KLIK gambar untuk menutup Iklan

Monday, April 13, 2015

AUDITING - STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

  1. 1.      Arti Pentingnya Struktur Pengendalian Intern
Arti pentingnya struktur pengendalian intern (SPI) bagi manajemen dan auditor independen sudah lama diakui dalam profesi akuntasi, dan pengakuan tersbut semakin meluas dengan alasan :
  • Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya operasi perusahaan. Manajemen hanya harus mempercayai berbagai laporan dan hasil analisis mengenai keefektifan operasinya. Sedangkan tanggung jawab yang utama untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan dan untuk mencegah kesalahan-kesalahan dan ketidakberesan terletak di tangan manajemen.
  • Pengecekan dan review yang melekat pada system pengendalian intern yang baik akan dapat melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi.
  • Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hamper semua transaksi perusahaan di dalam waktu dan biaya yang terbatas.
Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya struktur pengendalian intern (SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan agar dapat melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya dengan tepat.
Untuk Artikel yang Lebih lengkap Klik Disini
  1. 2.      Pengertian Struktur Pengendalian Intern
Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah  “Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern adalah “kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.”
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
a)      Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
b)      Pelaporan Keuangan yang handal
c)      Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
Untuk Artikel yang Lebih lengkap Klik Disini
  1. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
  2. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim.
  3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya.
  1. 3.    Unsur   Struktur Pengendalian Intern
Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
(1)     Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
Kunci lingkungan pengendalian adalah:
  • Integritas dan Etika
  • Komitmen terhadap Kompetensi
  • Struktur Organisasi
  • Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
  • Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
(2)     Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
  • Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
  • Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
  • Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
(3)     Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.
Aktivitas pengendalian meliputi:
  • Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
  • Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
  • Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
  • Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
  • Evaluasi secara independen atas kinerja
  • Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
  • Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
(4)     Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.
(5)   Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :
  • Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
  • Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan reviu.
  • Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).

  1. 4.      Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
Langkah pertaman dalam metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan, yang kedua adalah memperoleh pemahaman SPI untuk perencanaan audit. Untuk tujuan perencanaan audit, pemahaman yang harus diperoleh meliputi:
  1. Perencanaan (design) kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing-masing elemen struktur pengendalian
  2. Penerapan dalam operasi atau kegiatan perusahaan sehari-hari.
Pemahaman struktur pengendalian intern akan digunakan oleh auditor untuk :
  1. Identifikasi type atau jenis salah saji yang potensial
  2. Mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material
  3. Merancang pengujian subtantif
Prosedur pemahaman pengendalian intern dalam arti penilaian secara kritis terhadap kelemahan dan kebaikan struktur pengendalian intern yang berlaku dapat dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :
1)      Melakukan review pendahuluan atau memahami pengendalian intern yang diterapkan manajemen, serta menentukan potensi dapat dipercayanya pengendalian intern tersebut
2)      Mendokomentasi hasil pemahaman
3)      Melakukan pengamatan transaksi secara sepintas
4)      Identifikasi dapat tidaknya pengendalian tersebut diandalkan atau dipercaya
5)      Menentukan pengaruh SPI terhadap pengujian subtantif
Sifat, saat dan luasnya prosedur yang dipilih auditor untuk memperoleh pemahaman akan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman sebelumnya dengan entitas, sifat pengendalian khusus yang terkait, dan sifat dokumentasi pengendalian khusus yang diselenggarakan oleh entitas. Apakah suatu pengendalian telah dioperasikan adalah berbeda dari efektivitas operasinya. Dalam memperoleh pengetahuan tentang apakah pengendalian telah dioperasikan, auditor menentukan bahwa entitas telah menggunakannya. Di lain pihak, efektivitas operasi, berkaitan dengan bagaimana pengendalian tersebut diterapkan, konsistensi penerapannya, dan oleh siapa pengendalian tersebut diterapkan.
1.5 hubungan SPI dengan prosedur audit lainya
. Pada prosedur audit  ini, auditor harus memusatkan perhatian pada rancangan dan operasi dari aspek-aspek SPI sampai seluas yang diperlukan untuk dapat merencanakan audit dengan efektif. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor atas SPI, yaitu
  1. Pengalaman auditor pada periode sebelumnya terhadap satuan usaha tersebut.
  2. Tanya jawab dengan pegawai perusahaan
  3. Pemeriksaan pedoman kebijakan dan prosedur.
  4. Inspeksi atas dokumen dan catatan.
  5. Pengamatan aktivitas dan operasi satuan usaha tersebut. 

·         Pengujian atas Pengendalian

      Penggunaan utama atas pemahaman SPI adalah untuk menetapkan risiko pengendalian relatif terhadap berbagai tujuan pengendalian intern yang ada. Auditor dapat menetapkan risiko pengendalian pada tingkat yang mencerminkan evaluasi atas SPI klien , tetapi harus dibatasi sampai tingkat yang didukung oleh bahan bukti yang diperoleh.
    Pengujian atas pengendalian diarahkan pada efektivitas pengendalian yang mencakup jenis bahan bukti sbb :
  • Tanya jawab dengan pegawai klien
  • Inspeksi dokumen dan catatan
  • Pengamatan penerapan kebijakan dan prosedur spesifik
  • Pelaksanaan ulang oleh auditor terhadap penerapan kebijakan dan prosedur spesifik
Perbedaan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman atas SPI adalah bahwa dengan pengujian atas pengendalian, tujuan menjadi lebih spesifik dan pengujian menjadi lebih ekstensif.
    Jika auditor memutuskan untuk menetapkan risiko pengendalian dibawah tingkat maksimum untuk satu tujuan pengendalian intern tertentu, maka prosedur satu dapat digabung dengan prosedur dua.

·         Pengujian Substantif atas Transaksi

Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo L/K Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan apakah transaksi pembukuan klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan dipindahbukukan ke buku besar dan buku tambahan dengan benar.
·         Prosedur analitis
    Prosedur analitis mencakup perbandingan jumlah yang dicatat dengan perkiraan yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis ini sering berupa perhitungan rasio oleh auditor untuk dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan.
Tujuan penggunaan prosedur analitis :
  1. Memperoleh pemahaman atas bidang usaha klien.
  2. Menetapkan kemampuan kelangsungan hidup suatu satuan usaha.
  3. Indikasi timbulnya kemungkinan kekeliruan dalam L/K.
  4. Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci.

·         Pengujian Terinci atas Saldo

    Pengujian ini menitikberatkan pada saldo akhir buku besar untuk Neraca maupun rugi laba dengan penekanan utama pada Neraca. Merupakan pengujian yang penting karena bahan bukti diperoleh dari sumber yang independen dari klien sehingga berkualitas tinggi.

No comments:

Post a Comment