REVIEW ARTIKEL:
ECONOMIC DETERMINANTS OF AUDIT COMMITTEE INDEPENDENCE
1. Judul
Economic Determinants of Audit Committe Independence
2. Penulis
April Klein
3. Ruang
Lingkup Penelitian
Menguji hubungan antara independensi
komite audit memberikan pengaruh pada faktor penentu dalam indepedensi dewan
komite audit (ukuran dewan dan indepedensi dewan, permintaan atas independensi
komite audit, kerugian yang beruntun, ukuran perusahaan, permintaan kreditur,
CEO dalam compensation committee dan penggantian mekanisme pengawas)
4. Motivasi
penelitian
Dalam
rangka meningkatkan keberhasilan komite audit
perusahaan dalam pengawasan proses pelaporan keuangan SEC,
NASDAQ
dan NYSE merubah persyaratan pendaftaran bagi perusahaan-perusahaan besar di US sehingga dengan standar yang
baru, perusahaan harus mempertahankan komite audit dengan paling sedikit tiga
pimpinan perusahaan di dalamnya, “dimana ketiganya harus tidak memiliki
hubungan dengan perusahaan sehingga tidak
mempengaruhi independensi mereka terhadap manajemen dan perusahaan”. Persyaratan
ini menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana SEC
akan mengijinkan perusahaan untuk mencoba pilihan tersebut. Hal tersebut memotivasi peneliti untuk
menyediakan pengetahuan dengan
menguji determinan ekonomi di belakang perbedaan dalam independensi komite audit dengan sampel lebih dari 400
perusahaan perdagangan besar Amerika Serikat yang go
public selama tahun 1991-1993
5. Kajian Literatur
Komite Audit
Peranan Komite Audit sebagai Pengawas
Proses Pelaporan Keuangan Perusahaan dalam hukum negara, dewan direktur dapat
melakukan pekerjaan mereka melalui dewan penuh atau mendelegasikan kewenangan
mereka kepada komite kerja yang bertanggungjawab kepada dewan tersebut. Komite
audit bertindak atas nama dewan direktur dan bertanggungjawab atas kesalahan
dalam proses pelaporan keuangan perusahaan. Sejalan dengan Blue Ribbon Committee Report dan dengan studi sebelumnya (e.g.,
Carcello and Neal 2000), peneliti mengasumsikan bahwa anggota-anggota komite
audit yang independen/yang berdiri sendiri terhadap manajemen merupakan
pengawas terbaik dari proses akuntansi keuangan perusahaan. Keuntungan dari
pengawasan yang efektif adalah mendapatkan laporan keuangan yang transparan,
pasar perdagangan aktif, serta kemampuan untuk menggunakan angka-angka
akuntansi keuangan yang seimbang sebagai masukan dalam perjanjian-perjanjian
diantara pemegang saham, penuntut-penuntut senior dan manajemen.
5. Hipotesis
H1: Indepedensi
komite audit secara positif berhubungan dnegan jumlah direktur yang duduk dakam
dewan secara keseluruhan.
H2: Independensi
komite audit berkaitan secara positif dengan indepedensi dewan.
H3: Independensi
komite audit berkaitan secara negative dengan pertumbuhan yang diharapkan dalam
pendapatan atau aliran-aliran kas dari perusahaan.
H4: Independensi
komite audit lebih rendah pada perusahaan-perusahaan yang melaporkan kerugian
berulang pada masa lalu.
H5: Independensi komite audit terkait secara
positif dengan risiko debt to assets
perusahaan.
H6: Independensi komite audit akan berbeda jika
para CEO duduk sebagai eksekutif dalam komite kompensasi, daripada jika mereka
tidak ada dalam komite kompensasi.
H7: Independensi komite audit lebih rendah jika
pemegang saham dalam jumlah besar duduk sebagai anggota dalam komite audit
dewan.
H8: Independensi komite audit terkait secara
negatif dengan persentase saham yang dipegang oleh direktur-direktur dari luar.
6. Data
dan Metode Penelitain
1)
Populasi, Sampel dan Metode Pemilihan Sampel
Peneliti
mengumpulkan data mengenai anggota dan dewan komite audit dari arsip laporan SEC.
Pada awalnya, peneliti memasukkan semua perusahaan Amerika Serikat yang
terdaftar dalam S&P 500 pada 31 Maret 1992 dan 1993, dengan rapat pemegang
saham tahunan antara 1 Juli 1991, dan 3 Juni 1993. Peneliti mengeluarkan
65 bank dan lembaga keuangan dan 38 perusahaan asuransi. Peneliti juga
menghilangkan tiga perusahaan dengan komposisi data komite audit yang hilang,
dan 58 perusahaan dengan data CRSP atau Compustat
yang hilang. Sampel observasi akhir berjumlah 803 perusahaan.
2)
Pengukuran Variabel
- %Audout merupakan transformasi logistik dari persentase outsider di dalam komite audit.
- Board Size merupakan natural log dari jumlah anggota dewan.
- %Outsiders merupakan transformasi logistik dari persentase direktur dari luar di dalam dewan.
- Growth Opportunities sebagai nilai pasar ekuitas dalam tiga tahun ditambah dengan nilai buku pasiva dibagi dengan nilai buku aktiva selama tiga tahun.
- Losses sama dengan 1 jika perusahaan melaporkan kerugian pada setiap dua tahun sebelum rapat pemegang saham perusahaan, dan 0 jika sebaliknya.
- Debt-to-Assets merupakan rasio utang terhadap aktiva jangka panjang tiga tahun pada akhir tahun fiskal sebelum rapat pemegang saham.
- CEO on compensation committee merupakan variabel yang bercabang yang dinyatakan dengan 1 jika CEO duduk dalam dewan komite kompensasi, dan 0 jika sebaliknya.
- 5%Blockholder pada komite audit merupakan variabel yang bercabang dan dinyatakan dengan 1 jika seorang direktur non-manajemen yang memegang paling sedikit 5% dari saham perusahaan duduk sebagai dewan komite audit, dan 0 jika sebaliknya.
- %Outside Director Holdings merupakan persentase saham yang dipegang oleh direktur-direktur dari luar.
- Firm Size merupakan natural log dari aktiva-aktiva perusahaan pada akhir tahun fiskal sebelum rapat pemegang saham.
3)
Analisis
Data
|
%Audout = α + β1Board Size + β2%Outsiders + β3Growth Opportunities
+ β4Losses + β5Debt-to-Assets + β6CEO on Compensation Committee
+ β75%Blockholder on Audit Committee + β8%Outside Director Holdings
+ β9Firm Size + μ
7. Hasil
dan pembahasan penelitian
Peneliti menguji jika perbedaan-perbedaan dalam independensi komite audit
berkaitan dengan faktor-faktor ekonomis dengan sampel 500 perusahaan dari
S&P selama tahun 1991—1993. Peneliti menemukan bahwa independensi komite
audit meningkat seiring dengan ukuran dewan dan prosentase direktur-direktur
dari luar yang ada dalam dewan, sesuai dengan hipotesa bahwa independensi
komite audit bergantung pada tingkat penawaran dari direktur-direktur dari
luar yang ada dalam dewan. Sebaliknya, independensi komite audit menurun
seiring dengan peluang berkembangnya perusahaan dan ketika perusahaan
melaporkan kerugian bersihnya dalam tiap-tiap tahun yang terdahulu, yang
mendukung hipotesa bahwa independensi komite audit berkaitan dengan permintaan
pemegang saham serta manajemen atas penelitian yang keras terhadap proses
akuntansi keuangan perusahaan.
Peneliti juga menemukan hubungan negatif antara independensi komite audit
dengan kehadiran dari mekanisme pengawasan alternatif, dimana, pada
perusahaan-perusahaan besar atau ketika direktur non-manajemen memiliki paling
sedikit 5 persen saham perusahaan duduk dalam komite audit. Secara keseluruhan,
temuan-temuan peneliti sejalan dengan observasi dari Blue Ribbon
Commission’s dimana “satu ukuran tidak bisa untuk semua” ketika hal
tersebut diterapkan dalam komite audit. Sehingga, bursa saham dapat mengharapkan fleksibilitas dari dewan direktur
untuk menentukan komposisi komite audit mereka sendiri.
8.
Kelemahan dan keunggulan
Kelemahan:
1)
Landasan
literatur yang digunakan tidak disebutkan secara jelas dalam uraian artikel.
2)
Peneliti
juga tidak menyebutkan grand theory yang
digunakan.
3) Penulis
tidak menjelaskan alasan memilih menggunakan sampel penelitian yang digunakan.
4) Penelitian
ini belum menjelaskan mengenai kaitan antara independensi komiteaudit pada
tingkat yang lebih rendah untuk perusahaan dengan pertumbuhan yanglebih tinggi
dan untuk perusahaan dengan hasil kerugian berkelanjutan dalaminsiden yang
lebih tinggi dari kecurangan keuangan.
5) Komisi
Blue Ribbon menyarankan bahwa semua anggota komite audit harusmemiliki keahlian
dalam akuntansi keuangan. Dalam penelitian ini belumdijelaskan sampai sejauh
mana komite audit harus sesuai dengan saran ini, danfaktor apa ( jika ada) yang
terkait untuk memenuhi mandat ini.
6) Penelitian
ini belum meneliti saling ketergantungan antara independensi komiteaudit dan
persaingan struktur corporate governance sehingga nantinya kita bisalebih
memahami tentang bagaimana perusahaan-perusahaan membuat trade-off antara
sebagai mekanisme alternatif pengganti.
Kelebihan:
1) Judul,
hipotesis, dan pembahasan sudah konsisten.
2) Penulis
sudah menjelaskan secara runtut mengenai
sitematika penelitian yang digunakan.
3) Penelitian
ini memberikan salah satu implikasi yaitu bahwa perusahaanmenyesuaikan
komposisi komite auditnya agar sesuai dengan lingkungan spesifik ekonomi
mereka. Hal ini menunjukkan bahwa SEC dan bursa efek mungkin berharap untuk
terus memberikan perusahaan untuk memiliki beberapa fleksibilitas tidak termasuk direktur
di luar komite audit mereka.
4) Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi atas
topik penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya sehingga dapat menyempurnakan informasi dari hasil
penelitan sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya.
10. Rekomendasi Penelitian Selanjutnya
Beberapa kemungkinan bagi penelitian selanjutnya: Pertama,
apakah level yang lebih rendah dari independensi komite audit bagi perusahaan
yang berkembang pesat dan bagi perusahaan dengan kerugian yang terus-menerus
menghasilkan ketidakjujuran keuangan? Kedua, Blue Ribbon Commission menganjurkan
bagi seluruh anggota komite audit harus memiliki keahlian dalam akuntansi
keuangan. Pada tingkat apa komite audit mematuhi anjuran ini, dan atas dasar
faktor apa, jika ada, yang dikaitkan untuk mematuhi perintah tersebut ?.
Ketiga, pengujian terhadap ketergantungan antara independensi komite audit
dengan struktur persaingan perusahaan dapat melanjutkan pengertian peneliti
atas bagaimana perusahaan melakukan kegiatan penjualan diantara mekanisme
alternatif yang ada.
No comments:
Post a Comment