KONSEP
– KONSEP DASAR DI PASAR KERJA
Konsep dasar pasar kerja tidak jauh berbeda
dengan konsep dasar pasar barang dan modal. Inti konsep tersebut adalah bahwa
setiap pasar selalu mempunyai pembeli dan penjual. Demikian pula dengan pasar
kerja pembeliannya adalah para pengusaha/produsen/majikan, sedangkan penjualnya
adalah para pembeli dan penjual dipasar kerja terutama di negara-negara sedang
berkembang seperti indonesia . oleh sebab itu, keputusan yang terjadi dipasar
kerja sangat sangat dipengaruhi oleh kondisi dan tingkah laku darinpara pembli
dan penjual lainnya. Contohnya seorang pengusaha baru akan akan menaikkan
tingkat upah yang diberlakukan diperusahaan lain yang sejenis melakukan juga
kenaikan tingkat upah bagi para tenaga kerjanya.
Jadi
jelas bahwa pasar kerja merupakan seluruh aktifitas dari pada pelaku yang
tujuannya adalah mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja (sebagai
pengganti pensiun), maka akan dilaksanakn pembukaan lowongan kerja diseluruh
negara yang bersangkutan. Keadaan ini menimbulkan adanya pasr kerja lokal.
Kedua bentuk pasar diatas (external labour market). Tetapi apabila perusahaan
dengan melaksankan promosi dari dalam itu sendiri, maka disebut sebagai pasar
kerja intern . selain itu ada dua bentuk lain pasar kerja yang dikenal dengan
“dual labor market”, yaitu pasar kerja primer (primary labor market) dan pasar
kerja sekunder (secondary labor market).
BENTUK
– BENTUK PASAR KERJA
1. Pasar kerja intern (INTERNAL
LABOR MARKET)
Pasar kerja intern terjadi apabila
pengusaha/produsen ataupun instansi pemerintah mengisi lowongan kerja yang ada
dengan menggunakan sumber dari perusahaan itu sendiri melalui “promosi”.
Sebelumnya konsep pasar kerja intern ini timbul karena adanya anggapan bahwa
proses pembukuan lamaran, pemanggilan para pelamar seleksi dan penerima pegawai
baru merupakan suatu investasi untuk masa depan, yang dikenal dengan
“hirring-investment”karena seluruh proses tersebut memerlukan biaya yang tidak
sedikit. Apabila biaya untuk prose produksi secara keseluruhan.
Salah satu cara untuk menekan biaya yang
dikeluarkan , biasnya digunakan cara seleksi pegawai melalui pemeriksa
ijazah/diploma /sertifikat, pemnentuan jenis kelamin , usia, tingkat pendidikan
dan lain-lain yang dianggap sebagai salah satu alat penyaring atau sebagai
“screening device”
Pendekatan kedua untuk tujuan penghematan biaya
penerimaan pegawai dan untuk memaksimalkan produkfitas pegawai yang menempati
jabatan yang bersangkutan maka dilaksanakn pengangjatan pegawai melalui promosi dengan mengggunakan sumber –sumber tenaga
kerja yang ada didalam perusahaan itu sendiri.
2. Pasar primer dan sekunder
Pasar kerja primer dan sekunder biasnya dikenal
dengan dua bentuk pusat kerja atau dual –labor-market. Biasanya pasar kerja
primer merupakan pasar kerja disektor formal, dimana ada aturan prosedur yang
jelas pada mekanisme pasar kerja dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan
kerja. Sebaliknya pasarkerja dalam mempertemukan pencari kerja sekunder hanya
menawarkan tingkat upah yang relatif rendah. Tidak mempunyai jenjang jabatan
(jdead end job). Banyak pekerja yang masuk ke pasar ker ekunder tidak pernah
dapat masuk ke pasar kerja primer.
Untuk
jelasnya dapat disimpulakn bahwa pasar kerja primer mempunyai karakteristik
sebagai berikut;
1.
Membutuhkan tingkat kemampuan
dan keterampilan yang tinggi
2.
Menwarakan tingkat upah yang
relatif tinggi
3.
Kondisi kerja baik
4.
Tingkat mobilitas tenaga kerja
kecil
5.
Pekerja mempunyai hak dan
kewajiban yang jelas
6.
Mengikuti peraturan-peraturan
kepegawaian yang jelas
7.
Ada pedoman kerja tertentu atau
manual
8.
Mempunyai kesempatan untuk
nmaju atau naik ke jenjang jabatan yang lebih tinggi
KEGIATAN INFORMASI PASAR KERJA
Data
tentang sistem informasi pasar tenaga kerja merupakan sumber informasi penting
terkait bidang pendidikan danperencanaan keterampilan, perencanaan pembangunan,
serta perencanaan tenaga kerja. Ada dua jenis informasi utama yang
terkait
dengan pasar tenaga kerja di Indonesia, yaitu data makro
yang
dikumpulkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dan
data
mikro yang dikumpulkan Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
BPS mengumpulkan data melalui survei tenaga kerja yang
mencakup
berbagai aspek termasuk perkiraan angkatan kerja, ketenagakerjaan, dan
pengangguran, serta menyediakan informasi tentang karakteristik pekerja
termasuk ketenagakerjaan sektoral, pekerjaan, upah, jam kerja, serta status
ketenagakerjaan.
BPS
juga melaksanakan survei tentang perusahaan. Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi mengumpulkan data administrative tentang pencari kerja, lowongan
kerja dan penempatan tenaga kerja melalui kantor layanan ketenagakerjaan publik
dan swasta yang menyediakan layanan ketenagakerjaan secara online maupun secara
tatap muka di Indonesia. Layanan-layanan ketenagakerjaan ini menyediakan
fasilitas pendaftaran untuk
mengumpulkan,
memberi kode serta menyimpan informasi
tentang
pasar tenaga kerja. Data administratif tentang karakteristik pencari kerja
(suplai tenaga kerja) dan lowongan kerja (permintaan akan tenaga kerja) yang
dikumpulkan layanan-layanan ketenagakerjaan menyediakan informasi penting untuk
memantau hasil ketenagakerjaan di seluruh negeri. Sebagai contoh, data ini
menyediakan informasi mengenai fluktuasi permintaan dan penawaran yang dapat
memberi sinyal bagi intervensi kebijakan. Data ini dapat memberikan informasi
mengenai adanya kesesuaian atau tidak antara latar belakang pendidikan para
pencari kerja dengan harapan pengusaha terkait
kualifikasi
mereka. Data ini juga menyediakan informasi tentang pertumbuhan sektoral dan
pekerjaan, serta hasilnya berdasarkan gender dan kelompok umur. Informasi ini
dapat dibagikan dengan balai pendidikan dan pelatihan agar dapat mendukung
penciptaan
angkatan kerja yang
“siap kerja”.
DINAMIKA PASAR KERJA
Ø Penawaran
Tenagakerja di Suatu Daerah
Penawaran terhadap pekerja adalah hubungan antara tingkat upah dan jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensuplay untuk ditawarkan, jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan suatu perekonomian tergantung pada jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk yang memilih masuk dalam angkatan kerja, dan jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja. Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen ini dari jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar, besarnya waktu yang disediakan atau dialokasikan oleh suatu keluarga untuk keperluan bekerja merupakan fungsi dari tingkat upah. Pada tingkat upah tertentu penyediaan waktu bekerja dari keluarga bertambah bila tingkat upah bertambah. Setelah mencapai tingkat upah tertentu, pertambahan upah lebih lanjut justru mengurangi waktu yang disediakan oleh keluarga untuk keperluan bekerja. Hal ini disebut backward bending supply curve, atau kurva penawaran yang membelok (mundur).
Tingkat upah jam kerja kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke belakang
Kurva penawaran tenaga kerja yang membalik ke belakang terjadi jika efek pendapatan kenaikan upah lebih besar dari pada efek subtitusi kenaikan upah. Bila efek subtitusi akibat kenaikan upah lebih besar dari pada efek pendapatan, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan naik bersamaan kenaikan upah. Di atas tingkat upah tertentu, efek pendapatan lebih besar dari pada efek subtitusi. Di atas tingkat upah tersebut, kurva penawaran bengkok ke belakang, kenaikan upah lebih lanjut mengurangi jumlah tenaga kerja yang ditawarkan.
Kurva penawaran tenaga kerja di suatu daerah
Penawaran tenaga kerja di suatu daerah merupakan penjumlahan penawaran dari tiap-tiap keluarga dalam suatu daerah. Misalkan dalam suatu daerah tertentu terdapat hanya tiga keluarga, A, B, C dengan masing-masing kurva penawaran Sa, Sb, Sc. Pada tingkat upah W1, tidak ada keluarga yang menawarkan jasanya untuk bekerja sehingga penawaran tenaga kerja di daerah tersebut menjadi nol. Untuk tingkat upah W2, keluarga A menawarkan W2A, keluarga B menawarkan W2B dan keluarga C menawarkan nol. Untuk daerah tersebut, penawaran tenaga kerja adalah W2B’ yaitu W2A’ (yang sama dengan W2A) ditambah dengan A’B’ (yang sama dengan W2B). Pada tingkat upah W3, keluarga A menawarkan W3C, keluarga B menawarkan W3D, dan keluarga C menawarkan W3E. Penawaran untuk daerah tersebut adalah W3E’ yaitu penjumlahan W3C’ (yang sama dengan W3C), C’D’ (yang sama dengan W3D) dan D’E’ (yang sama dengan W3E). Penawaran tenaga kerja untuk daerah ini Sn merupakan fungsi dari tingkat upah.
Penawaran terhadap pekerja adalah hubungan antara tingkat upah dan jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensuplay untuk ditawarkan, jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan suatu perekonomian tergantung pada jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk yang memilih masuk dalam angkatan kerja, dan jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja. Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen ini dari jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar, besarnya waktu yang disediakan atau dialokasikan oleh suatu keluarga untuk keperluan bekerja merupakan fungsi dari tingkat upah. Pada tingkat upah tertentu penyediaan waktu bekerja dari keluarga bertambah bila tingkat upah bertambah. Setelah mencapai tingkat upah tertentu, pertambahan upah lebih lanjut justru mengurangi waktu yang disediakan oleh keluarga untuk keperluan bekerja. Hal ini disebut backward bending supply curve, atau kurva penawaran yang membelok (mundur).
Tingkat upah jam kerja kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke belakang
Kurva penawaran tenaga kerja yang membalik ke belakang terjadi jika efek pendapatan kenaikan upah lebih besar dari pada efek subtitusi kenaikan upah. Bila efek subtitusi akibat kenaikan upah lebih besar dari pada efek pendapatan, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan naik bersamaan kenaikan upah. Di atas tingkat upah tertentu, efek pendapatan lebih besar dari pada efek subtitusi. Di atas tingkat upah tersebut, kurva penawaran bengkok ke belakang, kenaikan upah lebih lanjut mengurangi jumlah tenaga kerja yang ditawarkan.
Kurva penawaran tenaga kerja di suatu daerah
Penawaran tenaga kerja di suatu daerah merupakan penjumlahan penawaran dari tiap-tiap keluarga dalam suatu daerah. Misalkan dalam suatu daerah tertentu terdapat hanya tiga keluarga, A, B, C dengan masing-masing kurva penawaran Sa, Sb, Sc. Pada tingkat upah W1, tidak ada keluarga yang menawarkan jasanya untuk bekerja sehingga penawaran tenaga kerja di daerah tersebut menjadi nol. Untuk tingkat upah W2, keluarga A menawarkan W2A, keluarga B menawarkan W2B dan keluarga C menawarkan nol. Untuk daerah tersebut, penawaran tenaga kerja adalah W2B’ yaitu W2A’ (yang sama dengan W2A) ditambah dengan A’B’ (yang sama dengan W2B). Pada tingkat upah W3, keluarga A menawarkan W3C, keluarga B menawarkan W3D, dan keluarga C menawarkan W3E. Penawaran untuk daerah tersebut adalah W3E’ yaitu penjumlahan W3C’ (yang sama dengan W3C), C’D’ (yang sama dengan W3D) dan D’E’ (yang sama dengan W3E). Penawaran tenaga kerja untuk daerah ini Sn merupakan fungsi dari tingkat upah.
Ø Permintaan
Tenaga Kerja Di Suatu daerah
Permintaan tenaga kerja sama halnya dengan penawaran tenaga kerja, maka permintaan tenaga kerja juga merupakan fungsi tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah maka akan semakin kecil permintaan pengusaha akan tenaga kerja. Ini dilukiskan dengan D1,D2, dan D3 pada gambar dibawah. Dan garis-garis D1,D2,dan D3 merupakan tiga bentuk kurva permintaan tenaga kerja dari tiga perusahaan yang berbeda. Tiap perusahaan mempunyai jumlah dan fungsi permintaan yang berbeda sesuai dengan besar kecilnya perusahaan atau produksi, jenis usaha, penggunaan teknologi, serta kemampuan manajemen dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk tingkat upah W1, tidak ada permintaan dari perusahaan, sehingga permintaan untuk seluruh daerah yang bersangkutan juga sama dengan nol. Dalam gambar dibawah untuk tingkat upah W2<W1, permintaan dari perusahaan P1 dilukiskan dengan garis W2A, dari perusahaan P2 dengan W2B dan dari perusahaan P3 dengan garis W2C. Jumlah permintaan akan tenaga kerja di seluruh daerah dilukiskan dengan garis W2C1 pada gambar b, yaitu sama dengan W2A1(yang sama W2A) ditambah dengan A1B2 (yang sama dengan W2B) ditambah dengan B1C1(yang sama dengan W2C). Dengan hal yang sama untuk teingkat upah yang berbeda, kurva permintaan akan tenaga kerja didaerah yang bersangkutan dapat dilukiskan, misalnya Dn pada gambar. Sama halnya permintaan disuatu perusahaan: permintaan akan tenaga kerja disuatu daerah merupakan fungsi tingkat upah, dan kurva permintaan, merurun dari kiri ke kanan yang berarti semakin tinggi tingkat upah, semakin sedikit permintaan akan tenaga kerja.
Permintaan tenaga kerja sama halnya dengan penawaran tenaga kerja, maka permintaan tenaga kerja juga merupakan fungsi tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah maka akan semakin kecil permintaan pengusaha akan tenaga kerja. Ini dilukiskan dengan D1,D2, dan D3 pada gambar dibawah. Dan garis-garis D1,D2,dan D3 merupakan tiga bentuk kurva permintaan tenaga kerja dari tiga perusahaan yang berbeda. Tiap perusahaan mempunyai jumlah dan fungsi permintaan yang berbeda sesuai dengan besar kecilnya perusahaan atau produksi, jenis usaha, penggunaan teknologi, serta kemampuan manajemen dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk tingkat upah W1, tidak ada permintaan dari perusahaan, sehingga permintaan untuk seluruh daerah yang bersangkutan juga sama dengan nol. Dalam gambar dibawah untuk tingkat upah W2<W1, permintaan dari perusahaan P1 dilukiskan dengan garis W2A, dari perusahaan P2 dengan W2B dan dari perusahaan P3 dengan garis W2C. Jumlah permintaan akan tenaga kerja di seluruh daerah dilukiskan dengan garis W2C1 pada gambar b, yaitu sama dengan W2A1(yang sama W2A) ditambah dengan A1B2 (yang sama dengan W2B) ditambah dengan B1C1(yang sama dengan W2C). Dengan hal yang sama untuk teingkat upah yang berbeda, kurva permintaan akan tenaga kerja didaerah yang bersangkutan dapat dilukiskan, misalnya Dn pada gambar. Sama halnya permintaan disuatu perusahaan: permintaan akan tenaga kerja disuatu daerah merupakan fungsi tingkat upah, dan kurva permintaan, merurun dari kiri ke kanan yang berarti semakin tinggi tingkat upah, semakin sedikit permintaan akan tenaga kerja.
Ø Permintaan
dan Penawaran
Permintaan akan tenaga kerja dari suatu perusahaan dan Penawaran akan tenaga kerja dari tiap-tiap keluarga merupakan fungsi tingkat upah yang sedang berlaku. Jumlah permintaan akan tenaga kerja di suatu daerah tertentu, adalah penjumlahan permintaan dari seluruh pengusaha yang ada di daerah tersebut. Dan jumlah penawaran tenaga kerja untuk suatu daerah adalah penjumlahan penawaran dari seluruh keluarga yang ada di daerah tersebut pula.
Perpotongan antara penawaran () dan permintaan ( disebut Titik Equilibrium yang menentukan besarnya penempatan atau jumlah orang yang bekerja dan tingkat upah yang berlaku () yang kemudian dipakai sebagai patokan, baik oleh keluarga maupun oleh pengusaha di daerah bersangkut
Permintaan akan tenaga kerja dari suatu perusahaan dan Penawaran akan tenaga kerja dari tiap-tiap keluarga merupakan fungsi tingkat upah yang sedang berlaku. Jumlah permintaan akan tenaga kerja di suatu daerah tertentu, adalah penjumlahan permintaan dari seluruh pengusaha yang ada di daerah tersebut. Dan jumlah penawaran tenaga kerja untuk suatu daerah adalah penjumlahan penawaran dari seluruh keluarga yang ada di daerah tersebut pula.
Perpotongan antara penawaran () dan permintaan ( disebut Titik Equilibrium yang menentukan besarnya penempatan atau jumlah orang yang bekerja dan tingkat upah yang berlaku () yang kemudian dipakai sebagai patokan, baik oleh keluarga maupun oleh pengusaha di daerah bersangkut
MENGANALISIS KONDISI RIIL PASAR KERJA DI
INDONESIA
Pasar kerja saat ini di
Indonesia masih didominasi oleh lapangan kerja di sektor bahan mentah, yakni
pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Dimana sektor
tersebut menyerap 35% lapangan kerja. Sedangkan dari segi status pekerjaan,
dominan masih berstatus buruh/pegawai/karyawan yang sebesar yang hampir 36,4 %.
Masih bertumpunya sektor lapangan pekerjaan di Indonesia pada bahan mentah akan
sangat lambat membantu untuk dapat mencapai Indonesia sebagai Negara maju di
tahun 2025. Pemerintah harus dapat meningkatkan sektor lapangan kerja ke sektor
yang memiliki nilai tambah seperti industri agar dapat cepat menyerap tenaga
kerja. Masih tingginya peran sektor ekonomi bahan mentah dalam penyerapan
tenaga kerja tidak diikuti dengan perlindungan lingkungan hidup yang terkadang
akan menjadi hambatan baik secara langsung atau tidak langsung terhadap sektor
lapangan kerja tersebut. Pemerintah harus terus menggalakkan pembangunan
ekonomi dengan konsep “ekonomi hijau”, “ekonomi biru” dan “pembangunan berkelanjutan”.Status pekerja yang masih didominasi dengan buruh/karyawan/pegawai menandakan bahwa penduduk di Indonesia masih kurang memanfaatkan atau memilih bergelut di sektor kewirausahaan yang padahal merupakan sektor yang dapat menciptkan lapangan kerja dan lebih menguntungkan secara ekonomis jika diikuti dengan manajemen yang baik. Dengan masih tingginya status pekerja sebagai buruh/karywan/pegawai, pemerintah maupun swasta secara serta merta harus dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga mereka dapat menjalankan hisup “layak” sehingga akan meningkatkan produktivitas pekerja secara langsung nantinya.
PENUTUP
KESIMPULAN :
Dari tulisan diatas
dapat disimpulkan bahwa pasar kerja
adalah
1.Pasar kerja merupakan sarana tempat
pertemuan antara penjual dan pembeli tenaga kerja. Yang dimaksud penjual tenaga
kerja disini adalah para pencari kerja dan pembeli tenaga kerja adalah
lembaga/perusahaan yang memerlukan tenaga kerja. Jadi di pasar kerja lah yang
mengkoordinasikan pertemuan antara pencari kerja dan perusahaan yang memerlukan
tenaga kerja.
2. Konsep
dasar pasar kerja tidak jauh berbeda dengan konsep dasar pasar barang dan
modal. Inti konsep tersebut adalah bahwa setiap pasar selalu mempunyai pembeli
dan penjual.
3. Bentuk pasar kerja ada pasar intern dan pasar
primer & sekunder
4. Dinamika pasar kerja : penawaran tenaga kerja di Indonesia & permintaan
& penawaran.
5. Pasar kerja saat ini di Indonesia masih
didominasi oleh lapangan kerja di sektor bahan mentah, yakni pertanian,
perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Dimana sektor tersebut menyerap
35% lapangan kerja.
No comments:
Post a Comment