CORPORATE
GOVERNANCE :
“STRUKTUR KEPEMILIKAN&
KASUS PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Struktur kepemilikan dipercaya mampu
mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja
perusahaan dalam mencapai suatu tujuan.Hal ini karena adanya kontrol yang
mereka miliki.Dimana struktur kepemilikan mampumebawa suatu perusahan untuk
mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan pemegang saham dan lainnya.Peran
penting Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah satu tujuan
oenting didalam mendirikan sebuah perusahaan selain meningkatkan kesejahtraan
pemiliknya atau pemegang saham juga untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham
melalui peningkatan kekayaan pemegang saham dan juga melalui peningkatan nilai
perusahaan.Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan mampu
beroperasi dalam mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh,
maka perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada pemegang saham,
meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
1.2
Rumusan Masalah
1.
Berikan
penjelasan mengenai struktur kepemilikan didalam Corporate Governance!
2.
Bagaimana
struktur kepemilikan yang ada padaPT. Astra Internasional Tbk?
1.3
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui bagaimana struktur kepemilikan didalam Corporate
Governance.
2.
Untuk mengetahui struktur kepemilikan yang ada pada PT. Astra
Internasional Tbk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur
Kepemilikan
Konflik kepentingan antara manajer dan
pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan
munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut
sebagai agency cost. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan
fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan.
Penyebab konflik antara manajer dengan
pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan :
1.
Aktivitas
pencarian dana (financing decision)
2.
Pembuatan
keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan.
Ada beberapa alternatif untuk mengurangi
agency cost diantaranya adalah :
1.
Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan
(insider ownership) atau kepemilikan manajerial oleh manajemen
Manajer merasakan langsung manfaat dari
keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai
konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.Penambahan kepemilikan
manajerial memiliki keuntungan untuk mensejajarkan kepentingan manajemen dengan
pemegang saham.
2.
Mengaktifkan
monitoring melalui investor-investor institusional
Adanya kepemilikan oleh institutional investor seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain
akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat
digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen.
Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari
dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan
dan pendekatan informasi asimetri.Menurut
pendekatan keagenan, struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk
mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Pendekatan
ketidakseimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan sebagai
suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insiders dan
outsiders melalui pengungkapan informasi di dalam pasar modal.
Para peneliti berpendapat bahwa struktur
kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Tujuan perusahaan
sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi pemilik dan kreditur
corporate governance dalam proses insentif yang membentuk motivasi manajer.
Pemilik akan berusaha membuat berbagai strategi untuk mencapai tujuan perusahaan,
setelah strategi ditentukan maka langkah selanjutnya akan mengimplementasi
strategi dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Kesemua tahapan tersebut tidak terlepas dari peran pemilik
dapat dikatakan bahwa peran pemilik sangat penting dalam menentukan
keberlangsungan perusahaan. Dalam hal ini struktur kepemilikan dibedakan
menjadi dua yaitu :
1.
Kepemilikan Manajerial
Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan
di manajemen perusahaan baik sebagai kreditur maupun sebagai dewan komisaris
disebut sebagai kepemilikan manajerial (managerial ownership). Adanya
kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan
terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Kepemilikan
manajerial juga dapat diartikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh
manajer dan direktur perusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode
pengamatan.
Masalah teknis tidak akan timbul jika
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan tidak dijalankan secara terpisah.
Pemilik (pemegang saham) bertujuan untuk memaksimumkan kekayaannya dengan
melihat nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi perusahaan
sedangkan manajer bertujuan pada peningkatan pertumbuhan dan ukuran perusahaan.
Tujuan manajer ini dilandasi oleh dua alasan, yaitu :
1.
Pertumbuhan
yang meningkat akan memberikan peluang bagi manajer bawah dan menengah untuk
dipromosikan. Selain itu, manajer dapat membuktikan diri sebagai karyawan yang
produktif sehingga dapat diperoleh penghargaan lebih dari wewenang untuk
menentukan pengeluaran (biaya-biaya).
2.
Ukuran
perusahaan yang semakin besar memberikan keamanan pekerjaan atau mengurangi
kemungkinan lay-off dan kompensasi yang semakin besar. Semakin besar proporsi
kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka manajemen cenderung berusaha lebih
giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri.
Kepemilikan saham manajerial akan membantu
penyatuan kepentingan antar manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan
manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham,
sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang
diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan
keputusan yang salah. Argumen tersebut mengindikasikan mengenai pentingnya
kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan perusahaan.
Namun, tingkat kepemilikan manajerial yang
terlalu tinggi juga dapat berdampak buruk terhadap perusahaan. Dengan
kepemilikan manajerial yang tinggi, manajer mempunyai hak voting yang tinggi
sehingga manajer mempunyai posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan, hal
ini dapat menimbulkan masalah pertahanan, dalam artian, adanya kesulitan bagi
para pemegang saham eksternal untuk mengendalikan tindakan manajer.
Agency
problembisa dikurangi bila
manajer mempunyai kepemilikan saham dalam perusahaan, semakin meningkat
proporsi kepemilikan saham manajerial maka akan baik kinerja perusahaan.
Kepemilikan saham yang besar dari segi ekonomisnya memiliki insentif untuk
memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajerial rendah, maka insentif
terhadap kemungkinan terjadinya oportunistik manajemen akan meningkat.
Kepemilikan manajerial terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan
potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen.
Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer
adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik.
Kepemilikan manajerial berhasil menjadi
mekanisme corporate governance yang dapat mengurangi konflik kepentingan antara
manajer dan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.Semakin besar
kepemilikan saham manajerial dapat mencegah tindakan opportunistic
manajer.Hubungan antara kepemilikan manajerial dengan discretionary
accruals.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara
kepemilikan manajerial dengan discretionary accruals.
Penelitian yang menguji hubungan kepemilikan
manajerial dengan discretionary accrual dan kandungan informasi laba menemukan
bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan secara negatif dengan
discretionary accrual.Hasil penelitian tersebut juga manyatakan bahwa kualitas
laba meningkat karena kepemilikan manajerial tinggi.
2.
Kepemilikan Institusioanal
Kepemilikan suatu perusahaan dapat terdiri
atas kepemilikan institusional maupun kepemilikan individual.Atau campuran
keduanya dengan proporsi tertentu. Investor institusional memiliki beberapa
kelebihan dibanding dengan investor individual, diantaranya yaitu:
1.
Investor
institusional memiliki sumber daya yang lebih daripada investor individual
untuk mendapatkan informasi.
2.
Investor
institusional memiliki profesionalisme dalam menganalisa informasi, sehingga
dapat menguji tingkat keandalan informasi.
3.
Investor
institusional secara umum memiliki relasi bisnis yang lebih kuat dengan
manajemen.
4.
Investor
institusional memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan pengawasan lebih
ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
5.
investor
institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham sehingga dapat
meningkatkan jumlah informasi secara cepat yang tercermin di tingkat harga.
Adanya pemegang saham seperti institusional
ownership memiliki arti penting dalam memonitor manajemen. Adanya kepemilikan
oleh institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan-perusahaan
investasi dan kepemilikan oleh institusi-institusi lain akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Mekanisme monitoring tersebut akan
menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.
2.2
PT.Astra Internasional Tbk
·
Pada
kuartal pertama tahun 2009, pendapatan bersih PT Astra Internasional dan anak
perusahaannya tercatat hanya Rp 21,54 triliun. Selama Januari-Maret 2009,
penjualan nasional tercatat hanya 100.000 unit atau 26% disbanding periode yang
sama tahun sebelumnya.
·
Dari
angka itu, porsi penjualan mobil group astra turun 13% menjadi sekitar 58.000
unit, sedangkan penjualan sepeda motor nasional pada kuartal pertama tahun 2009
turun 15% menjadi sekitar 1,2 juta unit. Dari jumlah itu, penjualan PT Honda
Motor hanya 585.000 unit atau turun 9%.
·
Anak
perusahaan PT Astra Internasional seeprti PT Astra Otoparts Tbk, PT Bank
Permata Tbk, PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Astra Graphia Tbk juga mengalami
penurunan yang signifikan.
·
Laba
bersih Bank Permata yang 44,5% sahamnya dimiliki oleh PT Astra
Internasionalhanya tercatat sebesar Rp 165 miliar atau turun 5% dibandingkan periode 2008.
·
Pada
tahun 2009, penurunan kinerja pada PT Astra Argo Lestari Tbk yang 79,9%
sahammnya dimiliki PT Astra Internasional. Sepanjang kuartal pertama 2009,
Astra Argo Lestari hanya berhasil membukukan laba bersih Rp 218 miliar atau
anjlok 74%
·
Hal ini
dipicu anjloknya harga CPO sebesar 32% selama kuartal pertama tahun 2009 dan
turunnya produksi Astra Argo Lestari sebesar 9% menjadi 226.000 ton. Adapun
United Tractor yang 59,5% sahmnya dimiliki PT Astra Internasional berhasil
mencatat laba bersih Rp 812 miliar atau naik 57%. Pencapaian ini merupakan
hasil dari peningkatan aktivitas pertambangan dan pejualan alat berat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik kepentingan antara manajer dan
pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait.Penyebab konflik antara
manajer dengan pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan aktivitas pencarian dana (financing decision) dan pembuatan
keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut
diinvestasikan.Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap
perusahaan. Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan,
motivasi pemilik dan kreditur corporate governance dalam proses insentif yang
membentuk motivasi manajer.
No comments:
Post a Comment