KLIK gambar untuk menutup Iklan

Wednesday, February 22, 2017

Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka

Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka

Perkonomian terbuka adalah suatu sistem ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan ekspor dan impor yang tentunya dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam pengertian lain perekonomian terbuka juga disebut sebagai perekonomian empat sektor yang memang mencakup empat kriteria, yaitu rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.
1.      PENAWARAN DAN PERMINTAAN UNTUK DANA PINJAMAN DAN PERTUKARAN VALUTA ASING
Untuk memahami kekuatan yang ada dalam perekonomian terbuka, kita akan memfokuskan perhatian pada penawaran dan permintaan di dua pasar. Pasar pertama adalah pasar dana pinjaman yang mengoordinasikan tabungan, investasi, dan aliran dana pinjaman di luar negri (disebut dengan arus keluar modal neto) pasar kedua adalah pasar untuk pertukaran valuta asing yang mengoordinasikan orang-orang yang ingin menukarkan mata uang domestic dengan mata uang Negara lain.
a.      Pasar Dana Pinjaman
Untuk memahami pasar dana pinjaman dalam perekonomian terbuka, kita mulai dengan identitas ini:
S = I + NCO
Tabungan = Investasi domestic +Arur keluar modal neto.
Kapan pun sebuah Negara menyimpan sebagian pendapatnya, Negara tersebut dapat menggunakan tabungannya untuk membiayai pembelian asset di luar negri. Kedua sisi identitas ini menunjukan kedua sisi pasar dana pinjaman. Penawaran untuk pasar dana pinjaman berasal dari tabungan nasional (S). Permintaan untuk dana pinjaman berasal dari investasi domestic (I) dan arus keluar modal neto (NCO).
Tingkat suku bunga dalam perekonomian terbuka , seperti dalam perekonomian tertutup, ditentukan oleh penawaran dan permintaan dana pinjaman. Tabungan nasional merupakan sumber penawaran dana pinjaman. Investasi domestic dan arus keluar modal neto adalah sumber permintaan dana pinjaman. Pada tingkat suku bunga keseimbangan, jumlah orang yang ingin menabung seimbang dengan jumlah orang yang ingin meminjam uang untuk membeli modal domestic dan asset luar negri.


b.      Pasar pertukaran valuta asing
partisipan dalam pasar ini mempertukarkan mata uang domestic dengan mata uang asing. Untuk memahami pasar pertukaran valuta asing, kita mulai dengan identitas lain dari bab yang sebelumnya:
NCO +NX
Arus keluar modal neto = Exspor neto
Identitas ini menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara pembelian dan penjualan aset modal di luar negri (NCO) sama dengan ketidakseimbangan antara ekspor dan imporbarang dan jasa (NX).
Tingkat nilai tukar rill ditentukan oleh penawaran dan permintaan untuk valuta asing. Penawaran mata uang local yang ditukarakan menjadi mata uang asing berasal dari arus keluar modal neto. Karena arus keluar modal neto tidak bergantung pada tingkat nilai tukar rill, kurva penawaran berbentuk garis vertical. Permintaan untuk mata uang local berasal dari ekspor neto. Karena tingkat nilai tukar rill yang lebih rendah mendorong ekspor neto ( dan meningkatkan jumlah permintaan mata uang local untuk membayar ekspor neto ini), kurva permintaan miring kebawah. Pada titik keseimbangan nilai tukar rill, jumlah unit mata uang domestic yang di sediakan orang untuk membeli aset asing sama dengan jumlah unit mata uang asing yang diinginkan oranag untuk membeli ekspor neto.

2.      KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA
Arus Keluar Modal Neto: Kaitan Antara Kedua Pasar
Tabungan nasional (S), investasi domestic(I), arus keluar modal neto (NCO), dan ekspor neto (NX).
S = I + NCO dan NCO = NX
Pada pasar dana pijaman, penawaran berasal dari tabungan nasional, permintaan berasal dari investasi domestic dan arus keluar modal neto,dan tingkat suku bunga riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan.Pada pasar pertukaran vauta asing ,penawaran berasal dari arus keluar modal neto,permintaan berasal dari ekspor neto ,dan nilai tukar riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan.

Keseimbangan Simultan dalam Dua Pasar
Panel (a)dari figure menunjukkan pasar dan pinjaman. Panel (b) menunjukkan arus keluar modal neto ,yang mana menunjukkan bagaimana tingkat suku bunga dari panel (a) menentukan modal neto.Tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tanah air membuat aset domestic lebih menarik dan hal ini mengurangi arus keluar modal neto. Panel (c) menunjukkan pasar petukaran valuta asing. Karena aset asing harus dibeli dengan mata uang asing, jumlah arus keluar modal neto dari panel (b) menentukan penawaran mata uang asing.

3.      KEBIJAKAN DAN PERISTIWA MEMENGARUHI PEREKONOMIAN TERBUKA

-          Defisit Anggaran Pemerintah
Ketika pertama kali membahas penawaran dan permintaan untuk dana pinjaman sebelumnya, kita memeriksa pengaruh deficit anggaran pemerintahyang terjadi saat pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan pemerintah. Karna deficit anggaran pemerintah merepresentasikan tabungan public yang negative, mengurangi tabungan nasional (jumlah tabungan public dan swasta). Dengan demikian, deficit anggaran pemerintah mengurangi penawaran dana pinjaman, meningkatkan tingkat suku bunga, dan membatasi investasi.
-          Dampak-dampak Defisit Anggaran pemerintah
Ketika pemerntah mengalami deficit anggaran, jumlah penawaran dana pinjaman berkurang dari S1 ke S2 pada panel (a). Tingkat suku bunga naik dari r1 menjadi r2 untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan dana pinjaman. Pada panel (b), tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengurangi arus keluar modal neto. Berkurangnya arus keluar modal neto, pada akhirnya, mengurangi penawaran mata uang lokaldi pasar untuk pasar pertukaran valuta asing dari S1 ke S2 pada panel (c). Penurunan mata uangasing ini menyebabkan nilai tukar rill terapresiasi dari E1 ke E2. Apresiasi nilai tukar mendorong neraca perdagangan kea rah deficit.

-          Kebijakan pengurangan pembelanjaan
Yang dimaksud disini adalah langkah-langkah pemerintah u/ mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi pembelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomiNegara.
Hal-hal yg dilakukan dalam mengurangi pembelanjaan:
a. Menaikkan pajak pendapatan.
b. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang.
c. Mengurangi pengeluaran pemerintah . oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagian


4.      DEVALUASI (PENURUNAN NILAI VALUTA)
Devaluasi biasanya dilakukan oleh Negara-negara yang menjalankan system kurs pertukaran tetap. Devaluasi adalah tindakan pemerintah yg menurunkan nilai mata uangnya terhadap valuta asing. efek – efek yg mungkin akan ditimbulkan oleh devaluasi adalah :
a. Ekspor akan bertambah  karena dipasar luar negeri barang menjadi lebih murah.
b. Impor berkurang karena barang dari luar negeri menjadi lebih mahal.
c. Kenaikan ekspor dan pengurangan impor memperbaiki neraca pembayaran.
d. Pendatan nasional akan bertambah oleh karena ekspor naik sehingga meningkatkan permintaan produksi domestic, serta mendorong investasi dalam negeri.
5. KRISIS FINANSIAL ASIA 1997-1998
Awal Muala Terjadi Krisis 1997 – 1998 Asia Tenggara
Krisis ekonomi atau yang sering disebut dengan nama krisis moneter merupakan suatu peristiwa atau kondisi menurunya ekonomi suatu Negara. Semua Negara praktis pernah mengalami yang namanya krisis dalam perekonomian negaranya. Karena krisis merupakan kejadian yang simultan dan memiliki effek yang akan menyebar keberbagai Negara. Banyak yang menyebutkan bahwa Krisis moneter merupakan hasil dari ekonomi kapitalis yang sepenuhnya bergantung pada sistem pasar yang ada. Akibatnya pasar tidak terkendali dan mengakibatkan terjadinya krisis. Krisis ekonomi dunia pernah terjadi pada tahun 1930 silam atau yang lebih dikenal dengan The Great Depression yang saat itu ekonomi masih dikuasai kapitalis dimana semua kegiatan perekonomian diserahkan langsung kepada mekanisme pasar.
Untuk indonesia sendiri krisis ekonomi atau krisis moneter bukanlah hal baru karena indonesia terhitung telah mengalami 2 kali krisis yang melanda perekonomiannya. Yang pertama adalah krisis moneter tahun 1998 yang melanda nagara-negara Asia Tenggara membuat ekonomi indonesia benar-benar kolaps hingga membuat pertumbuhan ekonomi indonesia saat itu menjadi minus (-), kurs rupiah melemah terhadap mata uang asing, adanya rush terhadap perbankan tanah air. Hal ini tentu akan merembet ke sektor lainnya seperti berkurangnya investasi, dan banyak industri-industri yang bangkrut sehingga menimbulkan angka pengangguran yang sangat tinggi, ditambah lagi dengan angka inflasi yang mencapai Hiperinflasi. Kejadian ini membuat ekonomi indonesia hancur yang pada awalnya indonesia merupakan Negara yang ekonominya paling tangguh di asia tenggara menjadi tidak berkutik akibat krisis tahun 1998.
Hal-hal yang terjadi saat krisis moneter
1. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam.
2. Faktor utang luar negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya, ditambah sistem perbankan nasional yang melemah.
3. Krisis moneter kiriman yang berawal dari Thailand antara Maret-Juni 1997, yang diserang duluan oleh spekulan dan kemudian menyebar ke Negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Krisis Moneter yang terjadi sudah saling kait-mengkait di kawasan Asia Timur dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
4. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
5. Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik. Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for quality)[5]. Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998).
6. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang kaku dan kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi nilai tukar efektif riil, defisit neraca pembayaran dan pelarian modal.

Bangkitnya china di Asia Tenggara Di lihat dari Perkembangan Regional
Perkembangan global membawa implikasi regional di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik secara umum. Tetapi perlu juga di perhatikan bahwa di kawasan Asia Pasifik telah terdapat beberapa masalah keamanan dan politik yang mewarnai hubungan antar negara di kawasan ini yang berakar pada sejarah, sengketa perbatasan dan teritorial, dan kecurigaan satu sama lain.
Beberapa implikasi adalah sebagai berikut
1.  Kehadiran Amerika Serikat msih merupakan faktor sangat penting bagi stabilits kawasan. Dalam kaitan AS menjalankan strategi dua pilar. Pilar pertama yaitu tetap mempertahankan hubungan-hubungan bilateral dengan para sekutu dan negara-negar sahabat melalui berbagai bentuk kerjasama militer. Pilar kedua adalah pengan ikut terlibat dalam proses kerjasama keamanan multilateral di kawasan.
2. Dalam kaitan dengan konfigurasi kekuatan di kawasan, faktor Cina menjadi pusat perhatian. Bangkitnya Cina sebagai kekuatan utama di Asia adalah hal yang tidak bisa dihindarkan. Diperkirakan bahwa Cina akan menjadi kekuatan di dunia yang mampu menyaingi AS, paling tidak di kawasan Asia Tenggara dan Timur. Bangkitnya Cina akan menghadirkan tantangan dan sekaligus kesempatan. Pembangunan kekuatan militernya masih terus dilakukan dan kehadiran mereka di Laut Cina Selatan makin meningkat. Bahkan lebih signifikan, sejak bubarnya Uni Sovyet pada tahun 1991, Cina berusaha untuk membentuk sistem internasional yang bersifat multipolar untuk menghadapi pengaruh militer dan ekonomi AS sebagai satu-satunya negara adidaya. Wilayah Asia Timur (China) dan Asia Selatan (India), komunitas Asia Tenggara (ASEAN). ASEAN, seperti halnya UE, dibentuk untuk mempromosikan kerja sama regional, di samping untuk mencegah perang di antara negara-negara anggotanya. Namun UE satu langkah lebih maju daripada ASEAN, karena telah mencapai zero prospect untuk urusan perang. UE juga telah menjadi kekuatan superpower ekonomi (dengan gabungan semua PDB-nya yang mencapai 13.386 miliar dollar AS), sementara ekonomi ASEAN terbilang minipower (dengan gabungan pendapatan nasional bruto hanya 857 miliar dollar AS). Meski begitu masih terdapat satu dimensi positif ASEAN Pada dimensi ini ASEAN lebih superpower dibandingkan UE.
Asia Tenggara diketahui terbagi antara ASEAN yang non-komunis dan Indo-China yang komunis, dengan Vietnam mendominasi kubu kedua (pro-Soviet sejak 1979-1989). Sebagai negara komunis, sejak lama Vietnam tampak sekuat dan ‘sebandel’ Korea Utara (Korut) yang sewaktu-waktu bisa memicu instabilitas kawasan. Namun kini Vietnam telah meninggalkan perannya sebagai ‘Korut’-nya Asia Tenggara dan menjadi seperti Singapura. Negara ini bergabung dengan ASEAN pada Juli 1995. Sejak saat itu, Vietnam mulai menyerap visi ASEAN tentang perdamaian dan kemakmuran hingga kemudian tampil sebagai salah satu calon macan ekonomi baru. Ekonominya tumbuh dari 21 miliar dollar AS di tahun 1995 menjadi 52 miliar dollar AS di tahun 2005[7]. Bandingkanlah Uni Eropa yang masih belum bisa memecahkan masalah Kosovo pada waktu itu.
Diplomatik ASEAN lainnya yang patut dibanggakan adalah bahwa komunitas negara-negara Asia Tenggara tersebut telah memberi sumbangan besar bagi munculnya kekuatan-kekuatan baru di Asia secara damai. Sejarah panjang umat manusia menunjukkan, ketika kekuatan-kekuatan besar muncul, ada tendensi munculnya konflik baru. Namun, ketika China dan India (bersama dengan kekuatan Jepang yang masih terus memimpin) muncul sebagai kekuatan-kekuatan besar, yang terjadi justru sebaliknya. Kekuatan-kekuatan besar itu tidak menciptakan ketegangan-ketegangan yang berujung perang di kawasan Asia, tetapi menciptakan pola-pola kerjasama baru. Dan ASEAN di sini telah memainkan peran kunci dengan menelurkan serentetan perjanjian kerjasama yang bertingkat secara alafabetis: ARF, APEC, ASEAN+3, ASEM, dan EAS.
Empat puluh tahun setelah terbentuknya ASEAN (1967), tiga raksasa ekonomi di Asia Timur Laut (Jepang, Korea Selatan, dan China), meski menciptakan asosiasi lain yang serupa dengan ASEAN, tetapi tetap saja ketiga negara tersebut merasa nyaman mendiskusikan tantangan-tantangan global melalui pertemuan yang diprakarsai oleh ASEAN, terutama ASEAN+3 (China, Jepang, Korsel). Jadi dapat disimpulkan, meski ASEAN secara ekonomi masih minipower, secara diplomatik ASEAN pantas disebut sebagai super power.

No comments:

Post a Comment