PERDAGANGAN LUAR NEGERI SERTA
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Pengaruh Perdagangan Luar Negeri
Terhdap Kesejahteraan
Pengaruh
ekonomi internasional terhadap aspek mikro perusahaan adalah menganalisa pasar
mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa dan alokasi
dari sumber terbatas diantara banyak pengguna alternatif. Aspek mikro
perusahaan menganalisa kegagalan pasar yaitu ketika pasar gagal
dalam memperodiksi hasil yang efisien serta menjelaskan berbagai kondisi
teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang
penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai
keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi
asimetris, pilihan dalam kondisi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi
ekonomi dari teori permainan.Juga mendapatkan perhatian ialah pembahasan
mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
Berikut
ini akan dijelaskan mengenai pengaruh-pengaruh ekonomis yang akan digolongkan
menjadi tiga, yaitu:
1. Pengaruh
pada konsumsi masyarakat
2. Pengaruh
pada produksi
3. Pengaruh
pada distribusi pendapatan masyarakat
4.
Pengaruh
Terhadap Konsumsi
Salah
satu pengaruh penting terhadap konsumsi masyarakat adalah bergesernya
garis Consumption Possibility Frontier (CPF) keatas. Ini
berarti bahwa karena perdagangan masyarakat bisa dengan mengatakan bahwa
pendpatan riil masyarakat (yaitu, pendapatan yang diukur dari beberapa jumlah
barang yang bisa dibeli oleh jumlah uang tersebut), meningkat dengan adanya
perdagangan.dari segi lain dikenal dengan konsep yang sering disebut dengan
nama transformasi.Transformasi adalah proses perubahan sumber-sumber
ekonomi atau barang-barang dalam negeri menjadi barang-barang lain yang bisa
memenuhi (konsumsi) masyarakat.
Ada
satu lagi pengaruh yang penting dari perdagangan terhadap pola konsumsi
masyarakat. Pengaruh ini dikenal dengan nama demonstration effects.
Pengaruh ini berkaitan dengan peningkatan kemampuan berkonsumsi, yaitu
pendapatan riil masyarakat.Demonstration effects atau “pengaruh
percontohan” adalah pengaruh yang bersifat langsung dari perdagangan terhadap
pola dan kecenderungan berkonsumsi masyarakat. Pengaruh ini bisa bersifat positif
dan negatif.Demonstrasion yang bersifat positif adalah perubahan pola
kecendurungan berkonsumsi yang mendorong kemauan untuk berproduksi lebih
besar.Sedangkandemonstration yang bersifat negatif adalah apabila
dibukanya hubungan dengan luar negeri menimbulkan pola dan kebiasaan pola
konsumsi asing yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan perekonomian
tersebut. Misalnya masyarakat (dimulai dari golongan yang berpenghasilan
tinggi) cenderung akan meniru gaya dan kebiasaan hidup dan konsumsi dari negara-negara
maju lewat “contoh-contoh” yang ditunjukan lewat media seperti film, televisi,
majalah-majalah dan sebagainya.akibatnya ada kecenderungan bagi masyarakat
tersebut untuk berkonsumsi yang “berlebihan”(dilihat dari tahap perkembangan
ekonomi dan kemampuan produksi msyarakat). Dengan kata lain
perkataan, proppensity to consume menjadi terlalu tinggi. Ini
selanjutnya mengakibatkan sumber ekonomi yang tersedia untuk investasi rendah,
dan ini berarti pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Pengaruh
Terhadap Produksi
Perdagangan
luar negeri memiliki pengaruh yang kompleks terhadap sektor produksi di dalam
negeri. Secara umum dapat dibagi menjadi empat macam, antara lain:
a. Spesialisasi
produksi
Spesialisai plus perdagangan
dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat, tetapi
spesialisasi tanpa perdagangan mungkin justru akan menurunkan
pendapatan riiil dan kesejateraan masyarakat. Ada tiga
keadaan yang membauat spesialisasi menjadi tidak selalu bermanfaat bagi suatu
negara, yaitu:
1) Ketidakstabilan
pasar luar negeri
Turunnya
satu barang atau dua barang mungkin bisa diimbangi oleh naiknya
harga barang-barang lain. Inlah pertentangan
antara spesialisasidengan diversifikasi.Spesialisasi dapat
meningkatkan pendapatan riil masyarakat namun dengan resiko ketidakstabilan
yang tinggi.Sebaliknya diversivikasi lebih menjamin kestabilan pendapatan
tetapi dengan konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan
dan spesialisasi.
2) Keamanan
nasional
Ketika
suatu negara memiliki keunggulan komparatif tetapi ternyata ketika itu terjadi
perang atau apapun yang dapat menghambat kegiatan perdagangan luar negeri maka
negara negara tersebut tidak dapat memperoleh barang dari negara tersebut.
Keunggulan komparatif tidak selalu diikuti apabila kelangsungan hidup negara
tersebut sama sekali tidak terjamin.
3) Dualisme
Sektor
ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu, tetapi bagian dari
pasar dunia.Dalam keadaan ini spesialisasi dan perdagangan internasional tidak
memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri.Teori keunggulan komparatif
masih memiliki kebenaran dasarnya, yaitu bahwa suatu negara seyogyanya
memanfaatkan keunggulan komparatifnya dan kesempatan “transformasi lewat
perdagangan”.
§ Kenaikan
“investasi surplus”
Dengan
pendapatan riil yang lebih tinggi berarti negara tersebut mampu untuk
menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi yang lebih besar bagi investasi (inilah
yang disebut investible surplus). Investasi yang lebih tinggi berarti laju
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.Jadi, perdagangan bisa mendorong laju
pertumbuhan ekonomi.Namun tidak lepas dari berapa besar manfaat tersebut yang
direalisir sebagai investasi dalam negeri, siapa yang memperoleh manfaat dan
pengaruh dari manfaat tersebut terhadap pembangunan ekonomi.
§ Vent
for Surplus”
Menurut
Smith, perdagangan luar negeri membuka daerah pasar baru yang lebih luas bagi
hasil-hasil dalam negeri. Sumber-sumber ekonomi yang semula menganggur
(surplus) sekarang memperoleh saluran (vent) untuk bisa dimanfaatkan, karena
adanya daerah pasar yang baru. Yang mana konsep vent for
surplus adalah bahwa pertumbuhan ekonomi tersangsang oleh terbukanya
daerah pasar yang baru.
§ Kenaikan
produktivitas
Pengaruh
yang terpenting dalam kegiatan perdagangan luar negeri adalah sektor produksi
yang berupa peningkatan produktivitas dan efesiensi pada umumnya. Dalam hal ini
ada tiga faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1. Economic
of Scale
Yang terpenting adalah
bahwa dengan makin luasnya pasaran, produksi bisa diperbesar dan dilakukan
dengan cara yang lebih murah dan efisien.
2. Teknologi
Baru
Bentuk penyebaran
teknologi yang bersifat tidak langsung tetapi seringkali justru sangat penting,
adalah apabila para produsen dalam negeri memperoleh pengetahuan mengenai
produk-produk baru, cara-cara yang lebih efisien dalam produksi, pemasaran dan
manajemen perusahaan pada umumnya, semangat dan motivasi baru untuk melakukan
inovasi dan sebagainya.
3. Rangsangan
Persaingan
Dalam hal ini dibukanya
perdagangan mempunyai pengaruhnya yang serupa dengan masuknya
perusahan-perusahaan baru yang lebih efisien ke dalam sektor tersebut.Jadi,
perdagangan luar negeri bisa meningkatkan efisiensi suatu sektor melalui
peningkatan persaingan.
Pengaruh
Terhadap Distribusi Pendapatan Masyarakat
Dalam
hal distribusi pendapatan terdapat dua sudut pandang yaitu dari kaum neoklasik
dan kaum anti neoklasik.Menurut kaum neoklasik hubungan luar negeri mempunyai
pengaruh lebih meratakan distribusi pendapatan di dalam negeri dan antar
negara. Menurut mereka, hubungan luar negeri mempengaruhi distribusi pendapatan
lewat dua saluran utama yaitu: saluran perdagangan dan saluran aliran modal.
Yang mana dari model ini maka dapat disimpulkan bahwa suatu negara cenderung
berspesialisasi dalam barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang
tersedia relatif lebih banyak di dalam negeri.
Kaum
anti neoklasik mengatakan bahwa perdagangn bebas dan penanaman modal asing
justru meningkatkan ketimpangan distribusi pendapatan di dalam suatu negara
atau antar negara.Hal ini dikarenakan adanya unsur-unsur monopolitis, dan
faktor-faktor sosio-politis yang menentukan hasil akhir dari hubungan
internasional antar negara yang mana perdagangan bebas dan penanaman modal
asing justru semakin memperlebar jurang antara negara miskin dan negara
kaya.Masing-masing sudut pandang mempunyai unsur kebenarannya, sehingga
masalahnya harus dilihat kasus demi kasus.
B.Kebijakan – Kebijakan Perdagangan
Internasional
1. Politik Proteksi.
Politik
Proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri
yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-barang
impor. Tujuan Kebijakan proteksi adalah :
o
Memaksimalkan produksi dalam negeri
o
Memperluas lapangan kerja
o
Memelihana tradisi nasional
o
Menghindari resiko yang mungkin timbul
jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan
o
Menjaga stabilitas nasional, yang
dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada negara lain.
o
Kebijakan Proteksi dapat dilakukan
melalui :
Ø Tarif dan Bea masuk.
Tarif
adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Dan barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea
masuk. Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dan luar
negeri, mempunyai maksud untuk proteksi atas industri dalam negeri dan untuk
memperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan
pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor tersebut.
Akibat dan pengenaan tarif, sebagai berikut : Harga barang naik, Produksi
dalam negeri meningkat, Jumlah barang di pasar turun, dan Impor barang turun
Ada tiga macam penentuan Tarif, atau bea masuk, yaitu :
a. Bea
ekspor (export duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju negara lain (diluar costum area)
b. Bea
transito (transit duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir
barang tersebut negara lain.
c. Bea
impor (import duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang masuk dalam suatu negara ( tom area)
Ø Pelarangan impor.
Pelarangan
impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-barang dari
luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan
meningkatkan produksi dalam negeri.
Akibat
Kebijakan pelarangan impor sebagai berikut : Harga barang naik, Produksi
dalam negeri meningkat, dan Jumlah barang di pasar turun.
Ø Kuota atau pembatasan impor
Kuota
adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari luar
negeri. Akibat kuota serbagai berikut : Harga barang naik, Produksi dalam
negeri meningkat, Jumlah barang di pasar turun, dan Impor barang turun
Ø Subsidi
Subsidi
adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya produksi
perunit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri dapat
menjual barangnya yang lebih murah dan bisa bersaing dengan barang impor.
Dampak kebijakan subsidi sebagai berikut : Harga barang di pasar tetap,
Produksi dalam negeri meningkat, Jumlah barang di pasar tetap dan Impor
barang turun.
Ø Dumping
Dumping
adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga, yakni
produsen menjual barang di luar negeri lebih murah dan pada di dalam negeri.
Syarat
yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu :
o
Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih
besar dan pada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih
inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
o
Terdapat hambatan yang cukup kuat
sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dan luar negeri.
2. Politik Dagang
Bebas (Free Trade)
Politik
dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan bebas
antar negara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan
alasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara
berspesialisasi dalam memproduksi barang dimana suatu negara memiliki
keunggulan komparatif.
3. Politik
Autarki
Politk
autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri
dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, militer,
sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional
yang menganjurkan adannya perdagangan bebas
Nama : Tjok Gd Anata Wira Pemayun
NIM/Absen : 1515251086/25
C.Kecenderungan Perdagangan Luar
Negeri
1)
Prnsip-prinsip
perdagangan internasional
Terdapat
sejumlah konsep atau teori yang menjelaskan faktor-faktor apa yang mendorong
terjadinya perdagangan antar negara, mengapa perdagangan antar negara bisa
menguntungkan kedua belah pihak dann dalam produk-produk apa sebaiknya tiap
negara berspesialisasi. Dari teori-teori tersebut orang bisa mengambil
prinsip-prinsip yang bisa menjadi pedoman dalam melaksanakan perdagangan
internasional.
>
Teori
Perdagangan Klasik
1).Teori
Keunggulan Multak (Absolute Advantage)
Adalah
bahwa suatu negara akan melaksanakan spesialisasi dana negara tersebut memiliki
keunggulan absolut dan tidak memproduksi atau melakukan impor tehadap jenis
barang lain di mana negara tersebut tidak memiliki
keunggulann absolut terhadap negara lain yang memproduksi barang
sejenis. Dengan kata lain, suatu negara akan mengekspor (impor) suatu jenis
barang jika negara tersebut dapat (tidak dapat) membuatnya lebih efisien atau
murah di bandingkan negara lain. Jadi teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam
penggunaan input, misalnya tenaga kerja, dalam proses produksi sangat
menentukan keunggulan atau daya saing. Tingkat keunggulan diukur berdasarkan
nilai tenaga kerja yang sifatnya homogen.
2).Teori
Keunggulan Komparatif (comparative advantage)
Sering
dijumpai bahwa suatu negara yang efisien dalam memproduksikan suatu barang,
juga efisien dalam memproduksikan barang-barang lain. Ini disebabkan, misalnya
oleh penggunaan teknologi dan mesin-mesin yang lebih efisien atau tenaga kerja
yang trampil. Negara tersebut mempunyai keunggulan mutlak dalam produksi semua
barang. Dalam hal ini, menurut David Ricardo, yang berlaku adalah teori
keunggulan komparatif. Suatu negara hanya akan mengekspor barang yang mempunyai
keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan
komparatif rendah.
3).Teori
Proporsi Faktor Produksi
Dasar
pemikian teori faktor-faktor proporsi dari Hecksher dan Ohlin bahwa perdagangan
antara dua negara terjadi karena adanya perbedaan alam opportunity cost antara
dua negara tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor
produksi yang dimilikinya. Misalnya, Indonesia tanah lebih luas dan bahan-bahan
baku serta tenaga kerja (unskilled) lebih banyak dari pada Singapura. Sedangkan
di Singapura memiliki tenaga kerja (skilled) lebih banyak. Jadi teori ini
menyatakan bahwa suatu negara akan atau sebaiknya mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif banyak (harga relatif faktor produksi
tersebut murah), sehingga barang-barang tersebut harganya murah. Indonesia
sebaiknya mengekspor barang-barang yang padat karya atau padat bahan baku yang
melimpah, seperti minyak dan komoditi pertanian.
ü Teori Perdagangan Modern
1.
Teori Keunggulan Kompetitif (competitive advantage)
The
Competitive Advantage of Nations, 1990 yang dikemukakan oleh Michael E. Porter
adalah tentang tidak adanya korelasi langsung antara dua faktor
produksi (sumber daya alam yang tinggi dan sumber daya manusia yang murah) yang
dimiliki suatu negara untuk dimanfaatkan menjadi keunggulan daya saing dalam
perdagangan. Ada empat atribut utama yang menentukan mengapa industri tertentu
dalam suatu negara dapat mencapai sukses internasional :
1) Kondisi
faktor produksi
2) Kondisi
permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri
3) Eksistensi
industri pendukung, serta
4) Kondisi
persaingan dan struktur perusahaan dalam negeri
Selain
itu, pemerintah juga berperan sentral dalam pembentukan keunggulan kompetitif.
Kebijakan seperti anti trust, regulasi, deregulasi atau pembeli juga sangat
mempengaruhi persaingan ini.
2.Pendekatan
Alternatif Dalam Teori Perdagangan
Apa
yang telah diuraikan di atas adalah teori atau pandangan mengenai perdagangan
internasional dari para ekonom yang disebut “main – stream economics” yang
bersumber dari pandangan kaum Klasikd an Nekolasik, yang tidak lain adalah ilmu
ekonomi “liberal” (liberal economics). Dalam kenyataan, menurut pandangan ini,
selalu terdapat perbedaan “kekuatan ekonomi” pihak-pihak yang melakukan
perdagangan (hubungan ekonomi), ada unsur “kekuasaan monopoli” (monopolistic
power), yang bisa meerusak harmoni dan keseimbangan seperti yang digambarkan
teori Neoklasik, yang menimbulkan ketidakmerataan dalam pembanguan manfaat
perdagangan bisa beraneka ragam.
Nama : Putu Aditya Putra Irawan
NIM/Absen : 1515251013/11
D.Hutang Luar Negeri
Hutang
luar negeri diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa ataupun
dalam bentuk devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa
yang diterima dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PPHLN) yang harus
dibayar kembali dengan persyaratan tetentu atau hutang luar negeri adalah
sumber pembiayaan negara yang berasal dari negara asing, badan/lembaga keuangan
internasional atau dari pasar uang internasional yang berbentuk devisa, barang,
dan atau jasa termasuk penjaminan yang mengakibatkan pembayaran di masa yang
akan datang yang harus dibayar kembali sesuai kesepakatan bersama.
Dalam
rangka pencapaian tujuan suatu negara maka diperlu adanya program-program
pembangunan yang berkesinambungan dengan dana yang tidak sedikit jumlahnya.
Salah satu syarat utama untuk mencapai tujuan pembangunan adalah cukup
tersedianya dana investasi. Kebutuhan dana investasi tersebut secara ideal
seharusnya dapat dibiayai dari dana (tabungan) dalam negeri. Tetapi dalam
kenyataannya seperti negara berkembang lainnya, Indonesia masih menghadapi
masalah keterbatasan modal dalam negeri yang dibutuhkan untuk pembiayaan
pembangunan. Hal tersebut tercermin dengan adanya kesenjangan antara
tabungan dalam negeri dengan dana investasi yang diperlukan. Untuk menutup
investasi yang diperlukan ini, pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber
pembiayaan pembangunan ekonomi Indonesia. Di samping itu, pinjaman luar negeri
diperlukan dalam upaya menutup kesenjangan antara kebutuhan valuta asing yang
telah ditargetkan dengan devisa yang diperoleh dari penerimaan hasil kegiatan
ekspor.
Factor
penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia secara umum
yaitu:
1.Defisit Transaksi Berjalan (TB)
TB
merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri
dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi
total perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara
ekspor dan impor, pembayaran transfer. Transaksi berjalan yang menurun tiap
tahunnya, sebenarnya masih surplus, artinya seharusnya tidak perlu melakukan
pinjaman utang. Tetapi ada peramalan-peramalan yang mengatakan triwulan kedepan
defisit sehingga dibutuhkan utang pinjaman luar negeri, akhirnya indonesia
kembali berhutang dan semakin menambah hutang Indonesia terhadap luarg negeri.
Dalam hal ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan sekali. Kebijaksanaa dalam
menyelesaikan masalah juga sangat dibutuhkan. Dimana pemerintah seharusnya
memaksimalkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia agar menimimalisir
import dari luar negeri dan juga mengurangi pinjaman laur negeri.
2.Meningkatnya kebutuhan investasi
Investasi
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang
akan datang. Di samping kelangkaan dana, meningkatnya utang LN juga didorong
oleh perbedaan tingkat suku bunga. Hal yang paling tidak dapat dihindari disini
adalah perbedaan tingkat suku bunga, hal ini sangat berpengaruh sekali dimana
rupiah sebagai mata uang Indonesia nilai mata uangnya jauh di banding
negara-negara asing. Sehingga cukup sulit untuk mengendalikan hutang luar
negeri. Karena meningkatnyasemakin meningkatnya investasi yang terjadi, hal itu
yang mendorong Indonesia untuk berhutang karena tingkat suku bunga yang berbeda
tersebut.
3.Meningkatnya Inflasi
inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Laju inflasi mempengaruhi tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi
merupakan komponen suku bunga nominal. Dengan rendahnya suku bunga maka minat
orang untuk berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja
negaranya melalui pinjaman luar negeri. Karena minat orang Indonesia rendah
pemerintah terpaksa melakukan utang luar negeri, kenaikan harga-harga barang
yang terus-menerus inilah yang menyebabkan orang enggan untuk berinvestasi.
4.Struktur perekonomian tidak
efisien - dengan alat ukur ICOR
Incremental
capital output ratio (ICOR) adalah rasio antara investasi di tahun yang lalu
dengan pertumbuhan output (PDRB). ICOR mencapai 4,9 (1984 – 2011) yang
seharusnya antara 3 – 3.5. Jadi ada pemborosan sekitar 30%, karena tidak
efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan invetasi besar. Hal ini akan
mendorong utang luar negeri.
o
Dampak
Hutang Luar Negeri Indonesia
Pertama,
dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik. Kedua, dampak
yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat
keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi
pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya indikator-indikator baku yang
ditetapkan oleh Negera-negara donor, seperti arah pembangunan yang ditentukan.
Baik motifnya politis maupun motif ekonomi itu sendiri.
a. Dampak
positif
Dalam
jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam
upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan
oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar.
Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan
menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat
dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu,
hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Membantu
dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2) Sebagai
penurunan biaya bunga APBN
3) Sebagai
sumber investasi swasta
4) Sebagai
pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5) Berguna
untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara
b.
Dampak Negatif
Dalam
jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan
ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah
jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN, karena utang
luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya, dan masih banyak
akibat jangka panjang yang ditimbulkan pijaman luar negeri ini.
E.Neraca Pembayaran
Neraca
pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi
internasional antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya dalam
jangka waktu tertentu.
Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional
Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional
·
Tujuan
Neraca Pembayaran
Penyusunan
neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut:
a) Sebagai
bahan keterangan kepada pemerintah mengenai posisi internasional negara yang
bersangkutan.
b) Sebagai
bahan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan dibidang pilitik perdagangan
dari urusan pembayarannya.
c) Sebagai
bahan untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang politik
moneter dan fiskal.
Sementara fungsi neraca pembayaran adalah sebagai berikut.
§ Sebagai
suatu alat pembukuan dan alat pembayaran luar negeri agar pemerintah dapat
mengambil keputusan, apakah negara dapat melanjutkan masuknya barang-barang
luar negeri dan dapat menyelesaikan pembayaran tepat pada waktunya.
§ Sebagai
suatu alat untuk menjelaskan pengaruh dan trnsaksi luar negeri terhadap
pendapatan nasional.
§ Sebagai
suatu alat untuk mengukur keadaan perekonomian dalam hubungan internasional
dari suatu negara.
§ Sebagai
suatu alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.
>
Komponen
Neraca Pembayaran
Neraca
pembayaran dibagi kedalam empat komponen sebagai berikut:
Neraca
perdagangan/Neraca Barang.
Neraca
perdagangan yaitu selisih nilai ekspor dan impor barang. Neraca perdagangan
termasuk kategori neraca berjalan atau Current Acount. Neraca perdagangan
Indonesia umumnya mengalami surplus, artinya nilai ekspor melebihi nilai
impor.
Neraca
Jasa-jasa.
Neraca
jasa-jasa yaitu selisih antara ekspor jasa dan impor jasa. Neraca jasa termasuk
kategori neraca berjalan atau Current Acount Neraca jasa Indonesia selalu
mengalami defisit dan defisitnya lebih besar dari surplus pada neraca
perdagangan.
Neraca
Modal
Neraca
modal atau Capital Account merupakan selisih antara aliran modal masuk dan
modal keluar. Selama masa krisis ekonomi terlihat neraca modal Indonesia
negatif karena banyaknya arus modal jangka pendek ke luar negeri.
Neraca
Emas
Neraca
Emas atau Gold Account adalah transaksi emas ebagai alat bayar atas uang,
sedangkan transaksi non monetary gold termasuk ke dalam kategori current
account karena diperlukan sebagai barang komoditas biasa.
No comments:
Post a Comment