KLIK gambar untuk menutup Iklan

Monday, May 23, 2016

CORPORATE GOVERNANCE : STRUKTUR KEPEMILIKAN& KASUS PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK



CORPORATE GOVERNANCE :
“STRUKTUR KEPEMILIKAN& KASUS PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK”
 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Struktur kepemilikan dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai suatu tujuan.Hal ini karena adanya kontrol yang mereka miliki.Dimana struktur kepemilikan mampumebawa suatu perusahan untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan pemegang saham dan lainnya.Peran penting Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah satu tujuan oenting didalam mendirikan sebuah perusahaan selain meningkatkan kesejahtraan pemiliknya atau pemegang saham juga untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan kekayaan pemegang saham dan juga melalui peningkatan nilai perusahaan.Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan mampu beroperasi dalam mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh, maka perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

1.2              Rumusan Masalah
1.      Berikan penjelasan mengenai struktur kepemilikan didalam Corporate Governance!
2.      Bagaimana struktur kepemilikan yang ada padaPT. Astra Internasional Tbk?

1.3              Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui bagaimana struktur kepemilikan didalam Corporate Governance.
2.      Untuk mengetahui struktur kepemilikan yang ada pada PT. Astra Internasional Tbk.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Struktur Kepemilikan
Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan.
Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan :
1.      Aktivitas pencarian dana (financing decision)
2.      Pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan.
Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost diantaranya adalah :
1.       Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan (insider ownership) atau kepemilikan manajerial oleh manajemen
Manajer merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.Penambahan kepemilikan manajerial memiliki keuntungan untuk mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham.
2.      Mengaktifkan monitoring melalui investor-investor institusional
Adanya kepemilikan oleh institutional investor seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen.
Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan informasi asimetri.Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insiders dan outsiders melalui pengungkapan informasi di dalam pasar modal.
Para peneliti berpendapat bahwa struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi pemilik dan kreditur corporate governance dalam proses insentif yang membentuk motivasi manajer. Pemilik akan berusaha membuat berbagai strategi untuk mencapai tujuan perusahaan, setelah strategi ditentukan maka langkah selanjutnya akan mengimplementasi strategi dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Kesemua tahapan tersebut tidak terlepas dari peran pemilik dapat dikatakan bahwa peran pemilik sangat penting dalam menentukan keberlangsungan perusahaan. Dalam hal ini struktur kepemilikan dibedakan menjadi dua yaitu :
1.             Kepemilikan Manajerial
Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan di manajemen perusahaan baik sebagai kreditur maupun sebagai dewan komisaris disebut sebagai kepemilikan manajerial (managerial ownership). Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial juga dapat diartikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajer dan direktur perusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode pengamatan.
Masalah teknis tidak akan timbul jika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan tidak dijalankan secara terpisah. Pemilik (pemegang saham) bertujuan untuk memaksimumkan kekayaannya dengan melihat nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi perusahaan sedangkan manajer bertujuan pada peningkatan pertumbuhan dan ukuran perusahaan. Tujuan manajer ini dilandasi oleh dua alasan, yaitu :
1.      Pertumbuhan yang meningkat akan memberikan peluang bagi manajer bawah dan menengah untuk dipromosikan. Selain itu, manajer dapat membuktikan diri sebagai karyawan yang produktif sehingga dapat diperoleh penghargaan lebih dari wewenang untuk menentukan pengeluaran (biaya-biaya).
2.      Ukuran perusahaan yang semakin besar memberikan keamanan pekerjaan atau mengurangi kemungkinan lay-off dan kompensasi yang semakin besar. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri.
Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antar manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Argumen tersebut mengindikasikan mengenai pentingnya kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan perusahaan.
Namun, tingkat kepemilikan manajerial yang terlalu tinggi juga dapat berdampak buruk terhadap perusahaan. Dengan kepemilikan manajerial yang tinggi, manajer mempunyai hak voting yang tinggi sehingga manajer mempunyai posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan, hal ini dapat menimbulkan masalah pertahanan, dalam artian, adanya kesulitan bagi para pemegang saham eksternal untuk mengendalikan tindakan manajer.
Agency problembisa dikurangi bila manajer mempunyai kepemilikan saham dalam perusahaan, semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka akan baik kinerja perusahaan. Kepemilikan saham yang besar dari segi ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajerial rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya oportunistik manajemen akan meningkat. Kepemilikan manajerial terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen. Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik.
Kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme corporate governance yang dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.Semakin besar kepemilikan saham manajerial dapat mencegah tindakan opportunistic manajer.Hubungan antara kepemilikan manajerial dengan discretionary accruals.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan discretionary accruals.
Penelitian yang menguji hubungan kepemilikan manajerial dengan discretionary accrual dan kandungan informasi laba menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan secara negatif dengan discretionary accrual.Hasil penelitian tersebut juga manyatakan bahwa kualitas laba meningkat karena kepemilikan manajerial tinggi.
2.             Kepemilikan Institusioanal
Kepemilikan suatu perusahaan dapat terdiri atas kepemilikan institusional maupun kepemilikan individual.Atau campuran keduanya dengan proporsi tertentu. Investor institusional memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan investor individual, diantaranya yaitu:
1.             Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih daripada investor individual untuk mendapatkan informasi.
2.             Investor institusional memiliki profesionalisme dalam menganalisa informasi, sehingga dapat menguji tingkat keandalan informasi.
3.             Investor institusional secara umum memiliki relasi bisnis yang lebih kuat dengan manajemen.
4.             Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
5.             investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat yang tercermin di tingkat harga.
Adanya pemegang saham seperti institusional ownership memiliki arti penting dalam memonitor manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan-perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi-institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.


2.2              PT.Astra Internasional Tbk
·         Pada kuartal pertama tahun 2009, pendapatan bersih PT Astra Internasional dan anak perusahaannya tercatat hanya Rp 21,54 triliun. Selama Januari-Maret 2009, penjualan nasional tercatat hanya 100.000 unit atau 26% disbanding periode yang sama tahun sebelumnya.
·         Dari angka itu, porsi penjualan mobil group astra turun 13% menjadi sekitar 58.000 unit, sedangkan penjualan sepeda motor nasional pada kuartal pertama tahun 2009 turun 15% menjadi sekitar 1,2 juta unit. Dari jumlah itu, penjualan PT Honda Motor hanya 585.000 unit atau turun 9%.
·         Anak perusahaan PT Astra Internasional seeprti PT Astra Otoparts Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Astra Graphia Tbk juga mengalami penurunan yang signifikan.
·         Laba bersih Bank Permata yang 44,5% sahamnya dimiliki oleh PT Astra Internasionalhanya tercatat sebesar Rp 165 miliar atau turun 5%  dibandingkan periode 2008.
·         Pada tahun 2009, penurunan kinerja pada PT Astra Argo Lestari Tbk yang 79,9% sahammnya dimiliki PT Astra Internasional. Sepanjang kuartal pertama 2009, Astra Argo Lestari hanya berhasil membukukan laba bersih Rp 218 miliar atau anjlok 74%
·         Hal ini dipicu anjloknya harga CPO sebesar 32% selama kuartal pertama tahun 2009 dan turunnya produksi Astra Argo Lestari sebesar 9% menjadi 226.000 ton. Adapun United Tractor yang 59,5% sahmnya dimiliki PT Astra Internasional berhasil mencatat laba bersih Rp 812 miliar atau naik 57%. Pencapaian ini merupakan hasil dari peningkatan aktivitas pertambangan dan pejualan alat berat

BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait.Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan.Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi pemilik dan kreditur corporate governance dalam proses insentif yang membentuk motivasi manajer.
           

No comments:

Post a Comment