KLIK gambar untuk menutup Iklan

Monday, March 16, 2015

AKUNTANSI HOTEL - Membandingkan, mendesain, dan menyimpulkan bagan alur prosedur pembelian pada hotel Bagian yang terlibat

Membandingkan, mendesain, dan menyimpulkan bagan alur prosedur pembelian pada hotel
Bagian yang terlibat

Bagian yang terlibat dalam proses pengadaan bahan adalah:
1.                  Departemen yang memerlukan barang
2.                  Gudang (general store/storeroom)
3.                  Pembelian (purchasing)
4.                  Penerimaan (receiving)
5.                  Cost control
6.                  Account payable (hutang usaha)
Dokumen yang digunakan
1.  Purchase requisition (PR), formulir yang mencatat permintaan pembelian barang yang biasanya disiapkan gudang atau departemen outlet atas dasar persediaan minimum.
2. Purchase order (PO), formulir yang mencatat pemesanan pemesanan barang untuk kebutuhan operasional hotel.
3.  Memorandum invoice (MI), pencatatan pembelian barang yang diterima dari supplier sebagai tanda bukti barang tersebut sudah diterima dengan baik.
4. Daily receiving report (DDR), adalah rekapitulasi pencatatan penerimaan barang untuk kebutuhan operasional hotel.
5. Quotation analysis price, merupakan daftar harga dari barang-barang yang akan dibeli yang digunakan sebagai pembanding.
6.  Bincard, merupakan kartu barang yang menyebutkan nama barang., barang masuk, barang keluar, serta sisa barang.

7. Cardex, adalah kartu barang yang menyebutkan nama barang, ukurannya, harga satuan, barang masuk, barang keluar, dan sisa barang. Cardex digunakan sebagai alat kontrol oleh cost control.

Prosedur pembelian persediaan (penjelasan bagan alur pembelian)
1.   PR dibuat oleh departemen yang memerlukan barang, jika barang yang diperlukan tidak tersedia di gudang, atau PR juga bisa dibuat oleh bagian gudang, jika barang yang tersedia di gudang sudah mencapai persediaan minimum. PR pada umumnya dibuat dalam 3 rangkap yang kemudian didistribusikan pada:
-          Cost control, sebagai alat kontrol
-          Purchasing, sebagai dasar untuk membuat PO
-          Gudang atau departemen yang memerlukan
2.    Berdasarkan PR yang dibuat, bagian pembelian akan membuat PO di mana harus mendapatkan persetujuan dari Accounting Departement Head dan General Manager, dan didukung dengan quotation analysis price. PO pada umumnya dibuat dalam 5 rangkap yang didistribusikan pada:
-          Supplier untuk ditunjuk
-          Cost control, sebagai kontrol
-          Gudang, sebagai informasi pembelian
-          Account payable, sebagai dasar untuk mencatat hutang
-          Purchasing, sebagai arsip
3.                  Supplier menyiapkan barang yang diminta berdasarkan PO yang diterima, setelah barang siap, dan disertai dengan invoice, dikirim ke hotel.
4.                  Penerimaan barang dalam hotel dilakukan oleh bagian penerimaan barang, setelah barang yang datang dicek, bagian penerimaan menyiapkan MI dan meminta persetujuan dari:
-          Bagian gudang untuk persetujuan tentang jumlah dan kuantitasnya
-          Cost control untuk persetujuan harga
-          Bagian penerimaan barang untuk tanda terima barang
            ML pada umumnya dibuat dalam beberapa rangkap sesuai kebutuhan, tapi ada yang membuat dalam 5 rangkap dengan distribusi sebagai berikut:
-          Cost control, sebagai kontrol
-          Gudang, sebagai informasi
-          Purchasing, sebagai arsip
-          Account payable, sebagai dasar mencatat hutang
-          Supplier, sebagai pendukung penagihan
5.  Bagian gudang setelah menerima barang dari bagian penerimaan, kemudian menyimpan barang dan mencatatnya pada bincard berdasarkan MI.
6.     Sedangkan cost control berdasarkan salinan PR, PO, MI akan mencatat pembelian tersebut dalam cardex, dan account payable akan mencatatnya pada hutang usaha.
7.  MI setiap hari dipilah per jenis barang (food, beverage, material supplies) oleh bagian penerimaan barang, untuk digunakan sebagai dasar membuat daily receiving report.

Mendesain dan membuat pola jurnal khusus pembelian pada hotel
Proses akuntansi dimulai dari pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum, kemudian posting ke dalam rekening buku besar. Proses tersebut berjalan terus menerus sepanjang tahun buku. Kegiatan semacam itu dapat dilakukan hanya untuk transaksi keuangan yang memiliki frekuensi tidak sering terjadi dan jumlah bukti transaksinya pun tidak banyak. Apabila transaksi yang sejenis memiliki frekuensi dalam kategori sering terjadi dan jumlah transaksinya banyak, cara posting seperti dikemukakan pada pembahasan jurnal umum tidak lagi efisien dan kurang praktis. Kondisi ini biasanya terjadi pada perusahaan besar ataupun satuan usaha yang mulai berkembang pesat.
Oleh karena itu, bertolak dari jurnal umum yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi sejenis dalam jumlah frekuensi yang cukup sering, dapat dibuatkan jurnal yang mempunyai bentuk khusus. Jurnal tersebut sering dinamakan jurnal khusus. Transaksi-transaksi yang dapat dicatat dalam jurnal khusus misalnya transaksi penerimaan kas, transaksi pengeluaran kas, transaksi penjualan kredit, dan transaksi pembelian kredit. Setelah pencatatan dalam jurnal khusus tersebut selanjutnya diposting ke dalam rekening buku yang dilakukan secara periodik, biasanya setiap bulan sekali.
Secara umum jurnal khusus dalam akuntansi terdiri atas:
1.                  Jurnal penjualan barang dagangan, untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit.
2.                  Jurnal pembelian barang dagangan, untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan yang dilakukan secara kredit.
3.                  Jurnal penerimaan kas, untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas atau uang tunai.
4.                  Jurnal pengeluaran kas, untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas atau uang tunai.
Jurnal umum, untuk mencatat semua transaksi yang tidak dapat dicatat ke dalam keempat jurnal di atas.

Membandingkan, mendesain, dan menyimpulkan bagan alur prosedur penggunaan dairy product khususnya food and beverage pada hotel
Bagian yang terlibat:
1.      Departemen
2.      Gudang
3.      Cost control
Dokumen yang digunakan
1.      Storeroom requisition (SR), biasanya dibuat untuk masing-masing jenis persediaan, seperti makanan, minuman, material, SR digunakan sebagai bukti pengeluaran barang dari gudang dan sebagai dasar pembebanan biaya departemen.
2.      Bincard, merupakan kartu barang yang menyebutkan nama barang, barang masuk, barang keluar serta sisa barang.
3.      Cardex, adalah kartu barang yang menyebutkan nama barang, ukurannya, harga satuan, barang masuk, barang keluar, dan sisa barang. Cardex digunakan sebagai alat kontrol oleh cost control.
Laporan yang dihasilkan
1.      General food,beverage cost, yang berisi perhitungan biaya makanan dan minuman.
2.      Stock opname report, laporan yang menjelaskan tentang hasil inventarisasi persediaan pada akhir periode, untuk dipakai sebagai dasar mencocokkan dengan saldo akhir pada cardex/bincard.
3.      Cost reconciliation, merupakan rekonsiliasi atas pengeluaran biaya makanan dan minuman, yang akan dipakai sebagai dasar menghitung food/beverage cost.
4.      Flash cost/daily food cost, merupakan laporan yang menunjukkan perbandingan antara total sales dengan total cost

Prosedur penggunaan persediaan
1.      Departemen yang memerlukan barang menyiapkan SR yang berisi tentang jenis dan jumlah satuan dari barang yang diperlukan, dimana SR tersebut harus disetujui oleh head departemen, yang kemudian diserahkan ke bagian gudang.
2.      Gudang akan mengecek dan menyiapkan barang yang diminta, kemudian menyerahkan barang dan memintatanda terima dari petugas yang menerima barang tersebut, setelah itu bagian gudang akan menandatangani SR tersebut. SR pada umumnya dibuat dalam rangkap 3 dengan distribusi sebagai berikut:
a.       Cost control, sebagai dasar mencatat pada cardex
b.      Gudang
c.       Departemen yang memerlukan  barang, sebagai arsip

No comments:

Post a Comment