KONSEP MENGENAI
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Nimran(1997) mengatakan pada dasarnya pengembangan organisasi
adalah suatu pendeka tan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Meskipun teknik yang digunakan berbeda-beda, prosesnya mencakup
tahaptahap sebagai berikut :
1.
Pengenalan
masalah misalnya: konflik antar unit organisasi yang ada, semangat kerja rendah, biaya operasional terus meningkat.
2.
Diagnosis organisasional: manajer puncak mengundang para ahli pengembangan organisasi, lalu keduanya sepakat akan perlunya melakukan diagnosis organisasional, yang diikuti dengan pengumpulan informasi oleh ahli pengembangan organisasi (konsultan).
3.
Pengembangan strategi perubahan, di mana konsultan mengemukakan hasil temuannya dan menawarkan sejumlah alternatif, disertai dengan petunjuk untuk kemudahan proses
pengembangan.
4.
Intervensi,
merupakan langkah yang menyangkut suatu perubahan
atas dasar rekomendasi yang sebelumnya diperoleh melalui pengembangan strategi,
bentuknya berupa perubahan struktur
organisasi, pembentukan tim yang bertugas untuk mendorong semangat
karyawan atau tim yang bertanggung jawab untuk program penekananbiaya.
5.
Pengukuran dan evaluasi, dilakukan setelah beberapa saat pengembangan dilaksanakan misalnya catur wulan, semester atau setahun, tujuannya untuk mengukur efektivitas
upaya pengembangan yang telah dilaksanakan.
2.2
MERANCANG PENGEMBANGAN ORGANISASI /
MERANCANG TEKNIK INTERVENSI
Dari berbagai buku perilaku keorganisasian yang ada, banyak yang telah menyinggung tentang siapa yang menjadi target serta metode/teknik intervensi apa yang ditawarkan dalam pengembangan tersebut. Intervensi adalah langkah khusus yang
diambil dalam menjawab permasalahan yang telah
diidentifikasi sebelumnya melalui kegiatan diagnosa.
Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) mengatakan bahwa
target pengembangan organisasi meliputi sebagai berikut:
1.
Hubungan antar pribadi
2.
Proses kelompok
3.
Proses antar kelompok
4.
Keseluruhan organisasi
Pengembangan organisasi melalui hubungan antar pribadi.
Teknik yang digunakan:
a. Bimbingan dan konseling, dilakukan oleh konsultan dan luar yang sudah
terlatih.
b. Pelatihan kepekaan (sensitivity
training)
Bertujuan untuk
membantu orang-orang dalam mempelajari cara
meningkatkan hubungan antar pribadi. Difokuskan pada emosi bukan konseptual.
Dilakukan melalui training group, bertempat di luar tempat
pekerjaan.
Pengembangan organisasi melalui proses kelompok/antarkelompok.
Teknik
yang dipakai antara lain:
a.
Pertemuan
kelompok diagnostik, yang diikuti oleh hanya unit kerja tertentu, antara atasan
dengan bawahan. Bisa juga mengundang
konsultan luar. Pertemuan menganalisis permasalahan
kelompok, dan merankingnya, dan secarabersama
menemukan solusi.
b.
Pertemuan tim
membangun (Tim Building)
Bertujuan untuk membangun fungsi tim agar lebih baik. Dilakukan di luar tempat kerja dalam beberapa hari. Dengan bantuan konsultan luar, mengidentifikasi masalah, mencari solusi/alternatif pemecahan. Semua anggota mesti berpartisipasi aktif. Keputusan diambil secara konsensus bukan voting.
c.
Teknik analisis peran
Ditentukan kebutuhan peran yang akan dimainkan terlebih
dahulu. Teknik ini meliputi dua tahap. Tahap pertama,
menentukan peran yang akan dimainkan, namanya, mengapa peran itu ada,
bagaimana peran itu ditempatkan dalam mencapai tujuan organisasi.Tahap kedua : penjelasan dan harapan pemegang
jabatan terhadap yang lain.Kedua
tahap tersebut biasanya ditulis di papan tulis dan kemudian didiskusikan,
sampai kelompok dan pemegang jabatan menerimanya.
Pengembangan organisasi secara keseluruhan
Ada tiga cara yang
cukup dikenal secara luas, yakni :
1.
Survei umpan
balik
Memakai kuesioner, dilengkapi dengan observasi dan wawaricara. Data yang diperoleh dipakai untuk menganalisis masalah dan
pengembangan rencana-rencana kegiatan tertentu untuk
memecahkan berbagai masalah organisasi yang ada.
2.
Sistem Empat Likert, mirip dengan survei umpan balik.
Para anggota diminta untuk menjelaskan gaya kepemimpinan melalui kuesioner. Hasilnya disampaikan kepada setiap orang dalam organisasi, terutama kepada para manajer, karena terkait dengan gaya kepemimpinan.
3.
Perubahan
struktur
Meliputi mengubah rentang kendali, dasar departemer sistem wewenang, atau kebijakan organisasi. Biasanya perubahan yang
dibawa adalah bersifat permanen baik kepad a perilaku
individu dan fungsi organisasi. Perubahan struktur dapat dilakukan secara sepihak oleh manajemen
puncak.
2.3
IMPLIKASI MANAJERIAL
Perubahan adalah
suatu keniscayaan yang tidak mungkin dapat dihindari
oeh siapun juga dan organisasi apaun jenisnya. Perubahan
selalu terjadi di mana saja, bahkan dapat dikatakan tidak ada sesuatu yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Obat mujarab
bagi perubahan yang dialami oleh organisasi adalah melalui pengembangan
organisasi, karena perubahan akin selalu
berdampak terhadap terhadap perilaku anggota dart eksistensi, serta masa depan suatu organisasi.
Pengembangan
organisasi sangat erat korelasinya dengan perilaku organisasi. Berangkat dari
sini pemahaman tentang pengembangan organisasi bagi kalangan pengelola maupun
peaksana menjadi sangat penting dan strategis.
Manajer puncak sangat
dituntut untuk selalu sensitif terhadap fenomena perubahan, keputusan yang akan
diambilnya dalam mengembangkan efektifitas organisasi rnelalui
program-program pengembangan yang relevan dengan tuntutan lingkungan,
apakah dengan mengundang pihak luar serta mengkolaborasikannya dengan agen dari
dalam akan sangat
menentukan keberhasilan organisasi yang dipimpinnya
melewati krisis-krisis organisasional yang dipicu olth berubahnya lingkungan
sangat membantu
ReplyDelete