Dinamika Pesaing dan Pelanggan
1.1 Dinamika Pesaing
dan Pelanggan Serta Hubungannya dengan Pengelolaan dan Kinerja Organisasi
1.1.1
Pesaing
Menurut Kotler &
Armstrong (1997:78) Setiap perusahaan mengahadapi sejumlah besar pesaing.
Konsep pemasaran menyatakan bahwa untuk meraih sukses, perusahaan harus
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen lebih baik dari yang dilakukan para
pesaing. Jadi, para pemasar harus melakukan lebih banyak ketimbang dengan mudah
mengadaptasi kebutuhan konsumen sasaran. Mereka juga harus mengadaptasi
strategi pesaing yang melayani konsumen sasaran yang sama. Perusahaan harus
mendapatkan keunggulan strategik dengan memposisikan penawaran mereka dengan
kuat melawan penawaran persaingan di benar konsumen.
Tidak ada strategi
pemasaran kompetitif tunggal yang terbaik bagi seluruh perusahaan. Setiap
perusahaan sebaiknya mempertimbangkan ukuran dan posisi industrinya sendiri
dibandingkan dengan yang dimiliki pesaingnya. Perusahaan besar dengan posisi
yang dominan dalam industry dapat menggunakan strategi tertentu yang tidak
dapat dilakukan perusahaan yang lebih kecil. Tetapi, menjadi besar saja tidak
cukup. Strategi perusahaan besar bisa menang, tetapi juga bisa kalah. Disamping
itu, perusahaan kecil dapat mengembangkan strategi yang menghasilkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi dari pada yang dinilmati perusahaan besar. Baik
perusahaan besar maupun perusahaan kecil harus mengembangkankan strategi
pemasaran yang membuat posisinya lebih baik dari pada pesaingnya di pasar.
1.1.2
Merancang Strategi Bersaing dalam rangka Menciptakan Keunggulan Kompetitif
Menurut Kotler (1997:207)
terdapat tiga langkah yang dapat ditempuh untuk menciptakan keunggulan
kompetitif :
1) Analisis
Pesaing. Analisis pesaing merupakan proses mengidentifikasi para pesaing utama,
menilai tujuan, strategi, kekuatan dan kelemahan dan pola reaksi kemudian
memilih pesaing yang akan diserang atau dihindari.
a.
Mengindentifikasi Pesaing. Perusahaan
dapat mengidentifikasi pesaing dari sudut pandang industry dan sudut pandang
pasar. Pemasar mengklasifiksikan industri menurut jumlah penjual, tingkat
diferensiasi produk, kehadiran atau ketiadaan produk penghalang untuk masuk,
mobilitas, dan penghalang untuk keluar, struktur biaya, tingkat integrasi
vertikal, dan tingkat globalisasi. Dengan menggunakan pendekatan pasar kita
mengindentifikasikan pesaing sebagai perusahaan yang memenuhi kebutuhan pelanggan
yang sama.
b.
Menilai Pesaing. Dalam menilai pesaing,
perusahaan dapat melakukan tahap-tahap berikut:
-
Menentukan tujuan pesaing. Masing-masing
pesaing mempunyai bauran tujuan. Dengan mengetahui bauran tujuan pesaing,
kepuasan pesaing atas situasi saat ini dan bagaimana pesaing bereaksi terhadap
tindakan kompetitif yang berbeda akan terungkap. Perusahaan juga harus
mengawasi tujuan pesaing untuk berbagi segmen. Jika perusahaan menemukan bahwa
pesaing telah menemukan segmen baru atau akan berpindah ke segmen yang dilayani
perusahaan, perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi hal tersebut.
-
Mengidentifiksi Strategi Pesaing.
Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan peruahaan lain, semakintajam
pesaingan antara kedua tersebut. Dalam kebanyakan industry, pesaing dapat
dipisahkan menjadi kelompok-kelompok yang mengejar strategi berbeda. Kelompok
strategis adalah kelompok perusahaan di dalam industri yang mengikuti strategi
yang sama atau mirip dalam pasar sasaran tertentu. Ada beberapa hal yang harus dilakukan
oleh perusahaan. Pertama, perusahaan harus melihat keseluruhan dimensi yang
mengindentifikasi kelompok strategis di dalam industry. Kedua, perusahaan harus
memahami bagaimana masing-masing pesaing menghantarkan nilai kepada
pelanggannya. Ketiga, perusahaan harus mengetahui kualitas produk pesaing,
fitur dan baurannya (layanan pelanggan, kebijakan penetapan harga, cakupan
distribusi, strategi tenaga penjualan, serta iklan dan program promosi
penjualan). Keempat, perusahaan harus mempelajari detail masing-masing R&D
pesaing, proses manufaktur, pembelian, keuangan, dan strategi lainnya.
-
Menilai kekuatan dan kelemahan pesaing.
Pemasar harus menilai masing-masing kekuatan dan kelemahan masing-masing
pesaing secara cermat untuk mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh pesaing
perushaan. Sebagai langkah pertama, perusahaan dapat mengumpulkan data tentang
masing-masing tujuan pesaing, strategi dan kinerja selama beberapa tahun
terakhir. Selain itu, perusahaan biasanya mempelajari kekuatan dan kelemahan pesaing
melalui data sekunder, pengalaman pribadi, dan berita dari mulut ke mulut.
Perusahaan juga dapat mengadakan riset pemasaran primer dengan pelanggan,
pemasok, dan penyalur. Yang terakhir, perusahaan dapat menetapkan tolok ukur
(benchmarking) terhadap perusahaan lain, dengan membandingkan produk dan proses
perusahaan dengan pesaing.
-
Memperkirakan reaksi pesaing. Tujuan
pesaing, strategi, serta kekuatan dan kelemahan pesaing akan berguna untuk
menjelaskan tindakan yang akan di ambil perusahaan dan menunjukan reaksi
perusahaan seperti pemotongan harga, peningkatan promosi, atau pengenalan
produk baru. Masing-masing pesaing mempunyai beragam reaksi. (1) Pesaing yang
santai : beberapa pesaing tidak berekaksi dengan cepat atau kuat terhadap
gerakan lawannya. (2) Pesaing yang selektif : pesaing dapat bereaksi hanya
terdapat jenis serangan tertentu dan tidak terhadap serangan lain. (3) Pesaing
harimau/tiger competitor : Pesaing yang bereaksi dengan gesit dan kuat terhadap
setiap serangan dalam wilayahnya. (4) Pesaing stochastic/tak terduga: Beberapa
pesaing mungkin tidak menunjukaan pola reaksi yang dapat di duga.
c.
Memilih Pesaing yang Diserang atau
Dihindari. Setelah perusahaan mengidentifikasi dan menilai pesaing perusahaan
dapat memfokuskan pada salah satu kelas persaingan berikut:
- Pesaing
Kuat atau Lemah. Sebagian besar perusahaan memilih pesaing yang lemah karena
memerlukan sumber daya yang lebih sedikit untuk setiap titik pangsa yang di
dapatkan. Tetapi, perusahaan juga harus bertarung dengan pesaing yang kuat agar
dapat mengejar perusahaan terbaik.
- Pesaing
Dekat atau Jauh. Sebagian besar perusahaan bersaing dengan pesaing yang paling
mirip dengan mereka. Tetapi perusahaan juga harus mengidentifikasi pesaing jauh
untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.
- Pesaing
“Baik” atau “Buruk”. Pesaing baik bermain sesuai aturan industry, mereka
menetapkan harga yang sesuai dengan biaya dan menyukai industry yang sehat.
Pesaing buruk bermain dengan melanggar aturan industri, mereka berusaha membeli
pangsa dan tidak menghasilkannya, mengambil banyak resiko, berinvestasi dalam
kapasitas berlebih dan merusak keseimbangan industri. Perusahaan mungkin akan
memilih menyerang pesaing buruknya untuk mengurangi atau mengakhiri praktik
disfungsional mereka.
1.1.3
Pelanggan
Menurut
Kotler & Keller (2009:148) perusahaan harus mengevaluasi basis pelanggannya
dan memikirkan pelanggan mana yang harus dilepas dan mana yang harus
dipertahankan, yang dapat ditentukan melalui kisi pemilihan pelanggan. Dapat
dilihat pada tabel 2.1.3.
Tabel 2.1.3
Pemilihan Pelanggan
|
Rentan
|
Tidak Rentan
|
|
Berharga
|
Pelanggan ini menguntungkan
|
Pelanggan ini setia dan
|
|
|
tetapi tidak sepenuhnya senang
|
menguntungkan. Jangan menipu
|
|
|
dengan perusahaan. Cari dan atasi
|
mereka tetapi pertahankan
|
|
|
sumber kerentanan mereka
|
margin dan raih manfaat dari
|
|
|
untuk mempertahankan mereka.
|
kepuasan mereka
|
|
Tidak Berharga
|
Pelanggan ini suka beralih.
|
Pelanggan yang tidak
|
|
|
Biarkan mereka pergi atau bahkan
|
menguntungkan ini bahagia.
|
|
|
dorong mereka pergi
|
Cobalah membuat mereka
|
|
|
|
|
berharga atau rentan
|
Sumber : Kotler & Keller
(2009:148)
Menurut Kotler &
Armstrong (1997:77) Perusahaan harus mempelajari pasar pelanggannya dengan
teliti. Perusahaan dapat beroperasi di dalam lima jenis pelanggan (customer
market), yaitu :
a.
Pasar Konsumen. Individu dan rumah
tangga yang membeli barang untuk konsumen pribadi.
b.
Pasar Industri. Organisasi yang membeli
barang untuk pemrosesan selanjutnya atau digunakan dalam proses produksi
c.
Pasar Penjual. Organisasi yang membeli
barang dan jasa dengan tujuan menjualnya kembali untuk mendapatkan laba.
d.
Pasar Pemerintah. Lembaga-lembaga
pemerintah yang membeli barang ini kepada pihak yang membutuhkan.
e.
Pasar Internasional. Pembeli asing,
mencakup konsumen, produsen, penjual dan pemerintah.
1.1.4
Membangun Nilai, Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
Menurut Kotler & Keller (2009:134) Menciptakan pelangan yang
loyal adalah inti dari setiap bisnis. Satu-satunya nilai yang dapat diciptakan
perusahaan adalah nilai yang berasal dari pelanggan. Suatu bisnis disebut
sukses jika berhasil mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan.
Pelanggan merupakan satu-satunya alasan perusahaan membangun pabrik,
mempekerjakan karyawan, menjadwalkan rapat, atau melibatkan diri dalam
aktivitas bisnis apapun. Tanpa pelanggan, perusahaan tidak akan memperoleh
keuntungan.
a.
Menghantarkan Nilai Pelanggan yang
Tinggi
Konsumen mempunyai beragam tingkat loyalitas terhadap merek, toko, dan
perusahaan tertentu. Loyalitas diartikan sebagai komitmen yang dipegang secara
mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk yang di suka di masa depan
meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan
beralih.
Proporsi (penawaran) nilai (value proposition)terdiri dari seluruh
kelompok manfaat yang dijanjikan sekedar positioning inti penawaran. Proporsi
nilai adalah pernyataan tentang pengalaman yang akan di dapatkan pelanggan dari
penawaran pasar perusahaandan dari hubungan mereka dengan pemasok. Ditepati
atau tidaknya janji itu tergantung kepada kemampuan perusahaan untuk mengelola
sistem penghantar nilainya. Sistem penghantar nilai (value delivery system)
meliputi semua pengalaman yang akan di dapatkan pelanggan dalam proses
memperoleh dan menggunakan penawaran. Inti dari sistem penghantaran nilai yang
baik adalah sekumpulan proses bisnis inti yang membantu perusahaan
menghantarkan nilai konsumen yang berbeda.
b.
Total Kepuasan Pelanggan
Secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk
(atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi
ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspetasi,
pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspetasi, pelanggan akan sangat
puas atau senang. Penilaian pelanggan atas kinerja produk tergantung banyak
faktor, terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki pelanggan dengan sebuah
merek. Konsumen sering membentuk persepsi yang lebih menyenangkan tentang
sebuah produk dengan merek yang sudah mereka anggap positif.
Perusahaan yang berpusat pada pelanggan berusaha menciptakan kepuasan
pelanggan yang tinggi, tetapi itu bukan tujuan akhirnya. Jika perusahaan
meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menurunkan harganya atau meningkatkan
pelayanannya, mungkin laba akan menurun. Perusahaan mungkin lebih memlih
meningkatkan profitabilitasnya dengan cara lain
selain pengingkatan kepuasan. Menghabiskan lebih banyak usaha untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan bisa mengalihkan dana dari peningkatan kepuasan
“mitra” lainnya. Perusahaan harus beroperasi pada filosofi bahwa perusahaan
berusaha mengahantarkan tingkat kepuasan yang bisa diterima oleh pemegang
kepentingan lainnya, berdasarkan total sumber dayanya.
c.
Mengamati Kepuasan Pelanggan
Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasan pelanggan
secara teratur karena salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah
kepuasan pelanggan. Pelanggan yang sangat puas biasanya tetap setia untuk waktu
yang lebih lama, membeli lagi ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan
memperbaharui produk lama,membicarakan hal-hal baik tentang perusahaan dan
tidak terlalu sensitive terhadap harga, menawarkan ide produk kepada
perusahaan.
d.
Keluhan Pelanggan
Beberapa perusahaan berpikir bahwa cara memperhatikan kepuasan pelanggan
adalah dengan mencatat keluhan. Faktanya sesempurna apapun rancangan dan
implementasi sebuah program pemasaran, kesalahan pasti akan terjadi. Hal
terbaik yang dilakukan perusahaan adalah mempermudah pelanggan menyampaikan
keluhan. Formulir saran, nomor bebas pulsa, sirus Web, dan alamat e-mail
memungkinkan komunikasi dua arah yang cepat.
1.2 Dinamika Publik
yang Dihadapi dan Hubungannya dengan Pengelolaan dan Kinerja Organisasi
Menurut Kotler
(2008:81) Lingkungan pemasaran perusahaan juga meliputi beragam masyarakat.
Masyarakat (publik) adalah kelompok yang mempunyai potensi kepentingan atau
kepentingan nyata, atau pengaruh pada kemampuan organisasi untuk mencapai
tujuannya. Ada tujuh tipe untuk mengidentifikasi lingkungan publik :
1.
Masyarakat keuangan mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana. Bank,rumah investasi dan pemegang
saham adalah masyarakat keuangan utama.
2.
Masyarakat media membawa
berita,fitur,dan opini editorial. Masyarakat media meliputi surat kabar,
majalah, dan stasiun radio serta telivisi.
3.
Masyarakat pemerintah. Manajemen harus
memperhitungkan perkembangan pemerintah. Pemasar harus sering berkonsultasi
dengan pengacara perusahaan tentang isu keamanan produk, kebenaran iklan dan
masalah lain.
4.
Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM). Keputusan pemasaran perusahaan mungkin dipertanyakan oleh organisasi
konsumen, kelompok lingkungan, kelompok minoritas, dan lainnya. Departemen
5.
Masyarakat lokal meliputi penduduk
sebuah lingkungan dan organisasi komunitas. Perusahaan besar biasannya menunju
petugas hubungan komunitas untuk berurusan dengan komunitas, menghadiri rapat,
menjawab pertanyaan dan memberikan sumbangan amal yang bermanfaat.
6.
Masyarakat umum perusahaan harus
memperhatikan perilaku masyarakat umum terhadap produk dan aktivitasnnya. Citra
publik perusahaan mempengaruhi pembeliaan masyarakat.
7.
Masyarakat internal meliputi pekerja,
manajer, sukarelawan dan dewan direksi. Perusahaan besar menggunakan brosur dan
sarana lain untuk menginformasikan dan memotivasi masyarakat internalnya.
Ketika karyawan merasa senang dengan perusahaan mereka, perilaku positif
tersebar ke masyarakat eksternal.
Perusahaan dapat
mempersiapkan rencana pemasaran untuk masyarakat utama ini sama halnya dengan pasar pelanggan.
Anggaplah perusahaan menginginkan renpons khusus dari masyarakat tertentu,
seperti itikad baik, kata-kata yang menyenangkan atau meluangkan waktu dan
menyumbang uang. Perusahaan harus mendesain sebuah penawaran menarik kepada
masyarakat untuk menghasilkan respon yang diinginkan.
No comments:
Post a Comment