SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR
PUBLIK
BAB I
PENDAHULUAN
Pengendalian
adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang
telah ditetapkan tersebut Controlling is the process of measuring
performance and taking action to ensure desired results.
(Schermerhorn,2002). Organisasi
memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan
dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisisen sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai. Berbagai tipe terdapat di dalam
melaksanakan pengendalian manajemen sektor publik yang dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok
yaitu: Pengendalian preventif (preventif control),
Pengendalian operasional (operational control),
Pengendalian kinerja. Sistem
pengendalian manajemen sector public juga harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi tersebut termanifestasi dalam bentuk
struktur pusat pertanggungjawaban. Selanjutnya pengendalian tersebut
dilaksanakan melalui beberapa wati Proses Pengendalian agar pengendalian dapat
berjalan sesuai dengan rencan yang telah ditetapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1.
Pengendalian
preventif (preventif control), Dalam
tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi perencanaan
strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2.
Pengendalian
operasional (operational control), Dalam
tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program
yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk
menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3.
Pengendalian
kinerja, Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja
berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
2.2 Struktur Pengendalian Manajemen
Sistem
pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggungjawaban (responsibility
centers). Alasan suatu organisasi menjadi kumpulan dari berbagai pusat
pertanggungjawaban tersebut adalah:
1) Sebagai basis perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya;
2) Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3) Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4) Mendelegasikan tugas dan wewenang ke
unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5) Mendorong kreativitas dan daya
inovasi bawahan
6) Sebagai alat untuk melaksanakan
strategi organisasi secara efektif dan efisisen
7) Sebagai alat pengendalian anggaran;
Pada dasarnya terdapat empat jenis
pusat pertanggungjawaban, yaitu:
- Pusat biaya (expense center), Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan nilai output yang dihasilkan). Contoh: Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
- Pusat Pendapatan (revenue center), Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh: Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.
- Pusat Laba (profit center), Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input (expense) dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Contoh: BUMN dan BUMD, obyek pariwisata milik PEMDA.
- Pusat investasi (investment center), Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernennya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh: Departemen Riset dan Pengembangan, dan Balitbang.
Pusat-pusat
pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran. Melalui pusat
pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika disahkan anggaran
dikomunikasikan kepada manajer level, menengah, dan bawah untuk dilaksanakan.
2.3 Proses Pengendalian Manajemen
Sektor Publik
Proses
pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal
dalam organisasi meliputi:
1.
Rumusan strategi (strategy formulation)
2.
Perencanaan startegik (strategic
plannning)
3.
Penganggaran
4.
Operasional/pelaksanaan anggaran
5.
Evaluasi kinerja
Sedangkan saluran komunikasi
informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal,
diskusi, atau melalui metoda management
by walking around.
Sistem
pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi
orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi
atau melalui pengendalian dan manajemen informasi yang dirancang secara formal.
Dalam organisasi
setiap orang memiliki tujuan personal (individual
goal). Untuk menyikapi hal tersebut perlu adanya suatu “jembatan” yang
mampu mengantarkan organisasi mencapai tujuannnya, yaitu tercapainya
keselarasan antara individual goal
dengan organization goal. Dalam hal
ini, sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam
mewujudkan adanya goal congruence,
yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujaun personal.
2.3.1
Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan
strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah dan kebijakan, serta
strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab
manajemen puncak (top management).
Dalam organisasi pemerintahan, perumusan straegi dilakukan oleh dewan
legislatif yang hasilnya berupa Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang
akan menjadi acuan bagi eksekutif dalam bertindak.
Strategi
yang dihasilkan dari proses perumusan strategi merupakan strategi global
(makro) atau dalam perusahaan disebut corporate level strategy. Strategi
organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan
organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan
analisis SWOT (strenght, weakness,
opportunity, threath). Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat
menentukan strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.
Proses
perumusan strategi pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi oleh sektor
swasta. Sama halnya dengan sektor swasta, tahap paling awal dari manajemen
strategik pada sektor publik adalah perencanaan. Olsen dan Eadie (1982)
menyatakan proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar, yaitu:
1.
Pernyataan
misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekutif
organisasi dan memberikan kerangka pengembangan strategi serta target yang akan
dicapai.
2.
Analisis
atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran (assessment) faktor-faktor eksternal yang
sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat
merumuskan strategi organisasi.
3.
Profil
internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan strategik.
4.
Perumusan,
evaluasi, dan pemilihan strategi
5.
Implementasi
dan pengendalian rencana stra
2.3.2
Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
perencanaan
strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang
akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber
daya yang akan dibutuhkan. Proses strategik merupakan proses yang sistematik
yang memiliki prosedur dan skedul yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki
atau tidak melakukan perencanaan strategik akan mengalami masalah dalam
penganggaran, misalnya terjadinya beban kerja anggaran (budget workload) yang terlalu berat.
Perencanaan
strategik sangat penting bagi organisasi. Adapun manfaat perencanaan strategik
bagi organisasi adalah:
a.
Sebagai
sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif;
b.
Sebagai
sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan;
c.
Sebagai
sarana untuk memfasilitasi dilakukannnya alokasi sumber daya yang optimal
(efektif dan efisien);
d.
Sebagai
kerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action);
e.
Sebagai
sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih
jelas;
f.
Sebagai
alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
2.3.3
Penganggaran
Apabila
tahap perencanaan strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah
menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen
sektor publik merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi
sektor publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada
sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politik dalam
proses penganggaran.
2.3.4
Penilaian Kinerja
Tahap
akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem
pemberian penghargaan (rewards) dan
hukuman (punishment) digunakan
sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Pemberian imbalan (reward) dapat berupa finansial dan
nonfinansial seperti pshycologoical
reward dan social reward. Imbalan atau penghargaan yang sifatnya finansial
misalnya berupa kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan yang bersifat
psikologis dan sosial misalnya berupa promosi jabatan, penambahan tanggung
jawab dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi
yang lebih baik, dan pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman untuk
kondisi tertentu diperlukan. Namun, orientasi penilaian kinerja hendaknya lebih
diarahkan pada pemberian penghargaan (reward
oriented).
BAB III
KESIMPULAN
Pengendalian adalah proses dalam
menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung
pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan
tersebut Controlling is the process of measuring performance and taking
action to ensure desired results. (Schermerhorn,2002). Di dalam
pengendalian terdapat beberapa tipe yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1) Pengendalian preventif (preventif control)
2) Pengendalian operasional (operational control)
3) Pengendalian kinerja
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur
pusat pertanggungjawaban (responsibility
centers). Pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang
sangat penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran.
Di dalam melaksanakan pengendalian manajemen sektor publik,
beberapa proses harus dilalui agar pengendalian dapat dilaksanakan secara
efisien dan tujuan organisasi dapat dicapai. Proses tersebut diantaranya:
1) Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
2) Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
3) Penganggaran
4) Penilaian Kinerja
Daftar Rujukan
Mardiasmo.
2005. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi
Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤
ReplyDeleteDirect sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤
1y ..