KLIK gambar untuk menutup Iklan

Thursday, September 29, 2016

STRATEGI INVESTASI OBLIGASI



ANALISIS SEKURITAS DAN MANAJEMEN PORTOFOLIO

STRATEGI INVESTASI OBLIGASI



1. PENGELOLAAN PORTOFOLIO OBLIGASI
1.1 Pemahaman mengenai pasar obligasi
            Menurut Eduardus tendelin (2010;170) Pasar obligasi umumnya akan menarik bila kondisi ekonomi cenderung menurun. Dalam pertumbuhan ekonomi yang lambat, tingkat bunga akan cenderung turun dan harga obligasi akan naik.
            Dalam kondisi ekonomi yang mengalami peningkatan inflasi, suku bunga akan cenderung mengalami peningkatan. Tingkat inflasi nantinya akan mempengaruhi tingkat bunga pasar dan selanjutnya tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi harga dan yield obligasi.
            Pasar obligasi lebih menguntungkan ketika kondisi ekonomi sedang menurun, karena pasar obligasi tidak menyukai adanya peningkatan inflasi yang dapat memberikan dampak negative terhadap nilai rill dari pendapatan tetap yang diperoleh dari obligasi.
1.2 Struktur tingkat bunga
            Menurut Eduardus tendelin (2010;170-173) Struktur tingkat bunga adalah hubungan antara waktu jatuh tempo dengan yield untuk suatu kategori obligasi tertentu pada waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu obligsi, maka resiko ketidakpastian juga akan semakin tinggi, sehingga tingkat bunga yang diharapkan juga akan saemakin tinggi.
            Ada tiga teori struktur tingkat bunga yaitu :
1.      Teori harapan
Dalam teori ini tingkat bunga obligasi jangka panjang selama periode akan sama dengan nilai rata-rata bunga jangka pendek dari obligasi tersebut periode yang sama. Misalnya jika seorang investor memegang obligasi selama 5 tahun, maka tingkat bunga jangka panjang yang diharapkan akan sama dengan nilai rata-rata bunga tahunan obligasi tersebut selama 5 tahun. Dengan demikian struktur tingkat bunga akan melibatkan penentuan tingkat bunga yang akan diterima kemudian dan tingkat bunga sekarang.
2.      Teori preferensi likuiditas
Teori ini menyatakan bahwa tingkat bunga akan mencerminkanjumlah tingkat bunga sekarang dan tingkat bunga jangka pendek yang diharapkan (sama dengan teori harapan) ditambah dengan premi likuiditas (resiko). Semakin lama waktu jatuh tempo suatu obligasi, semakin besar tingkat ketidakpastian yang harus dihadapi investor obligasi. Dengan demikian investor akan lebih menyukai investasi jangka pendek. Sebaliknya perusahaan yang memerlukan dana, lebih menyukai dana pinjaman jangka panjang.
Perebedaan antara teori perferensi likuiditas dengan teori harapan adalah ketidakpastian tingkat bunga yang diharapkan dimasa yang akan datang, forward rate dan estimasi tingkat bunga adalah dua hal yang berbeda karena adanya perbedaan jumlah premi likuiditas yang diberikan.
3.      Teori Preferensi habitat
Teori ini menyebutkan bahwa investor mempunyaipreferensi terhadap sektor maturitas tertentu dan mereka akan beralih ke maturitas lain jika terdapat imbalan yang memadai. Teori preferensi hampir sama dengan teori struktur bunga lainnya yaitu teori segmentasi pasar. Perbedaan teori segmentasi menganggap bahwa investor tidak akan beralih ke sektor maturitas lain meskipun return yang diperoleh relatif lebih besar. Sebagai contoh bank-bank komersial akan cenderung menyalurkan dana pinjaman dalam jangka pendek. Sedangkan perusahaan dan lembaga pengelolaan dana pensiun akan lebih menyukai invesasi surat-surat berharga dalam jangka panjang.

Yield dari obligasi
Menurut Frank J.Fabozi (1999;214) yield (hasil serahan) dari invesasi dalam obligasi harus mencerminkan bunga kupon yang akan dihasilkan ditambah (dikurangi) capital gain (capital loss) yang akan direalisasikan dari kepemilikan obligasi hingga jatuh tempo.
Yield to maturity (hasil serahan pada saat jatuh tempo) adalah ukuran formal yang dipakai secara luas untuk mengukur tingkat pengembalian obligasi. Seperti yang didefinisikan yield to maturity dari obligasi memasukkan bunga kupon dan capital gain atau capital loss, jika obligasi dipegang hingga jatuh tempo.  Yield to maturity didefinisikan sebagai suku bunga yang membuat present value dari arus kas suatu obligsasi sama dengan harga obligasi.
1.3 Struktur resiko tingkat bunga
            Menurut Eduardus tendelin (2010;174-175) Struktur resiko tingkat bunga biasanya disebut dengan yield spread, yang diartikan sebagai hubungan antara yield obligasi dengan karakteristik tetentu yang dimiliki obligasi, seperti kualitas, callability, kupon dan mudah tidaknya obligasi diperjualbelikan (marketability). Dengan demikian, adanya struktur risiko tingkat bunga akan menjelaskan mengapa ada perbedaan tingkat yield obligasi dari emiten yang berbeda-beda. Besarnya yield spread dipengaruhi faktor-faktor berikut ini :
1.      Perbedaan kualitas. Untuk mengetahui  kualitas obligasi, kita bisa melihat rating kualitas obligasi yang disusun berdasarkan besarnya resiko kegagalan pembayaran (risk of default).
2.      Perbedaan dalam bentuk call provision. Obligasi yang callable akan memberikan YTM yang lebih tinggi dari obligasi moncallable.
3.      Perbedaan tingkat kupon yang diberikan. Obligasi yang memberikan kupon yang relatif  lebih kecil akan cenderung memberikan return berbentuk capital gain yang lebih besar.
4.      Perbedaan kemudahan diperdagangkan. Ada beberapa obligasiyang dianggap lebih mudah diperdagangkan dibandingkan dengan obligasi lain sehingga obligasi tersebut mempunyai likuiditas yang relatif lebih baik.

2 STRATEGI PENGELOLAAN OBLIGASI
            Menurut Eduardus tendelin (2010;176) Dalam pengelolaan portofolio obligasi ada tiga pendekatan, yaitu pasif, aktif dan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut atau strategi imunisasi. Pemilihan strategi yang akan digunakan sangat tegantung kepada preferensi risiko, pengetahuan tentang pasar obligasi dan tujuan dari investasi yang ingin dicapai oleh investor.

2.1  Strategi Pengelolaan pasif
            Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode yang termasuk kategori pasif berdasar pada asumsi bahwa pasar obligasi berbentuk efisiensi semi kuat jadi harga obligasi sekarang, dipandang merefleksikan semua informasi yang tersedia untuk publik secara kuat. Jadi obligasi dirasakan memiliki nilai yang layak di pasar, memberikan return (hasil) yang setaraf dengan risiko yang terlibat. Sebagai tambahan kepercayaan bahwa obligasi individu tidak salah dihargai (mispriced), investor pasif juga percaya bahwa usaha untuk meramalkan tingkat bunga , secara umum tidak berguna.
            Menurut Eduardus tendelin (2010;176-177) Strategi pasif didasari pemikiran bahwa pasar dalam kondisi yang efisien, sehingga harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai instrinsiknya. Investor yang menganut strategi pasif, tidak secara aktif mencari kemungkinan-kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa menghasilkan return abnormal. Oleh karena strategi pasif didasari oleh asumsi bahwa harga obligasi sudah ditentukan secara fair maka strategi pasif menggunkan informasi-informasi yang ada sekarang, bukan informasi-informasi yang bersifat estimasi.
            Strategi yang termasuk pendekatan pasif dalam pengelolaan portofolio obligasi adalah strategi beli dan simpan dan strategi mengikuti indeks (indexing) pasar.
1.      Beli dan simpan. Investor yang mengikuti strategi beli dan simpan, berarti ia berniat  untuk tidak aktif melakukan perdagangan. Investor tersebut secara hati-hati memilih obligasi yang akan dibentuk dalam portofolionya dan investor tidak berusaha memperdagangkan obligasi tersebut untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, sehingga factor penting dalam strategi beli dan simpan adalah pemilihan obligasi yang sesuai dengan kebutuhan investor.
2.      Mengikuti indeks pasar. Investor tidak akan mampu memperoleh keuntungan abnormal karena harga obligasi sudah mencerminkan semua informasi yang ada. Kondisi tersebut menyebabkan tidak ada satupun investor mampu mendapatkan return yang lebih besar dari return pasar, sehingga investor akan membentuk porofolio yang sesuai dengan kinerja pasar.
2.2.2  Strategi Immunoassay
            Menurut Eduardus tendelin (2010;177-178) Strategi imunisasi adalah strategi yang berusaha untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat bunga dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga, yaitu risiko harga dan risiko reinvestasi. Risiko harga merupakan risiko yang berasal dari hubungan yang terbalik antara harga obligasi dengan tingkat bunga. Artinya semakin rendah tingkat bunga maka harga obligasi akan semakin tinggi. Sedangkan risiko reinvestasi merupakan risiko yang berasal dari ketidakpastian mengenai tingkat investasi terhadap kupon yang akan diterima dimasa yang akan datang.
            Investasi obligasi dapat diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan horizon investasi. Horizon investasi adalah lamanya waktu yang diinginkan investor untuk tetap mempertahankan investasi obligasinya.
            Ada beberapa variasi strategi imunisasi antara lain strategi durasi dan strategi manuritas. Perbedaan kedua strategi tersebut terletak pada waktu manuritasnya. Strategi manuritas akan berusaha menyamakan waktu manuritas dengan horizon investasi. Sedangkan strategi durasi tidak memperhatikan waktu manuritas tetapi hanya akan berusaha menyamakan durasi dengan horizon investasi. Kedua strategi tersebut  sering disebut dengan strategi penyesuaian horizon.
Menurut william F.Sharpe (1997 ; 12) Imunisasi dilakukan dengan menghitung durasi arus keluar yang dijanjikan dan kemudian menginvestasikan portofolio  obligasi yang memiliki durasi yang sama. Dalam melakukan hal tersebut, teknik ini memanfaatkan pengamatan bahwa durasi portofolio obligasi sama dengan rata-rata tertimbang durasi  obligasi individu  di portofolio.
 Masalah dengan imunisasi yaitu :
1.      Risiko default dan call yaitu imunisasi didasarkan pada asumsi bahwa obligasi tidak akan default dan di call sebelum jatuh tempo jadi obligasi diasumsikan bebas risiko call dan default. Konsekuensinya, jika obligasi portofolio menjadi default atau di call, portofolio tidak akan kebal.
2.      Pergeseran tidak paralel berganda di kurva yield yang tidak horizontal yaitu imunisasi (dan durasi) juga didasarkan pada asumsi bahwa kurva yield horzontal dan tiap pergeserannya adalah paralel dan akan terjadi sebelum pembayaran diterima dari obligasi yang di beli.
3.      Penyeimbangan ulang yaitu merujuk pada penjualan sebagian sekuritas yang dimiliki dan menggantinya dengan sekuritas lain sehingga durasi portofolio sesuai dengan durasi arus kas keluar yang dijanjikan.
2.3  Strategi aktif
            Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode aktif manajemen portofolio obligasi didasarkan pada asumsi bahwa pasar obligasi sangat tidak efisien , oleh karena itu memberi investor peluang untuk memperoleh return di atas rata-rata.  Jadi manajemen aktif didasarkan pada kemampuan manajer portofolio untuk mengidentifikasi obligasi yang salah dihargai atau menentukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual di pasar obligasi dengan meramalkan tingkat bunga secara akurat.
            Menurut Eduardus tendelin (2010;178-179) Perbedaan antara strategi pasif dan aktif dapat dilihat dari data yang diperlukan. Jika pada strategi pasif, data yang diperlukan sudah diketahui pada saat melakukan analisis (tingkat bunga, maturitas, kualitas, dan YTM) tetapi pada strategi aktif data diperlukan belum diketahui dengan pasti karena sifatnya masih estimasi.
1.      Mengestimasi perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi harga obligasi denga arah terbalik , artinya jika tingkat bunga mengalami kenaikan maka harga obligasi akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya, jika terjadi penurunan tingkat bunga maka harga obligasi akan naik.
2.      Mengidentifikasi adanya kesalahan harga pada suatu obligasi. Manajer portofolio obligasi berusaha menyesuaikan perubahan lingkungan yang terjadi dengan melaksanakan apa yang disebut dengan bond swaps, yaitu suatu strategi pengelolaan aktif yang berusaha untuk meningkat tingkat return portofolio obligasi dengan cara mengidentifikasi adanya kesalahan penetapan harga pada suatu obligasi di pasar.
Oleh karena perkembangan pasar modal yang sedemikian pesat maka banyak teknik-teknik pengelolaan portfolio obligasi aktif baru juga bermunculan seperti misalnya interest rate swaps, yaitu sebuah kontrak antara dua pihak untuk saling menukarkan aliran kas berdasarkan sekuritas yang bebeda.


 
DAFTAR PUSTAKA
Tendelilin, Eduardus . 2010. Portofolio dan Investasi. Kanisius : Jakarta
J.Fabozi,frank. Franco modigliani. Michael G.Febri . 1999 . Pasar & Lembaga keuangan . salemba empat : Jakarta
F.sharpe,william . Gordon J.Alesander . Jeffery V.Balley . 1997 . Investasi jilid 2 . Prenhallindo : Jakarta
 

No comments:

Post a Comment