PERSPEKTIF TENTANG PERUBAHAN
Perubahan selalu terjadi di mana saja, bahkan dapat dikatakan
tak ada yang abadi kecuali perubahan tersebut.Perubahan
bersifat universal (di mana saja, kapan saja, serta dihadapi oleh siapa saja. Kekuatan-kekuatan yang
memicu perubahan dapat bersifat eksternal seperti sistem politik, ekonomi, teknologi, pasar dan yang lainnya, ataupun
internal seperti visi, misi, tujuan, kebijakan manajemen dan teknologi baru,
serta sikap dan perilaku para pegawai. Kekuatan baik eksternal dan internal tersebut sering saling
berhubungan.
Reaksi
menghadapi perubahan, berbeda - beda, dan sering mengundang pro dan kontra yang
bila tidak dikelola dengan tepat akan dapat memicu konflik, yang ujung-ujungnya
dapat mempengaruhi efektifitas, efisiensi
dan kesehatan organisasi.Karena itu
pemahaman mengenai proses perubahan, hal - hal yang harus diperhatikan dalam suatu proses perubahan, reaksi
terhadap perubahan, dan cara
memanajemen reaksi tersebut secara efektif perlu dicermati, terutama oleh
pimpinan puncak organisasi. KegaMangan
dalam mengantisipasi serta mengelola
perubahan memililci implikasi manajerial yangcukupsignilikan
Pendekatan melakukan perubahan
1)
Pendekatan kekuasaan sepihak
Atasan melalui kekuasaan dan wewenangnya. dapat menyarankan melakukan perubahan yang dapat dilakukan dengan tiga cara :
a.
Dekrit
b.
Pergantian
c.
Struktur
2)
Pendekatan
bersama
Dilakukan
dengan cara:
a.
keputusan kelompok
b.
pemecahan dalam kelompok
3)
Pendekatan
delegasi
Dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. keputusan kelompok
b. kelompok latihan kepekaan
2.2
DESAKAN UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN /
SUMBER – SUMBER PERUBAHAN
Menurut
Indriyo Gito Sudarmo dan Nyoman Sudita (1997)dua
yaitu :
Dari dalam
1. Perubahan nilai kerja
2. Produk using
3. Masalah proses organisasi
Dari luar :
1.
Persaingan
2.
Perubahan permintaan konsumen
3.
Ketersediaan sumber – sumber
4.
Teknologi
5.
Sosial politik.
Menurut Wilson
(1994), Heifetz (1995) yang dikutip oleh Wustari Mangunjaya dalam tulisannya "Memanajemeni Perubahan di Organisasi" dalam buku Pengembangan Kualitas SDM dari
Persfektif PIO tahun 2001, jugs ada dua, yakni :
Dari dalam
a.
Visi,misi dan filosofi baru.
b.
Strategi baru.
c.
Redifinisi core business.
d.
Restrukturisasi
dan reengineering organisasi.
e.
Kondisi
SDM.
f.
Perubahan budaya organisasi.
Dan luar
a.
Kondisi ekonomi
b.
Nilai - nilai politik
c.
Perubahan kondisi pasar
d.
Teknologi baru
e.
Peraturan baru
f.
Standar dan kualitas baru
2.3
PENOLAKAN TERHADAP PERUBAHAN
1)
Penolakan oleh individu karena:
·
ketakutan akan kehilangan, kegagalan, sesuatu yang tak diketahui.
·
ketidakmampuan beradaptasi.
·
ketidakpercayaan terhadap manajemen.
·
ancaman terhadap keterampilan dan kompetensi.
2)
Penolakan organisasi, karena:
·
ancaman terhadap struktur kekuasaan.
·
keengganan merubah struktur yang sudah stabil.
·
sub sistem/sistem hubungan.
·
biaya besar.
Reaksi dan perilaku penolakan menurut Maurer (1996) yang dikutip oleh Wustari Mangunjaya (2001) dapat dibagi menjadi beberapa
katagori sebagai berikut.
a. Tertutup, penolakan dilakukan secara tertutup atau memang sengaja ditutupi sehingga perubahan kurang mendapat dukungan.
b. Terbuka, rnereka yang menolak perubahan mengekspresikan pandangannya secara terbuka. Lebih mudah dipecahkan ketimbang yang tertutup.
c. Tidak disadari, penolakan ini terjadi biasanya karena informasi yang
salah, kurangnya pelatihan, atau rutinitas kerja
yang telah tertanam dengan kuat.
d. Disadari, penolakan yang termotivasi secara sadar, karenapandangan mereka
yang negatif terhadap perubahan.
Bentuk-bentuk
penolakan terhadap perubahan menurut Galpin (1996) yang
dikutip oleh Wustari Mangunjaya (2001) antara lain sebagai berikut :
a. Mempertanyakan teori, pendekatan, dan metode.
b. Menolak adanya masalah.
c. Secara terus menerus menanyakan detil dan keterangan.
d. Memberikan berbagi macam alasan penolakan.
e. Menyatakan bahwa waktu perubahan tidak tepat.
f. Menanyakan masalah praktis atau kelayakan dan rencana.
g. Menyatakan bahwa hal ini pernah dilakukan sebelumnya dan gagal.
h. Menanyakan penelitian awal dan dalam skala yang besar.
i. Pasif, diam dan
mengacuhkan rencana perubahan.
j. Berpura-pura tidak punya waktu, marah, kesal, dan mencari kambing hitam.
2.4
STRATEGI
MENGATASI PENOLAKAN TERHADAP PERUBAHAN
Banyak penulis
Perilaku Keorganisasian yang menawarkan strategi/metode yang
dapat digunakan dalam mengatasi penolakan terhadap perubahan, yang bila dipilah
adalah sebagai berikut.
1.
Pendidikan dan Komunikasi
Jelaskan hakekat perubahan, mengapa perubahan perlu dilakukan, Jelaskan masalah yang berkaitan dengan perubahan, berikan pemahaman yang logis dan rasionalmengenai perubahan.Dilakukan bila terjadi adanya kekurangan informasi dan informasi yang akurat mengenai perubahan.
2.
Keterlibatan dan
Partisipasi
Libatkan
bawahan dalam melakukan perubahan. Dilakukan
bila pemilik gagasan tidak memiliki semua informasi yang diperlukan untuk mendesain perubahan.
3.
Dukungan
Bangkitkan dukungan, dengarkan kekhawatiran pekerja dan berikan respon untuk menghilangkan kekhawatiran. Dilakukan bila orang-orang menentang adanya penyesuaian permasalahan.
4.
Insentif dan Negosiasi
Persetujuan dengan pekerja, menawarkan tambahaninsentif karenapersetujuannya/dukungannya.Dilakukan
bila seseorang/kelompok memilikikekuasaan yang kuat untuk
menentang.
5.
Manipulasi Pemilihan
Informasi dimanipulasi sehingga pekerja hanya menerima informasi yang dapat mendorong penerimaan terhadap perubahan.Dilakukan bila tidak ada pilihan dalam proses perubahan.
6.
Paksaan
Memaksa pekerja untuk menerima perubahan dengan mengancarnnya.Dilakukan
bila orang yang memiliki inisiatif mengadakan perubahan
memiliki kekuasaan yang besar.
2.5
AGEN PERUBAHAN
Banyak pakar
yang telah memberikan pengertian tentang agen perubahan tersebut, tetapi bila
diambil kesimpulannya bahwa agen perubahan
tersebut adalah orang-orang dapat berupa konsultan, manajer baru,
manajer senior yangmempunyai
perspektif baru, mampu menciptakan efisiensi, efektivitas dan
kesehatan organisasi di dalam perubahan atau pengembangan organisasi atau orang-orang yang membawa gagasan
baru dan pendapat / solusi yang membantu anggota organisasi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh organisasi sehingga organisasi apat berubah
menjadi efisien, efektif dan sehat".
Peranagen
perubahan, antara lain :
1.
Menyediakan
bantuan teknis, spesialis atau nasehat dalam mengelola
upaya perubahan.
2.
Mendiagnosa kebutuhan atau masalah perubahan.
3.
Merencanakan dan memimpin kegiatan pelatihan.
4.
Katalisator dalam menunjang perubahan internal.
5.
Menvumbangkan
pengetahuan demi mengelola pengembangan organisasi.
Jenis-jenis agen perubahan antara lain :
a. Agen perubahan internal
Adalah staf ahli dari dalam organisasi sendiri yang secara khusus dilatih untuk melakukan pengembangan organisasi.
Keunggulan agen perubahan internal:
(1). Memahami organisasi secara mendalam
(2). Dapatmelakukan hubungan dan kepercayaan yang diperlukan dalamperubahan.
Kelemahannya:
Sering dianggap sebagai agen yang hanya melihat permasalahan dari sisi manajemen saja.
b.
Agen perubahan eksternal
Adalah
individu dari luar organisasi yang diminta atau ditugasi untuk memberikan usulan tentang perubahan.
Keuntungan agen
perubahan eksternal:
(1). Dapat
memandang permasalahan lebih obyektif.
(2). Dapat membawa
gagasan baru
(3). Pekerja lebih terbuka
mengemukakan permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi.
(4). Pekerja lebih
percaya pada kemampuan orang luar daripada
orang dalam.
Kelemahannya:
(1). Sulit
menanarnkan rasa kepercayaan
(2). Kurang
pemahamannya terhadap organisasi sehingga kurang mampu melihatpermasalahan
secara proporsional.
(3). Cenderung memberikan rekomendasi
perubahan yang drastis.
c.
Agen perubahan eksternal – internal
Adalah berusaha memadukan orang-orang dari dalam dan dari luar
organisasi dengan mengambil manfaat atau kelebihan
dan mengurangi kelemahan dari agen perubahan internal dan eksternal.Dengan memadukan antara orang luar yang
umumnya memiliki keahlian, pengalaman dan
wawasan baru dengan orangdalam yang
mengetahui organisasi dan permasalahannya
secara mendalam sehingga perubahan yang
direkomendasikan cenderung dapat diterima semua pihak.
Model yang
digunakan oleh agen perubahan untuk melaksanakan
perubahan menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita
(1997) adalah sebagai berikut :
1.
Model
kesehatan (diagnosa masalah dan merekomendasitindakan).
2.
Model dokter-pasien (merekomendasi aktivitas untukmeningkatkan prestasi).
3.
Model rekayasa (agen perubahan mencetuskan ide baru untuk
melakukan perubahan rnisalnya merancang program imbalan baru).
4.
Model proses (kerjasama antara manajemen dengan agen perubahan untuk
melakukan perubahan).
No comments:
Post a Comment