12.1 PENETAPAN
HARGA TUNGGAL
Strategi harga sederhana, manajer menetapkan harga
tunggal untuk semua konsumennya. Pada harga tersebut, MR=MC. Harga optimal
menunjukkan harga maksimum yg sanggup dibayar konsumen pada tingkat output
optimal perusahaan. Artinya, manajer mengetahui fungsi permintaan konsumen dan
fungsi biaya produksi, sehingga manajer mudah utk menetapkan tingkat output
optimal
.
MR
= P ( 1+Ep/ Ep)
Laba maks saat MR
= MC maka
P
(1+Ep/Ep) = MC
Jika (Ep/1+ Ep)
adalah bilangan konstan K, maka harga optimal utk memaksimalkan laba adalah : P
= K. MC . K merupakan mark up atas MC yang memaksimalkan laba
Contoh,
jika diketahui Ep = 3, maka nilai K= -3/ (1-3) = 1,5
Jadi harga yg memaksimalkan laba adalah 1,5
kali MC
12.2 Penetapan Harga Jamak
a) Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah
penentuan harga yang berbeda – beda, pada kuantitas yang berbeda pada sebuah
produk, pada waktu yang berbeda untuk setiap pelanggan yang berbeda, atau pasar
yang berbeda tetapi bukan berdasarkan perbedaan biaya. Contohnya perusahaan
telepon biasanya menerapkan tarif tertentu per panggilan untuk sejumlah
panggilan tertentu dan tarif yang lebih murah bagi sekumpulan panggilan
berikutnya,
Ada tiga kondisi agar perusahaan bisa
menerapkan diskriminasi harga yaitu :
1.
Perusahaan
harus memiliki kemampuan mengendalikan harga poduk
2.
Elastisitas
harga permintaan terhadap produk tersebut harus berbeda untuk jumlah produk
yang berbeda, pada waktu yang berbeda , untuk kelompok pelanggan yang berbeda,
atau dalam pasar yang berbeda.
3.
Jumlah
produk atau jasa tersebut, kapan waktu digunakan atau dikonsumsinya produk
tersebut, dan kelompok pelanggan atau pasar bagi produk tersebut harus dapat
dipisahkan.
Ada tiga jenis diskriminasi harga yaitu :
1) Diskriminasi harga tingkat
pertama, berkaitan dengan penjualan
setiap unit produk secara terpisah dan mengenakan harga setinggi mungkin bagi
setiap unit produk yang dijual.
2) Diskriminasi harga tingkat
kedua, mengacu pada penentuan harga per unit yang sama untuk sejumlah atau
sekelompok produk tertentu yang dijual kepada setiap pelanggan, kemudian
memberikan harga yang lebih murah per unitnya untuk sejumlah atau sekelompok
tambahan produk tersebut, dan seterusnya.
3) Diskriminasi harga tingkat
ketiga, mengacu pada penentuan harga yang berbeda – beda untuk produk yang sama
dalam pasar yang berbeda , sehingga pendapatan marginal dari unit terakhir yang
dijual dalam setiap pasar sama dengan biaya marginal untuk menghasilkan produk
tersebut.
b) Harga
Dua Bagian
Harga dua bagian merujuk pada praktik penentuan harga ketika
konsumen membayar biaya awal untuk mendapatkan hak membeli suatu produk atau
jasa, selain juga biaya penggunaan atau harga untuk setiap unit yang konsumen
beli.
Contohnya yaitu penentuan harga dalam taman
hiburan dimana pengunjung dikenakan biaya umum untuk masuk selain biaya atau
harga untuk setiap permainan yang mereka nikmati, perusahaan telepon yang
memakai biaya bulanan ditambah biaya percakapan per unit, perusahaan komputer
yang memakai biaya sewa bulanan ditambah biaya pemakaian komputer mainframe yang mereka sewakan serta klub
golf dan tenis yang menentukan biaya keanggotaan tahunan ditambah biaya untuk
setiap babak yang dilakukan.
c) Harga
paket barang seragam
Pemaketan
sejumlah barang yang sama merupakan strategi penetapan harga utk meningkatkan
laba. Beberapa produk yg biasa dipaket 4 atau 5 satuan misalnya pakaian, mi
instan, sabun mandi, sampo dll. Laba perusahaan sama dengan surplus yang
didapatkan konsumen
d) Harga
paket barang beragam
Merupakan
pemaketan thd produk yg berbeda dalam satu paket kemudian menjualnya dalam
harga ‘paket’.
Contoh penjualan perangkat komputer, monitor,
program komputer dijual dlm satu paket.
Calon pembeli
|
Harga tertinggi AC
|
Harga tertinggi power steering
|
Konsumen
A
|
2
juta
|
2,5
juta
|
Konsumen
B
|
1,5
juta
|
4
juta
|
e) Harga puncak
Beberapa
produk atau jasa mengalami permintaan yg sangat besar pada waktu-waktu tt dan
saat yg lain permintaan turun drastic. Penetapan harga puncak dilakukan dgn
menetapkan harga rendah pd saat permintaan rendah dan menetapkan harga mahal pd
saat permintaan tinggi
Contoh tarif telepon : jam
23.00-06.00 diberikan potongan 75% dari tarif normal, jam 06.00-08.00 diberikan
potongan 50% dari tarif normal, jam kerja tarifnya 100%
12.3.
Cost-Plus Pricing (Penetapan harga non-marginal)
Dalam dunia nyata, perusahaan
mungkin tidak dapat (dan mungkin terlalu mahal) mengumpulkan data yang akurat
tentang pendapatan marginal (MR) dan biaya marginal (MC) agar dapat menentukan
tingkat output dan harga yang optimum pada titik dimana MR=MC. Karena itu,
berbagai perusahaan telah mengembangkan suatu aturan umum atau metode jalan
pintas untuk menentukan harga produk mereka. Aturan penentuan harga yang paling
banyak digunakan adalah penentuan harga biaya plus (cost-plus pricing – disebut
juga “markup pricing” atau “full-cost pricing”). Cara yang paling umum
dipergunakan untuk menghitungnya adalah pertama-tama perusahaan memperkirakan
biaya variabel rata-rata (AVC) untuk meemproduksiatau membeli dan memasarkan
suatu produk untuk tingkat output yang normal atau stadar (biasanya 70 hingga
80 persen kapasitas produksi). Kemudian perusahaan menambahkan kepada AVC
tersebut biaya overhead rata-rata (biasanya sebagai presentase dari AVC),
sehingga biaya raa-rata yang dialokasikan secara penuh (fully allocated average
cost) ini, perusahaan kemudian menambahkan sebuah markup (markup-m) atas biaya
untuk memperoleh laba.
Evaluasi
terhadap Penentuan Harga diatas biaya
Pemakaian
penentuan harga biaya plus memiliki kelebihan:
1. Penentuan
biaya plus pada umumnya memelurkan informasi yang lebih sedikit dan tidak
terlalu akurat dibandingkan aturan menentukan pada tingkat output ketika
pendapatan sama dengan biaya marginal.
2. Penentuan
biaya plus Biaya ini terlihat sederhana dan mudah digunakan.
3. Penentuan
biaya plus biasanya menghasilkan harga yang relatif stabil ketika ketika biaya
tidak terlalu banyak berubah dengan berlalunya waktu.
4. Penentuan
biaya plus bisa memberikan pembenaran yang jelas yang disebabkan peningkat
biaya.
12.4 Strategi Penetapan Harga Produk Yang Sudah
Mapan
Tingkat harga umum yang ada di
dalam pasar Mapan adalah harga yang tujuannya memenuhi harga – harga tertinggi
atau perusahaan – perusahaan tersebut secara umum..
Faktor yang menyebabkan
perusahaan harus menunjau kembali strategi penetapan harga produknya yang ada
dipasar Menurut Tjiptono (2001 : 174) adalah :
1.
perubahan
dalam lingkungan pasar, contohnya pesaing besar menurunkan harga.
2.
pergeseran
permintaan, yaitu contohnya terjadinya perubahan selera konsumen.
Untuk melakukan peninjauan kembali terhadap
penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan mempunyai tiga strategi lain,
yaitu :
- Mempertahankan Harga (Prestige Pricing / Harga) strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.. Contoh : roll royce, rolex, guess, gianni versace, prada, vertu, dan lain sebagainya.
- Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. Ada tiga alasan atau penyebab perusahaan harus menurunkan harga produk yang sudah mapan.
a)
Strategi
Defensif, dimana perusahaan memotong harga guna menghadapi persaingan yang
makin ketat.
b)
Strategi
Ofensif, di mana perusahaan mempunyai tujuan untuk memenangkan persaingan
dengan produk kompetiter.
c)
Respon
terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perusahaan lingkungan.
Misalnya inflasi yang berkelanjutan Dan adanya kenaikan harga yang makin
melonjak yang menyebabkan konsumen makin selektif dalam berbelanja dan dalam
penentuan harga.
- Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu. Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada dua persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan, antara lain :
a)
Elastisitas
harga relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan dengan
kualitas dan distribusi.
b)
Dorongan
(reinforcement) dari unsur bauran pemasaran lainnya tetap menunjang.
Penetapan Harga Promosi
Perusahaan menggunakan berbagai teknik
penetapan harga untuk mendorong pembelian awal.
a.
Harga
pemimpin rugi (loss-leader pricing)
b.
Harga peristiwa khusus (special-event pricing)
c.
Rabat
tunai (cash rebates)
d.
Pembiayaan
berbunga rendah (low interest financing)
e.
Syarat
pembayaran yang lebih lama (longer payment terms)
f.
Garansi dan kontrak jasa (warranties and
service contracts)
g.
Diskon
psikologis (psychological discounting)
Stratetgi harga
promosi ini sering merupakan suatu zero – sum game yang artinya mengambil
keuntungan dari derita pihak lain. Kalau berhasil, pesaing akan menirunya.
Kalau tidak berhasil, tentunya menghabiskan uang perusahaan yang pada
sebenarnya bisa digunakan perusahaan untuk keperluan - keperluan pemasaran yang
berdampak jangka panjang seperti misalnya meningkatkan mutu dan pelayanan, juga
meingkatkan citra produk dengan periklanan.
12.5 Penetapan Harga Produk Baru
Harga Perdana
Harga Perdana ialah Strategi yang menentukan harga awal
yang tinggi pada suatu produk yang baru diluncurkan dan secara bertahap
harganya akan diturunkan. Strategi ini dilakukan bertujuan guna menutupi biaya
riset dan biaya promosi melalui margin yang besar, kemudian melayani konsumen
yang tidak begitu peka terhadap harga, saat persaingannya tidak terlalu ketat.
Sering kali sulit untuk menentukan dengan sangat tepat kekuatan dalam
permintaan saat suatu produk diperkenalkan ke pasar dan karena hal tersebut
maka sulit untuk menentukan harga terbaik yang dikenakan. Dengan perusahaan
memulai harga awal yang tinggi, maka ia bisa menjual suatu produk tersebut ke
konsumen yang mau untuk membayar harga yang cukup tinggi tersebut. Lalu
perusahaan menurunkan harga, karena untuk dapat meningkatkan penjualan ataupun
untuk memperlambat masuknya pesaing baru jika harga perkenalan nya mahal dapat
yang dapat meakibatkan adanya keuntungan yang lebih besar. Strategi ini berguna
saat perusahaan yang pada awalnya mempunyai kapasitas produksi yang terbatas,
karena dapat menguntungkan bagi perusahaan untuk bisa menjual output yang
terbatas pada harga yang paling tinggi yang bisa dicapai. Dan disaat perusahaan
yakin akan penjualan dalam jumlah yang besar dengan harga yang lebih rendah
bisa dilakukan, perusahaan akan memperbesar kapasitas produksinya dan menurunkan
harga tiap produknya.
Harga Penetrasi
Harga Penetrasi ialah Strategi yang menentukan harga pada
setiap produk dengan harga yang paling rendah untuk dapat mencapai volume
penjualan yang paling tinggi di dalam segmen pasar. Dalam penetrasi harga,
harga yang ditentukan relatif lebih rendah di tahap awal siklus hidup produk.
Dilakukannya hal seperti itu bertujuan untuk dapat mencapai market share yang
cukup besar dan bisa juga untuk mengurangi para pesaing yang masuk, kemudian
dengan mempertaruhkan keuntungan jangka pendek bermanfaat untuk dapat meraih
keunggulan yang kompetitif dan berkelanjutan untuk masa mendatang.
Strategi penetrasi harga bisa diterapkan saat kondisi
kompetitif yang sangat ketat atau bisa dikatakan ketika kondisi dan situasi
pasar menampakkan kejenuhan, lalu ketika suatu produk yang diproduksi mempunyai
daya tarik tersendiri bagi pasar, saat banyaknya segmen pasar yang bisa
dibilang sensitif pada harga, kemudian dalam harga di awal yang rendah dapat
mengurangi minat para pesaing untuk bisa masuk pasar.
Selain
itu, pentingnya suatu hal dalam strategi penetrasi harga supaya dapat
terlaksana dengan baik juga harus diperhatikan seperti misalnya, adanya
elastisitas permintaan yang cukup tinggi, potensi sumber daya yang bisa
dibilang cukup mampu untuk bertahan dalam kerugian operasional awal yang bisa
ditutupi lalu melalui skala ekonomi, dan perlu adanya pasar yang peka terhadap
harga.
Dengan mampunya melaksanakan strategi ini, maka keinginan
perusahaan untuk sebuah hasil yang didapat pun akan muncul. Maka perusahaan
mengharapkan sebuah hasil yang dapat mencapai tingkat produksi dan penjualan
yang tinggi, market share yang luas, dapat memimpin harga di dalam suatu
produk, dan mendapat rugi di awal tetapi dapat berguna untuk membentuk suatu
market share.
DAFTAR
PUSTAKA
I Arsyad, Lincolin. 2011. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Gaspersz, Vincent. 1997. Ekonomi Manajerial Pembuatan
Keputusan Bisnis, edisi revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mubarok, E.
Saefuddin. 2015. Ekonomi Manajerial dan Strategi Bisnis. Jakarta: In Media.
Noor,
Henry Faizal. 2011. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Salvatore,
Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial Dalam Perekonomian Global, Buku Kedua, Edisi
Kelima. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
No comments:
Post a Comment