Pengertian Proyek
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang
telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu
dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk
mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik, dan pada umumnya untuk
menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah.
Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis
pada umumnya (Operasi-Produksi) dimana Operasi-Produksi mempunyai sifat
perulangan (repetitif), dan aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau
mungkin semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan
(jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen
pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan kemampuan teknis dan keputusan manajemen strategis yang spesifik.
Tantangan utama sebuah proyek adalah
mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya
batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. Pada umumnya batasan-batasan
itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran
pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains"
atau "tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan
harkat dan martabat individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini
kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya
dan mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditentukan.
Proses
Pendekatan mengenai tahapan proyek secara umum adalah
mengidentifikasi urutan langkah yang harus diselesaikan. Dalam "pendekatan
tradisional" ini, lima komponen perkembangan proyek dapat dibedakan (empat
tahap ditambah kontrol) dan ditambah lagi tahapan penyelesaian proyek, yang
dapat juga dapat disebut "Siklus Kehidupan Proyek" (Project Life
Cycle). Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan
untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan
diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek
tercapai. Terdapat lima tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup
proyek yaitu :
-
Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan
tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan.
Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi.
Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.
Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang
memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik
dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka
seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
-
Tahap Perencanaan dan Desain
Ketika ruang lingkup proyek telah
ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap
perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci
sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun
aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project
plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication
plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
-
Tahap Eksekusi (Pelaksanaan
proyek dan/atau Konstruksi) Dengan definisi proyek
yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap
eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan
proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam
dokumentasi project plan akan dieksekusi
.
-
Tahap Pemantaun dan sistem
Pengendalian
Sementara kegiatan pengembangan
berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan
mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
-
Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari
aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project)
beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier
diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder
yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir
yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review
untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang
diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk
proyek-proyek dimasa yang akan dating.
Tipe Organisasi didalam Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya
tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya
serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan
adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah
organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki
agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek
bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa
pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai
dengan kualitas yang diharapkan. Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi
proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan suatu proyek.
Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara
lain :
1. Organisasi Proyek Fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek
dibentuk dari fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi. Organisasi
ini biasanya digunakan ketika suatu bagian fungsional memiliki kepentingan yang
lebih dominan dalam penyelesaian suatu proyek. Top manajer yang berada dalam
fungsi tersebut akan diberikan wewenang untuk mengkoordinir proyek. Adapun
beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek ini antara lain proyek
dapat diselesaikan dengan struktur dasar fungsional organisasi induk, memiliki
fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staf, adanya pembauran berbagai jenis
keahlian bagi tiap-tiap fungsi serta peningkatan terhadap profesionalisme pada
sebuah divisi fungsional. Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam
organisasi proyek fungsional antara lain proyek biasanya kurang fokus, terdapat
kemungkinan terjadinya kesulitan integrasi antar tiap-tiap fungsi, biasanya
membutuhkan waktu yang lebih lama serta motivasi orang-orang yang terdapat
dalam organisasi menjadi lemah.
2. Organisasi Proyek Tim Khusus
Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk
tim yang bersifat independen. Tim ini bisa direkrut dari dalam dan luar
organisasi yang akan bekerja sebagai suatu unit yang terpisah dari organisasi
induk. Seorang manajer proyek full time akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab
untuk memimpin tenaga-tenaga ahli yang terdapat dalam tim. Adapun beberapa
kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek tim khusus yakni tim akan
terbentuk dengan bagian-bagian yang lengkap dan memiliki susunan komando
tunggal sehingga tim proyek memiliki wewenang penuh atas sumber daya yang ada
untuk mencapai sasaran proyek, sangat dimungkinkan ditanggapinya perubahan
serta dapat diambil sebuah keputusan dengan tepat dan cepat karena keputusan
tersebut dibuat oleh tim dan tidak menunda hierarki, status tim yang mandiri
akan menumbuhkan identitas dan komitmen anggotanya untuk menyelesaikan proyek
dengan baik, jalur komunikasi dan arus kegiatan menjadi lebih singkat,
mempermudah koordinasi maupun integrasi personel serta orientasi tim akan lebih
kuat kepada kepentingan penyelesaian proyek. Sedangkan beberapa kelemahan yang
ditemukan dalam organisasi proyek ini adalah biaya proyek menjadi besar karena
kurang efisien dalam membagi dan memecahkan masalah dalam penggunaan sumber
daya, terdapat kecendrungan terjadinya perpecahan antara tim proyek dengan
organisasi induk serta proses transisi anggota tim proyek untuk kembali ke
fungsi semula jika proyek telah selesai akan terasa sulit karena telah meninggalkan
departemen fungsionalnya dalam waktu yang lama.
3. Organisasi Proyek Matriks
Organisasi proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek
yang melekat pada divisi fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya
organisasi ini merupakan penggabungan kelebihan yang terdapat dalam organisasi
fungsional dan organisasi proyek khusus. Beberapa kelebihan yang terdapat dalam
bentuk organisasi ini yaitu manajer proyek bertanggung jawab penuh kepada
proyek, permasalahan yang terjadi dapat segera ditindaklanjuti, lebih efisien
karena menggunakan sumber daya maupun tenaga ahli yang dimiliki pada beberapa
proyek sekaligus serta para personel dapat kembali ke organisasi induk semula
apabila proyek telah selesai. Adapun beberapa kekurangan yang terdapat dalam bentuk
organisasi proyek ini antara lain manajer proyek tidak dapat mengambil
keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan personel karena
keputusan tersebut merupakan wewenang dari pada departemen lain, terdapat
tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain pendukung
proyek serta terdapat dua jalur pelaporan bagi personel proyek karena personel
proyek berada dibahwah komando pimpinan proyek dan departemen fungsional.
4. Organisasi Proyek Virtual
Organisasi proyek virtual adalah suatu bentuk organisasi
proyek yang merupakan aliansi dari beberapa organisasi dengan tujuan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu. Struktur kolaborasi ini terdiri dari
beberapa organisasi lain yang saling bekerjasama dan berada disekelilin perusahaan
inti. Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam susunan organisasi proyek
virtual ini antara lain terjadi pengurangan biaya yang signifikan, cepat
beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi serta adanya peningkatan
terhadap fleksibilitas usaha. Sedangkan beberapa kekurangan yang terdapat dalam
organisasi ini yakni proses koordinasi keprofesionalan dari berbagai organisasi
yang berbeda dapat menjadi hambatan, terdapat potensi terjadinya kehilangan
kontrol pada proyek serta terdapat potensi terjadinya konflik interpersonal.
Jenis-jenis Proyek
Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Dalam
pengerjaannya, selalu ada batasan (time, scope dan budget) yang mempengaruhi
kesuksesan pelaksanaan proyek. Perubahan terhadap salah satu faktor akan
mempengaruhi faktor yang lain. Seluruh aktivitas yang terdapat pada proyek
merupakan sebuah mata rantai yang dimulai sejak dituangkannya ide,
direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang
sesuai dengan perencanaannya semula. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita
lihat berbagai jenis kegiatan proyek. Jenis-jenis kegiatan proyek tersebut
secara garis besar terkait dengan pengkajian aspek ekonomi, keuangan,
permasalahan lingkungan, desain engineering, marketing, manufaktur, dan
lain-lain. Namun, pada kenyataannya, kita tidak dapat membagi-bagi proyek pada
satu jenis tertentu saja, kerena pada umumnya kegiatan proyek merupakan
kombinasi dari beberapa jenis kegiatan sekaligus. Akan tetapi, jika ditinjau
dari aktivitas yang paling dominan yang dilakukan pada sebuah proyek, maka kita
dapat mengkategorikan proyek sebagai berikut :
1. Proyek Engineering Kontruksi Dalam kegiatannya, aktivitas
yang paling dominan yang dilakukan dalam proyek ini adalah pengkajian
kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.
2. Proyek engineering Manufacture Secara garis besar, kegitan
proyek ini meliputi seluruh kegitan yang bersifat untuk menghasilkan produk
baru.
3. Proyek Pelayanan Manajemen Dalam pengerjaannya, aktivitas
utama dalam proyek ini adalah merancang system informasi manajemen, merancang
program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan
pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena
musibag, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan
obat-obat terlarang dan lain-lain.
4. Proyek Penelitian dan Pengembangan. Adapun aktivitas utama
yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi melakukan penelitian dan
pengembangan suatu produk tertentu.
5. Proyek Kapital Secara umum, kegiatan yang dilakukan dalam
proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah, misalnya
pembebasan tanah, penyiapan lahan dan pembelian material.
2.1
pentingnya Manajemen Proyek
Sebuah proyek pengembangan sistem tanpa manajemen yang baik
setidaknya akan mengalami beberapa konsekuensi berikut:
a. Anggaran yang sangat berlebih
b. Penguluran waktu yang tidak diharapkan
c. Kinerja teknis yang kurang dari yang diharapkan
d. Kegagalan mendapatkan manfaat yang telah diantisipasi
Untuk mengidentifikasi proyek-proyek sistem informasi yang akan memberikan
nilai basis tertinggi, organisasi harus mengembangkan rencana sistem informasi
(information system plan)
Dua metodologi utama untuk menentukan kebutuhan informasi yang mendasar dan organisasi
secara keseluruhan adalah analisis perusahaan dan faktor-faktor kunci
keberhasilan.
Setelah analisis strategis menentukan arah secara keseluruhan dari pengembangan
sistem, analisis portofolio (portfolio analysis) dapat digunakan untuk
mengevaluasi proyek sistem yang sifatnya alternatif.
3.1
teknik Manajemen Proyek
Teknik Utama
Dalam mempelajari teknik manajemen proyek, sangat penting
untuk mengenali poin-poin kunci yang meliputi kesuksesan proyek. Pentingnya
definisi ini muncul selama dan sesudah perang dunia II, khususnya di Amerika,
tetapi juga di Inggris.
Perang tersebut, dengan penemuan dalam sains, proyek kompleks (khususnya
industri pesawat), kelengkapan yang penting, dan kebutuhan vital untuk sukses,
menghasilkan teknik manajemen baru. Manajemen yang intuitif tidak bisa bertahan
terhadap tekanan dan meningkatnya situasi kompleks.
Karena itu disiplin operasi dan asisten untuk alat alat, seperti komputer,
harus mengarah ke manager yang modern di semua tingkatan manajemen
4.1
Menentukan Jalur Kritis
Pada
metode CPM terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap kegiatan
yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah perkiraan waktu
penyelesaian dan biaya yang sifatnya normal (normal
estomate) dan perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya
dpercepat (crash estimate). Dalam
menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur kritis, jalur yang memiliki
rangkaian-rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Sehingga dapat
dikatakan bahwa jalur kritis berisikan kegiatan-kegiatan kritis dari awal
sampai akhir jalur. Seorang manajer proyek harus mampu mengidentifikasi jalur
kritis dengan baik, sebab pda jalur ini terdapat kegiatan yang jika pelaksanaannya
terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek. Dalam sebuah
jaringan kerja dapat saja terdiri dari beberapa jalur kritis.
Menentukan Waktu Penyelesaian
Dalam
melakukan perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan beberapa
terminologi dasar berikut:
a)
E (earliest event occurence time )
Saat
tercepat terjadinya suatu peristiwa.
b)
L (Latest event occurence time)
Saat
paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
c)
ES (earliest activity start time)
Waktu
Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka
waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
d)
EF (earliest activity finish time)
Waktu
Selesai paling awal suatu kegiatan.
EF
suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya
e)
LS (latest
activity start time)
Waktu
paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara
keseluruhan.
f)
LF (latest activity finish time)
Waktu
paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
g)
t (activity duration time)
Kurun
waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan).
Cara perhitungan
Dalam
perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek hanya
memiliki satu initial event (start)
dan satu terminal event (finish).
Kedua, saat tercepat terjadinya initial
event adalah hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES.
Adapun
cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap,
yaitu perhitungan maju (forward
computation) dan perhitungan mundur (backward
computation).
1.
Hitungan
Maju
Dimulai
dari Start (initial event) menuju
Finish (terminal event) untuk
menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E)
2.
Hitungan
Mundur
Dimulai
dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya
suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan
saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L).
Apabila
kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack
atau Float yang merupakan
sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja. Dimana,
terdapat dua macam jenis Slack yaitu Total Slack dan Free Slack.
5.1
Biaya dan Sumber Daya
Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan atau yang tidak
dapat dihindari, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Atau dapat juga
diartikan sesuatu yang nantinya akan ditukarkan (dengan keuntungan tertentu).
Biaya biasanya diukur dalam satuan moneter, seperti dolar. Manajemen Biaya
proyek mencakup proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek ini
selesai dalam anggaran yang disetujui.
Proses-proses dalam MBP
meliputi:
(1) Estimasi biaya: Mengembangkan perkiraan atau estimasi
biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
(2) Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi estimasi biaya
keseluruhan untuk item pekerjaan individu untuk menetapkan data dasar untuk
mengukur kinerja.
(3) Pengendalian Biaya: Pengendalian perubahan anggaran
proyek.
Alat dan teknik dasar
untuk perkiraan biaya:
1) Analog atau perkiraan top-down: menggunakan biaya yang
sebenarnya dari sebuah proyek, sebelumnya sama sebagai dasar untuk
memperkirakan biaya proyek ini.
2) perkiraan Bottom-up: Melibatkan memperkirakan item
pekerjaan individu atau kegiatan dan menjumlahkan mereka untuk mendapatkan
total proyek.
3) Pemodelan parametrik: karakteristik proyek Menggunakan
(parameter) dalam model matematis untuk memperkirakan biaya proyek.
4) alat bantu Komputerisasi, seperti spreadsheet dan perangkat
lunak manajemen proyek, yang dapat memudahkan perkiraan biaya dan alat yang
berbeda estimasi.
6.1
Percepatan Proyek
1. Identifikasi
Untuk mengidentifikasi
apa yang akan menjadi pusat perhatian proyek, perlu mencari tahu siapa yang
seharusnya memperoleh manfaat dan apa kebutuhan mereka. Suatu ‘penilaian kebutuhan’ akan
memberi gambaran umum tentang masalah-masalah masyarakat. Suatu ‘penilaian
kapasitas’ akan mengidentifikasi masalah mana yang akan ditangani oleh proyek
yang direncanakan.
2. Rancang Bangun
Pada waktu telah
diputuskan untuk melanjutkan suatu proyek, kita dapat mulai memikirkannya
secara terperinci. Hal ini mencakup riset lebih lanjut tnetang masyarakat yang terpengaruh
oleh suatu masalah dan bagaimana pengaruh itu bagi mereka. Kita juga perlu mempertimbangkan
resiko pada proyek dan bagaimana kita akan mengukur kinerja proyek.
3. Implementasi
Sewaktu proyek
dilaksanakan adalah penting untuk memonitor dan meninjau kembali kemajuan
proyek dan perubahan-perubahan dari luar yang mempengaruhinya. Rencana-rencana
proyek hendaknya disesuaikan bila perlu..
4. Evaluasi
Evaluasi hendaknya
dilakukan pada atau setelah proyek diselesaikan. Evaluasi dapat dilakukan
beberapa bulan atau tahun setelah proyek selesai untuk menilai dampak jangka
panjang dan keberlanjutannya.
5. Pembelajaran
Sementara siklus
proyek adalah suatu cara yang bermanfaat untuk menentukan tahap-tahap suatu
proyek, tetapi mempunyai suatu kekurangan: yaitu membuat kelihatannya seperti
satu perangkat mengikuti yang berikutnya. Kenyataannya, beberapa perangkat
dapat digunakan sekaligus pada satu tahapan proyek. Perangkat-perangkat itu
hendaknya diulang-ulang selama masa hidup proyek untuk memastikan bahwa
perubahan-perubahan yang mungkin mempengaruhi keberhasilan proyek sudah
diperhitungkan. Temuan-temuan juga harus digunakan untuk pembelajaran bagi
organisasi untuk meningkatkan proyek-proyek yang lain.
MSDM - PROSES SELEKSI SDM
MSDM - PROSES SELEKSI SDM
MSDM - PROSES REKRUTMEN SDM
MSDM - Definisi Kompensasi
MSDM - Kompensasi dan Karakteristik
No comments:
Post a Comment