krusial
untuk memelihara postur pengerjaan yang kompetitif, menarik dan mendapatkan para 
karyawan terbaik. Ungkapan seorang manajer personalia berikut memperjelas 
masalah ini, “bila kita tidak ingin kehilangan orang-orang terbaik perusahaan,
kita harus secara konsisten mengikuti kebijaksanaan-kebijaksanaan
pengupahan, fringe-benefits dan administrasi personalia para 
pesaing”.



B. Faktor Internal Organisasi



• Karakter organisasi
Setiap perusahaan adalah unik. Kemiripan di antara organisasi-organisasi memang
dapat ditemukan pada bagian –bagiannya, tetapi masing-masing organisasi sebagai 
keseluruhan mempunyai karakter yang unik. Karakter organisasi merupakan produk
semua ciri organisasi : Orang-orangnya, tujuan-tujuannya, struktur
organisasi, teknologi dan peralatan yang digunakan, kebijkasanaan-kebijaksanaannya,
ukurannya, umurnya, serikat karyawan, keberhasilannya, dan
kegagalannya. Karakter organisasi mencerminkan masa lalu dan menentukan di waktu
yang akan datang.



• Misi
Sesuatu yang menyangkut keberadaan organisasi. Di dalam masyarakat, setiap entitas 
mempunyai peranan sendiri. Peranan tersebut akan menentukan misi atau maksud 
keberadaan mereka dalam masyarakat tersebut.
Jika mereka tidak mempunyai misi atau maksud keberadaan mereka maka entitas tersebut 
tidak akan mempunyai eksistensi. Misi entitas bisnis biasanya memproduksi atau
mendistribusikan barang/jasa ekonomis. Misi keberadaan departemen SDM akan
individu yang memiliki nilai potensial dan kompetitif. Dengan demikian, 
adanya misi yang jelas dan terarah akan membawa riset SDM pada focus strategis 
yaitu memenuhi kebutuhan penawaran dan permintaan barang yang sebenarnya dari
organisasi.



• Kebijakan
Kebijakan juga merupakan rencana karena merupakan pernyataan atau pemahaman umum yang 
membantu mengarahkan pengambilan keputusan. Seringkali kebijakan merupakan 
pernyataan tidak tertulis. Kebijakan membatasi pengambilan keputusan dalam 
wilayah tertentu dan memastikan agar keputusan tersebut konsisten dan mengarah 
pada tujuan organisasi. Kebijakan memberi ruang inisiatif dalam pengambilan
keputusan. Kebijakan dapat ditemui pada jenjang yang palng bawah sampaiatas.
Kebijakan juga dapat ditemui pada departemen organisasi, seperti pemasaran atau 
keuangan. Membuat kebijakan yang konsisiten dengan tujuan organisasi bukan
merupakan pekerjaan mudah. Ada beberapa alas an. Pertama, beberapa kebijakan tidak 
tertulis. Dan yang Kedua, inisiatif otonomi dalam kebijakan dapat menghasilkan
variasi yang cukup besar dalam pengambilan keputusan.



• Pemegang Saham dan Dewan Direksi
Pemilik persahaan disebut pemegang saham. Struktur organisasi public yang besar 
mempengaruhi organisasi dengan menggunakan hak suara. Secara tradisional, 
pemegang saham tertarik pada pendapatan investasi dan membiarkan kegiatan 
operasional organisasi dijalankan oleh manajer.
Pemegang saham memberikan modal ke organisai dalam bentuk penyertaan. Dengan 
demikian. Hak dan kewajiban melekat pada kepemilikannya. Hak mereka adalah 
berbagi keuntungan dan berkewajiban menanggung risiko organisasi jika organisasi
bangkrut.



• Serikat karyawan
Serikat karyawan menyajikan tantangan nyata dalam perusahaan-perusahaan yang 
mempunyai organisasi buruh , dan tantangan potensial bagi yang tidak mempunyai.
Dalam perusahaan dengan serikat karyawan, manajemen dan serikat 
menandatangani perjanjian kerja yang mengatur berbagai prasyarat kerja seperti 
kopensasi, jam kerja dan kondisi kerja. Perjanjian ini membatasi kegiatan-
kegiatan personalia.



• Sistem informasi
Kualitas kontribusi departemen personalia tergantung pada kualitas informasi yang 
digunakan dalam pengambilan keputusa-keputusan personalia. Dalam kenyataannya, 
departemen personalia memerlukan sejumlah besar informasi yang terinci. Kemampuan
untuk memperoleh, mengumpulkan, menyimpan, dan mendapatkan kembali 
informasi merupakan tantangan bagi departemen personalia. Untuk menghadapi 
tyantangan ini, perusahaan perlu mengembangkan sistem informasi sumberdaya 
manusia dengan komputer (computer-based) suatu sistem yang menyimpan informasi 
secara terincitentang karyawan , pekerjaan dan faktor-faktor lain sesuai 
kebutuhan.




• Perbedaan-perbedaan individual karyawan
Orang-orang berbeda satu dengan yang lain dalam banyak hal. Sebagai contoh, 
orang-orang berbeda dengan faktor-faktor kepribadian phisik, intelegensia, dan
bakat. Karakteristik-karakteristik manusia yang berbeda-beda ini hendaknya 
diperhatikan manajemen personalia dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan perencanaan 
sumberdaya manusia, penilaian prestasi kerja karyawan, perencanaan karier dan 
administrasi sumberdaya manusia pada umumnya.



• Sistem nilai manajer dan karyawan
Berbagai sistem nilai ini dan norma dan dianut para manajer dan karyawan merupakan 
kendala-kendala tambahan yang dihadapi manajer personalia. Pengetahuan tentang 
nilai-nilai dan norma-norma kelompok kerja dapat membantu departemen personalia 
memecahkan berbagai bentuk konflik nilai yang biasa menyulitkan karyawan. Di 
samping itu, pemahaman akal hal itu juga dapat sangat berguna dalam perumusan 
berbagai kebijaksaan personalia (seperti, time-off benefits, scheduling kerja, 
atau dessin pekerjaan). Sistem-sistem nilai para manajer dan karyawan tidak dapat
diabaikan dalam setiap pengambilan keputusasn-keputusan personalia.



2.4 Menghadapi Tantangan Kompetitif Melalui Aktivitas MSDM

 Menghadapi Tantangan Kompetitif melalui Aktivitas MSDM Era globalisasidan perdagangan bebas membuat persaingan bisnis semakin ketat.Ditingkat makro pemerintah perlu meningkatkan kompetensi SDM melalui peningkatan mutu pendidikan.Sedang ditingkat mikro perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi SDM dan budaya perusahaan pula. Pada dasarnya strategi SDM berkaitan dengan tiga aktivitas SDMyaitu pengadaan, pemeliharaan,serta pemeliharaan dan pengembangan. Strategi SDM perlu dipersiapkan secara seksama khususnya oleh perusahaan- perusahaan agar mampu menghasilkan keluaran yang mampu bersaing di tingkat dunia. Kotler (1992) mengingatkan bahwa globalisasi pasar dan kompetisi menciptakan suatu perubahan yang sangat besar.Strategi yang tepat harus diaplikasi untuk meraih keberhasilan melalui pemanfaatan peluang-peluang yang ada pada lingkungan bisnis yang bergerak cepat dan semakin kompetitif.

Untuk mengembangkan SDM, maka diperlukan strategi khusus agar mampu bersaing dalam menghadai tantangan kompetitif di era globalisasi.Strategipengembangan SDM merupakan perencanan mengenai cara bagaimana kualitas darisumber daya manusia yang dimiliki mampu berkembang ke arah yang lebih baik,meningkat kemampuan kerja, skill dan memiliki loyalitas yang baik terhadaporganisasi atau perusahaan. Pengembangan sumber daya manusia dibutuhkan untukkelangsungan sebuah organisasi atau perusahaan berkembang secara lebih dinamis. Sebab sumber daya manusia merupakan unsur paling penting di dalam sebuahorganisasi atau perusahaan.Para karyawan bukanlah mesin yang bisa selalu ditekantenaganya bagi kelangsungan perusahaan, sebaiknya pihak perusahaan punya strategibagaimana langkah yang harus diambil untuk memberikan kesempatan agar SDMyang ada bisa berkembang lebih baik.

Berikut ini diberikan beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebaga upaya strategi pengembangan SDM tersebut.

1. Memberikan Kesempatan Kepada Karyawan untuk Menyumbangkan Ide Karyawan sebagai bagian dari perusahaan merupakan unsur yang turut mendukung berjalannya sebuah bisnis usaha atau roda organisasi.Meskipun secara fisik modal atau hak menjalankannya ada di tangan kita, namun sangat penting bagi kita mendengarkan masukan atau ide-ide dari para karyawan. Sebab boleh jadi meskipun ia hanya seorang karyawan namun memiliki gagasan yang lebih fresh dan dibutuhkan oleh perusahaan. Sebagai seorang pimpinan perusahaan juga mendengarkan apa yang disuarakan oleh bawahan, tanpa adanya kelapang dadaan seorang pemimpin dalam mendengarkan ide atau usulan dari bawahannya, bisa dipastikan karyawan tidak akan berkembang, terlebih jika Anda memperlakukan karyawan seperti mesin kerja yang hanya digunakan untuk kepentingan bisnis perusahaan.

2. Pemberian Reward dan Punishment Hal lain yang bisa menjadi strategi pengembangan SDM adalah upaya apresiasi terhadap hasil kerja dari karyawan. Apresiasi dibutuhkan untuk lebih memotivasi seorang karyawan terhadap cara kerjanya di perusahaan. Apresiasi yang baik diberikan kepada mereka yang memang memiliki dedikasi yang baik pada perusahaan mampu menyumbangkan ide dan gagasan yang baik serta memiliki loyalitas terhadap perusahaan.Sementara punishment diberikan guna membuat karyawan tersadar dari kelalaian atau kesalahan kerjanya.


 3. Mengupayakan Berbagai Pelatihan Strategi pengembangan SDM yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk terus meningkatkan skill dan kemampuan seorang karyawan sesuai dengan ranah kerjanya.Pelatihan-pelatihan sangat penting untuk diadakan, perusahaan lah yang bertanggung jawab untuk mengadakan upaya peningkatan kemampuan dan skill terhadap para karyawannya. Strategi pengembangan SDM pada hakikatnya bukan hanya untuk kepentingan personal seorang karyawan namun juga untuk kebutuhan jangka panjang perusahaan.Strategi pengembangan SDM yang baik tak hanya akan membuat perusahaan Anda menjadi lebih dinamis, namun juga hubungan sebagai pemimpin perusahaan dengan para karyawan dapat berjalan lebih harmonis. Sebab karyawan bukan lah mesin, maka manusia kan lah seorang karyawan yang sudah bekerja keras untuk kelangsungan bisnis.

No comments:

Post a Comment