Ekonomi
Makro Perekonomian Terbuka
Perkonomian
terbuka adalah suatu sistem ekonomi yang di dalamnya terdapat
kegiatan ekspor dan impor yang tentunya dilakukan antara satu negara dengan
negara lainnya. Dalam pengertian lain perekonomian terbuka juga disebut sebagai
perekonomian empat sektor yang memang mencakup empat kriteria, yaitu rumah
tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.
1. PENAWARAN
DAN PERMINTAAN UNTUK DANA PINJAMAN DAN PERTUKARAN VALUTA ASING
Untuk
memahami kekuatan yang ada dalam perekonomian terbuka, kita akan memfokuskan
perhatian pada penawaran dan permintaan di dua pasar. Pasar pertama adalah
pasar dana pinjaman yang mengoordinasikan tabungan, investasi, dan aliran dana
pinjaman di luar negri (disebut dengan arus keluar modal neto) pasar kedua
adalah pasar untuk pertukaran valuta asing yang mengoordinasikan orang-orang
yang ingin menukarkan mata uang domestic dengan mata uang Negara lain.
a. Pasar
Dana Pinjaman
Untuk
memahami pasar dana pinjaman dalam perekonomian terbuka, kita mulai dengan
identitas ini:
S = I +
NCO
Tabungan
= Investasi domestic +Arur keluar modal neto.
Kapan
pun sebuah Negara menyimpan sebagian pendapatnya, Negara tersebut dapat
menggunakan tabungannya untuk membiayai pembelian asset di luar negri. Kedua
sisi identitas ini menunjukan kedua sisi pasar dana pinjaman. Penawaran untuk
pasar dana pinjaman berasal dari tabungan nasional (S). Permintaan untuk dana
pinjaman berasal dari investasi domestic (I) dan arus keluar modal neto (NCO).
Tingkat
suku bunga dalam perekonomian terbuka , seperti dalam perekonomian tertutup,
ditentukan oleh penawaran dan permintaan dana pinjaman. Tabungan nasional
merupakan sumber penawaran dana pinjaman. Investasi domestic dan arus keluar
modal neto adalah sumber permintaan dana pinjaman. Pada tingkat suku bunga
keseimbangan, jumlah orang yang ingin menabung seimbang dengan jumlah orang
yang ingin meminjam uang untuk membeli modal domestic dan asset luar negri.
b. Pasar
pertukaran valuta asing
partisipan
dalam pasar ini mempertukarkan mata uang domestic dengan mata uang asing. Untuk
memahami pasar pertukaran valuta asing, kita mulai dengan identitas lain dari
bab yang sebelumnya:
NCO +NX
Arus
keluar modal neto = Exspor neto
Identitas
ini menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara pembelian dan penjualan aset
modal di luar negri (NCO) sama dengan ketidakseimbangan antara ekspor dan
imporbarang dan jasa (NX).
Tingkat
nilai tukar rill ditentukan oleh penawaran dan permintaan untuk valuta asing.
Penawaran mata uang local yang ditukarakan menjadi mata uang asing berasal dari
arus keluar modal neto. Karena arus keluar modal neto tidak bergantung pada
tingkat nilai tukar rill, kurva penawaran berbentuk garis vertical. Permintaan
untuk mata uang local berasal dari ekspor neto. Karena tingkat nilai tukar rill
yang lebih rendah mendorong ekspor neto ( dan meningkatkan jumlah permintaan
mata uang local untuk membayar ekspor neto ini), kurva permintaan miring
kebawah. Pada titik keseimbangan nilai tukar rill, jumlah unit mata uang
domestic yang di sediakan orang untuk membeli aset asing sama dengan jumlah
unit mata uang asing yang diinginkan oranag untuk membeli ekspor neto.
2. KESEIMBANGAN
PEREKONOMIAN TERBUKA
Arus
Keluar Modal Neto: Kaitan Antara Kedua Pasar
Tabungan
nasional (S), investasi domestic(I), arus keluar modal neto (NCO), dan ekspor
neto (NX).
S = I +
NCO dan NCO = NX
Pada
pasar dana pijaman, penawaran berasal dari tabungan nasional, permintaan
berasal dari investasi domestic dan arus
keluar modal neto,dan tingkat suku bunga riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan.Pada pasar pertukaran vauta asing
,penawaran berasal dari arus keluar modal neto,permintaan berasal dari ekspor
neto ,dan nilai tukar riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Keseimbangan
Simultan dalam Dua Pasar
Panel
(a)dari figure menunjukkan pasar dan pinjaman. Panel (b) menunjukkan arus
keluar modal neto ,yang mana menunjukkan bagaimana tingkat suku bunga dari
panel (a) menentukan modal neto.Tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tanah
air membuat aset domestic lebih menarik dan hal ini mengurangi arus keluar
modal neto. Panel (c) menunjukkan pasar petukaran valuta asing. Karena aset
asing harus dibeli dengan mata uang asing, jumlah arus keluar modal neto dari
panel (b) menentukan penawaran mata uang asing.
3. KEBIJAKAN
DAN PERISTIWA MEMENGARUHI PEREKONOMIAN TERBUKA
-
Defisit Anggaran Pemerintah
Ketika
pertama kali membahas penawaran dan permintaan untuk dana pinjaman sebelumnya,
kita memeriksa pengaruh deficit anggaran pemerintahyang terjadi saat
pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan pemerintah. Karna deficit anggaran
pemerintah merepresentasikan tabungan public yang negative, mengurangi tabungan
nasional (jumlah tabungan public dan swasta). Dengan demikian, deficit anggaran
pemerintah mengurangi penawaran dana pinjaman, meningkatkan tingkat suku bunga,
dan membatasi investasi.
-
Dampak-dampak Defisit Anggaran
pemerintah
Ketika
pemerntah mengalami deficit anggaran, jumlah penawaran dana pinjaman berkurang
dari S1 ke S2 pada panel (a). Tingkat suku bunga naik dari r1 menjadi r2 untuk menyeimbangkan penawaran
dan permintaan dana pinjaman. Pada panel (b), tingkat suku bunga yang lebih
tinggi mengurangi arus keluar modal neto. Berkurangnya arus keluar modal neto,
pada akhirnya, mengurangi penawaran mata uang lokaldi pasar untuk pasar
pertukaran valuta asing dari S1 ke S2 pada panel (c). Penurunan mata uangasing ini menyebabkan nilai
tukar rill terapresiasi dari E1 ke E2. Apresiasi nilai tukar mendorong
neraca perdagangan kea rah deficit.
-
Kebijakan pengurangan pembelanjaan
Yang
dimaksud disini adalah langkah-langkah pemerintah u/ mengatasi masalah
kekurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi pembelanjaan agregat dan
tingkat kegiatan ekonomiNegara.
Hal-hal
yg dilakukan dalam mengurangi pembelanjaan:
a.
Menaikkan pajak pendapatan.
b. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang.
c. Mengurangi pengeluaran pemerintah . oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagian
b. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang.
c. Mengurangi pengeluaran pemerintah . oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagian
4. DEVALUASI
(PENURUNAN NILAI VALUTA)
Devaluasi
biasanya dilakukan oleh Negara-negara yang menjalankan system kurs pertukaran
tetap. Devaluasi adalah tindakan pemerintah yg menurunkan nilai mata uangnya
terhadap valuta asing. efek – efek yg mungkin akan ditimbulkan oleh devaluasi
adalah :
a.
Ekspor akan bertambah karena dipasar luar negeri barang menjadi
lebih murah.
b. Impor berkurang karena barang dari luar negeri menjadi lebih mahal.
c. Kenaikan ekspor dan pengurangan impor memperbaiki neraca pembayaran.
d. Pendatan nasional akan bertambah oleh karena ekspor naik sehingga meningkatkan permintaan produksi domestic, serta mendorong investasi dalam negeri.
b. Impor berkurang karena barang dari luar negeri menjadi lebih mahal.
c. Kenaikan ekspor dan pengurangan impor memperbaiki neraca pembayaran.
d. Pendatan nasional akan bertambah oleh karena ekspor naik sehingga meningkatkan permintaan produksi domestic, serta mendorong investasi dalam negeri.
5. KRISIS
FINANSIAL ASIA 1997-1998
Awal Muala Terjadi Krisis 1997 – 1998 Asia Tenggara
Krisis ekonomi atau yang sering disebut dengan nama
krisis moneter merupakan suatu peristiwa atau kondisi menurunya ekonomi suatu
Negara. Semua Negara praktis pernah mengalami yang namanya krisis dalam
perekonomian negaranya. Karena krisis merupakan kejadian yang simultan dan
memiliki effek yang akan menyebar keberbagai Negara. Banyak yang menyebutkan
bahwa Krisis moneter merupakan hasil dari ekonomi kapitalis yang sepenuhnya
bergantung pada sistem pasar yang ada. Akibatnya pasar tidak terkendali dan
mengakibatkan terjadinya krisis. Krisis ekonomi dunia pernah terjadi pada tahun
1930 silam atau yang lebih dikenal dengan The Great Depression yang saat itu
ekonomi masih dikuasai kapitalis dimana semua kegiatan perekonomian diserahkan
langsung kepada mekanisme pasar.
Untuk indonesia sendiri krisis ekonomi atau krisis
moneter bukanlah hal baru karena indonesia terhitung telah mengalami 2 kali
krisis yang melanda perekonomiannya. Yang pertama adalah krisis moneter tahun
1998 yang melanda nagara-negara Asia Tenggara membuat ekonomi indonesia
benar-benar kolaps hingga membuat pertumbuhan ekonomi indonesia saat itu
menjadi minus (-), kurs rupiah melemah terhadap mata uang asing, adanya rush
terhadap perbankan tanah air. Hal ini tentu akan merembet ke sektor lainnya
seperti berkurangnya investasi, dan banyak industri-industri yang bangkrut
sehingga menimbulkan angka pengangguran yang sangat tinggi, ditambah lagi
dengan angka inflasi yang mencapai Hiperinflasi. Kejadian ini membuat ekonomi
indonesia hancur yang pada awalnya indonesia merupakan Negara yang ekonominya
paling tangguh di asia tenggara menjadi tidak berkutik akibat krisis tahun
1998.
Hal-hal yang terjadi
saat krisis moneter
1. Merosotnya nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam.
2. Faktor utang luar
negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat
tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang
jatuh tempo beserta bunganya, ditambah sistem perbankan nasional yang melemah.
3. Krisis moneter
kiriman yang berawal dari Thailand antara Maret-Juni 1997, yang diserang duluan
oleh spekulan dan kemudian menyebar ke Negara Asia lainnya termasuk Indonesia.
Krisis Moneter yang terjadi sudah saling kait-mengkait di kawasan Asia Timur
dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
4. Banyaknya kelemahan
dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan
tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah
perbankan dalam negeri.
5. Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998
yaitu faktor politik. Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan
politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya
merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar
berupa kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur
dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena
kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu
oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for quality)[5]. Karena itu, rupiah merosot amat drastis
dari level semula Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level
terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998).
6. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari
kombinasi nilai tukar yang kaku dan kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang
merupakan hasil dari apresiasi nilai tukar efektif riil, defisit neraca pembayaran dan pelarian modal.
Bangkitnya china di
Asia Tenggara Di lihat dari Perkembangan Regional
Perkembangan
global membawa implikasi regional di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik
secara umum. Tetapi perlu juga di perhatikan bahwa di kawasan Asia Pasifik
telah terdapat beberapa masalah keamanan dan politik yang mewarnai hubungan
antar negara di kawasan ini yang berakar pada sejarah, sengketa perbatasan dan
teritorial, dan kecurigaan satu sama lain.
Beberapa implikasi
adalah sebagai berikut
1. Kehadiran
Amerika Serikat msih merupakan faktor sangat penting bagi stabilits kawasan.
Dalam kaitan AS menjalankan strategi dua pilar. Pilar pertama yaitu tetap
mempertahankan hubungan-hubungan bilateral dengan para sekutu dan negara-negar
sahabat melalui berbagai bentuk kerjasama militer. Pilar kedua adalah pengan
ikut terlibat dalam proses kerjasama keamanan multilateral di kawasan.
2. Dalam kaitan
dengan konfigurasi kekuatan di kawasan, faktor Cina menjadi pusat perhatian.
Bangkitnya Cina sebagai kekuatan utama di Asia adalah hal yang tidak bisa
dihindarkan. Diperkirakan bahwa Cina akan menjadi kekuatan di dunia yang mampu
menyaingi AS, paling tidak di kawasan Asia Tenggara dan Timur. Bangkitnya Cina
akan menghadirkan tantangan dan sekaligus kesempatan. Pembangunan kekuatan
militernya masih terus dilakukan dan kehadiran mereka di Laut Cina Selatan
makin meningkat. Bahkan lebih signifikan, sejak bubarnya Uni Sovyet pada tahun
1991, Cina berusaha untuk membentuk sistem internasional yang bersifat
multipolar untuk menghadapi pengaruh militer dan ekonomi AS sebagai
satu-satunya negara adidaya. Wilayah Asia Timur (China) dan Asia Selatan
(India), komunitas Asia Tenggara (ASEAN). ASEAN, seperti halnya UE, dibentuk
untuk mempromosikan kerja sama regional, di samping untuk mencegah perang di
antara negara-negara anggotanya. Namun UE satu langkah lebih maju daripada
ASEAN, karena telah mencapai zero prospect untuk urusan perang. UE juga telah
menjadi kekuatan superpower ekonomi (dengan gabungan semua PDB-nya yang
mencapai 13.386 miliar dollar AS), sementara ekonomi ASEAN terbilang minipower
(dengan gabungan pendapatan nasional bruto hanya 857 miliar dollar AS). Meski
begitu masih terdapat satu dimensi positif ASEAN Pada dimensi ini ASEAN lebih
superpower dibandingkan UE.
Asia Tenggara
diketahui terbagi antara ASEAN yang non-komunis dan Indo-China yang komunis,
dengan Vietnam mendominasi kubu kedua (pro-Soviet sejak 1979-1989). Sebagai
negara komunis, sejak lama Vietnam tampak sekuat dan ‘sebandel’ Korea Utara
(Korut) yang sewaktu-waktu bisa memicu instabilitas kawasan. Namun kini Vietnam
telah meninggalkan perannya sebagai ‘Korut’-nya Asia Tenggara dan menjadi
seperti Singapura. Negara ini bergabung dengan ASEAN pada Juli 1995. Sejak saat
itu, Vietnam mulai menyerap visi ASEAN tentang perdamaian dan kemakmuran hingga
kemudian tampil sebagai salah satu calon macan ekonomi baru. Ekonominya tumbuh
dari 21 miliar dollar AS di tahun 1995 menjadi 52 miliar dollar AS di tahun
2005[7]. Bandingkanlah Uni Eropa yang masih belum
bisa memecahkan masalah Kosovo pada waktu itu.
Diplomatik ASEAN
lainnya yang patut dibanggakan adalah bahwa komunitas negara-negara Asia
Tenggara tersebut telah memberi sumbangan besar bagi munculnya
kekuatan-kekuatan baru di Asia secara damai. Sejarah panjang umat manusia
menunjukkan, ketika kekuatan-kekuatan besar muncul, ada tendensi munculnya
konflik baru. Namun, ketika China dan India (bersama dengan kekuatan Jepang
yang masih terus memimpin) muncul sebagai kekuatan-kekuatan besar, yang terjadi
justru sebaliknya. Kekuatan-kekuatan besar itu tidak menciptakan
ketegangan-ketegangan yang berujung perang di kawasan Asia, tetapi menciptakan
pola-pola kerjasama baru. Dan ASEAN di sini telah memainkan peran kunci dengan
menelurkan serentetan perjanjian kerjasama yang bertingkat secara alafabetis:
ARF, APEC, ASEAN+3, ASEM, dan EAS.
Empat puluh tahun
setelah terbentuknya ASEAN (1967), tiga raksasa ekonomi di Asia Timur Laut
(Jepang, Korea Selatan, dan China), meski menciptakan asosiasi lain yang serupa
dengan ASEAN, tetapi tetap saja ketiga negara tersebut merasa nyaman
mendiskusikan tantangan-tantangan global melalui pertemuan yang diprakarsai
oleh ASEAN, terutama ASEAN+3 (China, Jepang, Korsel). Jadi dapat disimpulkan,
meski ASEAN secara ekonomi masih minipower, secara diplomatik ASEAN pantas
disebut sebagai super power.
No comments:
Post a Comment