KLIK gambar untuk menutup Iklan

Thursday, September 29, 2016

PENGERTIAN ALIRAN MERKANTILIS



1.      LATAR BELAKANG ALIRAN MERKANTILIS

Merkantilisme adalah praktik dan teori ekonomi, yang dominan di Eropa dari 16 ke abad ke-18, yang dipromosikan lewat peraturan ekonomi pemerintahan suatu negara untuk tujuan menambah kekuasaan negara dengan mengorbankan kekuatan nasional saingannya. Ini adalah mitra dari politik ekonomi absolutisme atau monarki absolut. Merkantilisme termasuk kebijakan ekonomi nasional yang bertujuan untuk mengumpulkan cadangan moneter melalui keseimbangan perdagangan positif, terutama barang jadi. Secara historis, kebijakan tersebut sering menyebabkan perang dan juga termotivasi untuk melakukan ekspansi kolonial. Teori merkantilis bervariasi dalam penerapannya terkini dari satu penulis ke yang penulis lain dan telah berkembang dari waktu ke waktu. Tarif tinggi, terutama pada barang-barang manufaktur, merupakan fitur yang hampir universal dari kebijakan merkantilis. Kebijakan lainnya termasuk:
1.             menciptakan koloni di luar negeri;
2.             melarang daerah koloni untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara lain;
3.             memonopoli pasar dengan port pokok;
4.             melarang ekspor emas dan perak, bahkan untuk alat pembayaran;
5.             melarang perdagangan untuk dibawa dalam kapal asing;
6.             subsidi ekspor;
7.             mempromosikan manufaktur melalui penelitian atau subsidi langsung;
8.             membatasi upah;
9.             memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri; dan
10.          membatasi konsumsi domestik melalui hambatan non-tarif untuk perdagangan.
Atau dapat dikatakan suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era di mana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.
Istilah "sistem dagang" digunakan oleh kritikus terkemuka, Adam Smith,[3] tetapi "merkantilisme" telah digunakan sebelumnya oleh Mirabeau. Sementara banyak negara menerapkan teori ini, satu contoh adalah Perancis, ekonomi negara paling penting di Eropa pada saat itu. Raja Louis XIV mengikuti bimbingan Jean Baptiste Colbert, umumnya pengendalian keuangan (1662-1683). Ditetapkan bahwa negara harus memerintah di bidang ekonomi seperti yang terjadi di diplomatik, dan bahwa kepentingan negara seperti yang diidentifikasi oleh raja yang unggul dari pedagang dan orang lain. Tujuan dari kebijakan ekonomi merkantilis adalah untuk membangun negara, terutama di usia perang gencarnya, dan negara harus mencari cara untuk memperkuat ekonomi dan melemahkan musuh asing.

2.      PEMIKIRAN EKONOMI KAUM MERKANTILIS

Merkantilisme berkembang pada abat ke-15 sampai 17, dan berasal dari kata merchand yang artinya pedagang. Walaupun para ahli masih meragukan apakah merkantilisme benar merupan suatu aliran/mashab atau bukan, namun aliran ini memiliki dampak yang besar dalam perkembangan teori ekonomi.
Aliran ini timbul pada masa ketika perdagangan antar negara semakin berkembang pesat. Kalau di masa sebelumnya masyarakat dapat mencukupi kebutuhannya dengan dengan memproduksi sendiri, pada masa merkantilisme ini berkembang paham bahwa jika sebuah negara hendak maju, maka negara tersebut harus melakukan perdagangan dengan negara lain, surplus perdagangan berupa emas dan perak yang diterima merupakan sumber kekayaan negara.
Berdasarkan pandangan baru kaum merkantilisme yang berkembang pesat pada zaman itu, banyak negara Eropa yang membangun perekonomiannya dengan upaya ekspor ke negara lain, dan sedapat mungkin mengurangi impor. Paham yang di anut kaum merkantilisme adalah sebagai berikut:
  1. surplus perdagangan suatu negara merupakan tanda kekayaan negara tersebut
  2. pemilikan logam mulia berarti pemilikan kekayaan
  3. dalam suatu transaksi perdagangan, akan ada pihak yang mendapat keuntungan dan ada pihak yang menderita kerugian.

Tokoh-tokoh Merkantilisme

1.      Thomas Mun
Dalam bukunya yang berjudul “England Treasure by Foreign Trade” Thomas Mun menulis tentang manfaat perdagangan luar negeri. Ia menjelaskan bahwa perdagangan luar negeri akan memperkaya negara jika menghasilkan surplus dalam bentuk emas dan perak. Keseimbangan perdagangan hanyalah perbedaan antara apa yang di ekspor dan apa yang di impor. Ketika negara mengalami surplus perdagangan, ini berarti ekspor lebih besar daripada impor.
Lebih lanjut Thomas Mun menjelaskan bahwa perdagangan domestik tidak dapat membuat negara lebih makmur, karena perolehan logam mulia dari seorang warga negara adalah sama dengan hilangnya logam mulia dari warga negara yang lain. Dengan meningkatkan persedian uang domestik sebagai hasil dari surplus perdagangan ternyata dapat juga memunculkan bahaya karena orang akan terpancing untuk membeli lebih banyak barang-barang mewah. Hal ini menyebabkan harga barang dalam negeri akan naik dan pada akhirnya akan mengurangi ekspor karena barang-barang yang diproduksi  di dalam negeri akan terlalu mahal bila dijual di luar negeri. Konsekuensi ini bisa dihindari yaitu dengan melakukan investasi kembali. Reinvestasi ini akan menciptakan lebih banyak barang untuk diekspor.
Mun mengakui bahwa betapa pentingnya investasi modal dan Ia memandang keseimbangan perdagangan merupakan sebuah cara untuk mengumpulkan modal produktif. Untuk mendorong surplus ada tiga langkah yang harus dijalankan :
1.  Dengan Kebijakan Harga
Barang yang di ekspor haruslah dijual dengan harga terbaik yaitu harga yang menghasilkan pendapatan dan kekayaan yang paling banyak. Ketika negara memiliki monopoli atau mendekati monopoli di dunia perdagangan maka barang-barangnya harus dijual dengan harga tinggi, tetapi ketika persaingan luar negeri sangat ketat harga barang harus ditekan serendah mungkin. Hal ini akan menghasilkan lebih banyak penjualan bagi negara dan membantu mengalahkan pesaing. Ketika pesaing asing lenyap, harga ditingkatkan kembali tetapi tidak sampai pada tingkat dimana pesaing tertarik untuk kembali ke dalam pasar.


2.  Meningkatkan Kualitas Produk
Pemerintah dapat membantu meningkatkan kualitas produk dengan cara mengatur para pengusaha pabrik dan membentuk dewan perdagangan yang akan memberikan nasehat kepada pemerintah dalam persoalan-persoalanyang berkaitan dengan peraturan perdagangan dan kegiatan industri. Peraturan-peraturan ini harus tegas agar negara dapat memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi.
3.    Kebijakan Pajak Nasional
Dalam hal kebijakan pajak, pemerintah harus dapat menyeimbangkan kepentingan nasional dan swasta. Bea ekspor harus lebih kecil karena bea ini akan dimasukkan dalam biaya penjualan di luar negeri. Bea impor harus rendah untuk barang-barang yang kemudian akan di ekspor kembali dan harus tinggi untuk barang-barang yang cenderung dikonsumsi oleh warga sendiri.

2.  Willam Petty
Dalam bukunya “Political Arithmetic” pada tahun 1671, Petty memberi sumbangan teori penting untuk ilmu ekonomi. Ia adalah ahli ekonomi pertama yang menjelaskan sewa tanah berdasarkan surplus. Untuk memahami gagasan surplus ini bayangkan ekonomi pertanian primitif yang hanya menanam jagung. Pada saat itu jagung merupakan input proses produksi dan sekaligus output. Sebagai input jagung jagung dipakai sebagai benih dan dimakan oleh pekerja. Pada akhir tahun jagung akan dipanen dan digunakan sebagai bahan pangan dan bibit untuk tahun depan.
Petty mendefinisikan surplus sebagai selisih antara total output dari jagung (saat panen tahunan) dan input dari jagung yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut. Menurut Petty pemilik tanah akan cenderung menerima pembayaran sewa yang sebanding dengan surplus surplus yang dihasilkan oleh lahan mereka. (surplus = total output – input). Tak seorangpun akan menyewakan lahan dengan biaya sewa melebihi surplus yang dihasilkan lahan tersebut karena penyewa akan kehilangan uang/pendapatan.

3.      PENGARUH MERKANTILIS DI BERBAGAI NEGARA

1.      Jepang
Jepang sebagai Negara Macan Ekonomi Asia. Ekspansi yang dilakukan jepang selama periode awal “titik api” Perang Dunia ke II hingga di bumi hanguskan-nya Hiroshima dan Nagasaki mencerminkan betapa prinsip Merkantilis yang ada yaitu mencari daerah jajahan / object pemasaran produk serta mencari bahan mentah dan rempah – rempah yang murah / Cuma-Cuma yang jelas banyak terdapat di Bumi Asia sekaligus menjadi komoditi terlaku di Eropa dan Amerika guna mencapai ekonomi yang stabil, kekuasaaan tak terbatas serta kekuatan militer yang tak terkalahkan  melalui kekayaan yang besar yang didapat dengan kolonialisasi atau penjajahan sesuai cita cita yaitu “Dai Nippon” atau “Jepang Raya”.
Setelah kekalahan besar Jepang di Perang Dunia II, system ekonomi Jepang tidak lah degragasi walaupun dalam kondisi ricuh, korban perang dimana mana, banyak warga kehilangan tempat tinggal nya. Sebaliknya bukan degradasi yang terjadi melainkan evolusi perekonomian yang Merkantilis menjadi Neo-merkantilis dengan ciri dan karakteristik yang defensive, buktinya mulai dari tahun 1960-an Jepang mengeluarkan kebijakan – kebijakan ekonomi yang jauh bertentangan dengan prinsip pasar bebas dan globalisasi. Pemerintah Jepang ingin sector – sector kunci perekonomian untuk berkembang dan memberikan perlindungan, proteksi dan subsidi kepada sector – sector tersebut dari kompetisi dengan Negara lain. Pemerintah tetap mempertahankan hak untuk mengintervensi dan mengatur kurs mata uang asing, dengan ini dia dapat membatasi arus investasi asing, hak untuk mengelola akusisi teknologi asing oleh perusahaan-perusahaan domestic dan hak untuk mempengaruhi komposisi perdagangan luar negri.Bank Ekspor Jepang dan Bank Pembangunan Jepang di-setup sebagai mesin guna mengaliri dana kepada perusahaan – perusahaan yang dibina oleh pemerintah.
Yang juga memiliki peran utama dan membuat Jepang “Take Off” dari Negara berkembang menjadi Negara maju adalah ide dimana Kementrian Industri dan perdangangan Internasional (MITI) yaitu sebuah departemen setingkat kementrian di Jepang yang mengatur produksi dan distribusai barang dan jasa. Badan ini mengembangkan :
1.               Rencana dan rancangan terkait struktur industry jepang,
2.               Mengendalikan perdagangan luar negeri Jepang
3.               Menjamin aliran tetap barang- barang di dalam perekonomian Nasional
4.               Mendorong perkembangan industry di bidang manufaktur, pertambangan dan distribusi
5.               Serta mengawasi usaha usaha untuk mendapatkan bahan mentah dan sumberdaya energy yang dapat diandalkan
Oleh karena itu kemajuan dan kesuksesan ekonomi Jepang merupakan langkah yang digerakkan secara terpusat dan dipantau oleh pemerintah, serta pengalokasian sumber – sumberdaya tidak dilepaskan begitu saja kepada Pasar bebas. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa “Macan Asia” yang menggenggam ekonomi dunia ini tidak mengikuti ajaran ortodhoks, tetapi justru intervensi pemerintah-lah yang menggerakkan Jepang untuk menuju kepada posisi dimana saat ini dia capai. Perekonomian “macan” secara prinsip adalah perekonomian berbasis konsumen, dimana ekspo merupakan mesin  penggerak ekonomi. Tepat seperti prinsip dalam merkantilisme atau kini evolusi nya yaitu neo-merkantilisme.
2.      Indonesia
Merkantilisme dianut : Perancis, Belanda, Jerman. Paham bertujuan mengumpulkan emas sebanyak-banyaknya dalam kas negara.Neraca perdagangan aktif. Ciri – ciri :
1.               Etatisme
2.               Proteksionisme
3.               Monopoli Perdagangan
4.               Industri dalam negeri
5.               Mencari daerah jajahan dengan kekayaan alam tinggi.
Pengaruh di Indonesia :  Belanda yang menganut paham merkantilisme juga menerapkan paham tersebut di negeri jajahannya termasuk di Indonesia. Revolusi industri menyebabkan perubahan besar dalam memproduksi barang.
Tahap-tahap berlakunya kebijakan Merkantilis:
1.         Revolusi industri I : Teknik kuno, (Kayu , batu bara) di Inggris
2.         Revolusi industri II : Teknik baru, ( listrik, bensin) Di AS, Jerman
3.         Revolusi Industri III : Biotehnik, (atom, nuklir) Di Amerika , Uni Soviet
Akibat dari penerapan kebijakan Merkantilis:
1.         Bidang Ekonomi :Harga barang murah dan upah buruh murah
2.         Bidang social : Urbanisasi besar-besaran
3.         Bidang politik : Berkembang imperialisme modern
3.      Spanyol
Spanyol daerah Amerika (terutama Amerika Tengah dan Amerika Selatan) menjadi sasaran untuk memperoleh logam mulia sebanyak-banyaknya, sehingga Amerika mendapat julukan Eldorado (negeri emas dan perak). Perang Salib mengakibatkan terjadinya perdagangan antara negara-negara Eropa dengan negara-negara Timur Tengah. Namun, jalur perhubungan darat ke India (jalur Kafilah) sangat berbahaya dan mahal. Sampai akhirnya Vasco Da Gama dari Portugis menemukan jalur laut yang lebih murah dengan berlayar mengelilingi Afrika.
Suatu perjalanan yang dilakukan oleh Columbus untuk mencari jalur yang lebih pendek menuju India berhasil menemukan benua Amerika. Ekspedisi Columbus tersebut dibiayai oleh Spanyol, sehingga membuat Spanyol menjadi negara yang memenangkan perlombaan dalam persaingan untuk mendapatkan barang dagangan berupa emas dan perak, juga daerah untuk memasarkan produknya.
4.                  Portugis
Di Amerika, Portugis hanya memiliki daerah Brasilia di Amerika Selatan
5.                  Perancis
Peletak dasar merkantilisme di Perancis adalah Raja Louis ke XI. Masa kejayaan merkantilisme di Perancis terjadi di bawah menteri keuangan Jean Colbert padan masa pemerintahan Raja Louis XIV, sehingga merkantilisme di Perancis dikenal dengan sebutan Colbertisme dengan tujuan utama memajukan industri. Isi peraturan Colbertisme adalah:
a.                Menghapus daerah bea cukai dalam negeri sehingga peredaran barang menjadi lebih lancar dan harganya lebih murah
b.               Dilarang mengimpor barang yang dapat dihasilkan sendiri atau barang impor tersebut dikenakan pajak yang tinggi.
c.                Produksi dalam negeri yang diperlukan dilarang untuk di ekspor. Namun barang dari luar negeri yang sangat diperlukan untuk mengembangkan ekonomi diberikan keringanan atau dibebaskan dari pajak impor.



6.      Inggris
Peletak dasar merkantilisme di Inggris adalah Raja Henry VII dengan jalan meningkatkan industri topi dan meningkatkan perpajakan untuk memajukan pelayaran/perdagangan. Dari politik merkantilisme muncul perserikatan dagang seperti "EAST INDIAN COMPANY" atau EIC. EIC memperoleh hak istimewa yaitu hak monopoli dagang serta hak merampas negeri di India, Kanada, dan Amerika Utara. Merkantilisme di Inggris mengalami masa kejayaan pada masa perdana menteri Oliver Cromwell yang mengeluarkan "ACT OF NAVIGATION" yaitu peraturan tentang pelayaran dengan tujuan melindungi perdagangan di Inggris dari negara-negara saingannya. Isi Act Of Navigation adalah :
a.          Barang-barang dari daerah jajahan Inggris hanya boleh di angkut dengan kapal-kapal Inggris
b.         Barang-barang dari negara Eropa hanya boleh di angkut dengan kapal dari Inggris.
c.          Pelayaran di pantai Inggris hanya untuk kapal Inggris
7.      Jerman
Merkantilisme di Jerman dilaksanakan pada masa pemerintahan Kaisar Frederick Wilhelm I dan di sebut "KAMERALISME" yang artinya adalah "kas dari raja". Perekonomian digalakkan dengan cara menarik pajak setinggi-tingginya.

8.      Belanda
Merkantilisme lebih ditekankan pada monopoli daganga, misalnya:
Di Indonesia dengan nama "Verenigde Oost Indische Compagnie" atau VOC Merkantilisme berkembang ketika ekonomi eropa berada dalam masa transisi. Pusat kekuasaan yang sebelumnya dipegang oleh para bangsawan digantikan oleh negara nasional. Perubahan teknologi dalam hal perkapalan dan pertumbuhan pusat-pusat urban mendorong meningkatnya perdagangan internasional. Merkantilisme memusatkan perhatian pada bagaimana perdagangan ini memberi keuntungan yang sebesar-besarnya bagi negara.
Perubahan penting lainnya adalah penemuan pencatatan ganda dan akuntansi modern. Accounting ini membuat aliran perdagangan masuk dan keluar tercatat dengan jelas, memberi kontribusi pada pengawasan yang ketat terhadap keseimbangan perdagangan. Tentu saja penemuan benua Amerika tak dapat diabaikan. Pasar-pasar baru dan pertambangan-pertambangan baru mendorong perdagangan internasional hingga ke tingkat yang tak dapat dibayangkan sebelumnya. Pertambangan-pertambangan ini ini mendorong pergerakan harga dan peningkatan dalam volume aktivitas perdagangan itu sendiri. Sebagian besar negara-negara eropa pada abad ke-16 sampai abad ke-18 menganut sistem ekonomi merkantilisme ini, seperti Inggris yang pada saat itu merupakan negara industri terbesar di dunia, Prancis, Belanda, dan negara-negara lainnya.
Merkantilisme menyulut terjadinya kekerasan di eropa antara abad ke-17 hingga abad ke-18. Karena kekayaan dunia dipandang sebagai tetap, maka satu-satunya cara untuk meningkatkan kekayaan negara adalah dengan mengambilnya dari negara lain. Sejumlah perang, yang paling diingat adalah perang Anglo-Dutch dan perang Franco-Dutch , dapat dihubungkan secara langsung dengan teori merkantilisme ini. Peperangan yang tak ada akhirnya dari periode ini juga membuat merkantilisme dilihat sebagai komponen penting dari kesuksesan militer. Ia juga menyulut era imperialisme, dimana negara berusaha mengumpulkan koloni yang dapat menjadi sumber-sumber bahan mentah dan pasar-pasar eksklusif. Selama masa merkantilis, kekuasaan eropa menyebar ke seluruh dunia. Sebagaimana ekonomi domestik, ekspansi ini sering kali dilakukan di bawah perlindungan dan dukungan perusahaan dengan monopoli yang dijamin pemerintah di beberapa bagian tertentu di dunia, seperti Dutch East India Company atau Hudson’s Bay Company.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

•   http://massofa.wordpress.com/
•   http://deniandra.wordpress.com/
•   http://insidewinme.blogspot.com/
•   http://ana-ekonomi.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment