Penentuan Kebutuhan Investasi
Publik
Penentuan kebutuhan investasi
publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang akan ditetapkan bagi masing-masing
unit organisasi. Analisis yang mendalam sebelum dilakukan investasi sangat
penting dilakukan karena investasi publik berkaitan erat dengan masalah
transparansi dan kewajaran anggaran.
Ada beberapa cara dalam
menggolongkan usul-usul Investasi. Salah satu penggolongannya adalah:
1. Investasi penggantian
Pengeluaran untuk penggantian
barang modal mengikuti pola umur manfaat barang modal. Bila umur ekonomi barang
modal telah habis, maka perlu pembelian barang modal baru untuk penggantinya.
Penilaian investasi publik perlu mempertimbangkan umur teknis dan umur ekonomis
dari barang modal yang akan dibeli. Umur ekonomi terkait dengan perkiraan waktu
efektif suatu barang modal dapat memberikan manfaat, sedangkan umur teknis
terkait dengan kemampuan barang modal dalam memberikan manfaat hingga tidak
mampu lagi memberikan manfaat. Jadi umur teknis suatu barang modal bisa lebih
lama daripada umur ekonominya. Bila barang modal telah usang dan tidak mampu
lagi memberikan manfaat, berarti umur teknis barang modal tersebut telah habis.
2. Investasi penambahan kapasitas
Investasi penambahan barang modal perlu dilakukan bila terjadi
tuntutan peningkatan cakupan pelayanan. Jumlah penambahan unit barang modal
ditentukan oleh produktivitas barang modal yang ada saat ini ada. Produktivitas barang modal diukur berdasarkan
rasio antara input dengan output yang dihasilkan. Rasio ini pada dasarnya
mencerminkan tingkat efisiensi barang modal yang bersangkutan. Jika suatu
barang modal sudah kurang (tidak) efisien lagi, sementara terjadi kenaikan
cakupan pelayanan yang harus dilakukan pemerintah, maka pemerintah harus
mempertimbangkan untuk melakukan investasi penambahan kapasitas.
3. Investasi baru
Investasi dapat juga berupa
investasi baru yang belum ada sebelumnya. Untuk jenis investasi baru, maka
pertimbangan mengenai aspek teknis, ekonomis, sosial-budaya, dan aspek
distribusi harus mendapat perhatian lebih besar.
Pengeluaran investasi untuk
penggantian barang modal mengikuti pola umur manfaat barang modal. Bila umur
ekonomi barang modal telah habis, maka perlu pembelian barang modal baru untuk
menggantinyaJadi umur teknis suatu barang modal bisa lebih lama daripada umur
ekonominya. Bila barang modal telah usang dan tidak mampu lagi memberi¬kan
manfaat, berarti umur teknis barang modal tersebut telah habis.
Investasi penambahan barang modal
perlu dilakukan bila terjadi tuntutan peningkat-an cakupan pelayanan. Jumlah
penambahan unit barang modal ditentukan oleh produktivitas barang modal yang
saat ini ada. Produktivitas barang modal diukur berdasarkan rasio antara input
dengan output yang dihasilkan.
Investasi dapat juga berupa
investasi baru yang belum ada sebelumnya. Untuk jenis investasi baru, maka
pertimbangan mengenai aspek teknis, ekonomi, sosial-budaya, dan aspek
distribusi harus mendapat perhatian lebih besar.
B. PENGELOLAAN DANA INVESTASI PUBLIK
Latar Belakang Investasi Pemerintah
1. Pemerintah memiliki kewajiban untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara seluas-luasnya. Hal ini didasari
dengan pembukaan UUD 1945 yang terdapat dalam aline IV yang berbunyi “. . .
.Meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa …” itulah
beberapa dari tujuan negara ini secara umum. Jadi, secara tidak langsung,
diharapkan bahwa investasi yang dilakukan pemerintah bisa membantu mewujudkan
tujuan-tujuan negara Indonesia.
2. Karena adanya perkembangan pembangunan,
pemerintah memanfaatkan sebagian pendapatan yang diterima untuk investasi.
Pembangunan di Indonesia berjalan sangat cepat, hal ini disebabkan bahwa
Indonesia merupakan negara berkembang. Artinya, dalam masa seperti saat ini,
Indonesia sangatlah membutuhkan pembangunan, baik structural maupun fungsional.
Nah, dari pembangunan tsb, tentunya ada keuntungan meskipun tidak banyak yang
dapat dimanfaatkan untuk investasi. It’s work !
3. Pemerintah berusaha untuk memperoleh
keuntungan denga menanamkan investasi.Karena untuk memenuhi tujuan bernegara
yang harus dipenuhi oleh pemerintah, pemerintah membutuhkan banyak dana. Dengan
berinvestasi, pemerintah berharap bahwa mereka bisa dengan sigap dalam
memanajemen aliran kas mereka, sehingga tujuan mulia negara bisa terealisasi
dalam waktu yang cepat.
4. Memperluas investasi langsung di
bidang infrastruktur dan di bidang lainnya.Maksud dari tujuan ini adalah,
pemerintah secara perlahan memberikan pengaruhnya dalam bidang infrastruktur
dan bidang lainnya agar dapat memobilisasi tingkat pertumbuhan kegiatan ekonomi
yang kelak akan bisa membantu percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat.
5. Memberikan peluang kerja sama dalam
berinvestasi Dengan ikutnya pemerintah sebagai investor, maka pemerintah akan
juga membuat peluang kerja sama. Hal ini berperan penting dalam meningkatkan
hubungan kemitraan yang baik dengan investor non-pemerintah dan diyakini akan
mampu meningkatkan tingkat kepercayaan mereka terhadap pemerintah dan juga
tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Definisi Investasi Pemerintah
Penempatan sejumlah dana dan/atau
barangàMenurut PP Nomor 1 Tahun 2008
dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan
investasi langsung untuk memperoleh manfaat ekonomi, social dan/atau manfaat
lainnya.
Dari definisi tentang Investasi
Pemerintah tersebut ada 2 jenis investasi yang bisa kita lihat di sana, yakni :
Ø
Investasi langsung : Penyertaan Modal Pemerintah dan Pemberian Pinjaman.
Ø
Investasi surat berharga : Pembelian saham dan pembelian obligasi.
(dilakukan oleh PIP [eselon II dari Setjen]
C. BIDANG-BIDANG INVESTASI SEKTOR PUBLIK
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Investasi Publik
Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam analisis investasi publik adalah:
a. Tingkat diskonto yang digunakan
b. Tingkat inflasi
c. Risiko dan ketidakpastian
d. Capital rationing
a. Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto merefleksikan
tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat
risiko tertentu. Jika suatu proyek tidak memberikan keuntungan yang disyaratkan
(required rate of return), maka proyek tersebut harus ditolak. Penghitungan
tingkat diskonto merupakan bagian yang cukup kompleks dalam analisis investasi.
Pada sektor swasta terdapat dua
sumber pendanaan, yaitu pembiayaan modal (equity finance) dan pembiayaan utang
(debt finance), Biaya modal total dapat dinyatakan dalam bentuk biaya modal
rata-rata tertimbang dengan rumus:
K0=Ke.(E/V) + Kd.(l-T).(D/V)
Dalam hal ini:
K0 = biaya modal total
Ke = biaya modal (tingkat
keuntungan yang disyaratkan atas investasi modal)
Kd = biaya utang (tingkat
keuntungan yang disyaratkan atas investasi utang)
T = Tingkat pajak
E = Harga pasar saham
D = harga pasar surat berharga utang
V = E + D = nilai pasar perusahaan secara
keseluruhan
Salah satu pendekatan yang dapat
dilakukan adalah dengan menyatakan social discount rate sebagai suatu tingkat
yang merefleksikan preferensi masyarakat terhadap manfaat saat ini atas manfaat
yang akan diterima di masa yang akan datang, atau disebut social time
preference rate (STPR).
b. Inflasi
Penilaian investasi harus
memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi,
semakin rendah nilai riil keuntungan di masa depan yang diharapkan
(expectedfuture returns) sehingga semakin tinggi tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of return semakin
tinggi.
c. Risiko dan Ketidakpastian
Required rate of return akan
semakin tinggi jika risiko investasi naik. Ketidakpastian ekonomi dan hukum,
kekacauan sosial-politik, tidak adanya jaminan keamanan, dan kebi-jakan yang
tidak konsisten dapat meningkatkan risiko investasi. Faktor-faktor tersebut
menyumbang risiko investasi suatu negara (country risk) yang jika sudah sangat
parah dapat mengarah pada kategori default country. Terjaminnya keamanan
berinvestasi, penegakan hukum dan demokrasi, terjaminnya property right dan
contract right dapat menurunkari risiko investasi.
d. Capital Rationin
Capital Rationing: keadaan ketika
organisasi menghadapi masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran
investasi. Pada organisasi sektor publik, selain memperhatikan faktor-faktor di
atas penilaian investasi publik juga harus memperhatikan hal-hal berikut:
v
Tingkat utang pemerintah
v
Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan (social opportunity cost
rate)
v Social time preference rate
Tingkat utang pemerintah adalah
jumlah yang harus dibayarkan pemerintah sehu-bungan dengan perolehan sumber pembiayaan
di luar pajak. Social opportunity cost rate terkait dengan pengertian bahwa
proyek pemerintah harus dapat menghasilkan tingkat keuntungan (return) yang
minimal sama dengan tingkat keuntungan proyek sektor swasta dengan peng-gunaan
dana yang sama. Sedangkan social time preference rate merefleksikan tingkat
keuntungan yang disyaratkan oleh masyarakat jika menunda konsumsi saat ini
untuk kepentingan konsumsi di masa depan.
Bidang investasi pemerintah yang
dapat dibiayai dengan dana investasi meliputi:
1. Pengembangan Jasa Pelayanan Umum;
Investasi pemerintah dalam rangka
pengembangan jasa pelayanan umum untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi
kegiatan usaha masyarakat. Investasi pemerintah tersebut antara lain meliputi:
• Layanan Transportasi;
• Layanan Jalan Tol;
• Layanan Pengairan;
• Layanan Telekomunikasi;
• Layanan Energi;
• Layanan Air Bersih;
• Layanan Limbah; Dan
• Layanan Minyak Dan Gas Bumi.
2. Pengembangan Akses Pelayanan Pembiayaan
Bagi Kegiatan Usaha Masyarakat;
Investasi pemerintah dalam rangka
pengembangan akses pelayanan pembiayaan bagi kegiatan usaha masyarakat untuk
meningkatkan pelayanan lembaga pembiayaan bersangkutan bagi kegiatan usaha
masyarakat. Investasi pemerintah tersebut meliputi:
• Investasi Pada Lembaga Pembiayaan
Bank;
• Investasi Pada Lembaga Pembiayaan Non
Bank; Dan
• Koperasi
3. Pengembangan Bidang Usaha BUMN/BUMD;
Investasi pemerintah dalam rangka
pengembangan bidang usaha BUMN/BUMD untuk meningkatkan kinerja BUMN/ BUMD.
4. Pengembangan Bidang Usaha Lainnya Dalam
Rangka Peningkatan Manfaat Ekonomi Bagi Pemerintah
Investasi pemerintah dalam rangka
pengembangan bidang usaha lainnya dilakukan untuk pembelian surat berharga yang
bertujuan untuk mendapatkan manfaat ekonomi. Bidang investasi pemerintah yang
dapat dibiayai dengan dana investasi , harus menghasilkan manfaat investasi
yang terukur bagi pemerintah.
D. SUMBER DANA INVESTASI
Sumber dana Investasi Pemerintah
dapat berasal dari:
• Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara;
• Keuntungan Investasi Terdahulu;
• Dana/Barang Amanat Pihak Lain Yang
Dikelola Oleh Badan Investasi Pemerintah; Dan/Atau
▪ Sumber-Sumber Lainnya Yang Sah.
Sumber dana investasi ditempatkan
pada Rekening Induk Dana Investasi yang ditentukan oleh Menteri Keuangan. tata
cara penyediaan, pencairan, dan pengelolaan dana dalam Rekening Induk. Dana
Investasi diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.
E. RUANG LINGKUP PENGELOLAAN INVESTASI SEKTOR
PUBLIK (PEMERINTAH)
Dilakukan oleh Badan Investasi
Pemerintah/PIP (sekarang) à1. Perencanaan, inisiatif bisa berasal dari PIP
(Surat). à2. Pelaksanaan Investasi
berharga), dilakukan dengan prinsip minimalisasi sumber dana pemerintah.
Dilakukan oleh PIP (kepala/direktur PIP, menyusun portofolio investasi
berdasarkan persetujuan Dirjen Perben). Dilakukan berdasarkan persetujuan
Menkeu c.q Komite Investasi Pemerintah Pusat, Penatausahaan dan
pertanggungjawaban investasi, Pengawasan, Divestasi.
F. ASPEK-ASPEK KELAYAKAN INVESTASI SEKTOR
PUBLIK
Dalam perencanaan dan analisis
investasi harus dipertimbangkan beberapa aspek yang secara bersama-sama
menunjukkan keuntungan atau manfaat yang diperoleh akibat adanya suatu
investasi tertentu.
1. Aspek Teknis.
Aspek teknis merupakan bagian
penting dari analisis investasi yang harus diper-timbangkan. Jika suatu usulan
investasi sudah tidak layak dilihat dari aspek teknisnya, maka usulan tersebut
menduduki prioritas pertama untuk ditolak.
2. Aspek Sosial dan Budaya.
Aspek sosial budaya ini
menyangkut pertim¬bangan pendistribusian pelayanan secara adil dan merata,
sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Aspek sosial
budaya mencakup juga aspek legal dan lingkungan.
3. Aspek Ekonomi dan Finansial
Pertimbangan aspek ekonomi
meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu proyek yang diusulkan akan
memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan perekonomi¬an secara
keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam menentukan penggunaan
sumber-sumber daya yang digunakan.
4. Aspek Distribusi
Keputusan investasi merupakan
keputusan yang perlu dikaitkan dengan masalah distribusi pelayanan publik
secara adil dan merata. Untuk itu perlu diketahui siapa yang akan menerima
manfaat atau keuntungan yang dihasilkan dari proyek investasi.
No comments:
Post a Comment