KLIK gambar untuk menutup Iklan

Thursday, May 19, 2016

AUDITING :REVIEW ARTIKEL (ECONOMIC DETERMINANTS OF AUDIT COMMITTEE INDEPENDENCE}



REVIEW ARTIKEL:
ECONOMIC DETERMINANTS OF AUDIT COMMITTEE INDEPENDENCE
 


1.    Judul
Economic Determinants of Audit Committe Independence                                
2.    Penulis
April Klein
3.    Ruang Lingkup Penelitian
       Menguji hubungan antara independensi komite audit memberikan pengaruh pada faktor penentu dalam indepedensi dewan komite audit (ukuran dewan dan indepedensi dewan, permintaan atas independensi komite audit, kerugian yang beruntun, ukuran perusahaan, permintaan kreditur, CEO dalam compensation committee dan penggantian mekanisme pengawas)
4.    Motivasi penelitian
       Dalam rangka meningkatkan keberhasilan komite audit perusahaan dalam pengawasan proses pelaporan keuangan  SEC, NASDAQ dan NYSE merubah persyaratan pendaftaran bagi perusahaan-perusahaan besar di US sehingga dengan standar yang baru, perusahaan harus mempertahankan komite audit dengan paling sedikit tiga pimpinan perusahaan di dalamnya, “dimana ketiganya harus tidak memiliki hubungan dengan perusahaan sehingga tidak  mempengaruhi independensi mereka terhadap manajemen  dan perusahaan”.  Persyaratan ini menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana SEC akan mengijinkan perusahaan untuk mencoba pilihan tersebut.  Hal tersebut memotivasi peneliti untuk menyediakan pengetahuan dengan menguji determinan ekonomi di belakang perbedaan dalam independensi komite audit dengan sampel lebih dari 400 perusahaan perdagangan besar Amerika Serikat yang go public selama tahun 1991-1993
5. Kajian Literatur               
Komite Audit
Peranan Komite Audit sebagai Pengawas Proses Pelaporan Keuangan Perusahaan dalam hukum negara, dewan direktur dapat melakukan pekerjaan mereka melalui dewan penuh atau mendelegasikan kewenangan mereka kepada komite kerja yang bertanggungjawab kepada dewan tersebut. Komite audit bertindak atas nama dewan direktur dan bertanggungjawab atas kesalahan dalam proses pelaporan keuangan perusahaan. Sejalan dengan Blue Ribbon Committee Report dan dengan studi sebelumnya (e.g., Carcello and Neal 2000), peneliti mengasumsikan bahwa anggota-anggota komite audit yang independen/yang berdiri sendiri terhadap manajemen merupakan pengawas terbaik dari proses akuntansi keuangan perusahaan. Keuntungan dari pengawasan yang efektif adalah mendapatkan laporan keuangan yang transparan, pasar perdagangan aktif, serta kemampuan untuk menggunakan angka-angka akuntansi keuangan yang seimbang sebagai masukan dalam perjanjian-perjanjian diantara pemegang saham, penuntut-penuntut senior dan manajemen. 
5.    Hipotesis               
H1:  Indepedensi komite audit secara positif berhubungan dnegan jumlah direktur yang duduk dakam dewan secara keseluruhan.
H2:  Independensi komite audit berkaitan secara positif dengan indepedensi dewan.
H3:  Independensi komite audit berkaitan secara negative dengan pertumbuhan yang diharapkan dalam pendapatan atau aliran-aliran kas dari perusahaan.
H4:  Independensi komite audit lebih rendah pada perusahaan-perusahaan yang melaporkan kerugian berulang pada masa lalu.
H5:  Independensi komite audit terkait secara positif dengan risiko debt to assets perusahaan.
H6:  Independensi komite audit akan berbeda jika para CEO duduk sebagai eksekutif dalam komite kompensasi, daripada jika mereka tidak ada dalam komite kompensasi.
H7:  Independensi komite audit lebih rendah jika pemegang saham dalam jumlah besar duduk sebagai anggota dalam komite audit dewan.
H8:  Independensi komite audit terkait secara negatif dengan persentase saham yang dipegang oleh direktur-direktur dari luar.

6.    Data dan Metode Penelitain       
1)      Populasi, Sampel dan Metode Pemilihan Sampel
            Peneliti mengumpulkan data mengenai anggota dan dewan komite audit dari arsip laporan SEC. Pada awalnya, peneliti memasukkan semua perusahaan Amerika Serikat yang terdaftar dalam S&P 500 pada 31 Maret 1992 dan 1993, dengan rapat pemegang saham tahunan antara  1 Juli 1991, dan 3 Juni 1993. Peneliti mengeluarkan 65 bank dan lembaga keuangan dan 38 perusahaan asuransi. Peneliti juga menghilangkan tiga perusahaan dengan komposisi data komite audit yang hilang, dan 58 perusahaan dengan data CRSP atau Compustat yang hilang. Sampel observasi akhir berjumlah 803 perusahaan.  
2)      Pengukuran Variabel
  1. %Audout merupakan transformasi logistik dari persentase outsider di dalam komite audit.
  2. Board Size merupakan natural log dari jumlah anggota dewan.
  3. %Outsiders merupakan transformasi logistik dari persentase direktur dari luar di dalam dewan.
  4. Growth Opportunities sebagai nilai pasar ekuitas dalam tiga tahun ditambah dengan nilai buku pasiva dibagi dengan nilai buku aktiva selama tiga tahun.
  5. Losses sama dengan 1 jika perusahaan melaporkan kerugian pada setiap dua tahun sebelum rapat pemegang saham perusahaan, dan 0 jika sebaliknya.
  6. Debt-to-Assets merupakan rasio utang terhadap aktiva jangka panjang tiga tahun pada akhir tahun fiskal sebelum rapat pemegang saham.
  7. CEO on compensation committee merupakan variabel yang bercabang yang dinyatakan dengan 1 jika CEO duduk dalam dewan komite kompensasi, dan 0 jika sebaliknya.
  8. 5%Blockholder pada komite audit merupakan variabel yang bercabang dan dinyatakan dengan 1 jika seorang direktur non-manajemen yang memegang paling sedikit 5% dari saham perusahaan duduk sebagai dewan komite audit, dan 0 jika sebaliknya.
  9. %Outside Director Holdings merupakan persentase saham yang dipegang oleh direktur-direktur dari luar.
  10. Firm Size merupakan natural log dari aktiva-aktiva perusahaan pada akhir tahun fiskal sebelum rapat pemegang saham.

3)      Analisis Data
b0 + b1AFFILIATED + b2AFFILIATED x GC_OPINION + b3GOVERNEXPERT + b4 GOVERNEXPERT x GC_OPINION + b5FINEXPERT + b6FINEXPERT x GC_OPINION + b7STOCKOWN + b8STOCKOWN x GC_OPINION + b9SIZE + b10INDSHARE + b11TENURE + b12ZFC + b13MGMTCHG + e
 
            Peneliti mengukur hubungan antara independensi komite audit dan variabel-variabel penjelas dengan mengestimasi regresi sebagai berikut:  
%Audout = α + β1Board Size + β2%Outsiders + β3Growth Opportunities
                        + β4Losses + β5Debt-to-Assets + β6CEO on Compensation Committee
                        + β75%Blockholder on Audit Committee + β8%Outside Director Holdings
                        + β9Firm Size + μ

7.    Hasil dan pembahasan penelitian
Peneliti menguji jika perbedaan-perbedaan dalam independensi komite audit berkaitan dengan faktor-faktor ekonomis dengan sampel 500 perusahaan dari S&P selama tahun 1991—1993. Peneliti menemukan bahwa independensi komite audit meningkat seiring dengan ukuran dewan dan prosentase direktur-direktur dari luar yang ada dalam dewan, sesuai dengan hipotesa bahwa independensi komite audit bergantung pada tingkat penawaran dari direktur-direktur dari luar yang ada dalam dewan. Sebaliknya, independensi komite audit menurun seiring dengan peluang berkembangnya perusahaan dan ketika perusahaan melaporkan kerugian bersihnya dalam tiap-tiap tahun yang terdahulu, yang mendukung hipotesa bahwa independensi komite audit berkaitan dengan permintaan pemegang saham serta manajemen atas penelitian yang keras terhadap proses akuntansi keuangan perusahaan.
Peneliti juga menemukan hubungan negatif antara independensi komite audit dengan kehadiran dari mekanisme pengawasan alternatif, dimana, pada perusahaan-perusahaan besar atau ketika direktur non-manajemen memiliki paling sedikit 5 persen saham perusahaan duduk dalam komite audit. Secara keseluruhan, temuan-temuan peneliti sejalan dengan observasi dari Blue Ribbon Commission’s dimana “satu ukuran tidak bisa untuk semua” ketika hal tersebut diterapkan dalam komite audit. Sehingga, bursa saham dapat mengharapkan fleksibilitas dari dewan direktur untuk menentukan komposisi komite audit mereka sendiri.

8.            Kelemahan dan keunggulan
Kelemahan:
1)      Landasan literatur yang digunakan tidak disebutkan secara jelas dalam uraian artikel.
2)      Peneliti juga tidak menyebutkan grand theory yang digunakan.
3)      Penulis tidak menjelaskan alasan memilih menggunakan sampel penelitian yang digunakan.
4)      Penelitian ini belum menjelaskan mengenai kaitan antara independensi komiteaudit pada tingkat yang lebih rendah untuk perusahaan dengan pertumbuhan yanglebih tinggi dan untuk perusahaan dengan hasil kerugian berkelanjutan dalaminsiden yang lebih tinggi dari kecurangan keuangan.
5)      Komisi Blue Ribbon menyarankan bahwa semua anggota komite audit harusmemiliki keahlian dalam akuntansi keuangan. Dalam penelitian ini belumdijelaskan sampai sejauh mana komite audit harus sesuai dengan saran ini, danfaktor apa ( jika ada) yang terkait untuk memenuhi mandat ini.
6)      Penelitian ini belum meneliti saling ketergantungan antara independensi komiteaudit dan persaingan struktur corporate governance sehingga nantinya kita bisalebih memahami tentang bagaimana perusahaan-perusahaan membuat trade-off antara sebagai mekanisme alternatif pengganti.

Kelebihan:
1)      Judul, hipotesis, dan pembahasan sudah konsisten.
2)      Penulis sudah menjelaskan secara runtut mengenai sitematika penelitian yang digunakan.
3)      Penelitian ini memberikan salah satu implikasi yaitu bahwa perusahaanmenyesuaikan komposisi komite auditnya agar sesuai dengan lingkungan spesifik ekonomi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa SEC dan bursa efek mungkin berharap untuk terus memberikan perusahaan untuk memiliki beberapa fleksibilitas tidak termasuk direktur di luar komite audit mereka.
4)      Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi atas topik penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya sehingga dapat menyempurnakan informasi dari hasil penelitan sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya.

10. Rekomendasi Penelitian Selanjutnya
Beberapa kemungkinan bagi penelitian selanjutnya: Pertama, apakah level yang lebih rendah dari independensi komite audit bagi perusahaan yang berkembang pesat dan bagi perusahaan dengan kerugian yang terus-menerus menghasilkan ketidakjujuran keuangan? Kedua, Blue Ribbon Commission menganjurkan bagi seluruh anggota komite audit harus memiliki keahlian dalam akuntansi keuangan. Pada tingkat apa komite audit mematuhi anjuran ini, dan atas dasar faktor apa, jika ada, yang dikaitkan untuk mematuhi perintah tersebut ?. Ketiga, pengujian terhadap ketergantungan antara independensi komite audit dengan struktur persaingan perusahaan dapat melanjutkan pengertian peneliti atas bagaimana perusahaan melakukan kegiatan penjualan diantara mekanisme alternatif yang ada.

No comments:

Post a Comment