Budaya K3 pada Perusahaan
Ada berbagai macam cara perusahaan
untuk meningkatkan K3 bagi perusahaanya, salah satunya ialah meningkatkan
kesadaran akan aspek K3 ini kepada para pekerjanya, karena seperti yang
dinyatakan dalam teori Domino bahwa kecelakaan kerja sebagian besar karena perilaku
yang buruk dari pekerja tersebut. Pekerja memiliki peranan penting untuk
membantu perusahaan dalam pencapaian khususnya pada K3. Setiap pekerja adalah
pribadi yang unik dan yang pastinya setiap masing-masing dari mereka memiliki
persepsi yang berbeda akan aspek K3. Mungkin ada yang beranggapan K3 itu
penting, K3 itu merepotkan, dan sebagainya. Disinilah peranan ahli K3 bersama
manajemen untuk memberikan pengertian yang paling mendasar akan pentingnya K3.
Seperti yang telah diketahui otak adalah pusat pengaturan dimana seluruh
kegiatan seorang manusia dan tentunya juga dalam proses berpikirnya. Berpikir
ialah mekanisme dasar dari sel otak manusia merefleksikan proses pencocokan
pola atau pengenalan pola, Pikiran juga dapat mencampur, mencocokkan, menggabungkan,
menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi, dan pengalaman. Proses
berpikir juga akan berpengaruh terhadap perilaku pekerja yang bersangkutan,
selain itu, pentingnya untuk mengetahui pola pikir para pekerja ialah karena
hal tersebut dapat berguna untuk mengetahui tools dan intervensi seperti
apa yang tepat untuk memberikan arahan tentang pentingnya K3. Misalnya, dengan
menggunakan model Transtheoritical Model. Dalam model tersebut
menyatakan bahwa diperlukan kesiapan bagi orang tersebut untuk
berperilaku sehat dengan berbagai macam tahapan seperti precontemplation,
contemplation, preparation, action dan maintenance. Kaitannya dalam
K3, model tersebut juga dapat diterapkan untuk mengubah perilaku pekerja yang
memiliki pola pikir belum “aware” terhadap aspek K3 agar kedepannya
pekerja ini bisa dibimbing dan pola pikirnya dan perilakunya dapat berubah
menjadi lebih sadar terhadap aspek K3.
Pertanyaannya
adalah bagaimana mengetahui cara berpikir tiap pekerja dan cara mempengaruhi
pekerja agar sadar dengan K3. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa proses
berpikir itu adalah sebuah proses yang unik, tidak mungkin seorang ahli K3
mengetahui isi tiap kepala dari masing-masing pekerja. Bahkan seorang mentalist
pun tidak bisa melakukan hal tersebut. Penting bagi perusahaan untuk membuat
nilai-nilai positif terhadap K3 di perusahaan tersebut. Komitmen manajemen
puncak untuk menjunjung tinggi nilai dan aspek K3 serta mengintegrasikannya ke
tiap jajaran manajemen dan pekerja merupakan sebuah langkah efektif bagi
perusahaan agar kesedaran akan aspek K3 menjadi meningkat sehingga kedepan akan
terciptanya suatu safety culture di perusahaan tersebut. Oleh karena
itu, mengetahui bagaimana pola pikir pekerja dan bagaimana perilaku mereka
selama bekerja merupakan sebuah langkah demi meningkatkan kesadaran akan K3 dan
demi terciptanya budaya K3. Think safety, You will safe your self and safe
peoples.
No comments:
Post a Comment