AKUNTANSI MANAJEMEN
“INVENTORY MANAGEMENT”
Tujuan manajemen
persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan
pelayanan pelanggan. Keempat fungsi persediaan antara lain:
·
“Decouple” atau memisahkan beberapa
tahapan dari proses produksi. Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan
berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple
proses produksi dari pemasok
·
Melakukan “decouple” perusahaan dari
fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan
memberikan pilihan bagi pelanggan
·
Mengambil keuntungan dari diskon
kuantitas karena pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman
barang
·
Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan
harga
Untuk
mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan tersebut, perusahaan harus memelihara
empat jenis persediaan yaitu pertama, Persediaan barang mentah (raw material inventory) persediaan ini
dapat digunakan untuk melakukan decaople (memisahkan ) pemasok dari proses
produksi. Pendekatan yang dipilih adalah menghilangkan variabilitas pemasok
akan kualiatas, kuantitas, atau waktu pengantaran sehingga tidak diperlukan
pemisahan.
Kedua,
persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory), adalah
komponen komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses
perubahan,tetapi belum selesai. WIP adalah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu produk (disebut waktu siklus). Mengurangi waktu siklus akan
mengurangi persediaan
Ketiga,
MRO (maintenance, repair, operating), persediaan persediaan yang disedikan
untuk persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi yang dibutuhkan untuk
menjaga agar mesin mesin dan proses proses tetap produktif. MRO ada karena
kebutuhan serta waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa
perlengkapan tidak di ketahui. Keempat, persediaan barang jadi, adalah produk
ynag telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukan
ke persediaan karena permintaan pelanggan dimasa mendatang tidak diketahui.
9.2 Manajemen Persediaan
Manajer
operasi membuat sistem-sistem untuk mengelola persediaan. Ada dua unsur dari sistem tersebut yaitu
(1) bagaimana barang barang persediaan dapat diklasifikasikan (analisis ABC)
dan (2) seberapa akurat catatan persediaan dapat dijaga. Kemudian kita akan
mengamati kontrol persediaan dalam sektor pelayanan
·
Analisis ABC
Analisis ABC
membagi persediaan yang ada menjadi tiga klasifikasi dengan basis volume dolar
tahunan. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip pareto.
Prinsip pareto menyatakan terdapat “sedikit hal yang kritis dan banyak yang
sepele”. Gagasannya adalah untuk membuat kebijakan kebijakan persediaan yang
memfokuskan persediaan pada bagian-bagian persediaan kritis yang sedikit dan
tidak pada banyak yang sepele. Untuk menentukan volume dolar tahunan dari
analisis ABC, kita mengukur permintaan tahunan dari setiap barang persediaan
dikalikan biaya perunitnya.
·
Akurasi Catatan
Akurasi
catatan sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui persediaan yang
tersedia. Akurasi catatan adalah sebuah unsur kritis dalam sistem produksi dan
persediaan. Akurasi catatan membuat manajemen fokus pada barang-barang yang
diperlukan daripada menetapkan untuk yakin bahwa “beberapa dari semuanya”
berada dalam persediaan. Ketika sebuah organisasi dapat menentukan secara
akurat apa yang dimilikinya sekarang, organisasi tersebut dapat mengambil
keputusan yang tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman.
Sama
halnya dengan penyimpanan catatan masuk dan keluar, keamanan ruang penyimpanan
harus baik untuk dapat menjamin akurasi. Sebuah ruang penyimpanan yang tertata
dengan baik akan memiliki akses yang terbatas, housekeeping yang baik, dan area penyimpanan yang menyimpan
persediaan dalam jumlah yang tetap. Wadah-wadah, rak-rak, dan bagian-bagian
akan diberi label secara akurat.
·
Perhitungan Siklus
Walaupun
sebuah organisasi mungkin telah memuat usaha-usaha besar untuk mencatat
persediaan secara akurat, catatan-catatan ini harus diverifikasi melalui audit
berkelanjutan. Audit-audit semacam ini dikenal dengan perhitungan siklus (cycle counting). Berdasarkan sejarah, banyak
perusahaan melakukan persediaan fisik tahunan. Praktik ini kerap harus
dilakukan dengan menutup fasilitas dan menugaskan orang-orang tidak
berpengalaman untuk menghitung bagian-bagian dan bahan. Catatan-catatan
persediaan seharusnya diverifikasi melalui perhitungan siklus. Perhitungan
siklus menggunakan klasifikasi persediaan yang dikembangkan melalui anlisis
ABC. Dengan prosedur-prosedur perhitungan siklus, barang-barang dihitung,
catatan-catatan diverifikasi, dan ketidakakuratan didokumentasikan secara
periodik. Kemudian, penyebab ketidakakuratan dilacak dan diambil tindakan
perbaikan yang tepat untuk menjamin integritas sistem persediaannya.
Barang-barang A mungkin akan sering dihitung satu bulan sekali; barang-barang B
mungkin akan dihitung setiap 3 bulan sekali; dan barang-barang C mungkin akan
dihitung setiap 6 bulan sekali. Contoh 2 mengilustrasikan cara menghitung
jumlah barang dari setap klasifikasi untuk dihitung setiap hari.
Perhitungan siklus juga memiliki berbagai keuntungan
berikut:
1.
Menghindarkan penutupan dan interupsi
produksi yang diperlukan untuk inventarisasi fisik tahunan.
2.
Menghilangkan penyesuaian persediaan
tahunan.
3.
Audit akurasi persediaan dilakukan oleh
pegawai terlatih
4.
Mempermudah pengidentifikasian dan
penanggulangan atas penyebab kesalahan
5.
Menjaga akurasi catatan-catatan
persediaan.
·
Kontrol Persediaan Pelayanan
Manajemen
dari persediaan pelayanan layak mendapatkan pertimbangan khusus. Sebagai
contoh, persediaan ekstensif yang disimpan dalam bisnis grosir dan eceran
membuat manajemen persediaan sangat penting dan seriing menjadi faktor penentu
dalam kemajuan manajer. Dalam bisnis pelayanan makanan, contohnya, kontrol
persediaan dapat membuat perbedaaan antara kesuksesan dan kegagalan. Lebih dari
itu, persediaan yang berada dalam posisi transit atau tidak digunakan dalam
gudang sama saja dengan nilai yang hilang. Sama halnya, kerusakan atau
pencurian sebelum terjual adalah kerugian. Dalam bisnis eceran, persediaan yang
tidak tercatat dlam kuitansi saat penjualan dikenal dengan penyusutan. Penyusutan muncul dari kerusakan dan pencurian, juga
dari administrasi yang ceroboh. Pencurian persediaan juga dikenal dengan pilferage.
Kerugian persediaan eceran sebesar 1% dari penjualan dapat dianggap baik dengan
mempertimbangkan ahwa kerugian di banyak toko melebihi 3%. Beriku teknik-teknik
dalam akurasi dan kontrol persediaan.
1.
Pemilhan, pelatihan, dan pendisiplinan
yang baik
Hal-hal
ini tidaklah mudah, tetapi sangat diperlukan dalm operasi-operasi pelayanan
makanan, grosir, dan eceran di mana pegawai memiliki akses ke barang yang
langsung dikonsumsi.
2.
Kontrol yang ketat dari pengiriman yang
datang
Tugas
ini diselesaikan oleh banyak perusahaan melalui penggunaan barcode dan sistem radio frequency ID (RFID) yang membaca
setiap pengiriman yang datang dan memeriksa jumlah hitungan terhadap pesanan
pembelian secara otomatis. Jika dirancang dengan tepat, sistem ini sulit
dikalahkan. Setiap barang memiliki stock
keeping unit yang unik.
3.
Kontrol yang efektif atas semua barang
yang meninggalkan fasilitas
Tugas
ini diselesaikan dengn barcode pada
barang yang dikirimkan, pita magnetis pada barang, atau melalui observasi
langsung. Observasi langsung dapat dijaga oleh pegawai pada pintu keluar dan
dlam daerah-daerah yang berpotensi kerguian tinggi atau dapat berbentuk cermin
satu arah dan pengawasan video. Operasi eceran yang sukses memerlukan kontrol
tingkat toko yang sangat baik dengan persediaan yang akurat di lokasinya yang
sesuai. Baru-baru ini, sebuah studi menemukan bahwa konsumen dan pelayan toko
tidak dapat menemukan 16% dari barang-barang di salah satu pengecer terbesar
Amerika Serikat –bukan karena barangnya habis, melaiinkan mereka salah
meletakkannya (dalam ruangan belakang, daerah penyimpanan, atau di lorong yang
salah). Melalui perkiraaan peneliti, pengecer-pengecer besar kehilangan 10%
sampai 25% dari keuntungan totalnya karena catatan-catatan persediaan yang
buruk atau tidak akurat.
9.3 Model-model Persediaan
Sekarang, kita melihat
bergam model persediaan dan biaya terkait dengan persediaan.
·
Permintaan
Independen versus Permintaan Dependen
Model-model kontrol
persediaan mengasumsikan bahwa permintaan untuk sebuah barang independen dari
atau dependen pada permintaan akan barang lain. Sebagai contoh, permintaan
untuk kopi independen terhadap permintaan untuk garam. Akan tetapi, permintaan
gula dependen terhadap permintaan kopi.
·
Biaya
Penyimpanan, Pemesanan, dan Penyetelan
Biaya
penyimpanan (holding
cost) mencakup biaya dengan menyimpan persediaan selama waktu tertentu.
Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga mencakup biaya barang usang dan biaya
yang terkait dengan penyimpanan, seperti asuransi, pegawai tambahan, dan
pembayaran bunga. Tabel di bawah ini akan menunjukkan jenis-jenis biaya yang
harus dievaluasi untuk menentukan besarnya biaya penyimpanan. Banyak perusahaan
yang tidak berhasil menyertakan semua biaya penyimpanan persediaan. Akibatnya,
biaya penyimpanan persediaan sering ditetapkan kurang dari sebenarnya.
·
Menentukan
Biaya Penyimpanan Persediaan
Biaya
pemesanan(ordering cost)
mencakup biaya dari persediaan, formulir, proses pesanan, pembelian, dukungan
administrasi, dan seterusnya. Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya pesanan
juga ada, tetapi mereka adalah bagan dari biaya penyetelan. Biaya penyetelan (setup cost) adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau
proses untuk membuat sebuah pesanan. Ini menyertakan waktu dan tenaga kerja
untuk membersihkan serta mengganti peralatan atau alat penahan. Manajer operasi
dapat menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi biaya penyetelan serta
menggunakan prosedur yang efisien, seperti pemesanan dan pembayaran elektronik.
Dalam banyak lingkungan kerja, biaya penyetelan sangatlah
berkatan dengan waktu penyetelan
(setup time). Penyetelan biasanya memerlukan sejumlah pekerjaan yang harus
dilakukan sebelum penyetelan benar-benar dimulai di pusat kerja. Dengan
perencanaan yang tepat, banyak persiapan yang diperlukan untuk melakukan sebuah
penyetelan dapat dilakukan tanpa harus mematikan mesin atau proses. Dengan
demikian, waktu penyetelan cukup banyak yang dikurangi. Mesin-mesin dan
proses-proses yang secara tradisional akan memakan waktu berjam-jam untuk
dipasang, sekarang dapat dipasang dalam waktu kurang dari satu menit seiring
dengan semakin imajinatifnya pabrik-pabrik kelas dunia. Mengurangi waktu
penyetelan adalah cara yang sangat baik untuk mengurangi investasi persediaan
dan meningkatkan produktivitas
9.4 Model-Model Persediaan Untuk
Permintaan Independen
Berikut ini adalah tiga model permintaan
independen:
1. Model
kuantitas pesanan ekonomis yang mendasar.
2. Model
kuantitas pesanan produksi.
3. Model
diskon kuantitas.
·
Model Kuantitas Pesanan Ekonomis
Adalah
salah satu teknik control persediaan yang tertua dan paling dikenal. Teknik ini
relatif mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi:
-
Jumlah permintaan diketahui, konstan,
dan independen.
-
Waktu tunggu diketahui dan konstan.
-
Penerimaan persediaan bersifat instan
dan selesai seluruhnya.
-
Tidak tersedia diskon kuantitas.
-
Biaya variabel hanya biaya untuk
menyiapakan atau melakukan pemesanan dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu
tertentu.
-
Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya
dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
·
9.5 Model Probabilistik dan
Persediaan Pengaman
Model
probabilistik adalah sebuah model statistik yang dapat digunakan ketika
permintaan produk atau variabel lainnya tidak dikietahui, tetapi dapat di
spesifikasikan dengan menggunakan sebuah distribusi probabilitas.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan yang
cukup dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti. Tingkat pelayanan adalah
komplemen dari probabilitas kehabisan persediaan. Permintaan yang tidak pasti
meningkatkan kemungkinan kehabisan persediaan. Salah satu metode untuk
mengurangi kehabisan persediaan adalah menyimpan unit-unit tambahan dalam
persediaan. Persediaan seperti ini biasanya disebut persediaan pengaman. Ini
melibatkan penambahan sejumlah unit sebagai penyangga sampai ROP.
Disertakannya
persediaan pengaman (ss) mengubah persamaannya menjadi :
ROP = d xL + ss
d
= permintaan harian
L
= waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk
mengantarkan sebuah pesanan
Jumlah
persediaan pengaman yang dijaga bergantung pada biaya yang ditimbulkan jika
terjadi kehabisan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan tambahan. Biaya
kehabisan persediaan tahunan dihitung sebagai berikut.
Biaya kehabisan persediaan tahunan
= Jumlah kekurangan unitnya untuk setiap tingkat permintaan x Probabilitas tingkat
permintaan tersebut x Biaya kehabisan persediaan/unit x Jumlah pesanan per
tahun
Ketika kita sulit atau tidak mungkin menentukan
biaya karena kehabisan persediaan, seorang manajer mungkin memutuskan untuk
mengikuti kebijakan menjaga persediaan pengaman yang cukup untuk memenuhi
tingkat pelayanan pelanggan yang telah ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa
permintaan selama waktu tunggu (periode pemesanaan ulang) mengikuti kurva
normal, hanya mean dan standar deviasi yang diperlukan untuk menentukan kebutuhan
persediaan untuk tingkat pelayanan yang ditentukan. Data penjualan biasanya
cukup untuk menghitung mean dan standar deviasinya.
ROP = permintaan yang diperkirakan
selama waktu tunggu + Z
Z
= jumlah standar deviasi
= standar deviasi
dari permintaan selama waktu minggu
Model-model Probabilistik Lainnya
Jika
data pada waktu tunggu tidak diketahui, rumus-rumus tersebut tidak dapat
digunakan. Walaupun demikian, ada tiga model yang dapat digunakan. Kita perlu
menentukan model yang harus digunakan untuk tiga situasi :
1.
Permintaannya
variabel dan waktu tunggunya konstan
2.
Waktu
tunggunya variabel dan permintaannya konstan
3.
Permintaan
dan waktu tunggunya variabel
9.6 Sistem Periode Tetap
Model-model persediaan yang telah
kita pertimbangkan sejauh ini adalah sistem kuantitas tetap atau sistem Q.
Artinya, jumlah tetap yang sama ditambahkan pada persediaan setiap kali sebuah
pesanan untuk sebuah barang ditempatkan.
Untuk menggunakan model kuantitas
tetap, persediaan harus dipantau secara berkelanjutan. Ini disebut sistem
persediaan perpetual. Setiap kali barang ditambahkan atau diambil dari
persediaan, catatan harus diperbarui untuk menjamin ROPnya belum tercapai.
Pada sistem periode tetap atau
sistem P, di lain pihak, persediaan di pesan pada akhir periode tertentu.
Barulah dan hanya jika demikian, persediaan yang akan dihitun. Jumlah yang
dipesan hanyalah sebanyak yang diperlukan untuk mencapai tingkat target yang
telah ditentukan.
Sistem-sistem periode tetap memiliki
beberapa asumsi yang sama seperti sistem kuantitas tetap EOQ dasar.
·
Biaya
biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
·
Waktu
tunggu diketahui
·
Barang-barang
saling independent
No comments:
Post a Comment