KLIK gambar untuk menutup Iklan

Sunday, May 7, 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI SERTA NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

PERDAGANGAN LUAR NEGERI SERTA NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Pengaruh Perdagangan Luar Negeri Terhdap Kesejahteraan
Pengaruh ekonomi internasional terhadap aspek mikro perusahaan adalah menganalisa pasar mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak pengguna alternatif. Aspek mikro perusahaan menganalisa  kegagalan pasar yaitu ketika pasar gagal dalam memperodiksi hasil yang efisien serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam kondisi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan.Juga mendapatkan perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengaruh-pengaruh ekonomis yang akan digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1.      Pengaruh pada konsumsi masyarakat
2.      Pengaruh pada produksi
3.      Pengaruh pada distribusi pendapatan masyarakat
4.       
*      Pengaruh Terhadap Konsumsi
Salah satu pengaruh penting terhadap konsumsi masyarakat adalah bergesernya garis Consumption  Possibility Frontier (CPF) keatas. Ini berarti bahwa karena perdagangan masyarakat bisa dengan mengatakan bahwa pendpatan riil masyarakat (yaitu, pendapatan yang diukur dari beberapa jumlah barang yang bisa dibeli oleh jumlah uang tersebut), meningkat dengan adanya perdagangan.dari segi lain dikenal dengan konsep yang sering disebut dengan nama transformasi.Transformasi adalah proses perubahan sumber-sumber ekonomi atau barang-barang dalam negeri menjadi barang-barang lain yang bisa memenuhi (konsumsi) masyarakat.
Ada satu lagi pengaruh yang penting dari perdagangan terhadap pola konsumsi masyarakat. Pengaruh ini dikenal dengan nama demonstration effects. Pengaruh ini berkaitan dengan peningkatan kemampuan berkonsumsi, yaitu pendapatan riil masyarakat.Demonstration effects atau “pengaruh percontohan” adalah pengaruh yang bersifat langsung dari perdagangan terhadap pola dan kecenderungan berkonsumsi masyarakat. Pengaruh ini bisa bersifat positif dan negatif.Demonstrasion yang bersifat positif adalah perubahan pola kecendurungan berkonsumsi yang mendorong kemauan untuk berproduksi lebih besar.Sedangkandemonstration yang bersifat negatif adalah apabila dibukanya hubungan dengan luar negeri menimbulkan pola dan kebiasaan pola konsumsi asing yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan perekonomian tersebut. Misalnya masyarakat (dimulai dari golongan yang berpenghasilan tinggi) cenderung akan meniru gaya dan kebiasaan hidup dan konsumsi dari negara-negara maju lewat “contoh-contoh” yang ditunjukan lewat media seperti film, televisi, majalah-majalah dan sebagainya.akibatnya ada kecenderungan bagi masyarakat tersebut untuk berkonsumsi yang “berlebihan”(dilihat dari tahap perkembangan ekonomi dan kemampuan produksi msyarakat). Dengan kata lain perkataan, proppensity to consume menjadi terlalu tinggi. Ini selanjutnya mengakibatkan sumber ekonomi yang tersedia untuk investasi rendah, dan ini berarti pertumbuhan ekonomi yang rendah.
*      Pengaruh Terhadap Produksi
Perdagangan luar negeri memiliki pengaruh yang kompleks terhadap sektor produksi di dalam negeri. Secara umum dapat dibagi menjadi empat macam, antara lain:
a.       Spesialisasi produksi
Spesialisai plus perdagangan dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat, tetapi spesialisasi tanpa perdagangan mungkin justru akan menurunkan pendapatan riiil dan  kesejateraan masyarakat.  Ada tiga keadaan yang membauat spesialisasi menjadi tidak selalu bermanfaat bagi suatu negara, yaitu:
1)      Ketidakstabilan pasar luar negeri
Turunnya satu barang atau dua  barang mungkin bisa diimbangi oleh naiknya harga barang-barang lain. Inlah pertentangan antara spesialisasidengan diversifikasi.Spesialisasi dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat namun dengan resiko ketidakstabilan yang tinggi.Sebaliknya diversivikasi lebih menjamin kestabilan pendapatan tetapi dengan konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dan spesialisasi.
2)      Keamanan nasional
Ketika suatu negara memiliki keunggulan komparatif tetapi ternyata ketika itu terjadi perang atau apapun yang dapat menghambat kegiatan perdagangan luar negeri maka negara negara tersebut tidak dapat memperoleh barang dari negara tersebut. Keunggulan komparatif tidak selalu diikuti apabila kelangsungan hidup negara tersebut sama sekali tidak terjamin.
3)      Dualisme
Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu, tetapi bagian dari pasar dunia.Dalam keadaan ini spesialisasi dan perdagangan internasional tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri.Teori keunggulan komparatif masih memiliki kebenaran dasarnya, yaitu bahwa suatu negara seyogyanya memanfaatkan keunggulan komparatifnya dan kesempatan “transformasi lewat perdagangan”.

§  Kenaikan “investasi surplus”
Dengan pendapatan riil yang lebih tinggi berarti negara tersebut mampu untuk menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi yang lebih besar bagi investasi (inilah yang disebut investible surplus). Investasi yang lebih tinggi berarti laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.Jadi, perdagangan bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi.Namun tidak lepas dari berapa besar manfaat tersebut yang direalisir sebagai investasi dalam negeri, siapa yang memperoleh manfaat dan pengaruh dari manfaat tersebut terhadap pembangunan ekonomi.
§  Vent for Surplus”
Menurut Smith, perdagangan luar negeri membuka daerah pasar baru yang lebih luas bagi hasil-hasil dalam negeri. Sumber-sumber ekonomi yang semula menganggur (surplus) sekarang memperoleh saluran (vent) untuk bisa dimanfaatkan, karena adanya daerah pasar yang baru. Yang mana konsep vent for surplus adalah bahwa pertumbuhan ekonomi tersangsang oleh terbukanya daerah pasar yang baru.
§  Kenaikan produktivitas
Pengaruh yang terpenting dalam kegiatan perdagangan luar negeri adalah sektor produksi yang berupa peningkatan produktivitas dan efesiensi pada umumnya. Dalam hal ini ada tiga faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1.   Economic of Scale
Yang terpenting adalah bahwa dengan makin luasnya pasaran, produksi bisa diperbesar dan dilakukan dengan cara yang lebih murah dan efisien.
2.   Teknologi Baru
Bentuk penyebaran teknologi yang bersifat tidak langsung tetapi seringkali justru sangat penting, adalah apabila para produsen dalam negeri memperoleh pengetahuan mengenai produk-produk baru, cara-cara yang lebih efisien dalam produksi, pemasaran dan manajemen perusahaan pada umumnya, semangat dan motivasi baru untuk melakukan inovasi dan sebagainya.
3.   Rangsangan Persaingan
Dalam hal ini dibukanya perdagangan mempunyai pengaruhnya yang serupa dengan masuknya perusahan-perusahaan baru yang lebih efisien ke dalam sektor tersebut.Jadi, perdagangan luar negeri bisa meningkatkan efisiensi suatu sektor melalui peningkatan persaingan.
*      Pengaruh Terhadap Distribusi Pendapatan Masyarakat
Dalam hal distribusi pendapatan terdapat dua sudut pandang yaitu dari kaum neoklasik dan kaum anti neoklasik.Menurut kaum neoklasik hubungan luar negeri mempunyai pengaruh lebih meratakan distribusi pendapatan di dalam negeri dan antar negara. Menurut mereka, hubungan luar negeri mempengaruhi distribusi pendapatan lewat dua saluran utama yaitu: saluran perdagangan dan saluran aliran modal. Yang mana dari model ini maka dapat disimpulkan bahwa suatu negara cenderung berspesialisasi dalam barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang tersedia relatif lebih banyak di dalam negeri.
Kaum anti neoklasik mengatakan bahwa perdagangn bebas dan penanaman modal asing justru meningkatkan ketimpangan distribusi pendapatan di dalam suatu negara atau antar negara.Hal ini dikarenakan adanya unsur-unsur monopolitis, dan faktor-faktor sosio-politis yang menentukan hasil akhir dari hubungan internasional antar negara yang mana perdagangan bebas dan penanaman modal asing justru semakin memperlebar jurang antara negara miskin dan negara kaya.Masing-masing sudut pandang mempunyai unsur kebenarannya, sehingga masalahnya harus dilihat kasus demi kasus.

B.Kebijakan – Kebijakan Perdagangan Internasional
1.   Politik Proteksi.
Politik Proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindu­ngi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-barang impor. Tujuan Kebijakan proteksi adalah :
o   Memaksimalkan produksi dalam negeri
o   Memperluas lapangan kerja
o   Memelihana tradisi nasional
o   Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan
o   Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan ter­ganggu jika bergantung pada negara lain.
o   Kebijakan Proteksi dapat dilakukan melalui :

Ø  Tarif dan Bea masuk.
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang me­lintasi daerah pabean (costum area). Dan barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dan luar negeri, mempunyai maksud untuk proteksi atas industri dalam negeri dan untuk memperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor tersebut. Akibat dan pengenaan tarif, sebagai berikut : Harga barang naik, Produksi dalam negeri meningkat, Jumlah barang di pasar turun, dan Impor barang turun
      Ada tiga macam penentuan Tarif, atau bea masuk, yaitu :
a.       Bea ekspor (export duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (diluar costum area)
b.      Bea transito (transit duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain.
c.       Bea impor (import duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara ( tom area)
Ø  Pelarangan impor.
Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk mela­rang masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan tuju­an untuk melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam negeri.
Akibat Kebijakan pelarangan impor sebagai beri­kut : Harga barang naik, Produksi dalam negeri meningkat, dan Jumlah barang di pasar turun.
Ø  Kuota atau pembatasan impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-­barang yang masuk dari luar negeri. Akibat kuota serbagai berikut : Harga barang naik, Produksi dalam negeri meningkat, Jumlah barang di pasar turun, dan Impor barang turun
Ø  Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya produksi perunit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri dapat menjual bar­angnya yang lebih murah dan bisa bersaing dengan barang impor. Dampak kebijakan subsidi sebagai berikut : Harga barang di pasar tetap, Produksi dalam negeri meningkat,  Jumlah barang di pasar tetap dan Impor barang turun.
Ø  Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan dis­kriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar ne­geri lebih murah dan pada di dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu :
o   Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar dan pada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
o   Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen da­lam negeri tidak dapat membeli barang dan luar negeri.
2.    Politik Dagang Bebas (Free Trade)
Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan bebas antar negara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang dimana suatu negara memiliki keunggulan komparatif.
3.     Politik Autarki
Politk autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan adannya perdagangan bebas
Nama               : Tjok Gd Anata Wira Pemayun                               
NIM/Absen     : 1515251086/25
C.Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri
1)         Prnsip-prinsip perdagangan internasional
Terdapat sejumlah konsep atau teori yang menjelaskan faktor-faktor apa yang mendorong terjadinya perdagangan antar negara, mengapa perdagangan antar negara bisa menguntungkan kedua belah pihak dann dalam produk-produk apa sebaiknya tiap negara berspesialisasi. Dari teori-teori tersebut orang bisa mengambil prinsip-prinsip yang bisa menjadi pedoman dalam melaksanakan perdagangan internasional.
>    Teori Perdagangan Klasik
1).Teori Keunggulan Multak (Absolute Advantage)
Adalah bahwa suatu negara akan melaksanakan spesialisasi dana negara tersebut memiliki keunggulan absolut dan tidak memproduksi atau melakukan impor tehadap jenis barang lain di mana negara tersebut tidak memiliki keunggulann  absolut terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis. Dengan kata lain, suatu negara akan mengekspor (impor) suatu jenis barang jika negara tersebut dapat (tidak dapat) membuatnya lebih efisien atau murah di bandingkan negara lain. Jadi teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan input, misalnya tenaga kerja, dalam proses produksi sangat menentukan keunggulan atau daya saing. Tingkat keunggulan diukur berdasarkan nilai tenaga kerja yang sifatnya homogen.
2).Teori Keunggulan Komparatif (comparative advantage)
Sering dijumpai bahwa suatu negara yang efisien dalam memproduksikan suatu barang, juga efisien dalam memproduksikan barang-barang lain. Ini disebabkan, misalnya oleh penggunaan teknologi dan mesin-mesin yang lebih efisien atau tenaga kerja yang trampil. Negara tersebut mempunyai keunggulan mutlak dalam produksi semua barang. Dalam hal ini, menurut David Ricardo, yang berlaku adalah teori keunggulan komparatif. Suatu negara hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah. 
3).Teori Proporsi Faktor Produksi
Dasar pemikian teori faktor-faktor proporsi dari Hecksher dan Ohlin bahwa perdagangan antara dua negara terjadi karena adanya perbedaan alam opportunity cost antara dua negara tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya. Misalnya, Indonesia tanah lebih luas dan bahan-bahan baku serta tenaga kerja (unskilled) lebih banyak dari pada Singapura. Sedangkan di Singapura memiliki tenaga kerja (skilled) lebih banyak. Jadi teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan atau sebaiknya mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif banyak (harga relatif faktor produksi tersebut murah), sehingga barang-barang tersebut harganya murah. Indonesia sebaiknya mengekspor barang-barang yang padat karya atau padat bahan baku yang melimpah, seperti minyak dan komoditi pertanian.
ü  Teori Perdagangan Modern
1. Teori Keunggulan Kompetitif (competitive advantage)
            The Competitive Advantage of Nations, 1990 yang dikemukakan oleh Michael E. Porter adalah tentang tidak adanya  korelasi langsung antara dua faktor produksi (sumber daya alam yang tinggi dan sumber daya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara untuk dimanfaatkan menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan. Ada empat atribut utama yang menentukan mengapa industri tertentu dalam suatu negara dapat mencapai sukses internasional :
1)      Kondisi faktor produksi
2)      Kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri 
3)      Eksistensi industri pendukung, serta
4)      Kondisi persaingan dan struktur perusahaan dalam negeri
            Selain itu, pemerintah juga berperan sentral dalam pembentukan keunggulan kompetitif. Kebijakan seperti anti trust, regulasi, deregulasi atau pembeli juga sangat mempengaruhi persaingan ini.
2.Pendekatan Alternatif Dalam Teori Perdagangan
Apa yang telah diuraikan di atas adalah teori atau pandangan mengenai perdagangan internasional dari para ekonom yang disebut “main – stream economics” yang bersumber dari pandangan kaum Klasikd an Nekolasik, yang tidak lain adalah ilmu ekonomi “liberal” (liberal economics). Dalam kenyataan, menurut pandangan ini, selalu terdapat perbedaan “kekuatan ekonomi” pihak-pihak yang melakukan perdagangan (hubungan ekonomi), ada unsur “kekuasaan monopoli” (monopolistic power), yang bisa meerusak harmoni dan keseimbangan seperti yang digambarkan teori Neoklasik, yang menimbulkan ketidakmerataan dalam pembanguan manfaat perdagangan bisa beraneka ragam.
Nama               : Putu Aditya Putra Irawan                           
NIM/Absen     : 1515251013/11
D.Hutang Luar Negeri
Hutang luar negeri diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa ataupun dalam bentuk devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa yang diterima dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PPHLN) yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tetentu atau hutang luar negeri adalah sumber pembiayaan negara yang berasal dari negara asing, badan/lembaga keuangan internasional atau dari pasar uang internasional yang berbentuk devisa, barang, dan atau jasa termasuk penjaminan yang mengakibatkan pembayaran di masa yang akan datang yang harus dibayar kembali sesuai kesepakatan bersama.
Dalam rangka pencapaian tujuan suatu negara maka diperlu adanya program-program pembangunan yang berkesinambungan dengan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Salah satu syarat utama untuk mencapai tujuan pembangunan adalah cukup tersedianya dana investasi. Kebutuhan dana investasi tersebut secara ideal seharusnya dapat dibiayai dari dana (tabungan) dalam negeri. Tetapi dalam kenyataannya seperti negara berkembang lainnya, Indonesia masih menghadapi masalah keterbatasan modal dalam negeri yang dibutuhkan untuk pembiayaan pembangunan. Hal tersebut tercermin dengan adanya  kesenjangan antara tabungan dalam negeri dengan dana investasi yang diperlukan. Untuk menutup investasi yang diperlukan ini, pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan ekonomi Indonesia. Di samping itu, pinjaman luar negeri diperlukan dalam upaya menutup kesenjangan antara kebutuhan valuta asing yang telah ditargetkan dengan devisa yang diperoleh dari penerimaan hasil kegiatan ekspor.
Factor penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia secara umum yaitu:
1.Defisit Transaksi Berjalan (TB)
TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor, pembayaran transfer. Transaksi berjalan yang menurun tiap tahunnya, sebenarnya masih surplus, artinya seharusnya tidak perlu melakukan pinjaman utang. Tetapi ada peramalan-peramalan yang mengatakan triwulan kedepan defisit sehingga dibutuhkan utang pinjaman luar negeri, akhirnya indonesia kembali berhutang dan semakin menambah hutang Indonesia terhadap luarg negeri. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan sekali. Kebijaksanaa dalam menyelesaikan masalah juga sangat dibutuhkan. Dimana pemerintah seharusnya memaksimalkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia agar menimimalisir import dari luar negeri dan juga mengurangi pinjaman laur negeri.
2.Meningkatnya kebutuhan investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Di samping kelangkaan dana, meningkatnya utang LN juga didorong oleh perbedaan tingkat suku bunga. Hal yang paling tidak dapat dihindari disini adalah perbedaan tingkat suku bunga, hal ini sangat berpengaruh sekali dimana rupiah sebagai mata uang Indonesia nilai mata uangnya jauh di banding negara-negara asing. Sehingga cukup sulit untuk mengendalikan hutang luar negeri. Karena meningkatnyasemakin meningkatnya investasi yang terjadi, hal itu yang mendorong Indonesia untuk berhutang karena tingkat suku bunga yang berbeda tersebut.
3.Meningkatnya Inflasi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Laju inflasi mempengaruhi tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi merupakan komponen suku bunga nominal. Dengan rendahnya suku bunga maka minat orang untuk berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja negaranya melalui pinjaman luar negeri. Karena minat orang Indonesia rendah pemerintah terpaksa melakukan utang luar negeri, kenaikan harga-harga barang yang terus-menerus inilah yang menyebabkan orang enggan untuk berinvestasi.
4.Struktur perekonomian tidak efisien - dengan alat ukur ICOR
Incremental capital output ratio (ICOR) adalah rasio antara investasi di tahun yang lalu dengan pertumbuhan output (PDRB). ICOR mencapai 4,9 (1984 – 2011) yang seharusnya antara 3 – 3.5. Jadi ada pemborosan sekitar 30%, karena  tidak efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan invetasi besar. Hal ini akan mendorong utang luar negeri.
o   Dampak Hutang Luar Negeri Indonesia
Pertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik. Kedua, dampak yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya indikator-indikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara donor, seperti arah pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif ekonomi itu sendiri.
a.       Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1)      Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2)      Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3)      Sebagai sumber investasi swasta
4)      Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5)      Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara
b.    Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN, karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya, dan masih banyak akibat jangka panjang yang ditimbulkan pijaman luar negeri ini.

E.Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional
·         Tujuan Neraca Pembayaran
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut:
a)      Sebagai bahan keterangan kepada pemerintah mengenai posisi internasional negara yang bersangkutan.
b)      Sebagai bahan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan dibidang pilitik perdagangan dari urusan pembayarannya.
c)      Sebagai bahan untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang politik moneter dan fiskal.

Sementara fungsi neraca pembayaran adalah sebagai berikut.
§  Sebagai suatu alat pembukuan dan alat pembayaran luar negeri agar pemerintah dapat mengambil keputusan, apakah negara dapat melanjutkan masuknya barang-barang luar negeri dan dapat menyelesaikan pembayaran tepat pada waktunya.
§  Sebagai suatu alat untuk menjelaskan pengaruh dan trnsaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional.
§  Sebagai suatu alat untuk mengukur keadaan perekonomian dalam hubungan internasional dari suatu negara.
§  Sebagai suatu alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.

>    Komponen Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran dibagi kedalam empat komponen sebagai berikut:
*      Neraca perdagangan/Neraca Barang.
Neraca perdagangan yaitu selisih nilai ekspor dan impor barang. Neraca perdagangan termasuk kategori neraca berjalan atau Current Acount. Neraca perdagangan Indonesia umumnya mengalami surplus, artinya nilai ekspor melebihi nilai impor. 
*      Neraca Jasa-jasa.
Neraca jasa-jasa yaitu selisih antara ekspor jasa dan impor jasa. Neraca jasa termasuk kategori neraca berjalan atau Current Acount Neraca jasa Indonesia selalu mengalami defisit dan defisitnya lebih besar dari surplus pada neraca perdagangan. 
*      Neraca Modal 
Neraca modal atau Capital Account merupakan selisih antara aliran modal masuk dan modal keluar. Selama masa krisis ekonomi terlihat neraca modal Indonesia negatif karena banyaknya arus modal jangka pendek ke luar negeri.
*      Neraca Emas

Neraca Emas atau Gold Account adalah transaksi emas ebagai alat bayar atas uang, sedangkan transaksi non monetary gold termasuk ke dalam kategori current account karena diperlukan sebagai barang komoditas biasa.

No comments:

Post a Comment